CUSHING SYNDROME
TUTORIAL A1:
FAKULTAS KEDOKTERAN
2017-2018
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas rahmat
dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami pun mengucapkan terima kasih
kepada dr.Niniek Hardini, Sp.PA selaku tutor kami di A1, selaku pembimbing dan fasilitator
pada saat tutorial berlangsung, yang telah memberikan bimbingan dan arahan dalam
melaksanakan tugas kami.
Makalah ini berisi tentang rumusan kasus blok Endocrine and Metabolism System, yaitu
“Cushing Syndrome”. Makalah ini merupakan intisari dari apa saja yang telah kami pelajari pada
saat tutorial berlangsung. Semoga dengan makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan
dapat diambil hikmahnya.
Kami sadar makalah ini masih jauh dari sebuah kata “kesempurnaan”, namun mudah-
mudahan kita semua dapat mengambil semua ajaran yang terdapat di dalamnya. Kami
mengucapkan terima kasih atas perhatian saudara.
Tutorial A1
2
Daftar Isi
Case 6 ................................................................. 3
3
Case 6 “Cushing Syndrome”
Seorang perempuan, Nn. Acih berumur 23 tahun dirawat dengan keluhan sering pusing dan mual
muntah. Dari alloanamnesis didapatkan bahwa 5 bulan yang lalu pasien merasakan pusing kumat-
kumatan. Saat ini 2 minggu SMRS pasien merasa pusingnya bertambah berat, mual dan makan sedikit-
sedikit karena setiap makan langsung muntah tapi tidak ada darah. Selain itu, penderita merasa nyeri ulu
hati, badan melemah dan lelah serta sulit tidur.
Riwayat penyakit dahulunya pasien sejak 6 bulan yang lalu rajin mengonsumsi obat penambah
berat badan yang dibeli di toko obat. Obat tersebut dihentikan total sejak 2 minggu SMRS. Dalam 3 bulan
terakhir pasien merasa bertambah gemuk (BB naik 5 kg), pipinya bertambah gemuk sehingga wajahnya
membulat, terlihat kemerahan dan banyak jerawat, bahu dan leher bagian belakang tampak menonjol
(punuk), sering sulit tidur, kulit mudah luka bila digaruk, BAB dan BAK normal serta siklus menstruasi
tidak teratur. Riwayat penyaki DM disangkal dan riwayat meminum alkohol dan sedang dalam
pengobatan disangkal.
Pemeriksaan Fisik :
Pemeriksaan Penunjang
- Darah lengkap
Hb 13,1 gr/dl
Leukosit 9600/mm
Trombosit 307000/mm
- Kadar natrium serum : 148 mEq/L (N : 135-145 mEq/L)
- Kalium serum : 3.5 mEq/L (N : 3,7-5,2 mEq/L)
- KGD puasa : 130 mg/dl (N : 70-110 mg/dl)
- KGD 2 JPP : 176 mg/dl (N : <140 mg/dl)
- Fungsi hati
SGOT : 41 U/L (N : 7-56 U/L)
SGPT : 35 U/L (N : 5-40 U/L)
- Fungsi ginjal
BUN : 38 mg/dl (N : 15-50 mg/dl)
4
Serum kreatinin : 1,0 mg/dl (N : 0.6-1.2 mg/dl)
- Fungsi lipid
Kolesterol total : 223 mg/dl ( N : <200 mg/dl)
5
LEARNING PROGRESS
TERMINOLOGI
1. Striae: Pita atau garis berupa lesi yang sering terjadi pada orang obestitas dan hamil
2. Akne: Merangsang kelenjar sebaceae untuk menghasilkan sebum sehingga terjadi akne
PROBLEM
HIPOTESIS
1. GERD
2. Gastritis
3. Gamgguam hormone:
a. Adrenal: Kortisol, aldosterone, DHEA, katekolamin
b. Hipofisis dan hipotalamus
MORE INFO
6
I DON’T KNOW
LEARNING ISSUES
7
BAB I BASIC SCIENCE
A. ANATOMI KELENJAR ADRENAL
Kelenjar adrenal merupakan sepasang kelenjar endokrin yang terletak pada bagian atas setiap
ginjal dan membentuk piramida datar
ZONA GLOMERULOSA
8
• Dibawah simpai jaringan ikat
• sel-sel silindris/piramidal yang tersusun berhimpitan
• Deretan tersusun bundar/melengkung dan dikelilingi kapiler.
• Mensekresikan hormon mineralkortikoid khususnya aldosteron yang mengatur keseimbangan air
dan elektrolit.
ZONA FASIKULATA
ZONA RETIKULARIS
2. MEDULA ADRENAL
• Sel-sel parenkim polihedral yan tersusun berupa deretan/kelompok dan ditunjang jalinan serat
retikulin.
• Terdapat granula sekretorik yang mengandung epinefrin/norepinefrin.
• Terdapat ATP, protein (kromogranin,b-hidroksilase, peptida mirip-opiat.
• Mensekresi epinefrin dan norepinefrin.
9
3. VASKULARISASI
• Disuplai sejumlah arteri yang masuk diberbagai tempat disekitar tepinya.
• Cabang arteri membentuk pleksus subkapsularis :
-Arteri simpai
-Arteri korteks
-Arteri medula
• Vena adrenal/superenalis
10
C. FISIOLOGI dan SINTESIS HORMON ADRENAL
progesteron
11-deoksikortikosteron (DOC)
Kortikosteron
18-hidroksikortikosteron
11
Aldosteron
Sintesis Glukokortikoid
17α-hidroksiprogesteron
11-deoksikortisol
kortisol.
12
SINTESIS HORMON
Sintesis
13
• DHEADHEAS dengan adrenal sulfokinase
• DHEA,DHEAS, Androstenedione akan mengalami konversi
perifer untuk menjadi androgen
yang berpontesi menjadi testosteron,dihydrostestosteron
dan endrogen berpotensi
yaitu 17 ß-estradiol.
• DHEA dan DHEAS disekresi >> andostenedione,
tapi andostenedione dapat lebih cepat diubah jadi testoteron di perifer.
Sintesis
• Tyrosin masuk ke sel saraf dan sel kromafin
melalui transpor aktif dan diubah menjadi L-
dihydroxyphenylalanine (L-Dopa) dengan
dikatalisis enzim Tyrosin hydroxylase.
• Dopa diubah menjadi Dopamin dengan enzim
Dopa decarboxylase.
• Dopamin masuk ke vesikel yang kemudian
dihidroksilasi menjadi Norepinefrin oleh
dopamine-β-hydroxylase (DBH).
• Norepinefrin yang disimpan di dalam granula
bisa difusi ke sitoplasma diubah jadi
epinefrin oleh Phenylethanolamine-N-
methyltransferase (PNMT).
❖ MINERALKORTIKOID
Korteks Adrenal
14
• Korteks adrenal mengeluarkan :
1. Mineralokortikoid
2. Glukokortikoid
3. Hormon Seks
Definisi
Hormon lipofilik :
• Mempunyai molekul yang berukuran kecil, sehingga mampu masuk dengan cara difusi
melalui membran plasma ke dalam sel, dan berinteraksi dengan reseptor intraseluler,
yang berlokasi di sitoplasma dan atau nukleus.
• Mudah melintasi membran plasma dan menjumpai reseptor, baik yang berada di dalam
sitosol, maupun di dalam nukleus.
Macam-macam
15
1. Aldosteron (sangat kuat, mencangkup kira-kira 90% dari seluruh aktivitas
mineralokortikoid).
Aldosteron
• Diproduksi :
di zona Glomerulosa lapisan paling luar
• Pengaruh :
Untuk keseimbangan elektrolit & homeostasis tekanan darah.
• Aktivitas :
Di Tubulus Distal Ginjal u/ m’kan retensi Na+ & m’kan eliminai K+ selama proses
p’btkan urin.
• Efek :
Meningkatkan reabsopsi Na+ o/ Tubulus Distal & Tubulus Pengumpul
16
• Sekresi aldosteron ditingkatkan oleh :
1. Pengaktifan sistem Renin-angiotensin-aldosteron oleh faktor penurunan Na+ & tek.
Darah.
• Bersifat lipofilik
• meningkatkan eliminasi K+
• Increase the reabsorption of Na+ from the urine, sweat, saliva, and the contents of the
colon.
Sintesis
Sekresi
17
2. Peningkatan konsentrasi K+ di CES
Sekresi
18
RIAN NOFIANSYAH (207.311.123)
Regulasi
Mekanisme kerja
19
DNA untuk membentuk mRNA pengangkutan Na dan K mRNA berdifusi ke
sitoplasma bekerja dengan ribosom protein transport membran.
Efek kerja
Hipersekresi aldosteron
Etiologi :
2. Hiperaldosteronisme sekunder
20
▪ Penurunan kronik aliran darah ke ginjal ↑ berlebihan aktivitas sistem renin-
angiotensin-aldosteron.
Gejala :
• Hipernatremia
• Hipertensi.
Defisiensi
• Hiperkalemia
• Hiponatremia
21
• Angiotensin Protein plasma yang di sekresi di Hati
• Angiotensin II :
• Aliran msk Na+ scr pasif m’dorong p’ tan pompa aktif Na+ keluar dri sel ruang
lateral plasma (o/ p’bwa Na+-K+ ATPase basolateral) Reabsopsi Na+.
1. Terlibatbya AIP dlm p’bentukan saluran Na+ di membran luminal sel tubulus distal
& pengumpul p’tan p’pindahan pasif Na dri lumen ke dlm sel.
• Sekresi Renin t’hambat tdk ada Angiotensinogen tdk ada Angiotensin I & II tdk
ada Aldosteron tdk ada Reabsopsi Na+
Hipertensi Mineralokortikoid
• Penyebabnya :
• Retensi Na & cairan + peningkatan BB & volum CES P’ningkatan K & tekanan darah
arterial .
Peningkatan reyensi Na+ o/ Aldosteron picu osmotik H2O Volum CES b(+)
22
❖ GLUKOKORTIKOID
Glukokortikoid merupakan steroid rantai C12. Hormone ini dihasilkan pada korteks adrenal
tepatnya di zona fasikulata. Dari hormone ini akan dihasilkan kembali hormone kortisol dan
kosrtikosteron. Sintesis dari kortisol adalah dimulai dari kolesterol yang berubah ikatan kimianya
menjadi pregnenolon. Kemudian dari pregnenolon ini oleh P-450c17 diubah kembali ikatan
kimianya menjadi 17α- hidroksipregnenolon, lalu diubah menjadi 17α – hidroksipreogesteron
oleh ISOM. Dari 17α – hidroksiprogesteron akan diubah menjadi 11- deoksikortisol oleh P-
450c21. Barulah akan diubah menjadi kortisol oleh P-450c11. Selain menjadi kortisol,
glukokortikoid ini juga akan menghasilkan kortikosteron. Perjalanan sintesisnya menyerupai
kortisol, yang diawali dengan kolesterol diubah menjadi pregnenolon, lalu diubah kembali ikatan
kimianya oleh ISOM menjadi progesterone. Dari progesterone akan diubah menjadi 11 – Deoksi
kosrtikosteron oleh P – 450c21. Kemudian barulah diubah menjadi kosrtikosteron oleh P-
450c11.
Dalam proses sintesisnya, hormone glukokortikoid ini masuk ke dalam sel dalam bentuk steroid.
Kemudian di dalam sitoplasma akan berikatan dengan reseptornya. Reseptor dari steroid ini
dibedakan menjadi 2 macam, yaitu reseptor agonis dan antagonis. Contoh dari reseptor agonis
adalah kortisol, prednenolon, kortikosteron, dan aldosteron. Sedangkan contoh dari reseptor
antagonis adalah progesterone, 11 – deoksikortikoid, testeron, dan 17β-estradiol. Setelah
berikatan dengan reseptornya, kompleks tersebut akan masuk ke dalam nucleus untuk dikodekan
DNAnya menjadi kromatin kemudian diubah menjadi mRNA transkripsi. Keluar dari nucleus,
mRNA akan menjadi mRNA matur yang akan disintesis menjadi suatu protein hingga akhirnya
terjadi respon steroid dari proses sintesis ini.
PENGATURAN HORMON
Dalam pengaturan hormone glukokortikoid ini, diatur oleh poros hipotalamus. Dimulai dari
hipotalamus yang mensekresikan CRF (Corticosteroid Releasing Factor) yang merangsang
hipofisis anterior untuk mengeluarkan ACTH (Adrenocorticotropin Hormone) untuk ditujukan
ke sel taget yaitu korteks adrenal. Setelah sampai ke sel target akan dihasilkan efek. Untuk
pengaturannya agar tidak disekresikan berlebih, maka akan dikirimkan umpan balik negative dari
sel target ke hipofisis anterior atau bahkan menuju ke hipotalamus agar hormone perangsang
keluarnya ACTH tidak berlebih.
23
Dalam efeknya terhadap metabolism dalam tubuh, glukokortikoid akan meningkatkan
glukoneogenesis, lipolisis, dan pemecahan asam amino. Dimana semua prosesnya akan
menghasilkan ATP untuk energi tubuh.
2. Efek terhadap muskuloskeleteal dan jaringan ikat
Glukokortikoid akan menghambat fungsi osteoblas dan meningkatkan jumlah osteoklas
sehingga mengurangi pembentukan tulang baru yang menyebabkan terjadinya
osteopenia, mengurangi jumlah absorbsi kalsium dalam saluran cerna dan
ditingkatkannya ekskresinya melalui ginjal.
3. Efek neuropsikiatrik
Akan terjadi psikosis, depresi, dan lethargi dalam kadar glukokortikoid yang berlebih.
4. Efek pada saluran pencernaan
Jika kadarnya berlebih akan terjadi ulkus peptikum pada duodenum.
5. Efek pada metabolisme air
Terjadi ketidakmampuan ekskresi berlebih sehingga beban air berlangsung lambat,
ditakutkan bahaya intoksikasi air.
6. Efek pada sel darah
Akan menurunkan jumlah eosinofil, basofil, dan limfosit. Glukokortikoid juga akan
meningkatkan neutrofil, trombosit, dan eritrosit. Hormone ini juga akan mengurangi
sekresi IL-2 sehingga berkurangnya proliferasi limfosit, hal inilah yang menyebabkan
apoptosis.
❖ ADRENAL MEDULLA
Sel-sel penyusun bagian medula dari kel. Adrenal berasal dari sel-sel krista neuralis. Sel-sel
pada bagian ini mengandung granula disebut sel kromafin. Ada dua tipe sel kromafin yang
menghasilkan pruduk yang berbeda. Pada manusia 80% sel kromafin menghasilkan adrenalin.
• Adrenalin (epinephrine)
• Noradrenalin (norepinephrine)
Katekolamin adalah senyawa amin biogenik yang merupakan turunan dari tirosin. Tirosin
didapatkan tubuh dari makanan maupun sintesis fenilanin di hepar.
24
Sintesis adrenalin dan noradrenalin
noradrenali Dopamine
n
(3,4-
adreanalin dihydroxyphenilalanine)
• Sistem kardiovakuler:
– Meningkatkan denyut jantung
– Kontraksi otot jantung
– Vasokontriksi pembuluh darah pada kulit, membran mukosa
• Sistem respirasi
– Pengendoran otot-otot branchial dan branchiolar yang mengakibatkan dilatasi
bronchi dan bronchiolii
– Adrenalin lebih kuat efeknya sbg bronchodilator dibanding noradrenalin
• Saluran pencernaan
– Mengendorkan otot polos pada saluran pencernaan
– Menghambat gerakan peristaltik
– Memacu kontraksi pyloric dan ileocolic sphincter
• Sistem syaraf pusat
– Mengaktifkan sistem retikular asendens
– Pada manusia memacu munculnya kecemasan, pengambilan nafas dan tremor jari
– Adrenalin efeknya lebih kuat dibanding noradreanalin
25
• Darah
– Mempercepat koagulasi darah (kemingkinan melalui peningkatan aktivitas faktor
V)
– Meningkatkan jumlah sel darah merah, konsentrasi haemoglobin, dan protein
plasma darah – pergerakan cairan dari darah ke ruang antar sel shg meningkatkan
konsentrasi darah
Medula adrenal berfungsi sebagai bagian dari system saraf otonom. Stimulasi serabut
saraf simpatik pra ganglion yang berjalan langsung ke dalam sel-sel pada medulla adrenal aka
menyebabkan pelepasan hormon katekolamin yaitu epinephrine dan norepinephrine.
Katekolamin mengatur lintasan metabolic untuk meningkatkan katabolisme bahan bakar yang
tersimpan sehingga kebutuhan kalori dari sumber-sumber endogen terpenuhi.
Efek utama pelepasan epinephrine terlihat ketika seseorang dalam persiapan untuk
memenuhi suatu tantangan (respon Fight or Fligh). Katekolamin juga menyebabkan pelepasan
asam-asam lemak bebas, meningkatkan kecepatan metabolic basal (BMR) dan menaikkan kadar
glukosa darah.
26
BAB II Clinical Science
A. SINDROM CUSHING
Glukokortikoid yang berlebihan kronis, apapun penyebabnya, menyebabkan terjadinya gejala-
gejala dan gambaran fisik yang dikenal sindrom cushing
ETIOLOGI
• tumor non-adrenal (d renal, ovarium, paru, pankreas, thymus) sindromn ACTH dan
CRH ektopik.
intinya akibat faktor-faktor endogen diatas menyebabkan sekresi ACTH, CRH, kortisol meningkat
spontan.
Eksogen: pemberian glukokortikoid yang berlebihan / dalam jangka panjang dalam dosis
farmakologik yang irrasional. Sehingga kadar adrenocortisone berlebihan. Dalam case ini pasien
menkonsumsi green tablet sebanyak 6x/hr sehingga memicu slah satu penyebab sindrom cushing.
KLASIFIKASI
INSIDENS
1. Penyakit Cushing
Terjadi 70 % kasus dimana lebih sering pada wanita dan umur saat diagnosis biasanyaa antara
20 dn 40 tahun
27
2. B. Hipersekresi ACTH Ektopik
Berjumlah sekitar 15 % dari seluruh kasus sindroma Cushing. Sindroma ACTH ektopik lebih
sering pad pria, diperkirakan karena insidens karsinoma small cell dan insidens tertinggi 40-60
tahun.
MANIFESTASI KLINIS
➢ Obesitas : menumpuk di lemak sentral (abdomen, wajah, leher, badan dan relative di
ekstremitas). Ex: moon face (di case juga terjadi karena memang sering terrjadi) dan merupakan
tanda awal dari penyakit cushing; Akumulasi lemak pd wajah → moon facies (75% kasus) &
disertai dg pletora fasial pd sbgn pasien.
Akumulasi lemak di sekeliling leher terutama pd jaringan lemak supraklavikuler & dorsoservikal
shg menyebabkan → buffalo hump.
➢ Perubahan kulit: atrofi epidermis mengecil di sumbu/batang tubuh plethora wajah. Juga
menyebabkan berkeringat. Disebabkan Kortisol yg berlebihan.
Atrofi & jaringan ikat di bawahnya menyebabkan penipisan serta pletora fasial.
→ ini khas brp gambaran penekanan kulit berwarna merah smp keunguan → akibat hilangnya
jaringan ikat di bwh kulit.
Luka-luka minor & abrasi → penyembuhan lambat & luka-luka insisi akibat pembedahan →
mengalami pembentukan zat tanduk.
Sering Infeksi jamur mukokutaneus, tinea versikolor, pd kuku (onikomikosis) & kandidiasis oral.
➢ Hirsutisme : tumbuhnya rambut kulit abnormal pada wanita. Pasien perempuan (80%) → akibat
hipersekresi androgen-androgen adrenal.
Hirsutisme fasial paling sering dijumpai.
Pertumbuhan rambut dpt tjd di abdomen, payudara, dada & paha bgn atas.
28
➢ Hipertensi. Adl gambaran klasik dr Sindrom Cushing spontan.
Tekanan darah diastolik lebih dari 100 mm Hg pd lebih dr 50% pasien.
➢ Disfungsi gonad. Akibat dr meningkatnya androgen (pd perempuan) & kortisol (laki-laki).
Amenore pd 75% wanita di usia premenopause & disertai infertilitas.
➢ Gangguan SSP dan psikologi. Gejala ringan : labilitas emosionil & peningkatan iritabilitas.
Anxietas, depresi, konsentrasi yg buruk serta ingatan yg buruk jg dpt timbul. Tjd euforia.
Insomnia/terbangun pd dini hari. Kelainan psikologis berat : depresi berat, halusinasi & paranoia.
Sebagian pasien mempunyai keinginan melakukan bunuh diri.
➢ Kelemahan otot. Terjadi pd sktr 60% kasus → sering terjadi di bagian proksimal & paling
prominen pd ekstremitas bwh.
➢ Osteoporosis. Keluhan awal (58% kasus) → Nyeri di bgn belakang tubuh.
Fraktur-fraktur patologis pd kasus berat → tjd pd iga-iga & korpus vertebra.
➢ Renal Calculi (Batu ginjal) akibat hiperkalsiuria disebabkan oleh glukokortikoid (15% pasien).
Kolik ginjal kdg timbul sbg keluhan yg menyebabkan pasien dtg ke dokter.
➢ Kehausan dan poliuria. Akibat hiperglikemia berat & DM (10% paisen).
PATOFISIOLOGI
A. Penyakit Cushing
Pd penyakit cushing, hipersekresi ACTH berlangsung scr episodik & acak serta menyebabkan
hipersekresi kortisol & tdk terdpt irama sirkadian yg normal.
Inhibisi umpan-balik ACTH oleh kdr glukokortikoid yg fisiologis tdk ada; jadi hipersekresi
ACTH terus menetap walaupun terdpt peningkatan sekresi kortisol & menyebabkan berlebihan
glukokortikoid.
Keseluruhan peningkatan sekresi glukokortikoid ini menyebabkan tjdnya manifestasi-manifestasi
sindrom cushing.
1. Abnormalitas sekresi ACTH
Walaupun terdpt hipersekresi ACTH, respons thd stres tdk ada, stimulasi-stimulasi sprt
hipoglikemia/tindakan pembedahan gagal utk meningkatkan sekresi ACTH & kortisol.
Hal ini mungkin disebabkan adanya supresi fungsi hipotalamus & sekresi CRH oleh
hiperkortisolisme yg menyebabkan hilangnya kontrol hipotalamus pd sekresi ACTH.
3. Androgen yg berlebihan
29
Kdr DHEA sulfat & androstenedion dlm plasma meningkat dlm tingkat sedang pd
Peny.Cushing; konversi perifer hormon-hormon ini mjd testosteron & dihidrotestosteron
menyebabkan kelebihan androgen.
Hipersekresi ACTH & kortisol tjd scr episodik acak, & kdrnya sering sgt meningkat.
Kdr kortisol dlm plasma, kecepatan sekresinya, serta ekskresinya di urin, androgen-androgen
adrenal & DOC meningkat.
C.Tumor-Tumor Adrenal
1. Sekresi otonom
Adenoma & karsinoma → menyebabkan hipersekresi kortisol scr otonom.
Kdr ACTH dlm plasma mengalami supresi, menyebabkan atrofi korteks pd adrenal yg tdk
bertumor.
2. Adenoma-adenoma Adrenal
3. Karsinoma-Karsinoma Adrenal
DIAGNOSIS
Kadar Hemoglobin, Hematokrit & jumlah sel darah merah yg normal tinggi.
Presentase limfosit & jumlah limfosit total subnormal.
Eosinofil jg berkurang depresi & total jumlah eosinofil yg kurang dr 100/µl tjd pd sebagian besar
pasien.
Alkalosis tjd bila terdapat hipersekresi steroid yg nyata pd Sindrom ACTH Ektopik / karsinoma
adrenokortikal.
Hiperglikemia pd keadaan puasa/diabetes (10-15% pasien); lebih sering dijumpai hiperglikemia
postprandial.
Glikosuria terdpt pd pasien yg mengalami hiperglikemia postprandial/puasa.
Sebgn bsr pasien mengalami hiperinsulinemia sekunder & hsl uji toleransi glukosa yg abnormal.
Fosfat dlm serum kurang dr N / penurunan.
Terdpt hiperkalsiuria 40% kasus
30
KOMPLIKASI
• Resistensi insulin
• Adipositas viseral
• Dislipidemia
• DM tipe 2
• Hipertensi
• Pada wanita: ↑ sekresi androgen adrenal → jerawat, hirsutisme, oligomenore atau amenore
• Pada pria →hipogonadisme hipogonadotropik
• Hiperkortisolisme → supresi TSH & menghambat perubahan T4 menjadi T3
• Osteoporosis
PROGNOSIS
• Sindrom Cushing
- Berakibat fatal bila tidak diterapi & kematian akibat tumor seperti sindrom ACTH ektopik &
karsinoma adrenal
- Sebagian besar kematian akibat hiperkortisolisme & komplikasinya → 50% meninggal dlm
waktu 5 tahun
• Penyakit Cushing
- Dgn pembedahan → berhasil diterapi
- Pada tumor hipofisis berukuran besar, angka kematian ↑ karena invasi tumor atau
hiperkortisolisme menetap
• Tumor Adrenal
- Adenoma adrenal dgn pembedahan → prognosis baik & kekambuhan (-)
- Karsinoma adrenal → prognosis sangat jelek karena adanya metastasis yg jauh. 22% survival 5
tahun & waktu tengah survival 14 bulan, dgn usia pasien rata-rata 40 tahun.
31
• Sindrom ACTH Ektopik
- Tumor maligna → prognosis buruk (bertahan hidup berhari-hari/berminggu-minggu) karena
sering disertai hiperkortisolisme berat
- Tumor benigna → prognosis lebih baik
PENATALAKSANAAN
A. Penyakit Cushing
➢ Tujuan terapi Sindrom Cushing : mengangkat/menghancurkan lesi dasar shg dpt mengoreksi
hipersekresi hormon-hormon adrenal tanpa menyebabkan kerusakan adrenal/hipofisis.
➢ Terapi Peny.Cushing pada masa kini untuk mengontrol hipersekresi ACTH oleh hipofisis, sprt
pembedahan mikro , terapi radiasi & inhibisi sekresi ACTH scr farmakologis dan perlu
pemantauan dosis dengan prinsip penurunan dosis agar organ adrenalnya berfungsi baik dan
normal dalam memproduksi adrenocortisone.
B. Sindrom ACTH Ektopik
1. Adenoma-adenoma adrenal
Pasien berhasil diterapi dg → adrenalektomi unilateral, hasilnya sgt baik, krn aksis hipotalamus-
hipofisis-adrenal tersupresi oleh adanya sekresi kortisol yg berlangsung lama, penderita2 ini dpt
mengalami insufisiensi adrenal pd masa post operatif & membutuhkan terapi glukokortikoid slm
maupun sesudah pembedahan smp adrenal yg tersisa pulih berfungsi kmbl.
2. Karsinoma-karsinoma Adrenal
a. Terapi Operatif
▪ Jarang tjd penyembuhan dg tindakan pembedahan, tetapi eksisi bermanfaat utk
mengurangi massa tumor & derajat hipersekresi steroid.
b. Terapi Medis
▪ Mitotan mrpk obat pilihan. Dengan tap of ring atau penurunan dosis.
▪ Dosisnya 6-12 g/hr peroral dibg 3-4 dosis.
▪ Dosis ini sering hrs dikurangi karena timbulnya efek pada 80% penderita (diare, nausea,
muntah2, depresi, somnolen).
▪ Ketokonazol, metirapon & aminoglutetimid → berguna utk mengontrol hipersekresi
steroid pd pasien yg tdk berespons thd mitotan.
B. SINDROM ADDISON
32
Insufisiensi adrenokortikal kronik, yang di tandai dengan hipotensi, berat badan turun, anoreksia,
kelemahan, hiperpigmentasi, serta tingginya kadar ACTH. –dorland-
ETIOLOGI
• Autoimun
• Infark pada adrenal
• AIDS
• Agen-agen sitotoksik
• Terapi radiasi pada kel. Hipofisis
• Adrenalektomi dengan pembedahan
EPIDEMIOLOGI
• Prevalensi 4/100.000 orang
• 2/3 nya adalah perempuan usia 20 dan 50 tahun.
FAKTOR RESIKO
1. AIDS
Pada pemeriksaan memperlihatkan bahwa adrenal adalah kelenjar yang paling sering terkena
AIDS. Keterlibatan sitomegalovirus pada korteks adrenal sering terjadi, tapi nekrosis berat terjadi
pada sejumlah kecil pasien. Penyebab insufisiensi adrenal pada AIDS termasuk lesi metastatik
dan infeksi (tuberkulosa, infeksi dengan mikobakteria atipik, mikosis).
2. Tuberkulosa adrenal
Tuberkulosa adrenal disebabkan oleh infeksi hematogen di korteks adrenal dan biasanya
terjadi sebagai komplikasi infeksi tuberkulosa sistemik (paru-paru, traktus gastrointestinal, ginjal,
dsb). Jaringan kelenjar-kelenjar adrenal digantikan dengan nekrosis perkijuan, baik jaringan
korteks maupun medula hilang. Kalsifikasi adrenal sering terjadi dan secara radiologis terlihat
pada sekitar 50% kasus.
3. Tumor adrenal
Tumor pada kelenjar adrenal mengakibatkan fungsi kerja kelenjar adrenal menurun atau
bahkan hilang, yang selanjutnya menyebabkan defisiensi produksi glukokortikoid dan
mineralokortikoid.
4. Metastasis adrenal
Metastasis adrenal sering berasal dari tumor paru, payudara, gaster dan dengan melanoma
dapat terjadi dengan banyak tumor lainnya. Adrenal seringkali membesar hebat, dan ini dapat
dideteksi dengan CT scan
MANIFESTASI KLINIS
• Hiperpigmentasi
• Malaise
• Fatigue
33
• Anoreksia
• BB turuh
• dehidrasi
• hipoglikemia
Patogenesis
Peneybab tersering adalah karena adanya proses autoimun, yaitu saat sistem imun menyerang
kelenjar adrenal sehingga menyebabkan kerusakan.
TBC juga merupakan penyebab penyakit Addison terutama pada negara berkembang, ini
disebabkan invasi bakteri ke kelenjar adrenal.
Kelenjar adrenal bisa juga rusak karena infeksi, metastasis kanker, amyloidosis, atau
hemmorhage. Saat kelenjar hipofisis gagal memproduksi ACYH yg cukup, kelenjar adrenal tidak
terstimulasi untuk mensintesis produksi kortisol. Namun kejadian ini jarang ditemukan.
Idiopatik.
DIAGNOSA
• Pemeriksaan lab
o Tes provokasi ACTH (ACTH challenge) berikan 2miug ACTH intravena ukur
menit ke-0, ke-30 dan ke-60. kadar kortisol <18 miug/dL menit ke-30 atau ke-60
insufisiensi adrenal
• Kadar ACTH plasma : tinggi insufisiensi adrenal primer. Rendah atau normal insufisiensi
adrenal sekunder
• Penurunan kadar Na, peningkatan kadar K, penurunan kadar Glukosa, eosinofilia, penurunan
kadar kortisol urin 24 jam
34
PROGNOSIS
KOMPLIKASI
• Krisis Addison sebagai komplikasi penyakit Addison yang terjadi apabila kadar kortisol turun
secara mendadak dan dapat berakibat fatal sampai pada kematian.
TERAPI
35