VETERAN
JAKARTA
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI SARJANA KEDOKTERAN UMUM
2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. Landasan Teori
1.
Karbohidrat
B. Tujuan
1. Memperlihatkan sifat mereduksi dari beberapa karbohidrat.
2. Memperlihatkan bahwa lemak tidak larut dalam air dan hanya larut dalam
pelarut organic.
3. Memperlihatkan bahwa minyak ada yang jenuh (tidak mempunyai ikatan
rangkap) dan yang tidak jenuh (mempunyai ikatan rangkap).
4. Menentukan konsentrasi trigliserida dalam serum menggunakan Accutrend
GCT meter
BAB II
ISI
1. Karbohidrat
A. Alat dan Bahan
1. Larutan benedict (tediri dari kuprisulfat (CuSO4), natrium karbonat
(Na2CO3), Natrium sitrat)
2. Larutan glukosa 2%
3. Larutan laktosa 2%
4. Larutan sukrosa 2%
5. Larutan amilum 2%
6. Pipet tetes
7. 4 buah tabung reaksi
8. Waterbath
9. Rak tabung reaksi
B. Cara Kerja
1. 4 buah tabung reaksi disiapkan. Masing-masing tabung diisi dengan
larutan benedict sebanyak 2,5 ml.
2. Tabung reaksi diberi label sesuai dengan nama larutan yang akan
dimasukkan.
C. Hasil
No
Larutan
Tabung 1 (Larutan benedict
1. 2,5 ml dan larutan glukosa 4
tetes)
Hasil
Terbentuk
endapan merah
bata
Gambar
Terbentuk
endapan merah
tetes)
bata
Tidak terbentuk
endapan merah
tetes)
bata
Tidak terbentuk
endapan merah
tetes)
bata
A. PEMBAHASAN
a.
Pada percobaan yang dilakukan terhadap glukosa, laktosa, sukrosa dan amilum
diketahui yang menghasilkan endapan merah bata atau positif adalah glukosa dan
laktosa sedangkan pada sukrosa dan amilum tidak dihasilkan endapan merah bata
yang berarti negatif terhadap uji benedict.
Pembahasan
Uji benedict dilakukan untuk mengidentifikasi karbohidrat mana yang
mengandung gula pereduksi dan non pereduksi. Uji ini akan bereaksi positif
dengan ditandai munculnya endapan merah bata pada hasil percobaan. Larutan
benedict mengandung kuprisulfat(CuSO4), natrium karbonat (Na2CO3), dan
natrium sitrat.
Gugus aldehid atau keton bebas gula akan mereduksi kuproksida dalam
pereaksi benedict menjadi kuprooksida yang berwarna. Dengan ini dapat
diperkirakan secara kasar (semi kuantitatif) kadar gula dalam urin (Penuntun
praktikum, 2012).
Reaksi yang terbentuk adalah 2Cu+ + 2OH- Cu2O + H2O
Pada percobaan ini, sampel yang digunakan adalah larutan glukosa, laktosa,
sukrosa, dan amilum. Larutan benedict sebanyak 2,5 ml dimasukkan ke dalam
masing-masing 4 tabung reaksi lalu ditambahkan masing-masing 4 tetes larutan
sampel berbeda dan diberi label untuk upaya penandaan. Keempat tabung reaksi
dikocok supaya larutan tercampur dengan rata. Hasil yang diperoleh adalah
keempat larutan berwarna biru yang merupakan warna khas Cu dalam larutan
benedict.
Setelah itu keempat tabung reaksi dipanaskan di air mendidih selama 2-3
menit. Setelah itu, tabung reaksi diangkat dan didiamkan hingga dingin. Adapun
hasil yang diperoleh adalah tabung 1 berwarna merah bata, tabung dua ada
endapan merah bata, tabung 3 tetap berwarna bitu, sedangkan tabung 4 juga tetap
berwarna biru. Warna-warna yang terbentuk pada masing-masing tabung
dikarenakan ada atau tidaknya gugus aldehid atau keton bebas gula pada larutan
sampel yang digunakan. Pereaksi Benedict yang mengandung kuprisulfat dalam
suasana basa akan tereduksi oleh gula yang menpunyai gugus aldehid atau keton
bebas (misal oleh glukosa), yang dibuktikan dengan terbentuknya kuprooksida
berwarna merah.
Pada hasil pengamatan diperoleh bahwa pada tabung 1, yaitu larutan glukosa,
diperoleh endapan merah bata karena glukosa mengandung gugus aldehid.
Sementara pada tabung 2, yaitu larutan laktosa, diperoleh juga endapan merah
bata dikarenakan laktosa adalah suatu disakarida yang mengandung 2
monosakarida yaitu galaktosa dan glukosa. Dengan adanya glukosa yang
mengandung gugus aldehid menyebabkan tabung 2 membentuk endapan merah.
Pada tabung 3 dan 4, yaitu larutan fruktosa dan amilum tidak diperolah endapan
merah bata. Fruktosa merupakan monosakarida yang tidak mengandung gugus
aldehid, sementara amilum terdiri atas dua macam polisakarida yaitu amilosa dan
amilopektin. Pada amilum terdapat glukosa rantai terbuka pada ujung rantai
polimer, namun konsentrasinya sangat kecil sehingga warna hasil reaksi tidak
tampak.
Kesimpulan
Pada percobaan ini dapat disimpulkan bahwa glukosa dan laktosa merupakan
gula pereduksi, sedangkan amilum dan fruktosa merupakan gula non pereduksi.
Gula yang dapat mereduksi logam Cu adalah gula yang mempunyai gugus aldehid
atau keton bebas gula seperti glukosa dan laktosa. Sementara fruktosa tidak
mengandung gugus aldehid atau keton bebas. Amilum mengandung glukosa
namun konsentrasinya sangat kecil sehingga warna merah bata tidak terlihat.
Adanya gula pereduksi pada larutan ditandai dengan munculnya endapan
merah bata setelah dipanaskan. Pemanasan bertujuan untuk mempercepat reaksi
logam Cu pada larutan benedict dan gula pereduksi pada larutan sampel.
Larutan
Hasil
1.
ml aquades)
dengan aquades
sehinggan minyak
mengendap di atas air
2.
ml air 100oC)
3.
ml alcohol)
dengan alkohol
Gambar
4.
ml eter)
dengan eter
Pembahasan
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, diperoleh hasil bahwa
pada
percobaan minyak dan air telah dibuktikan bahwa minyak (mengandung lemak) tidak
dapat larut dalam akuades. Aquades tidak dapat bercampur dengan minyak, karena
aquades merupakan senyawa yang bersifat polar, sedangkan minyak bersifat nonpolar. Minyak punya massa jenis lebih ringan sehingga posisinya di atas air. Pada
percobaan minyak dan eter ini telah dibuktikan bahwa minyak (mengandung lemak)
dapat larut sempurna ketika dicampurkan dengan eter. Hal ini terjadi karena keduanya
memiliki karakter yang sama, yaitu sama-sama bersifat non-polar. Pada percobaan
minyak dan alkohol ini telah dibuktikan bahwa minyak (mengandung A.2. Cara
kerja
1. Disiapkan 4 buah tabung dari rak tabung reaksi.
2. Diisi 4 buah tabung dengan larutan minyak 10 tetes.
3.
Larutan
Hasil
1.
Gambar
ml aquades)
dengan aquades
sehinggan minyak
mengendap di atas air
2.
ml air 100oC)
3.
4.
ml alcohol)
dengan alkohol
ml eter)
dengan eter
Pembahasan
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, diperoleh hasil bahwa
pada
percobaan minyak dan air telah dibuktikan bahwa minyak (mengandung lemak) tidak
dapat larut dalam akuades. Aquades tidak dapat bercampur dengan minyak, karena
aquades merupakan senyawa yang bersifat polar, sedangkan minyak bersifat nonpolar. Minyak punya massa jenis lebih ringan sehingga posisinya di atas air. Pada
percobaan minyak dan eter ini telah dibuktikan bahwa minyak (mengandung lemak)
dapat larut sempurna ketika dicampurkan dengan eter. Hal ini terjadi karena keduanya
memiliki karakter yang sama, yaitu sama-sama bersifat non-polar. Pada percobaan
minyak dan alkohol ini telah dibuktikan bahwa minyak (mengandung Pembahasan
a.
Minyak
Aquades:
Pada
Minyak
Kloroform:
Pada
Cara Kerja
Hasil :
Cara Kerja:
Bahan
Tabung
2
Minyak kelapa
0,5 mL
Minyak jagung
0,5 mL
0,5 mL
Minyak jagung
yang telah
digunakan/
dipanaskan
berulang
ini dapat diketahui bahwa semakin banyak tetesan yang harus diteteskan
untuk mengubah warna maka hal itu berbanding lurus dengan tingkat
kejenuhan lemak tersebut.
Darah
Lanset
alkohol 70%
Kapas
Strip trigliserida
Accutrend GCT meter
Cara Kerja
1. Tangan dicuci dengan air hangat, untuk menghilangkan lemak yang
ada di permukaan kulit
2. Alat Accutrend GCT meter diaktifkan
3. Kode trigliserida dimasukkan
4. Strip uji dimasukkan hingga terdengar suara beep 2x
5. Penutup alat dibuka
6. Darah sampel diambil menggunakan lanset dan alkohol 70% dan
diteteskan di area uji pada strip uji, hingga seluruh area tertutup
7. Penutup alat ditutup segera
8. Kadar trigliserida yang tampak pada layar dicatat
9. Penutup alat dibuka dan ambil strip yang sudah dibaca.
Hasil
No
Sampel
Kadar Trigliserida
1.
Faiz Adnan
83 mg/dL
2.
Yordan Teofilus
80 mg/dL
3.
Diky Mujiwinanto
95 mg/dL
4.
Hafizh Zafran L
135 mg/dL
5.
Toni K
126 mg/dL
yang
terdiri
dari
tiga
molekul
asam
lemak
yang
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Uji Karbohidrat
telitian dalam pengamatan dapat berakibat data yang didapatkan tidak valid
dan penelitian harus diulang kembali.
DAFTAR PUSTAKA
Brown, Wiliam H. 1994. Biokimia jilid II. EGC : Jakarta.