By
sarahtsafuadah
Abstract
Abstrak
Karbohidrat adalah polihidroksi aldehida atau keton dengan rumus empirik (CH2O)n, dapat
diubah menjadi aldehida dan keton dengan cara hidrolisis. Pada praktikum ini sampel yang
digunakan adalah glukosa, fruktosa, laktosa, maltosa, sukrosa, dan amilum. Metode untuk uji
kualitatif karbohidrat adalah Uji Molish untuk mengetahui adanya karbohidrat dengan
menghasilkan warna cincin ungu, Uji Barfoed untuk mengetahui adanya gula monosakarida
pereduksi dengan menghasilkan warna orange, Uji Benedict untuk mengetahui gula
pereduksi dengan warna merah bata, dan uji selliwanof untuk mengetahui adanya gula ketosa
dengan menghasilkan warna merah. Dari hasil pengujian yang telah dilakukan, pada Uji
Molish semua sampel mengandung karbohidrat dengan memberikan hasil (+). Pada Uji
Barfoed maltosa dan amilum memberikan hasil (-) sehingga maltosa dan amilum bukan
termasuk gula monosakarida pereduksi. Pada Uji Seliwanof hanya fruktosa dan sukrosa yang
memberikan hasil (+), karena kedua sampel tersebut mengandung gugus keton. Pada uji
benedict hanya amilum yang memberikan hasil (-), karena amilum merupakan polisakarida
dan bukan termasuk gula pereduksi.
Pendahuluan
Karbohidrat sangat akrab dengan kehidupan manusia. Karena ia adalah sumber energi utama
manusia. Contoh makanan sehari-hari yang mengandung karbohidrat adalah pada tepung,
gandum, jagung, beras, kentang, sayur-sayuran dan lain sebagainya. Penting bagi kita untuk
lebih banyak mengetahui tentang karbohidrat beserta reaksi-reaksinya, karena ia sangat
penting bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya . Karbohidrat tersebar luas baik
dalam jaringan hewan maupun jaringan tumbuh-tumbuhan. Dalam tumbuh-tumbuhan,
karbohidrat dihasilkan oleh fotosintesis dan mencakup selulosa serta pati. Pada jaringan
hewan, karbohidrat dalam bentuk glukosa dan glikogen.
Karbohidrat atau sakarida terdapat gugus hidroksil (-OH), gugus aldehid atau gugus keton.
Maka dapat didefinisikan bahwa karbohidrat sebagai senyawa polihidroksialdehida atau
polihidroksiketon, atau senyawa yang dihidrolisis dari keduanya.
1. Monosakarida
2. Disakarida (Oligosakarida)
Disakarida merupakan karbohidrat yang terbentuk dari dua sampai sepuluh molekul
monosakarida yang berikatan melalui gugus OH dengan melepas molekul air. Sedangakan
oligosakarida merupakan karbohidrat yang jika dihidrolisis akan terurai menghasilkan 3 10
monosakarida, misalnya dekstrin dan maltopentosa. Yang termasuk kelompok ini adalah
disakarida, trisakarida, Dan seterusnya. Disakarida terdiri dari 2 monosakarida yang terikat
dengan O-Glikosidik. Tiga senyawa disakarida utama yang penting dan melimpah ruah di
alam yaitu sukrosa, laktosa dan maltosa. Ketiga senyawa ini memiliki rumus molekul yang
sama (C12H22O11) dengan struktur molekul berbeda.
Sukrosa atau gula pasir dibuat dari tetes tebu. Sukrosa lebih manis dari glukosa, tetapi
kurang manis dibandingkan dengan fruktosa, sangat mudah larut dalam air. Gula ini
dipakai untuk membuat sirup, gula-gula dan pemanis makanan. Jika senyawa ini
dihidrolisis akan dihasilkan satu molekul glukosa dan satu molekul fruktosa.
Laktosa disebut gula susu karena terdapat banyak dalam air susu. Biasanya diperoleh
dari air susu. Gula ini merupakan gula yang paling sukar larut dalam air dan paling
tidak manis. Enzim dalam bakteri tertentu akan mengubah laktosa menjadi asam
laktat, hal ini terjadi bila susu berubah menjadi masam. Laktosa dipakai untuk
membuat makanan bayi dan diet spesial. Jika dihidrolisis akan dihasilkan 1 molekul
glukosa dan 1 molekul galaktosa.
Maltosa disebut sebagai gula mout, banyak terdapat pada jelai yang sedang
berkecambah. Senyawa ini merupakan hasil hidrolisis parsial dari pati. Dibandingkan
dengan sukrosa zat ini lebih sukar larut dan kurang manis. Senyawa ini dipergunakan
untuk penyusun makanan bayi, susu bubuk, dan bahan makanan lainnya. Jika
dihidrolisis akan dihasilkan 2 molekul glukosa.
3. Polisakarida
Polisakarida merupakam karbohidrat yang terbenyuk dari banyak sakarida sebagai monomer.
Rumus umum polisakarida, yaitu (C6H10O5n). Contoh polisakarida adalah selulosa,
glikogen, dan amilum (pati). Pati merupakan polisakarida yang tersusun oleh glukosa.
Dipandang dari strukturnya, butir-butir pati terdiri dari dua bagian, bagian amilosa yang
merupakan rantai lurus polimer glukosa, dan bagian amilopektin yang terdiri dari rantai
bercabang polimer glukosa jika dihidrolisis sempurna akan dihasilkan molekul-molekul
glukosa.
Metodologi
Alat dan Bahan
Sampel yang digunakan dalam kegiatan ini terdiri dari larutan glukosa, fruktosa, amilum,
laktosa, sukrosa, dan maltose 1 %. Bahan untuk keperluan analisis terdiri larutan molisch,
asam sulfat pekat, larutan barfoed, larutan benedict, dan larutan selliwanof.
Peralatan yang digunakan dalam kegiatan ini meliputi tabung reaksi, neraca analitik, pipet
tetes, pipet volumetric, gelas ukur, heater, panic, dan kompor.
Metode
Uji Molisch
2. Melalui dinding tabung reaksi yang dimiringkan, kemudian teteskan 5 ml asam sulfat
pekat hingga timbul cincin diantara kedua larutan tersebut.
Uji Barfoed
Uji Benedict
3. Diamkan selama 5 menit, perhatikan tabung- tabung yang mana yang memberikan
endapan merah bata
Uji Selliwanof
Karbohidrat merupakan sumber energi utama yang diperlukan oleh tubuh manusia. Manusia
yang aktif memerlukan banyak karbohidrat namun klebihan karbohidrat akan disimpan
sebagai glikogen dan asam lemak (Riawan, 1998). Karbohidrat merupakan senyawa yang
banyak dijumpai di alam terutama karena merupakan hasil sintesis CO2 dan H2O dengan
pertolongan sinar matahari dan klorofil. Senyawa monosakarida dan disakarida memilik rasa
manis, oleh karena itu, kedua jenis karbohidrat tersebut disebut gula. Sedangkan polisakarida
tidak berasa manis karena molekulnya sedemikian besar sehingga tidak dapat masuk ke
dalam sel-sel tersebut yang terdapat pada permukaan lidah. Analisis kualitatif karbohidrat
merupakan senyawa metabolid primer selain protein dan lipid. Karbohidrat mempunyai
peranan yang penting dalam kehidupan manusia, antara lain adalah sebagai sumber tenaga
dan penghasil panas tubuh. Adanya karbohidrat dapat diidentifikasi dengan menggunakan
berbagai macam metode. Metode uji kualitatif karbohidrat yang dilakukan pada pratikum kali
ini diantaranya adalah uji molisch, uji benedict, uji barfoed, dan uji selliwanoff.
Uji molisch merupakan uji yang paling umum untuk karbohidrat. Sehingga uji molisch ini
sangat efektif untuk senyawa-senyawa yang dapat didehidrasi oleh asam pekat menjadi
seyawa furfural yang tersubstitusi, seperti hidroksimetilfurfural. Dari data hasil pengamatan,
dapat diketahui bahwa keenam sampel yang diuji yaitu glukosa, fruktosa, laktosa, maltosa,
sukrosa, dan amilum bereaksi positif terhadap uji molisch ini. Hal ini sudah sesuai dengan
literatur yang menyatakan bahwa enam sampel tersebut merupakan karbohidrat sehingga saat
diuji molisch beraksi positif. Penambahan H2SO4 dalam uji molisch ini bertujuan untuk
kondensing agent dan pembentuk senyawa multifurfural. Kemudian saat dilihat pada
hasilnya, semua sampel yaitu glukosa, fruktosa, laktosa, maltosa, sukrosa, dan amilum
bereaksi positif dengan ditandai terbentuknya warna ungu. Semakin pekat warna ungu yang
terbentuk maka semakin pendek rantai karbonnya. Warna ungu yang terbentuk pada ketiga
sampel tersebut disebabkan oleh reaksi dehidrasi karbohidrat oleh asam sulfat (H2SO4).
H2SO4 pekat berfungsi untuk menghidrolisis ikatan pada sakarida untuk menghasilkan
furfural. Furfural ini kemudian bereaksi dengan reagent Molisch, -naphthol membentuk
cincin yang berwarna ungu.
Uji karbohidrat Benedict merupakan uji yang dilakukan untuk membedakan gula pereduksi
bedasarkan reduksi ion kupri, dalam suasana alkalis. Glukosa, laktosa, fruktosa, dan maltosa
mempunyai gugus OH bebas yang reaktif, sedangkan sukrosa tidak mempunyai gugus OH
bebas yang reaktif karena keduanya sudah saling terikat. Oleh karena itu, bedasarkan teori,
laktosa, glukosa, fruktosa, dan mlatosa merupakan gula pereduksi sedangkan sukrosa
merupakan gula non pereduksi. Pada uji Benedict, dari data hasil pengamatan yang dilakukan
dapat diketahui bahwa sampel glukosa, fruktosa, laktosa, maltosa, dan sukrosa bereaksi
positif terhadap uji benedict. Hal tersebut ditandai dengan adanya endapan berwarna merah
bata setelah dipanaskan. Sehingga glukosa, fruktosa, laktosa, maltosa, dan sukrosa
merupakan gula pereduksi. Berdasarkan teori yang ada menyatakan bahwa sukrosa tidak
termasuk dalam gula pereduksi, dan tidak terdeteksi oleh pereaksi benedict, karena sukrosa
tidak mengandung gugus aldehid bebas dan alpha hidroksi keton. Dari hasil pengamatan
yanng telah dilakukan sukrosa menghasilkan nilai positif pada uji benedict ini, hal ini
disebabkan kemungkinan karena adanya kesalahan pada saat praktikum, seperti halnya dalam
kebersihan alat yang akan digunakan atau mungkin kesalahan dalam menambahkan larutan
pereaksi.
Uji selliwanof memiliki prinsip yaitu setelah pencampuran larutan dilakukan, kemudian
dilanjutkan dengan pemanasan, maka sakarida yang mengandung gula ketosa akan berubah
warna menjadi merah. Pada uji selliwanof, dari data hasil pengamatan yang dilakukan dapat
diketahui bahwa fruktosa dan sukrosa bereaksi positif terhadap uji selliwanof ini. Hal tersebut
ditandai dengan timbulnya warna merah pada saat pemanasan. Sehingga dapat dikatakan
bahwa fruktosa dan sukrosa merupakan gula ketosa atau merupakan gula yang mempunyai
gugus keton. Seperti yang terdapat dalam literatur bahwa uji selliwanof digunakan untuk
menguji adanya gula ketosa. Sedangkan pada sampel glukosa, laktosa, maltosa, dan amilum
bereaksi negatif terhadap uji selliwanoff karena keempat sampel ini tidak mempunyai gugus
keton.
Kesimpulan
Dari hasil pengujian yang dilakuan, dapat disimpulkan bahwa uji molisch merupakan salah
satu uji kualitatif karbohidrat yang paling universal yaitu, menghasilkan tanda positif paling
banyak, karena semua jenis sampel yang diuji adalah jenis karbohidrat, tujuan dari uji
molisch adalah untuk menguji kandungan karbohidrat dalam sampel. Jenis karbohidrat yang
diuji dengan uji barfoed menunjukkan hasil positif pada glukosa, fruktosa, laktosa, dan
sukrosa sehingga menunjukkan sampel tersebut merupakan gula monosakarida pereduksi.
Sedangkan jenis karbohidrat yang diuji dengan uji benedict menunjukan hasil positif pada
sampel glukosa, fruktosa, laktosa, maltosa, dan sukrosa. Tetapi pada uji benedict ini terdapat
kekeliruan yaitu pada sampel sukrosa yang menghasilkan nilai positif, sedangkan secara
teoritis, sukrosa tidak dapat terdeteksi saat pengujian dengan uji benedict karena sukrosa
tidak mengandung gugus aldehid bebas dan alpha hidroksi keton sehingga sukrosa bukan
termasuk gula pereduksi. Pada uji selliwanoff, menunjukkan hasil positif pada sampel
fruktosa dan sukrosa karena kedua sampel tersebut merupakan gula ketosa.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2010. Uji Kualitatif untuk Identifikasi Karbohidrat I dan II.
http://www.scribd.com/doc/23764027/Uji-Kulaitatif-Untuk-Identifikasi-Karbohidrat-I-Dan-
II. Diakses pada tanggal 13 Oktober 2015.
Lampiran
1. Hasil Pengamatan
Bahan
No. Uji
Glukosa Fruktosa Laktosa Maltosa Sukrosa Amilum
++ + + ++
2. Uji Barfoed
* * * **
++ +++
3. Uji Selliwanof
** ***
+++ +++ ++ + ++
4. Uji Benedict
*** *** ** * **
Keterangan :
** : Pekat ++ : Cepat