Anda di halaman 1dari 18

Uji Kualitatif Karbohidrat

Karbohidrat adalah polisakarida, merupakan sumber energi utama pada makanan. Nasi, ketela,
jagung adalah beberapa contoh makanan mengandung karbohidrat.
Penyusun utama karbohidrat adalah karbon, hidrogen, dan oksigen (C, H, O) dengan rumus
umum Cn(H2O)n. Karena inilah maka nama karbohidrat diberikan. Karbohidrat berasal dari kata
karbon dan hidrat. Atom karbon yang mengikat hidrat (air).
Meskipun beberapa saat kemudian diketahui bahwa hidrogen dan oksigen berikatan bukan
sebagai air, namun kata karbohidrat sudah terlanjur meluas dan tetap digunakan sampai sekarang.
Terdapat beberapa cara uji kimia untuk mengenali dan mengetahui adanya kandungan
karbohidrat pada makanan (sample).

1. Uji Molisch
Prinsip reaksi ini adalah dehidrasi senyawa karbohidrat oleh asam sulfat pekat. Dehidrasi
heksosa menghasilkan senyawa hidroksi metil furfural, sedangkan dehidrasi pentosa
menghasilkan senyawa fulfural. Uji positif jika timbul cincin merah ungu yang merupakan
kondensasi antara furfural atau hidroksimetil furfural dengan a-naftol dalam pereaksi molish. Uji
ini untuk semua jenis karbohidrat. Mono-, di-, dan polisakarida akan memberikan hasil positif.
Cara kerja: sebanyak 5 ml larutan yang di uji (glukosa, fruktosa, sukrosa, laktosa, maltosa, dan
pati) dimasukkan ke dalam tabung reaksi, lalu ditambahkan 2 tetes pereaksi molish (5% anaphtol dalam 95% etanol), dicampur rata, kemudian ditambahkan 3 ml asam sulfat pekat secara
perlahan-lahan melalui dinding tabung, warna violet (ungu) kemerah-merahan pada batas kedua
cairan menunjukkan reaksi positif, sedangkan warna hijau menunjukan reaksi negatif.
2. Uji Benedict
Uji benedict merupakan uji umum untuk karbohidrat (gula) pereduksi (yang memiliki gugus
aldehid atau keton bebas), seperti yang terdapat pada glukosa dan maltosa. Uji benedict
berdasarkan reduksi Cu2+ menjadi Cu+ oleh gugus aldehid atau keton bebas dalam suasana
alkalis, biasanya ditambahkan zat pengompleks seperti sitrat atau tatrat untuk mencegah
terjadinya pengendapan CuCO3. Uji positif ditandai dengan terbentuknya endapan merah bata,
kadang disertai dengan larutan yang berwarna hijau, merah, atau orange.
Cara kerja: sebanyak 5 ml reaksi Benedict dimasukkan ke dalam tabung reaksi, kemudian
ditambahkan 8 tetes larutan bahan yang diuji dicampur rata dan dididihkan selama 5 menit,
biarkan sampai dingin kemudian diamati perubahan warnanya, jika terbentuk warna hijau,
kuning atau endapan merah bata berarti positif.
3. Uji Seliwanof

Uji seliwanoff bertujuan untuk mengeahui adanya ketosa (karbohidrat yang mengandung gugus
keton). Pada pereaksi seliwanoff, terjadi perubahan oleh HCl panas menjadi asam levulinat dan
hidroksilmetil furfural. Jika dipanaskan karbohidrat yang mengandung gugus keton akan
menghasikan warna merah pada larutannya.
Cara kerja: 5 ml peraksi dan beberapa tetes bahan percobaan dimasukkan ke dalam sebuah
tabung reaksi, lalu dididihkan selama 30 detik, kemudian diamati warna yang terjadi.
4. Uji Iod
Pada uji iodine, kondensasi iodine dengan karbohidrat, selain monosakarida dapat menghasilkan
warna yang khas. Amilum dengan iodine dapat membentuk kompleks biru, sedangkan dengan
glikogen akan membentuk warna merah. Oleh karena itu uji iod ini juga dapat membedakan
amilum dan glikogen.
Cara kerja:
pada papan uji diteteskan bahan yang akan diuji, kemudian ditambahkan dengan satu tetes
iodium encer, dan dicampur merata.
sumber: http://wahyuriyadi.blogspot.com/2009/10/uji-kualitatif-karbohidrat.html

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagai makhluk hidup dalam melakukan aktifitas sehari-hari kita memerlukan energy
tak ada aktivitas tanpa menngunakan energy. Tanpa energy kita tidak dapat melakukan aktivitas
contohnya saja bekerja maaupun belajar yang hanya duduk ditempat. Walaupun belajar hanya
duduk ditempat namun pada kenyataannya memerlukan banyak energi. Salah satu penghasil
energi terbesar dalam tubuh yaitu karbohidrat. Karbohidrat adalah makanan pokok yang kita
konsumsi sehari-hari misalnya nasi, jagung, pati dan lain sebagainya.
Karbohidrat atau Hidrat Arang adalah suatu zat gizi yang fungsi utamanya sebagai
penghasil enersi, dimana setiap gramnya menghasilkan 4 kalori. Walaupun lemak menghasilkan
enersi lebih besar, namun karbohidrat lebih banyak di konsumsi sehari-hari sebagai bahan
makanan pokok, terutama pada negara sedang berkembang. Di negara sedang berkembang
karbohidrat dikonsumsi sekitar 70-80% dari total kalori, bahkan pada daerah-daerah miskin bisa
mencapai 90%. Sedangkan pada negara maju karbohidrat dikonsumsi hanya sekitar 40-60%. Hal
ini disebabkan sumber bahan makanan yang mengandung karbohidrat lebih murah harganya
dibandingkan sumber bahan makanan kaya lemak maupun protein. Karbohidrat banyak
ditemukan pada serealia (beras, gandum, jagung, kentang dan sebagainya), serta pada biji-bijian
yang tersebar luas di alam. Dalam tumbuhan, glukosa disentesis dari karbondioksida serta air
melalui fotosintesis dan disimpan sebagai pati atau diubah menjadi selulosa yang merupakan
kerangka tumbuhan. Hewan dapat mensintesis sebagian karbohidrat dari lemak dan protein,
tetapi jumlah terbesar karbohidrat dalam jaringan hewan berasal dari tumbuhan. Manusia

membutuhakan karbohidrat dalam jumlah tertentu setiap harinya. Walaupun tubuh tidak
membutuhkan dalam jumlah yang khusus tetapi, kekurangan karbohidrat dalam tubuh akan
menimbulkan masalah yang sangat besar. Dalam sehari kita memerlukan 2 gram karbohidrat per
kilo gram berat badan untuk mencegah terjadinya ketosis.
Demi memenuhi kebutuhan dalam tubuh kita perlu makanan baik makanan dari hewan
maupun makanan dari tumbuhan. Untuk mengetahui lebih lanjut karbohidrat-karbohidrat dalam
bentuk apa saja yang ada dalam makanan kita sehari dan jenis karbohidrat apa saja yang
B.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
C.

dibutuhkan oleh tubuh kita. Maka dianggap perlu untuk melakukan praktikum ini.
Tujuan
Mengetahui fungsi-fungsi dari setiap percobaan atau uji yang akan dilakukan.
Uji molisch, untuk menentukan karbohidrat secara umum,
Uji benedict, untuk menentukan gugus aldehid dan keton dalam karbohidrat.
Uji barfoed,untuk mengidentifikasi antara monoskarida, disakarida, dan polisakarida.
Uji selliwanof, untuk menentukan karbohidrat jenis ketosa.
Mengetahui fungsi Uji fermentasi
Mengetahui fungsi Uji osazon.
Mengetahui fungsi Uji Uji iod.
Mengetahui fungsi Uji Hidrolisis amilum .
Mengetahui fungsi Uji Hidrolisis selulosa.
Manfaat
Mahasiswa mampu dan bisa mengetahui bahan makanan yang mengandung karbohidrat.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Secara umum definisi karbohidrat adalah senyawa organik yang mengandung atom
Karbon, Hidrogen dan Oksigen, dan pada umumnya unsur Hidrogen clan oksigen dalam
komposisi menghasilkan H2O. Di dalam tubuh karbohidrat dapat dibentuk dari beberapa asam
amino dan sebagian dari gliserol lemak. Akan tetapi sebagian besar karbohidrat diperoleh dari
bahan makanan yang dikonsumsi sehari-hari, terutama sumber bahan makan yang berasal dari
tumbuh-tumbuhan. Sumber karbohidrat nabati dalam glikogen bentuk glikogen, hanya dijumpai
pada otot dan hati dan karbohidrat dalam bentuk laktosa hanya dijumpai di dalam susu. Pada
tumbuh-tumbuhan, karbohidrat di bentuk dari basil reaksi CO 2 dan H2O melalui proses foto
sintese di dalam sel-sel tumbuh-tumbuhan yang mengandung hijau daun (klorofil). Matahari
merupakan sumber dari seluruh kehidupan, tanpa matahari tanda-tanda dari kehidupan tidak akan
dijumpai. Pada proses fotosintesis, klorofil pada tumbuh-tumbuhan akan menyerap dan
menggunakan enersi matahari untuk membentuk karbohidrat dengan bahan utama CO 2 dari udara
dan air (H2O) yang berasal dari tanah. Enersi kimia yang terbentuk akan disimpan di dalam daun,
batang, umbi, buah dan biji-bijian (Poedijaji, 2009)..
Menurut (Hutugalung, 2004) Karbohidrat yang terdapat pada makanan dapat
dikelompokkan:
1. Monosakarida
Karbohidrat yang paling sederhana (simple sugar), oleh karena tidak bisa lagi dihidrolisa.
Monosakarida larut di dalam air dan rasanya manis, sehingga secara umum disebut juga gula.
Penamaan kimianya selalu berakhiran -osa. Dalam Ilmu Gizi hanya ada tiga jenis monosakarida
yang penting yaitu, glukosa, fruktosa dan galaktosa.
2. Disakarida
Merupakan gabungan antara 2 (dua) monosakarida, pada bahan makanan disakarida terdapat
3 jenis yaitu sukrosa, maltosa dan laktosa.
3. Polisakarida
Merupakan senyawa karbohidrat kompleks, dapat mengandung lebih dari 60.000 molekul
monosakarida yang tersusun membentuk rantai lurus ataupun bercabang. Polisakarida rasanya
tawar (tidak manis), tidak seperti monosakarida dan disakarida. Di dalam Ilmu Gizi ada 3 (tiga)
jenis yang ada hubungannya yaitu amilum, dekstrin, glikogen dan selulosa.
Merupakan sumber enersi utama bagi orang dewasa di seluruh penduduk dunia, terutama di
negara seclang berkembang oleh karena di konsumsi sebagai bahan makanan pokok. Disamping
bahan pangan kaya akan amilumjuga mengandung protein, vitamin, serat dan beberapa zat gizi
penting lainnya. Amilum merupakan karbohidrat dalam bentuk simpanan bagi tumbuh-tumbuhan
dalam bentuk granul yang dijumpai pada umbi dan akarnya.
Sumber: umbi-umbian,serealia dan biji-bijian merupakan sumber amilum yang berlimpah
ruah oleh karena mudah didapat untuk di konsumsi. Jagung, beras dan gandum kandungan
amilurnnya lebih dari 70%, sedangkan pada kacang-kacangan sekitar 40%.
Terdapat dua jenis monosakarida sederhana yaitu, senyawa polihidroksilik yang
mengandung gugus fungsi karbonil. Aldosa yang mengandung gugus aldehid dan ketosa yang
mengandung gugus keton. Monosakarida sederhana juga dapat digolongkan menurut jumlah

atom yang didukungnya yakni triosa, tetrosa, pentose, heksosa dan lain-lain. Masing-masing
mengandung tiga, empat, lima atau enam atom karbon. Kedua system penggolongan tersebut
dapaat digabungkan (Khucel, 2006).
Menurut Murray (1999), karbohidrat diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Monosakarida merupakan bentuk karbohidrat yang tidak dapat dihidrolisis menjadi bentuk yang
lebih sederhana lagi.
2. Disakarida menghasilkan dua monosakarida yang sama atau berbeda kalau dihidrolisis.
3. Oligosakarida menghasilkan dua hingga sepuluh unit monosakarida pada hidrolisis.
4. Polisakarida menghasilkan lebih dari sepuluh mlekul monosakarida pada hidrolisis.
Karbohidrat merupakan senyawa karbon yang banyak dijumpai dialam, terutamasebagai
penyusun utama jaringan tumbuh-tumbuhan. Nama lain karbohidart adalah sakarida. Senyawa
karbohidrat dalam polihidroksi aldehid dan polihidroksi keton yang mengandung unsur-unsur
(Yazid, 2006).
Sebagian besar zat-zat organik alam adalah golongan karbohidrat bila ditinjau dari
strukturnya, karbohidrat merupakan derivate aldehid dan keton dari alcohol polihidris atau
senyawa turunannya sebagai hidrolisa. Contohnya pati dan gula yang terdapat pada tumbuhtumbuhan. Pectin, sellulosa dan hemisellulosa merupakan bahan bakuu pembentuk organ
tumbuh-tumbuhan yang sama diperoleh dari hasil fotosintesis (Hala dan Hartono, 2011).

BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Hari / tanggal
: Kamis 15 Desember 2011
Waktu
: Pukul 11.00 s.d 01.50 WITA
Tempat
: Laboratorium Biologi lantai II sebelah Barat FMIPA UNM
B. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Tabung reaksi 7 buah
b. Pipet tetes 7 buah
c. Rak tabung reaksi
d. Bunsen
e. Gelas ukur 10 mL

f.
g.
2.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
C.
1.
a.
b.
c.
d.
e.
2.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
3.
a.
b.
c.
d.
4.
a.
b.
c.
d.
e.
f.

Kaki tiga
Batang pengaduk
Bahan
Amilum
Sukrosa
Fruktosa
Laktosa
Maltose
Glukosa
Larutan NaOH
Larutan -naftol
Reagen benedict
Reagen berfoed
Reagen schiliwanof
Prosedur Kerja
Percobaan Peragian
Menyediakan 7 buah tabung reaksi.
Memasukkan 1 mL sampel kedalam tabung reaksi.
Menambahkan 3 tetes ragi.
Didiamkan selama 40 menit.
Mengamati ada tidaknya gelembung.
Percobaan Iod
Menyediakan 7 buah tabung reaksi.
Memasukkan setiap sampel kedalam tabung reaksi.
Menambahkan reagen iod kemudian dipanaskan.
Mengamati perubahan yang terjadi.
Menambahkan NaOH.
Mengamati kembali perubahan warna.
Percobaan Benedict
Menyediakan 7 buah tabung reaksi.
Memasukkan setiap sampel kedalam tabung reaksi.
Menambahkan reagen benedict.
Mengamati perubahan yang terjadi.
Percobaan Barfoed
Menyediakan 6 buah tabung reaksi.
Memasukkan setiap sampel kedalam tabung reaksi.
Menambahkan reagen barfoed.
Memanaskan larutan dan mengamati perubahan warna.
Menambahkan asam fosfomolibdat.
Mengamati perubahan warna.

5. Percobaan Mollisch
a. Menyediakan 7 buah tabung reaksi.

b. Memasukkan setiap sampel (laktosa, maltosa, sukrosa, fruktosa, galaktosa, glukosa, amilum)
c.
d.
e.
f.
6.
a.
b.
c.
d.
7.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
8.
a.
b.
c.
d.
9.
a.
b.
c.

kedalam tabung reaksi.


Menambahkan larutan -naftol 10%.
Mengamati perubahan warna yang terjadi.
Menambahkan larutan H2SO4.
Mengamati kembali perubahan warna yang terjadi.
Percobaan Seliwanoff
Menyediakan 7 buah tabung reaksi.
Memasukkan setiap sampel (fruktosa, glukosa, galaktosa, maltosa, laktosa, fruktosa, sukrosa dan
agar-agar) kedalam tabung reaksi.
Menambahkan reagen seliwanoff.
Mengamati perubahan warna yang terjadi.
Percobaan Hidrolisis Selulosa
Menyediakan 1 buah tabung reaksi.
Menyiapkan potongan-potongan kecil kertas saring.
Menambahkan larutan H2SO4 kemudian dipanaskan.
Menambahkan air.
Mendiamkan selama 1 jam.
Menambahkan benedict.
Mengamati perubahan warna yang terjadi.
Percobaan Hidrolisis Amilum
Menyediakan 1 buah tabung reaksi.
Memasukkan agar-agar kedalam tabung reaksi.
Dipanaskan kemudian menambahkan iodium.
Mengamati perubahan warna.
Percobaan Uji Ozason
Menyediakan 3 buah tabung reaksi.
Memasukkan setiap sampel (glukosa, fruktosa dan agar-agar) kedalam tabung reaksi.
Menambahkan fenilhidrazin.
Memanaskan larutan kemudian mengamati perubahan warna yang terjadi

BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
1. Percobaan peragian
No
Sampel (1 mL)
Reagen (3 tetes)
Waktu
Gelembung
1
Sukrosa
Ragi
40 menit
Ada
2
Fruktosa
Ragi
40 menit
Ada
3
Maltosa
Ragi
40 menit
Ada
4
Laktosa
Ragi
40 menit
Ada
5
Galaktosa
Ragi
40 menit
Ada
6
Glukosa
Ragi
40 menit
Ada
7
Amilum
Ragi
40 menit
Ada
2. Percobaan benedict
No
Sampel
Reagen
Perubahan Warna
1
Amilum (kuning
Benedict (Biru)
Biru
keemasan)
2
Fruktosa (Bening)
Benedict (Biru)
Merah
3
Glukosa (Bening)
Benedict (Biru)
Merah
4
Galaktosa (Bening)
Benedict (Biru)
Merah
5
Maltosa (Bening)
Benedict (Biru)
Merah
6
Laktosa (Bening)
Benedict (Biru)
Merah
7
Sukrosa (Bening)
Benedict (Biru)
Biru

3. Percobaan Seliwanoff
No
Sampel
1
Fruktosa (Bening)
2

Glukosa (Bening)

Galaktosa (Bening)

Reagen
Seliwanoff (Kuning
Bening)
Seliwanoff (Kuning
Bening)
Seliwanoff (Kuning
Bening)

Perubahan Warna
Kuning
Kuning
Kuning

Maltosa (Bening)

Laktosa (Bening)

Sukrosa (Bening)

Agar-Agar
(kuning-kunig)

4. Percobaan Mollisch
No
1
2
3
4
5
6
7

Sampel
Laktosa
Maltosa
Sukrosa
Fruktosa
Galaktosa
Glukosa
Amilum

5. Percobaan Barfoed
No
Sampel
1
2
3
4
5
6
6. Percobaan Osazon
No
1
2
3
7. Percobaan Iod
No
1
2
3

Sukrosa
Maltosa
Laktosa
Glukosa
Fruktosa
Galaktosa

Seliwanoff (Kuning
Bening)
Seliwanoff (Kuning
Bening)
Seliwanoff (Kuning
Bening)
Seliwanoff (Kuning
Bening)

Kuning
Kuning
Kuning
Kuning

Larutan yang ditambahkan


-naftol 10% dan H2SO4
-naftol 10% dan H2SO4
-naftol 10% dan H2SO4
-naftol 10% dan H2SO4
-naftol 10% dan H2SO4
-naftol 10% dan H2SO4
-naftol 10% dan H2SO4

Reagen
Barfoed
Barfoed
Barfoed
Barfoed
Barfoed
Barfoed

Larutan yg
ditambahkan
As. fosfomoblidat
As. Fosfomoblidat
As. Fosfomoblidat
As. Fosfomoblidat
As. Fosfomoblidat
As. fosfomoblidat

Sampel
Glukosa

Larutan Yg Ditambahkan
Fenilhidrazin

Fruktosa

Fenilhidrazin

Agar-Agar

Fenilhidrazin

Sampel

Reagen

Glukosa
Maltosa
Sukrosa

Iod
Iod
Iod

Warna
Merah
Merah
Ungu
Ungu
Merah
Merah
Merah

Larutan Yg
Ditambahkan
NaOH
NaOH
NaOH

Warna
Hijau
Hijau
Hijau
Hijau
Hijau
Hijau

Endapan
Tidak Ada
Endapan
Tidak Ada
Endapan
Ada endapan
Warna
Hijau Bening
Hijau Kekuningan
Hijau Kekuningan

4
Laktosa
5
Galaktosa
6
Fruktosa
7
Agar-Agar
8. Percobaan Hidrolisis Selulosa
No
Sampel
1

Iod
Iod
Iod
Iod

Potongan Kertas Saring

9. Percobaan Hidrolisis Amilum


No
Sampel
1
Agar-Agar

NaOH
NaOH
NaOH
NaOH

Bening
Kuning Jernih
Hijau Kekuningan
Bening

Larutan Yg
Ditambahkan
H2SO4, Air dan
Benedict

Larutan Yg Ditambahkan
HCl 1 N dan Iod

Warna
Biru Muda
Warna
Kuning Orange

B. Pembahasan
1. Uji peragian
Uji peragian atau fermentasi di dapatkan hasil bahwa pada sampel sukrosa,
fruktosa, maltose, laktosa, galaktosa, glukosa dan amilumyang di tambahkan ragi tiga tetes
dalam waktu 40 menit terdapat endapan namun yang seharusnya terjadi pada uji fermentasi, gas
CO2 yang dihasilkan ragi lebih cepat terjadi pada monosakarida, khususnya glukosa. Mungkin
dalam hal ini praktikan kurang teliti dalam melakukan penghitungan waktu sehingga terjadi
kesalahan. Karna monosakarida lebih reaktif dari disakarida ataupun polisakarida. Selain itu,
Pati dan disakarida lainnya merupakan molekul yang relatif lebih besar dibandingkan dengan
monosakarida sehingga kemampuan ragi untuk mencerna , mengubah pati tersebut menjadi etil
alkohol dan karbon dioksida lebih banyak memerlukan energi dan waktu yang lebih lama.
Reaksi Peragian
Ragi + karbohidrat ----Buffer fosfat-- CO2
2. Uji Benedict
Uji benedict, hasil uji positif ditunjukkan oleh fruktosa, glukosa, maltosa, dan
laktosa, yang ditandai dengan warna merah sedangkan untuk karbohidrat jenis sukrosa dan
amilum menunjukkan hasil negative yang di tandai dengan warna biru. Sekalipun aldosa atau
ketosa berada dalam bentuk sikliknya, namun bentuk ini berada dalam kesetimbangannya dengan
sejumlah kecil aldehida atau keton rantai terbuka, sehingga gugus aldehida atau keton ini dapat
mereduksi berbagai macam reduktor, oleh karena itu, karbohidrat yang menunjukkan hasil reaksi
positif dinamakan gula pereduksi. Pada sukrosa, walaupun tersusun oleh glukosa dan fruktosa,
namun atom karbon anomerik keduanya saling terikat, sehingga pada setiap unit monosakarida
tidak lagi terdapat gugus aldehida atau keton yang dapat bermutarotasi menjadi rantai terbuka,
hal ini menyebabkan sukrosa tak dapat mereduksi pereaksi benedict. Pada pati, sekalipun

terdapat glukosa rantai terbuka pada ujung rantai polimer, namun konsentrasinya sangatlah kecil,
sehingga warna hasil reaksi tidak tampak oleh penglihatan.
Adapun reaksinya yaitu:
a. Glukosa
CH2OH
H
OH

OH
OH

O H
H OH
OH

CH2OH
H
+ 2 Cu2+ + 5 OHHO OH
H
+ 2 Cu2O + 3 H2O
Merah

OH

O
C

H
OH

b. Fruktosa
O
HOH2C

CH2OH
2+

CH2OH + 2 Cu 5 OH
H
HO

OH
H

H
HO

OH OH
H
H
+ 2 Cu2O + 3 H2O

CH2OH

merah
c.

Laktosa
CH2OH
H
OH HO
H

CH2OH

CH2OH
HO
O OH
H
OH
H OH
H H +
HO
H
H
OH
D-Galaktosa
CH2OH
CH2OH
CH2OH
H
O H
HO
OH
H
OH
HO OH
H OH
H
OH
H COOH HO OH
H COOH
H
HO
H
OH
H
OH
D-Glukosa
asam galaktonat
asam glukonat
+ 2 Cu2O + 3 H2O
merah
d. Sukrosa
CH2OH
O
H
H O
CH2OH + 2 Cu2+ 5 OHOH OH
H
HOH2C OH
H
H
OH
H
OH
Sukrosa
O

O OH
H H
OH

3. Uji Seliwanoff
Uji ini Pembentukan 4-hidroksimetil furfural ini terjadi pada reaksi antara fruktosa,
sukrosa dan agar-agar yang di tambahkan dengan selliwanof. Fruktosa merupakan ketosa, dan

sukrosa terbentuk atas glukosa dan fruktosa, sehingga reaksi dengan pereaksi selliwanof
menghasilkan senyawa berwarna kuning. Reaksi ini mestinya tidak terjadi pada glukosa,
galaktosa, maltosa dan laktosa, karena tersusun dari unit-unit glukosa yang dihubungkan oleh
ikatan 1,4-a-glikosida, sedangkan laktosa tersusun darigalaktosa dan glukosa yang keduanya
merupakan aldosa. Salah satu alasan yang menyebabkan terjadinya reaksi positif antara pereaksi
selliwanof dengan pati dan laktosa adalah terkontaminasinya kedua karbohidrat ini oleh ketosa.

4. Percobaan Mollisch
Hasil yang telahdi dapat dari uji molisch menunjukkan bahwa semua bahan yang diuji
adalah karbohidrat. Pereaksi molisch membentuk warna merah yaitu pada larutan glukosa,
galaktosa, amilum, laktosa, maltosa, dan menghasilkan warna ungu pada fruktosa dan sukrosa
hal ini menunjukkan bahwa uji molish sangat spesifik untuk membuktikan adanya golongan
monosakarida, disakarida dan polisakaida pada larutan karbohidrat.
Adapun persamaan reaksinya uji mollisch yaitu sebagai berikut:
a. Glukosa
OH
CH2OH
HC CH
H
H
O H + H2SO4
C
C
CHO +
OH HO
H OH
HOH2C
O
H
OH
hidroksi metil furfural
-naftol
O
HC CH
C
C
HOH2C
O

CH2

HO3S

SO3H
OH

b. Fruktosa
O
H
CH2OH
HOH2C OH H H
+ H2SO4
H
OH

OH
HC CH
HC
C CHO +
O
Furfural

-naftol

OH
HC
C

CH
C CH2 O
O
HO3S

c.

OH

Laktosa
OH
CH2OH
HC CH
H
H
O H + H2SO4
C
C CHO +
HO HO
H OH
HOH2C
O
H
OH
hidroksi metil furfural

SO3H

-naftol

OH

HC CH
C C CH2O O
HOH2C
O

HO3S
OH

SO3H

d. Sukrosa
CH2OH
HC
HC
H H
O H + H2SO4
C
C
CHO +
HO HO
H OH
HOH2C
O
H
OH
hidroksi metil furfural
O
HC CH
C
C
O

CH2

OH
-naftol

HO3S

SO3H
OH

5. Percobaan Barfoed
Karbohidrat yang di tambah dengan Barfoed dan di tambah asam fosfomolibdat
menghasilkan warna hijau. Dalam asam, polisakarida atau disakarida akan terhidrolisis parsial
menjadi sebagian kecil monomernya. Hal inilah yang menjadi dasar untuk membedakan antara

polisakarida, disakarida, dan monosakarida. Monomer gula dalam hal ini bereaksi dengan
fosfomolibdat membentuk senyawa berwarna hijau. Dibanding dengan monosakarida,
polisakarida yang terhidrolisis oleh asam mempunyai kadar monosakarida yang lebih kecil,
sehingga intensitas warna hijau yang dihasilkan lebih kecil dibandingkan dengan larutan
monosakarida.
Adapun reaksinya adalah:
O
O

Cu2+ asetat

RCH + RCOH + Cu2O+ CH3COOH


n-glukosa
Endapan
monosakarida
merah bata
6. Uji Osazon
Pembentukkan osazon pada uji osazon terlihat dengan adanya endapan yang terjadi pada
agar-agar dan tidak terdapat pada glukosa dan fruktosa mungkin kami kurang teliti sehingga
tidak terdapat endapan pada glukosa dan fruktosa. Endapan ini spesifik bagi setiap jenis
karbohidrat, baik monosakarida, oligosakarida, maupun polisakarida.. Dari hasil pecobaan, dapat
dinyatakan bahwa uji osazon digunakan untuk mengidentifikasi monosakarida, disakarida, dan
sebagian polisakarida. Karbohidrat mempunyai penampang yang berbeda-beda, hal ini karena
masing-masing bahan memiliki rantai hidrokarbon yang berbeda-beda pula, ada yang rantai
hidrokarbonya lurus dan ada pula yang bercabang.
Reaksi pembentukan osazon adalah sebagai berikut:
Aldosa + fenilhidrazin
fenilhidrazon
Fenilhidrazon + 2 fenilhidrazin Osazon + aniline + NH3 +H2O
Sukrosa tidak membentuk osazon.
Namun pada percobaan ini tidak di temukan ozazon karna mungkin kami kurang teliti
selain itu mungkin tempat atau sampel telah terkontaminasi.
Reaksi yang seharusnya terjadi, yaitu:
a. glukosa
O
H
C
H
C H
H
C OH
HO C H
HO C OH + H2N NH
HO C H + NH NH
H
C OH
H
C OH
H
C
H C OH
CH2OH
CH2OH
(D-Glukosa)

C N NH
C O
HO C H + H2N NH
H
C OH
H
C OH
CH2OH

H
C
N NH
C
N NH
HO C H
H C OH
H C OH
CH2OH
(Glukosazon)

H
C N NH
C O
HO C H + H2N NH
H C OH
H C OH
CH2OH
b. Fruktosa
O
C H
C O
HO C H + N2N
H C OH
H C OH
CH2OH

H
C N NH
C N NH
HO C H
H C OH
H C OH
CH2OH
Glukosazon
H
N

H
C N NH
C O
HO
C
H + N2N + NH NH
H
C OH
H
C OH
CH2OH

C OH
C O
HO C H + NH
H C OH
H C OH
CH2OH

NH

H
C N NH
C N NH
HO C H
H C OH
H C OH
CH2OH
Fruktosazon

7. Percobaan Iod
Hasil yang di peroleh Pada uji iod untuk sempel glukosa, maltose, sukrosa, laktosa,
galaktosa, fruktosa, dan agar-agar tidak ada yang berhasil mungkin hal ini terjadi karna praktikan
kurang bersih dalam melakukan pembersihan alat. Seharusnya pati lah yang menunjukkan reaksi
positif bila direaksikan dengan iodium. Hal ini disebabkan karena dalam larutan pati, terdapat
unit-unit glukosa yang membentuk rantai heliks karena adanya ikatan dengan konfigurasi pada
tiap unit glukosanya. Bentuk ini menyebabkan pati dapat membentuk kompleks dengan molekul

iodium yang dapat masuk ke dalam spiralnya, sehingga menyebabkan warna biru tua pada
kompleks tersebut.
8. Hidrolisis Selulosa
Uji selanjutnya adalah uji selulosa yang dimana potongan kertas saring yang di tambah
H2SO4 berwarna hitam dan dipanaskan tetap hitamsetelah itu di tambah air dan di tambah dengan
benedict warnanya biru muda yang mana menandakan bahwa terdapatnya kandungan
karbohidrat (selulosa) pada kertas tersebut. Hampir 50% karbohidrat yang berasal dari tumbuhtumbuhan adalah selulosa, karena selulosa merupakan bagian yang terpenting dari dinding sel
tumbuh-tumbuhan. Selulosa tidak dapat dicerna oleh tubuh manusia, oleh karena tidak ada enzim
untuk memecah selulosa. Meskipun tidak dapat dicerna, selulosa berfungsi sebagai sumber serat
yang dapat memperbesar volume dari faeses, sehingga akan memperlancar defekasi.
9. Hidrolisis amilum
Uji ini yang dimana sampel agar-agar di tambah dengan NHCl kemudian di panaskan dan
di tambah larutan iodium menghasilkan warna kuning orange yang menandakan bahwa sampel
mengandung karbohidrat. Amilum merupakan sumber enersi utama bagi orang dewasa di seluruh
penduduk dunia, terutama di negara seclang berkembang oleh karena di konsumsi sebagai bahan
makanan pokok. Disamping bahan pangan kaya akan amilumjuga mengandung protein, vitamin,
serat dan beberapa zat gizi penting lainnya. Amilum merupakan karbohidrat dalam bentuk
simpanan bagi tumbuh-tumbuhan dalam bentuk granul yang dijumpai pada umbi dan akarnya.

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Uji molisch digunakan untuk menentukan karbohidrat secara umum yaitu terdiri dari,
monosakarida, disakarida, dan polisakarida.
2. Uji benedict yang mengandung aldehid dan keton ditunjukkan oleh fruktosa, glukosa, maltosa,
dan laktosa, yang ditandai dengan warna merah.
3. Uji barfoed digunakan untuk mengidentifikasi antara monoskarida, disakarida, dan polisakarida
yang di tandai dengan warna yaitu hijau.
4. Uji selliwanof digunakan untuk menentukan karbohidrat jenis ketosa dan yang termasuk ketosa
adalah fruktosa dan sukrosa.
5. Uji fermentasi yang menggunakan ragi dapat mencerna dan merubah karbohidrat menjadi etil
alkohol dan gas karbondioksida.
6. Uji osazon digunakan untuk mengamati perbedaan yang spesifik bagi tiap karbohidrat melalui
7.
8.
9.
B.
1.
2.
3.

penampang endapan yang dihasilkannya.


Uji iod, hanya pati lah yang dapat membentuk senyawa kompleks berwarna biru dengan iodium,
Hidrolisis amilum membuktikan adanya kandungan karbohidrat.
Hidrolisis selulosa membuktikan adanya kandungan karbohidrat.
Saran
Diharapkan kerjasama antara praktikan sehingga praktikum berjalan dengan lancar.
Diharapkan kepada asisten agar lebih intensif mengontrol praktikan.
Diharapkan kepada laboran agar menyediakan bahan yang bagus dan layak pakai.

DAFTAR PUSTAKA
Hala, Yusminah dan hartono. 2011. Penuntun Biokimia Umum. Makassar: Jurusan Biologi FMIPA UNM.
Hutugalung, Holomoan. 2004. Karbohidrat. Makassar, diakses rabu 21 Desember 2011.
Kuchel, Philip. 2006. Biokimia. Jakarta: Erlangga
Murray, Robert. 1999. Biokimia Harper. Jakarta: Buku Kedokteran.
Poedjiaji, Anna. 2009. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: UI.
Yazid, Estien. 2006. Penuntun Praktikum Biokimia Yogyakarta: Andi Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai