PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
dalam hati dan digunakan oleh sel-sel pada jaringan otot sebagai sumber energi.
Amilum atau pati, selulosa, glikogen, gula atau sukrosa dan glukosa merupakan
disakarida,
oligosakarida
dan
polisakarida.
Monosakarida
merupakan karbohidrat yang tidak dapat dihidrolisis dan tidak kehilangan sifat
gulanya, contohnya ribose dan glukosa. Disakarida merupakan karbohidrat yang
bila dihidrolisis menghasilkan dua monosakarida yang sama atau berbeda.
Contohnya yaitu sukrosa yang jika dihidrolisis akan menghasilkan glukosa dan
fruktosa. Polisakarida yang merupakan polimer monosakarida yang memiliki
bobot molekul yang tinggi dan bila dihidrolisis akan menghasilkan lebih dari
sepuluh monosakarida, contohnya amilum, glikogen, dan selulosa. ((Poedjiadi,
Anna: 1994)
Dalam tubuh manusia, karbohidrat dapat dibentuk dari beberapa asam amino
dan sebagian dari gliserol lemak. Tetapi sebagian besar karbohidrat diperoleh dari
bahan makan yang dimakan sehari-hari, terutama bahan makanan yang berasal
dari tumbuh-tumbuhan. Karbohidrat juga mempunyai peranan penting dalam
menentukan karakteristik bahan makanan, misalnya rasa, warna, tekstur, dan lain-
dengan asam sulfat dan fenol seperti resorsinol, antron, -naftol, timol, dan
sebagainya. Pati dengan iod memberikan warna biru yang disebabkan oleh
komponen amilosa. Amilopektin memberikan warna lembayung merah dengan
iod. Pentosa dan polisakarida yang mengandung pentose menghasilkan warna
ungu merah dengan floroglusinol dalam asam hidroklorida. Asam uronat pun
memberikan uji positif, tetapi dapat dibedakan karena tidak memberikan reaksi
Bial (warna biru jika dipanaskan dengan orsinol dan FeCl3 dalam asam
hidroklorida). Ketosa dapat dideteksi dengan memanaskannya dengan asam
hidroklorida dan resorsinol yang memberikan warna merah (uji selliwanoff).
Warna hijau biru dengan diazourasil (reaksi Raybin) diberikan oleh sukrosa dan
oligosakarida lain yang mengandung bagian sukrosa seperti rafinosa dan stakiosa.
Fruktosa dan fruktan memberikan warna merah jika dipanaskan dengan urea
dalam asam hidroklorida pekat. Asam uronat dan polimernya dapat dideteksi
BAB III
METODE PERCOBAAN
3.1 Bahan
Sampel
Reagen
Sukrosa 1%
Glukosa 1%
Fruktosa 1%
Amilum 1%
Laktosa 1%
Maltose 1%
Dextrin 1%
Nasi 1%
Roti 1%
Larutan Iodium
3.2 Alat
Tabung reaksi
Rak tabung
Pipet tetes pipet
Pipet skala
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
4.2 Pembahasan
Pada praktikum kali ini, percobaan yang dilakukan adalah
penentuan adanya polisakarda alam suatu sampel. Pada sampel fruktosa,
glukosa, maltose, laktosa dan sukrosa walaupun sudah ditambahakn
larutan iodium tentunya akan berwarna kuning karena larutan iodium
memang berwarna kuning , dan pada hasil perubahan warna / reaksinya
tidak terjadi ataupun tidakbereaksi ( berubah warna ) hal ini diarenakan
sampel trsebut tidak mengandung poisakarida.
Sedangkan pada larutan ampel amilum, dextrin dan roti mengalami
perubahan warna karena ketiga sampel tersebut mengandung polisakarida.
Dimana amilum dari warna putih keruh berubah warna menjadi hitam hal
ini dikarenakan amilum mempunyai dua polisakarida yaitu amilopepti
yang mempunyai warna khas lembayun atau merah keunguan saat
diambahkan larutan iodium. Dan amylase nmempunyai warna khas biru
saat ditambahkan laruan iodium , dan pada saat percobaan lautan amilum
yang digunakan mengandung kedua duanya sehingga menghasilkan
warna hitam, begitupun juga dengan sampel roti. Sedangkan pada sampel
dextrin sudah menghasilkan warna khasnya sendiri yaitu merah
kecoklatan, dan ketiga sampel tersebut bereaksi positif. Sedangkan pada
kelima sampel yang tidak berubah warna berarti bereaksi negative.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5. 1 Kesimpulan
Uji iodium
5.2 Saran
Pada uji iodium sebaiknya setiap penetesan dilakukan
secara hati hati karena jika tidak, maka hasil reaksi tidak akan berubah
sesuai dengan yang diharapkan.
DAFTAR PUSTAKA