Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN LENGKAP

BIKIMIA (P)

(UJI IODIUM)

Oleh :

Nama : Siti Hidra

Nim : 17 3145 453 060

Kelas : 17B

Kelompok : III

PROGRAM STUDI DIII ANALIS KESEHATAN

STIKes MEGA REZKY MAKASSAR

2018
A. JUDUL LAPORAN
Uji Iodium

B. TUJUAN PERCOBAAN
Untuk mengetahui adanya polisakarida dalam sampel

C. LATAR BELAKANG
Karbohidrat adalah senyawa polihidrasi Aldehid yang merupakan
polimer dari monosakarida dengan rumus molekul Cn(H2O)n. Dalam
karbohidrat merupakan hasul sintesa dari molekul CO2 dan H2O dengan
bantuan sinar matahari dan zat hijau daun (klorofil) yang dikenal dengan
proses fotosintesa, (Poedjiadi, Anna: 2009).
Polisakarida dikenal juga dikenal sebagai poliosa majemuk yang
mempunyai susunan kompleks dengan berat molekul. Makromolekul ini
merupakan polimer monosakarida atau polimer turunan–turunan
monosakarida, plisakarida ini disebut heteropolisakarida, (Robinson,
Trevon: 2010).
Polisakarida juga mempunyai fungsi khusus, misalnya kondroitin
sulfat, heparin dan asam hialuruat. Amilum dan selulosa juga mempunyai
pemakaian yang luas dalam industry, (Robinson, Trevon: 2010).
D. TINJAUAN PUSTAKA
Karbohidrat sangat akrab dengan kehidupan manusia, karena ia
adalah sumber energy utama manusia. Contoh makanan sehari-hari yang
mengandung karbohidrat adalah pada tepung, gandum, jagung, beras,
kentang, sayur-sayuran dan lain sebagainya. Karbohidrat adalah dan keton
polihidroksil atau turunannya selain itu. Ia juga disusun oleh dua sampai
delapan monosakarida yang dirujuk sebagai oligosakarida. Karbohidrat
mempunyai rumus umum Cn(H2O)n, (Tim Pengajar: 2013).
Karbohidrat (dalam hal ini pati, gula, atau glikogen) merupakan zat
gizi sumber energi paling penting bagi makhluk hidup karena molekulnya
menyediakan unsur karbon yang siap digunakan oleh sel. Secara kimia,
karbohidrat dapat didefinisikan sebagai turunan aldehid atau keton dari
alkohol polihidrik (karena mengandung gugus hidroksi lebih dari satu),
atau sebagai senyawa yang menghasilkan turunan tersebut apabila
dihidrolisis, (Muchtadi, Deddy: 2009).
Terdapat beberapa buku yang membahas secara umum mengenai
analisis karbohidrat. Disamping metode buku kimia organik, banyak sekali
uji warna yang telah dikembangkan untuk berbagai golongan karbohidrat.
Reaksi umum yang diberikan oleh semua karbohidrat ialah pembentukan
warna jika dipanaskan dengan asam sulfat dan fenol seperti resorsinol,
antron, α-naftol, timol, dan sebagainya. Pati dengan iod memberikan
warna biru yang disebabkan oleh komponen amilosa. Amilopektin
memberikan warna lembayung merah dengan iod. Pentosa dan
polisakarida yang mengandung pentose menghasilkan warna ungu merah
dengan floroglusinol dalam asam hidroklorida. Asam uronat pun
memberikan uji positif, tetapi dapat dibedakan karena tidak memberikan
reaksi Bial (warna biru jika dipanaskan dengan orsinol dan FeCl3 dalam
asam hidroklorida). Ketosa dapat dideteksi dengan memanaskannya
dengan asam hidroklorida dan resorsinol yang memberikan warna merah
(uji selliwanoff). Warna hijau biru dengan diazourasil (reaksi Raybin)
diberikan oleh sukrosa dan oligosakarida lain yang mengandung bagian
sukrosa seperti rafinosa dan stakiosa. Fruktosa dan fruktan memberikan
warna merah jika dipanaskan dengan urea dalam asam hidroklorida pekat.
Asam uronat dan polimernya dapat dideteksi dengan berdasarkan
timbulnya karbondioksida jiak dipanaskan dengan asam hidroklorida 12%.
Cara uji lain untuk golongan karbohidrat tertentu didasarkan pada daya
mereduksi tidak khas seperti reaksi dengan larutan Fehling, larutan
Benedict, perak nitrat beramonia, asam dinitrosalisilat basa, dan
sebagainya, (Robinson, Trevon: 2010).

E. ALAT DAN BAHAN


1. Alat
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah neraca analitik,
pipet tetes, rak tabung, dan tabung reaksi.
2. Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum ini kita menggunakan
amilum 1%, aquadest, dekstrin, fruktosa 1%, glukosa 1%, laktosa 1%,
pati 1% (nasi, kentang, ubi, roti, dan gandum), reagen iodium, dan
sukrosa 1%

F. CARA KERJA
1. Pembuatan Bahan
a. Pembuatan larutan amilum 1%
1) Disiapkan alat dan bahan
2) Ditimbang bubuk amilum sebanayak 0,5 gram dengan neraca
analiik dengan mengunakan aluminium foil
3) Dimasukan bubuk amilum kedalam gelas kimia kemudian
dilarukan dengan sediki aquades hingga larut.
4) Ditambahkan aquades sebanyak 50 ml sampai batas miniskus atas
(larutan berwarna) kemudian dimasukan kedalam labu ukur
kemudian dihomogenkan
5) Dipindahkan larutan amilum kedalam botol kosong yang elah
disiapkan dan beri label.
b. Pembuaan larutan laktosa 1%
1) Disiapkan alat dan bahan
2) Ditimbang bubuk laktosa sebnayak 0,5 gram dengan neraca
analiik dengan mengunakan aluminium foil
3) Dimasukan bubuk laktosa kedalam gelas kimia kemudian
dilarukan dengan sediki aquades hingga larut.
4) Ditambahkan aquades sebanyak 50 ml sampai batas miniskus
bawah kemudian dimasukan kedalam labu ukur kemudian
dihomogenkan
5) Dipindahkan larutan laktosa kedalam botol kosong yang telah
disiapkan dan beri label.
c. Pembuatan larutan glukosa 1%
1) Disiapkan alat dan bahan
2) Ditimbang bubuk glukosa sebnayak 0,5 gram dengan neraca
analiik dengan mengunakan aluminium foil
3) Dimasukan bubuk glukosa kedalam gelas kimia kemudian
dilarukan dengan sediki aquades hingga larut.
4) Ditambahkan aquades sebanyak 50 ml sampai batas miniskus
bawah kemudian dimasukan kedalam labu ukur kemudian
dihomogenkan
5) Dipindahkan larutan glukosa kedalam botol kosong yang telah
disiapkan dan beri label
d. Pembuaan larutan fruktosa 1%
1) Disiapkan alat dan bahan
2) Ditimbang bubuk Fruktosa sebnayak 0,5 gram dengan neraca
analiik dengan mengunakan aluminium foil
3) Dimasukan bubuk Fruktosa kedalam gelas kimia kemudian
dilarukan dengan sediki aquades hingga larut.
4) Ditambahkan aquades sebanyak 50 ml sampai batas miniskus
bawah kemudian dimasukan kedalam labu ukur kemudian
dihomogenkan
5) Dipindahkan larutan fruktosa kedalam botol kosong yang telah
disiapkan dan beri label
e. Pembuaan larutan dekstrin 1%
1) Disiapkan alat dan bahan
2) Ditimbang bubuk dekstrin sebnayak 0,5 gram dengan neraca
analitik dengan mengunakan aluminium foil
3) Dimasukan bubuk dekstrin kedalam gelas kimia kemudian
dilarutkan dengan sedikit aquades hingga larut
4) Ditambahkan aquades sebanyak 50 ml sampai batas miniskus
bawah kemudian dimasukan kedalam labu ukur kemudian
dihomogenkan
5) Dipindahkan larutan dekstrin kedalam botol kosong yang telah
disiapkan dan beri label
f. Pembuatan reagen iodium 1%
1) Disiapakan alat dan bahan
2) Ditimbang bubuk iodium sebanyak 0,32 gram dengan neraca
analitik
3) Dimasukan bubuk iodium kedalam gelas kimia
4) Ditambahkan aquades sebanyak 250 ml di aduk sampai larut
dengan menggunakan batang pengaduk
5) Ditimbang lagi bubuk KI sebanyak 0,4 gram dineraca analitik
6) Dimasukan bubuk KI kedalam labu ukur
7) Ditambahkan aquades sebanyak 4 ml dan dihomogenkan sampai
larut
8) Dicampurkan larutan iodium dan larutan KI kedalam gelas
kimia, diaduk sampai larut dengan menggunakan batang
pengaduk
9) Dipindahkan larutan iodium yang sudah tercampur kedalam
botol yang telah disediakan dan diberi label
2. Prosedur kerja uji Iodium
a. Disiapkan alat dan bahan
b. Disiapkan 7 tabung reaksi dan beri label
c. Dimasukan 1ml larutan sempel kedalam tabung reaksi
d. Diambahkan 1 ml pereaksi iodium kedalam tabung reaksi dan di
homogenkan
e. Diamati perubahan warna yang terjadi

G. HASIL PENGAMATAN
1. Tabel Hasil Pengamatan
Sampel Sebelum Sesudah keterangan

penambahan Iodium penambahan

iodium

Amilum Bening Coklat + polisakarida

1% kehitaman

Fruktosa Bening Kuning bening Tidak terdapat

1% polisakarida

Glukosa Bening Kuning bening Tidak terdapat

1% polisakarida

Laktosa 1% Bening Kuning bening Tidak terdapat

polisakarida

Sukrosa 1% Bening Kuning bening Tidak terdapat

polisakarida

Pati (ubi Bening Biru + polisakarida

kayu) 1 % kehitaman

Dekstrin Bening Merah + polisakaida

kehitaman

2. Gambar Hasil Pengamatan


Sebelum penambahan reagen Sesudah penambahan reagen

iodium iodium

H. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini kami membahas tentang uji iodium dengan
tujuan untuk menentukan adanya polisakarida dalam suatu sampel. Uji
iodium ini merupakan salah satu uji karbohidrat terhadap amilum atau
pati.
Prinsip kerja uji iodium adalah penambahan iodium pada polisakarida
yang menyebabkan terbentuknya kompleks absorbsi berwarna spesifik.
Larutan uji dicampurkan dengan larutan iodium. Hasil positif ditandai
dengan amilum berwarna biru kehitaman, dan dekstrin dengan iodium
berwarna anggur.
Bahan yang digunakan pada praktikum adalah amilum, frukosa,
glukosa, laktosa, sukrosa, pati (ubi kayu), dan dekstrin. Ubi kayu
merupakan pangan yang kaya akan karbohidrat.
Pada sampel pati (ubi kayu) 1% setelah ditambahkan iodium, terjadi
perubahan warna yaitu warna biru kehitaman. Hal ini berarti bahwa bahan-
bahan tersebut mengandung amilopekin dan pada sampel tersebut positif
mengandung polisakarida. Hasil yang kami dapatkan sesuai dengan teori.
Seperti yang telah dikatakan bahwa didalam pati terdapat unit-unit glukosa
(monosakarida) yang membentuk rantai heliks karena adanya ikatan
dengan konfigurasi pada tiap unit glukosanya. Bentuk ini menyebabkan
zat pati dapat membentuk kompleks dengan molekul iodium yang dapat
masuk kedalam spiralnya sehingga menyebabkan warna biru tua pada
kompleks tersebut.
Pada sampel amilum 1% setelah ditambahkan iodium, terjadi
perubahan warna yaitu coklat kehitaman hal ini dikarenakan amilum
mempunyai dua polisakarida yaitu amilopepti dan pada sampel tersebut
positif mengandung polisakarida. Hasil yang kami dapatkan sesuai dengan
teori. Seperti yang telah dikatakan bahwa makro molekul yang bercabang
(amilopektin) akan memberikan warna kehitaman.
Pada sampel fruktosa 1% setelah ditambahkan iodium, terjadi
perubahan warna yaitu kuning bening, hal ini berarti sampel tersebut tidak
mengandung polisakarida. Adapun hasil yang kami dapatkan sesuai
dengan teori.
Pada sampel glukosa 1% setelah ditambahkan iodium, terjadi
perubahan warna yaitu kuning bening, hal ini berberarti sampel tersebut
tidat mengandung polisakarida. Adapun hasil yang kami dapatkan sesuai
dengan teori.
Pada sampel laktosa 1% setelah ditambahkan iodium, terjadi
perubahan warna yaitu kuning bening, hal ini berberarti sampel tersebut
tidat mengandung polisakarida. Adapun hasil yang kami dapatkan sesuai
dengan teori.
Pada sampel sukrosa 1% setelah ditambahkan iodium, terjadi
perubahan warna yaitu kuning bening, hal ini berberarti sampel tersebut
tidat mengandung polisakarida. Adapun hasil yang kami dapatkan sesuai
dengan teori.
Pada sampel dekstrin setelah ditambahkan iodium, terjadi perubahan
warna yaitu merah kehitaman atau berwarna anggur. Hal ini membuktikan
bahwa hasil yang kami dapatkan sesuai dengan teori yang menyatakan
prinsip dari uji iodium apabila menggunakan dekstrin akan menghasilkan
warna merah kehitaman atau berwarna anggur.
Kesalahan-kesalahan yang biasanya terjadi pada percobaan uji iodium
sangat banyak diantaranya karena kurangnya ketelitian dalam melakukan
percobaan, kurangnya pengetahuan, bahan-bahan yang digunakan sudah
tidak layak untuk digunakan, kesalahan-kesalah pada saat pembuatan
sampel atau larutan, dan juga pada saat pemipetan tidak melalui dinding
tabung reaksi.

I. KESIMPULAN
Dari praktikum tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam uji iodium
akan menghasilkan warna biru kehitaman apabila dalam larutan tersebut
terkandung amilosa.
Pada uji iodium, kondensasi iodium dengan karbohidrat, selain
monosakarida dapat menghasilkan warna yang khas. Amilum dengan
iodine dapat membentuk kompleks biru, sedangkan dengan glikogen akan
membentuk warna merah. Oleh karena itu uji iodium ini juga dapat
membedakan amilum dan glikogen.
DAFTAR PUSTAKA
Muchtadi, Deddy. 2009. Pengantar Ilmu Gizi. Bandung: Alfabeta
Poedjiadi, Anna. 2009. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta: Universitas Indonesia
Press
Robinson, Trevor. 2010. Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi. Bandung:
Penerbit ITB
Tim Pengajar. 2013. Panduan Praktikum Biokimia. Bandung: Prodi Pendidikan
Biologi
Winarno, F.G. 2016. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama

Anda mungkin juga menyukai