Anda di halaman 1dari 42

Laporan Praktikum

UJI KUALITATIF KARBOHIDRAT


Dan
HIDROLISIS KARBOHIDRAT

I. Latar Belakang
Karbohidrat merupakan senyawa karbon yang
banyak dijumpai di alam,terutama sebagai
penyusun utama jaringan tumbuh-tumbuhan.
Senyawa karbohidrat merupakan senyawa
polihidroksi aldehid atau polihidroksi keton yang
mengandung unsur-unsur C, H, dan O dengan
rumus empiris (CH2O)n.
Pada tumbuh-tumbuhan, karbohidrat disentesis
dari CO2 dan H2O melalui proses fotosintesis
yang terjadi di dalam klorofil. Karbohidrat yang
dihasilkan merupakan cadangan makanan yang
disimpan di dalam akar, batang dan biji yang
sebagian besar merupakan amilum atau selulosa.
Dalam tubuh manusia sebagian besar
karbohidrat terdapat dalam bentuk glikogen yang
tersimpan dalam hati dan jaringan otot. Glikogen
dalam tubuh manusia berfungsi sebagai cadangan
energi. Melalui mekanisme kerja hormon dan
aktivitas enzim, glikogen dipecah menjadi unit-unit
glukosa.
Berdasarkan monomer yang menyusunnya,
karbohidrat dibedakan menjadi tiga kelompok,
yaitu:
a. Monosakarida :karbohidrat yang paling
sederhana yang terdiri dari 1 molekul berupa
aldosa atau ketosa. Contohnya :glukosa, fruktosa,
dan galaktosa.
b. Oligosakarida :karbohidrat yang tersusun dari
2 sampai 10 satuan monosakarida. contohnya :
sukrosa, disakarida dari glukosa dan fruktosa atau
laktosa yang terdiri dari glukosa dan galaktosa.
c. Polisakarida : karbohidrat yang tersusun lebih
dari 10 satuan monosakarida yang dapat berupa
rantai lurus maupun bercabang. Contoh
karbohidrat yang termasuk kelompok ini adalah
amilum dan selulosa, hidrolisis sebagiam
polisakarida akan menghasilkan senyawa
oligosakarida seperti dekstrin.
Pada umumnya karbohidrat merupakan
senyawa padat berupa serbuk putih yang
mempunyai sifat sukar larut dalam pelarut non
polar, tetapi mudah larut dalam air, kecuali
polisakarida (selulosa) yang tidak larut dalam air.
Monosakarida dan disakarida mempunyai sifat
manis sehingga sering disebut gula. Kebanyakan
monosakarida dan disakarida kecuali fruktosa
adalah kelompok gula pereduksi. Sifat mereduksi
ini disebabkan adanya gugus aldehid atau keton
bebas dalam molekulnya. Larutan gula perduksi
bereaksi positif dengan pereaksi fehling, pereaksi
Tollens maupun pereaksi benedict.
Perlakuan oleh asam anorganik pekat akan
menyebabkan polisakarida terhidrolisis menjadi
monosakarida. Dehidrasi monosakarida jenis
pentosa oleh asam sulfat pekat akan membentuk
furfural dan golongan heksosa menghasilkan
hidroksi metil furfural. Dengan penambahan alfa-
naftol dalam alkohol, senyawa tersebut akan
membentuk kompleks berwarna ungu. Reaksi ini
khas untuk identifikasi awal keberadaan
karbohidrat.
Kebanyakan karbohidrat yang ditemukan di
alam terapat sebagai polisakarida dengan berat
molekul tinggi. Beberapa polisakarida berfungsi
sebagai bentuk penyimpan bagi monosakarida,
sedangkan yang lain berfungsi sebagai unsur
struktural di dalam dinding sel dan jaringan
pengikat. Hidrolisis sempurna oleh asam atau oleh
enzim spesifik terhadap polisakarida
menghasilkan monosakarida atau senyawa
turunannya. Polisakarida yang merupakan
karbohidrat kompleks mempunyai sifat kurang
larut dalam air dingin. Pemanasan suspensi pati
secara bertahap dapat membentuk larutan koloid
dan akhirnya menjadi pasta.
Pati banyak terdapat dalam tumbuh-tumbuhan
terutama terdapat pada biji, buah dan umbi. Di
dalam sel, pati membentuk granula yang secara
mikroskopis memiliki bentuk yang berbeda untuk
setiap sumber. Pati terbagi menjadi dua fraksi
yang dapat dipisahkan dengan air panas. Fraksi
terlarut disebut amilosa (±20%) dengan struktur
molekul linier, terdiri dari rantai unit-unit D-glukosa
yang panjang digabungkan oleh ikatan α(1→4).
Rantai ini beragam dalam berat molekulnya, dari
beberapa ribu sampai 500.000. Sebaliknya fraksi
yang tidak larut disebut amilopektin (±80%)
dengan struktur bercabang, memiliki berat molekul
yang tinggi. Ikatan glikosidik yang
menggabungkan residu glukosa yang berdekatan
di dalam rantai amilopektin adalah ikatan α(1→4),
tetapi tiitk percabangan amilopektin merupakan
ikatan α(1→6). Dengan penambahan iodium,
fraksi amilosa akan memberikan warna biru
sedangkan fraksi amilopektin berwarna merah
ungu. Warna biru yang dibentuk oleh amilosa dan
iodium stabil dalam air dingin. Pemanasan akan
menyebabkan pelepasan iodium dari struktur
amilosa sehingga warna biru menjadi hilang.
Dalam suasana asam dan dengan pemanasan,
pati akan terhidrolisis menjadi senyawa
karbohidrat yang lebih sederhana. Hidrolisis pati
dengan asam klorida akan menghasilkan molekul
glukosa sedangkan hidrolisis pati oleh enzim akan
menghasilkan maltosa yang selanjutnya akan
menghasilkan glukosa. Pengujian laju hidrolisis
dapat dilakukan dengan penambahan iodium.
Tahap pada saat larutan hasil hidrolisis sudah
tidak menimbulkan warna biru dengan iodium
disebut titik akromatik.

II. Tujuan

1. MENGETAHUI ADANYA KARBOHIDRAT


DALAM SUATU SAMPEL
2. MENGETAHUI PRINSIP-PRINSIP
IDENTIFIKASI KARBOHIDRAT
3. MENGETAHUI SIFAT KIMIA KARBOHIDRAT
4. MENGETAHUI PRINSIP REAKSI HIDROLISIS
KARBOHIDRAT
5. MENGIDENTIFIKASI HASIL REAKSI
HIDROLISIS KARBOHIDRAT
III.
Metode
UJI KUALITATIF KARBOHIDRAT
a. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum ini
adalah stopwatch, penjepit, tabung, alat pemanas
listrik, becker glass 500 mL, tabung reaksi, rak
tabung reaksi, pipet tetes.
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini
adalah larutan Amilum 1%, Sukrosa 1%, Laktosa
1%, Glukosa 1%, Fruktosa 1%, Pereaksi Molisch,
Pereaksi Benedict, Pereaksi Barfoed, Pereaksi
Seliwanoff, asam sulfat pekat dan larutan Iodium.
b. Prosedur Kerja
 Uji Molisch (membuktikan adanya karbohidrat)
Sebanyak 15 tetes larutan uji dimasukkan ke
dalam tabung reaksi. Lalu ditambahkan 3 tetes
peraksi molisch, dicampurkan dengan baik.
Tabung reaksi dimiringkan 45°, lalu dialirkan
H2SO4 pekat sebanyak 1 mL dengan hati-hati
melalui dinding tabung agar tidak
bercampur.diamati perubahan yang terjadi, dan
dicatat dalam lembar pengamatan. (reaksi positif
ditandai dengan terbentuknya cincin furfural
berwarna ungu pada kedua lapisan)
 Uji Iodium (membuktikan adanya amilum,
glikogen, dan dekstrin)
Sebanyak 15 tetes larutan uji dimasukkan ke
dalam tabung reaksi. Lalu ditambahkan 2 tetes
larutan Iodium, setelah itu diamati perubahan
warna yang terjadi, dan dicatat dalam lembar
pengamatan. (reaksi positif ditandai dengan
pembentukan kompleks senyawa berwarna biru
untuk amilum, merah kecokelatan untuk glikogen
dan merah anggur untuk dekstrin)
 Uji Benedict (menentukan adanya gula
pereduksi)
Sebanyak 5 tetes larutan uji dan 15 tetes pereaksi
benedict dicampurkan dengan baik di dalam
tabung reaksi. Lalu dididihkan di penangas air
mendidih selama kurang lebih 5 menit. Setekah itu
didinginkan perlahan-lahan, selanjutnyta diamati
warna endapan yang terbentuk dan dicatat dalam
lembar pengamatan. (reaksi positif ditandai
dengan timbulnya endapan warna biru kehijauan,
kuning atau merah bata tergantung pada gula
pereduksi yang ada)
 Uji Barfoed (membedakan antara
monosakarida dan disakarida)
Sebanyak 10 tetes larutan uji dan 10 tetes larutan
barfoed dicampurkan dengan baik di dalam tabung
reaksi. Lalu dipanasakan campuran tersebut
dalam penangas air mendidih selama 5 menit.
Setelah itu diamati warna yang terbentuk, dan
dicatat dalam lembar pengamatan. (reaksi positif
ditandai dengan terbentuknya endapan Cu2O
berwarna merah bata)
 Uji Seliwanoff
 Dimasukkan sebanyak 10 tetes larutan uji dan
15 tetes pereaksi seliwanoff ke dalam tabung
reaksi. Lalu campuran dipanaskan dalam
penangas air mendidih selama 1 menit. Setelah
itu, diamati perubahan warna yang terjadi, dicatat
dalam lembar pengamatan. (reaksi positif ditanda
dengan perubahan warna larutan menjadi merah
orange)

HIDROLISIS KARBOHIDRAT
a. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan adalah kertas lakmus,
pemanas listrik, becker glass 500 mL, tabung
reaksi, rak tabung reaksi, pipet ukur 5 mL, pipet
tetes, pipet tetes porselen, dan penjepit tabung.
Bahan yang digunakan adalah larutan amilum
1%, larutan iodium, pereaksi benedict, dan HCl
2N.
b. Prosedur Kerja
Sebanyak 5 mL amilum dimasukkan ke dalam
tabung reaksi dan ditambahkan dengan 2,5 mL
HCl 2N. Lalu dicampurkan dengan baik dan
dimasukkan ke dalam penangas air mendidih.
Setelah 3 menit, 2 tetes larutan diambil ke dalam
plat tetes porselen dan ditambahkan 1 tetes
larutan iodium. Kemudian dicatat perubahan
warna yang terjadi dan ditulis dalam lembar
pengamatan. Setelah itu dilanjutkan pemanasan
dan diuji dengan larutan iodium setiap 3 menit
sampai warna larutan kuning pucat. Lalu
ditentukan kapan titik akromatik terjadi dan
dipanaskan kembali selama ± 5 menit kemudian
didinginkan. Diambil 2 mL larutan hasil hidrolisis,
dinetralkan dengan NaOH 2% dan diuji dengan
kertas lakmus. Diuji larutan netral dengan pereaksi
benedict dan dicatat perubahan warna yang
terjadi.

PEMBAHASAN

1. Uji Molisch
No Zat Uji Hasil Uji Karbohidrat
. Molisch (+/-)
1 Amilum 1 Terbentuk cincin +
% berwarna ungu
2 Sukrosa 1 Terbentuk cincin +
% berwarna ungu
3 Laktosa 1 Terbentuk cincin +
% berwarna ungu
4 Fruktosa 1 Terbentuk cincin +
% berwarna ungu
5 Glukosa Terbentuk cincin +
1% berwarna ungu

Pada uji Molisch, semua zat uji adalah


termasuk karbohidrat. hal tersebut dapat dilihat
pada terbentuknya cincin berwarna ungu.
2. Uji Iodium

Pada masing-masing zat uji memiliki indikasi


yang berbeda-beda. dari enam zat uji, Amilum,
positif mengandung polisakarida.
Untuk uji Iodium, didapat hasil sebagaimana
tertera di tabel :
No. Zat Uji Hasil Uji Iodium Polisakarida
(+/-)
1 Amilum 1 Terbentuk warna +
% Biru Tua
2 Sukrosa 1 Terbentuk warna -
% Kuning
3 Laktosa 1 Terbentuk warna -
% jernih
4 Fruktosa 1 Terbentuk warna -
% Kuning
5 Glukosa Terbentuk warna -
1% Kuning

Uji iodium ini menunjukan reaksi yang positif


terhadap amilum karena amilum merupakan salah
satu contoh dari molekul polisakarida. Amilum
terdiri dari banyak monomer glukosa.
Pada uji iodium amilum dapat menghasilkan
reaksi positif dengan menghasilkan warna biru
karena pada amilum terdapat unit-unit glukosa
yang membentuk rantai heliks karena adanya
ikatan dengan konfigurasi tiap unit glukosanya.
Bentuk ini menyebabkan pati dapat membentuk
kompleks dengan molekul iodium yang masuk
kedalam spiralnya.

3. Uji Bennedict
Pada uji Benedict, indikator terkandungnya
Gula Reduksi adalah dengan terbentuknya
endapan berwarna merah bata. hal teresebut
dikarenakan terbentuknya hasil reaksi berupa
Cu2O.

No. Zat Uji Hasil Uji Benedict Gula


Reduksi
(+/-)
1 Amilum 1 Terbentuk warna -
% biru
2 Sukrosa 1 Terbentuk warna -
% biru dan tidak
terbentuk endapan
3 Laktosa 1 Terbentuk endapan +
% merah bata
4 Fruktosa 1 Terbentuk endapan +
% merah bata
5 Glukosa Terbentuk endapan +
1% merah bata

Berikut reaksi yang berlangsung:


O O
║ ║
R—C—H + Cu2+ 2OH- → R—C—OH + Cu2O
Gula Pereduksi Endapan Merah Bata

Reaksi positif pada percobaan ini terdapat


pada terbentuknya endapan merah bata didalam
sampel hal ini ditandai karena adanya gula
pereduksi pada laktosa, glukosa dan fruktosa.
Gula pereduksi adalah golongan gula yang
memiliki kemampuan untuk mereduksi suatu
oksidator karena gugus aldehida dan keton nya
bebas berada dalam keadaan kesetimbangan
pada rantai terbuka.

4. Uji Barfoed
Pada uji barfoed dalam asam, polisakarida
atau disakarida akan terhidrolisis menjadi bagian
kecil monomernya, dan hal ini lah yang menjadi
alas an untuk membedakan antara monosakarida,
disakarida dan polisakarida. Reaksi monosakarida
dengan fosfomolibdat menghasilkan warna biru.
Sedangkan polisakarida yang terhidrolisis oleh
asam akan memiliki kadar monosakarida yang
sedikit sehingga warna biru nya tidak terlihat.
Reaksi polisakarida menghasilkan endapan warna
merah bata pada larutan uji laktosa glukosa dan
fruktosa.
No. Zat Uji Hasil Uji Monosakarida
Barfoed (+/-)
1. Sukrosa 1 tidak terbentuk -
% endapan
(larutan warna
biru)
2. Laktosa 1 Terbentuk +
% endapan merah
bata
3. Fruktosa1 Terbentuk +
% endapan merah
bata
4. Glukosa1 Terbentuk +
% endapan merah
bata

5. Uji Seliwanoff
Pada uji Seliwanof, ketosa terdeteksi pada zat uji
Fruktosa dengan terbentuknya warna jingga; yaitu
karena terbentuknya resorsinol.

No. Zat Uji Hasil Uji Ketosa


Seliwanof (+/-)
1 Sukrosa 1 orange +
%
2 Fruktosa 1 orange +
%
3 Glukosa 1 Bening -
%
4 Laktosa Bening -

Hidrolis Karbohidrat

Waktu Hasil
Perlaku Hidroli Uji Keteranga
an sis Iodium n
5ml 3 Ungu amilosa
amilum Menit Kehita
+ HCl man
Ungu
6 Kehita amilopek
Menit man tin
Ungu
9 Kehita amilopek
Menit man tin
2N + Merah
Pemana 12 kecokla eritrodeks
san Menit tan trin
15 akrodekst
Menit coklat rin
18 coklat
Menit pucat maltosa
21
Menit kuning Glukosa

Pada percobaan ini dilakukan hidroolisis


karbohidrat menggunakan HCl 2N. berdasarkan
teori bronsted lowry, dikatakan bahwa hidrolisis
merupakan proses protolisis yang melibatkan
molekul air dan proteolit lemah yang bermuatan.
Dalam hidrolisis karbohidrat, pati akan
mengalami proses pemutusan rantai oleh enzim
atau asam selama pemanasan menjadi molekul –
molekul yang lebih kecil. Ada beberapa tingkatan
dalam reaksi hidrolisis tersebut. Mula-mula pati
pecah menjadi unit rantai glukosa yang lebih
pendek (6-10 molekul) yang disebut dekstrin.
Dekstrin kemudian pecah lagi menjadi maltose
yang kemudian pecah lagi menjadi glukosa.
Pada percobaan ini juga dilakukan
penentuan titik akromatik. Titik akromatik adalah
titik dimana pati tersebut menunjukan warna yang
lebih pudar saat dilakukan penetesan iodine yang
menandakan bahwa pati tersebut telah
terhidrolisis secara sempurna menjadi unit yang
lebih kecil yaitu glukosa.
Kemudian hasil hidrolisis tersebut di
lakukan penetralan dengan NaOH yang dilakukan
untuk menetralkan HCl yang ditambahkan pada
proses pemutusan rantai (hidrolisis). Setelah
larutan tersebut netral, kemudian dilakukan
kembali dengan pengujian dengan diambil larutan
yang telah dinetralkan, kemudian direaksikan
dengan pereaksi bennedict dan dilakukan
pemanasan kembali, hal ini menunjukkan adanya
perubahan warna larutan menjadi merah bata,
yang menandakan reaksi positif mengandung gula
pereduksi, dan glukosa adalah contoh dari
kelompok monosakarida yang memiliki
kemampuan untuk mereduksi. Pemanasan diatas
hanya dilakukan untuk mempercepat terjadinya
atau jalannya reaksi antara bennedict dan hasil
larutan netral dari hidrolisis pati.
Kesimpulan :
Kesimpulan dalam percobaan kali ini adalah :
 Uji Molisch positif terhadap semua larutan uji.
 Pada uji iodium, hanya amilum yang
mengalami reaksi positif.
 Uji benedict positif pada laktosa, glukosa dan
fruktosa.
 Uji seliwanoff positif pada sukrosa dan
fruktosa.
 Uji barfoed positif pada laktosa, glukosa dan
fruktosa.
 Titik akromatik = 21 menit
 Penambahan NaOH dalam pemetralan =
3.5ml.
 Hidrolisis pati mampu mengubah polisakarida
menjadi monosakaroda ( pati – glukosa )

Daftar Pustaka :
 Hart,Harold.1983.Kimia Organik.Jakarta :
erlangga.
 Hermanto, S.2012.Petunjuk Praktikum
Biokimia 1. Jakarta : UIN Syahid.
Lehninger.1982.Dasar-dasar Biokimia.Jakarta :
erlangga
LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLISIS PATI
DENGAN ASAM

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hidrolisis merupakan reaksi pengikatan gugus
hidroksil / OH oleh suatu senyawa. Gugus OH dapat
diperoleh dari senyawa air. Hidrolisis dapat
digolongkan menjadi hidrolisis murni, hidrolisis katalis
asam, hidrolisis katalis basa, gabungan alkali dengan air
dan hidrolisis dengan katalis enzim. Sedangkan
berdasarkan fase reaksi yang terjadi diklasifikasikan
menjadi hidrolisis fase cair dan hidrolisis fase uap.
Karbohidrat merupakan sumber energi kalori utama
dan merupakan sumber kalori yang murah. Jumlah
kalori yang dapat dihasilkan oleh 1 gram karbohidrat
adalah 4 Kal (kkal). Beberapa golongan karbohidrat
menghasilkan serat-serat yang berguna bagi
pencernaan. Karbohidrat mempunyai peranan penting
dalam menentukan karakteristik bahan makanan,
misalnya rasa, warna, tekstur, dan lain-lain. Dalam
tubuh, karbohidrat berguna untuk mencegah timbulnya
ketosis, pemecahan protein tubuh yang berlebihan,
kehilangan mineral, dan membantu metabolisme lemak
dan protein, serta dapat dibentuk dari beberapa asam
amino dan sebagian dari gliserol lemak. Sebagian besar
karbohidrat diperoleh dari bahan makanan yang berasal
dari tumbuh-tumbuhan.
Pati merupakan karbohidrat yang tersebar dalam
tanaman terutama tanaman berklorofil. Bagi tanaman,
pati merupakan cadangan makanan yang terdapat pada
biji, batang dan pada bagian umbi tanaman. Banyaknya
kandungan pati pada tanaman tergantung pada asal pati
tersebut, misalnya pati yang berasal dari biji beras
mengandung pati 50–60% dan pati yang berasal dari
umbi singkong mengandung pati 80 %.
Polisakarida mempunyai fungsi metabolik selain
fungsi strukturil dalamtumbuhan dan hewan. Pati
sebagai akhir proses hotosintesa disimpan dalam
tumbuhan, sedangkan glikogen disimpan dalamhewan
dan bakteri. Pati dan glikogen adalah polimer dari D-
glukosa yang terikat melalui ikatan α-glikosidik, dengan
berat molekul bervariasi dari beberapa ribu sampai
jutaan. Pada umumnya karbohidrat merupakan zat padat
berwarna putih yang sukar larut dalam pelarut organik
tetapi larut dalam air. Berdasarkan penjelasan dan
uraian diatas, maka penting untuk melakukan praktikum
dengan judul Hidrolisis Pati dengan Asam.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada praktikum Hidrolisis Pati
dengan Asam yaitu bagaimanamengetahui pati yang
terhidrolisis dengan asam ?
C. Tujuan Praktikum
Tujuan pada praktikum Hidrolisis Pati dengan
Asam yaitu untuk mengetahui pati yang terhidrolisis
dengan asam.
D. Manfaat Praktikum
Manfaat pada praktikum Hidrolisis Pati dengan
Asam yaitu agar dapat mengetahui pati yang
terhidrolisis dengan asam.

II. TINJAUAN
PUSTAKA
Karbohidrat merupakan komponen esensial semua
organisme dan zat yang paling banyak
penyusun sel. Fungsi karbohidrat adalah sebagai
sumber energy (glukosa, pati,glikogen), membentuk
struktur sel (glikoprotein), struktur
penunjang tanaman (selulosa),penyusun
cangkang Crustacea (kitin), komponen asam nukleat.
Glukosa merupakan sumberutama dalam metabolisme
penghasil energi sel (Wulandari,dkk., 2012 dalam Mur
ray, 2003).
Karbohidrat kompleks
merupakan karbohidrat yang terbentuk
oleh hampir lebih dari20.000
unit molekul monosakarisa terutama
glukosa. Di dalam ilmu gizi, jenis karbohidratkompleks
yang merupakan sumber utama bahan makanan yang
umum dikonsumsi oleh manusia
adalah pati (starch). Pati yang juga merupakan simpana
n energi di dalam sel-seltumbuhan ini berbentuk
butiran-butiran kecil mikroskopik dengan berdiameter
berkisar antara5-50 nm. Di alam, pati
akan banyak terkandung
dalam beras, gandum, jagung, biji-bijianseperti kacang
merah atau kacang hijau dan banyak juga terkandung
di dalam berbagai jenisumbi-umbian seperti singkong,
kentang atau ubi (Irawan M. Anwari, 2007).
Polisakarida disusun oleh banyak sekali molekul-
molekul monisakarida. Polisakaridadalam bahasa maka
nan berfungsi sebagai penguat tekstur (selulosa, hemis
elulosa, pectin danlignin) dan sebagai sumber energy (
pati, glikogen, fruktan). Polisakarida merupakanmoleku
l-molekul monosakarida yang dapat
berantai lurus atau bercabang dan dapat dihidrolisis
dengan enzim-enzim yang spesifik
keryanya (Risnoyatiningsih, 2011 dalamwinarno, 1984
).
Pati merupakan komponen terbesar
pada tepung ubi kayu (Hidayat et
al., 2006)sehingga upaya perbaikan
karakteristik tepung dapat dilakukan melalui perabikan
karakteristik patinya. Salah satu metode untuk
memperbaiki karakteristik pati adalah dengan
proses pragelatinisasi parsial (Hidayati,dkk.,
2009 dalam Hidayat Beni et al., 2006).
Hidrolisis adalah proses pemecahan senyawa
kompleks menjadi senyawa sederhana dengan bantuan
air. Proses hidrolisis pati dengan asam ditemukan
pertama kali oleh Kirchoff pada tahun 1812, namun
produksi secara komersial baru terlaksana pada tahun
1850. Pada proses hidrolisis sejumlah pati diasamkan
sekitar pH 2 dipanasi memakai uap di dalam suatu
tangki bertekanan yang disebut konverter sampai suhu
120-140 C. Derajat konversi yang diperoleh bergantung
pada konsentrasi asam, waktu konversi, suhu dan
tekanan selama reaksi. Karena hasil hidrolisis onggok
berupa gula pereduksi, maka pengukuran kandungan
gula pereduksi tersebut dapat dijadikan alat pengontrol
kualitas. Pada hidrolisis yang sempurna, dimana pati
seluruhnya dikonversikan menjadi dekstrosa. Desktrosa
Ekuivalen (DE) dari larutan tersebut diberi indeks 100,
dan pati yang sama sekali belum terhidrolisis memiliki
DE 0 ( Yusrin dalam Winarno FG, 2004).

III. METODE PRAKTIKUM


A. Waktu dan Tempat
Praktikum Hidrolisis Pati dengan
Asam dilaksanakan pada hari Jum’at tanggal 8
November 2013, pukul 15.00 - 17.00 WITA dan pada
hari Sabtu tanggal 9 November2013, pukul
13.00 – 14.00 WITA . Bertempat di laboratorium
Zoologi, Fakultas matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam, Universitas Halu Oleo, Kendari.
B. Alat dan Bahan
1. Alat
Alat dan bahan yang digunakan pada
praktikum Hidrolisis Pati dengan Asamdapat dilihat
pada Tabel 1.
Tabel 1. Alat dan kegunaan pada
praktikum Hidrolisis Pati dengan Asam
N Nama Alat Kegunaan
o
1. Tabung reaksi Untuk mereaksik
an larutan
2. Rak tabung reaksi Untuk meletakka
n tabung reaksi
3. Spektrofotometer Untuk
UV menghitung
absorbansi
larutan
4. Gelas ukur Tempat
mengukur
volume larutan
5. Pipet volume Untuk
mengambil
larutan dengan
volume tertentu
6. Gelas kimia Untuk
meletakkan
tabung reaksi
yang akan
dipanaskan
7. Timbangan Untuk
menimbang berat
pati
8. Penangas air Untuk
memanaskan
tabung reaksi
9. Pipet tetes Untuk
mrngambil
larutan dalam
jumlah kecil

2. Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum Hidrolisis
Pati dengan Asam dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Bahan dan kegunaan pada praktikum Hidrolisis Pati
dengan Asam
N Nama Bahan Kegunaan
o
1. Pati Sebagai bahan yang
dihidrolisis
2. Aquadest Untuk melarutkan
pati
3. HCl 4 M Untuk
menghidrolisis pati
4. K2HPO4 1M Untuk
menghidrolisis pati
5. Reagen nelson A Untuk
menghidrolisis pati
6. Reagen nelson B Untuk
menghidrolisis pati
7. Reagen Untuk
arsenomolibdat menghidrolisis pati

C. Prosedur kerja
Prosedur kerja pada praktikum Hidrolisis Pati
dengan Asam yaitu sebagai berikut :

0,5 gram Pati


- Melarutkan dalam 10 mL aquades

Pipet 5 mL Larutan

- Menambahkan 5 mL HCl 4 M
-

Pipet 0,5 mL Larutan


Mengocok hingga larutan homogen

- Memasukkan ke dalam tabung berisi 2,5 mL


K2HPO4 1 M
-

Hasil Pengamatan

Mencampurkan dan mengencerkan sampai 10 mL


dengan aquades
-

Sisa Larutan Pati - HCl


- Menyimpan pada boiling water bath dengan
ketentuan waktu 10, 20, 30, dan 40 menit

Pipet 0,5 mL Larutan

- Memasukan ke dalam tabung reaksi yang berisi


2,5 mL K2HPO4 1 M
- Mencampur dan mengencerkan sampai 10 mL
dengan aquades

Hasil Pengamatan

Larutan Blanko : 0,5 mL H2O + 2,5 mL K2HPO4 1 M +


7 mL H2O

Tabung V

Tabung IV

Tabung II
Tabung III

Tabung I

-
Menambahkan 1 mL reagen nelson A dan B pada masimg-
masing tabung
- Menyimpan pada boiling water bath selama 20
menit
- Mendinginkan
- Menambahkan 1 mL reagen arsenomolibdat pada
masing-masing tabung tersebut
- Mengaduk
-

Hasil Pengamatan

Mencatat nilai absorbansi pada 660 nm di


spektrofotometer
A. Pembahasan
Karbohidrat merupakan senyawa yang terbentuk
dari molekul karbon, hidrogen dan oksigen. Sebagai
salah satu jenis zat gizi, fungsi utama karbohidrat
adalah penghasil energi di dalam tubuh. Tiap 1 gram
karbohidrat yang dikonsumsi akan menghasilkan energi
sebesar 4 kkal dan energi hasil proses oksidasi
(pembakaran) karbohidrat ini kemudian akan digunakan
oleh tubuh untuk menjalankan berbagai fungsi-
fungsinya seperti bernafas, kontraksi jantung dan otot
serta juga untuk menjalankan berbagai aktivitas fisik
seperti berolahraga atau bekerja.
Pati merupakan zat gizi penting dalam diet
sehari-hari. Menurut greenwold dan munro (1979)
sekitar 80% kebutuhan energi manusia didunia oleh
karbohidrat. Karbohidrat ini dapat dipenuhi dari sumber
seperti biji-bijian (jagung, padi, gandum), umbi-umbian
(ubi kayu, ubi jalar, kentang) dan batang (sagu) sebagai
tempat penyimpanan pati yang merupakan cadangan
makanan bagi tanaman.
Pati yang juga merupakan simpanan energi di
dalam sel-sel tumbuhan ini berbentuk butiran-butiran
kecil mikroskopik dengan berdiameter berkisar antara
5-50 nm. Di alam, pati akan banyak terkandung dalam
beras, gandum, jagung, biji-bijian seperti kacang merah
atau kacang hijau dan banyak juga terkandung di dalam
berbagai jenis umbi-umbian seperti singkong, kentang
atau ubi.
Pengamatan kali ini menggunakan sisa pati pada
praktikum sebelumnya, dilakukan untuk menghidrolisis
karbohidrat menggunakan HCl 2N. berdasarkan teori
bronsted lowry, dikatakan bahwa hidrolisis merupakan
proses protolisis yang melibatkan molekul air dan
proteolit lemah yang bermuatan.
Perlakuan pertama hidrolisis pati ubi kayu
dilakukan dengan asam, yakni larutan HCl 4 M. HCl
yang merupakan asam kuat akan cenderung
memberikan proton jika dilarutkan dalam air, sehingga
asam ini akan berubah seluruhnya menjadi basa
pasangannya/konjugat. Dalam praktek yang dilakukan
larutan pati ditambahkan HCl dan dipanaskan dengan
waktu 10 menit pada tiap tabung sehingga waktu yang
diperoleh sekitar 40 menit. Larutan asam HCl akan
menghidrolisis pati melalui proses pemotongan rantai,
hasil pemotongannya adalah campuran dekstrin,
maltosa dan glukosa.
Pati yang telah terhidrolisis dengan asam ini
kemudian ditambahkan dengan reagen arsenomolibdat.
Penggunaan reagen arsenomolibdat ini dimaksudkan
agar terbentuk senyawa kompleks yang akan
memudahkan pengukuran absorbansi larutan melalui
instrumen spektrofotometer UV. Dari perlakukan ini
terjadi perubahan pada larutan dimana larutan yang
semulanya bening berubah menjadi warna biru muda.
Warna biru muda yang dihasilkan merupakan
reaksi antara reagen dan panjang rantai pati hidrolisat.
Molekul reagen tersebut akan dikurung oleh 6 satuan
glukosa pada rantai heliks pada pati hidrolisat. Semakin
panjang rantai pati hidrolisat maka akan semakin biru
warna larutan.
Grafik antara konsentrasi maltosa dan absorbansi
diperoleh persamaan regresi linear, sehingga dapat
ditentukan kadar glukosa hasil hidrolisis dengan asam
untuk masing-masing variasi waktu pemanasan. Untuk
perlakuan tanpa pemanasan diperoleh absorbansi
larutan paling tinggi yaitu 0,274 sehingga berdasarkan
perhitungan melalui persamaan regresi dari kurva
standar diperoleh kadar paling tinggi pula yaitu nilai
tinggi kurva 35 pada tabung 3.
Nilai absorbansi pada perlakuan yang dilihat pada
tabel menunjukan bahwa nilai Absobansi tertinggi pada
perlakuan dengan waktu 20 menit, hal ini disebabkan
oleh terjadinya kesetimbangan pada larutan tersebut
karena dapat dilihat dari tabel pada waktu 0,10 – 20
menit nilai absorbs terus meningkat sementara pada
perlakuan 30-40 menit nilai absorbansi semakin
menurun.
Hidrolisis dengan menggunakan asam
menghasilkan pati yang strukturnya lebih renggang,
sehingga air lebih mudah menguap pada waktu
pengeringan. Struktur pati yang agak rapat akan lebih
tinggi daya ikat airnya dan terjadi pemutusan ikatan
hidrogen pada rantai linier, serta berkurangnya daerah
amorf yang mudah. Suspense pati dalam air dipanaskan
dalam suhu gelatinasi air akan dimasuki air. Suhu awal
gelatinasi adalah saat terjadinya pembekuan granula
pati sewaktu suhu dinaikkan. Suspensi pati dapat
dihidrolisis dengan penambahan asam encer. Selama
pemanasan granula pati akan mengembang dan akan
terjadi penekanan antar granula, sehingga viskositas
pati akan naik. Hidrolisis dihentikan setelah dicapai
kekentalan yang diinginkan. Pati yang termodifikasi
asam dibuat dengan mengontrol hidrolisis pati dengan
asam dalam suatu suspensi.
Metode ini memiliki kelemahan yakni glukosa
yang dihasilkan relatif kecil jumlahnya dan juga tidak
ramah lingkungan. Proses hidrolisis menggunakan
katalis asam juga memerlukan suhu yang sangat tinggi
agar hidrolisis dapat terjadi. Berdasarkan kelemahan
tersebut proses hidrolisis pati menggunakan asam
jarang digunakan.

V. PENUTUP
A. Kesiimpulan
Kesimpulan dalam praktikum Hidrolisis Pati
dengan Asam adalah Hidrolisis pati dapat dilakukan
dengan penambahan asam seperti HCl disertai
pemanasan pada suhu tinggi serta penambahan KH2PO4.
B. Saran
Saran yang dapat diajukan dalam praktikum ini
yaitu sebaiknya dalam pelaksanaan praktikum sesuai
dengan jadwal yang telah ditetapkan.
LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLISIS KARBOHIDRAT
LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

Nama : Hadi Suwandra


NPM : E1G012078
Kelompok :4
Hari/Jam : Selasa, 08:00-10:00
Tanggal : 26 November 2013
Dosen : Dra. Devi Silsia, M.Si
Ko-Ass : Sri Maryati Lubis
Tatik Sulasmi
Objek
Praktikum : HIDROLISIS KARBOHIDRAT

LABORATORIUM TEKNOLOGI INDUSTRI


PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2013

BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Karbohidrat adalah zat morganik utama yang
terdapat dalam tumbuhan. Dan biasanya mewakili 50-
75% dari jumlah bahan kering dalam bahan makanan
ternak. Sebagian besar dapat dalam biji, buah, dan akar.
Kelompok karbohidrat yang tersedia adalah
monosakarida (glukosa, fruktosa, manosa), disakarida
dan oligosakarida (sukrosa, laktosa, trehalosa, maltosa).
Energi sangat diperlukan pada setiap langkah
mahluk hidup, tanpa adanya energi berarti tidak ada
kehidupan. Sebagian besar porsi dari makanan/pakan
yang dikonsumsi oleh ternak atau manusia digunakan
untuk memnuhi kebutuhan energy, karena reaksi
anabolic dan katabolic dalam tubuh memerlukan
energy.
Salah satu dari berbagai macam sumber energy adalah
karbohidrat. Karbohidrat melingkupi senyawa-senyawa
yang secara kimia berupa hidroksi aldehida dan
hidroksi keton. Karbohidrat adalah komponen utama
dalam jaringan tanaman. Karbohidrat diklasifikasikan
dalam 5 jenis yaitu : monosakarida, disakarida,
trisakarida, polysakarida dan mixed poly sakarida.
Karbohidrat merupakan makanan sumber energi yang
paling penting. Satu gram karbohidrat dapat
menghasilkan energi sebesar 4 kkal. Walaupun
karbohidrat tidak dianggap esensial seperti asam amino
dan asam lemak esensial, tetapi makanan sehari-hari
harus mengandung sejumlah karbohidrat karena
karbohidrat penting untuk kesehatan dan kesejahteraan
manusia. Semua karbohidrat yang dapat dimetabolisme
glukosa. Karbohidrat selain sebagai sumber energi otak,
karbohidrat juga diperlukan untuk menyediakan
oksaloasetat (melalui asam piruvat) yang bersama-sama
dengan asetil KoA diperlukan untuk memulai siklus
TCA.
2. Tujuan Percobaan
a. Mengidentifikasi hasil hidrolisis karbohidrat
b. Mengidentifikasi hasil hidrolisis amilum (pati)

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Karbohidrat (dalam hal ini pati, gula, atau glikogen)
merupakan zat gizi sumber energy paling penting bagi
makhluk hidup karena molekulnya menyediakan unsur
karbon yang siap digunakan oleh sel. Secara kimia,
karbohidrat dapat didefinisikan sebagai turunan aldehid
atau keton dari alcohol polihidrik (karena mengandung
gugus hidroksi lebih dari satu), atau sebagai senyawa
yang menghasilkan turunan tersebut apabila
dihidrolisis. (Muchtadi, Deddy:2009)
Karbohidrat yang berasal dari makanan, dalam
tubuh mengalami perubahan atau metabolisme. Hasil
metabolisme karbohidrat antara lain glukosa yang
terdapat dalam darah, sedangkan glikogen adalah
karbohidrat yang di sintetis dalam hati dan digunakan
oleh sel-sel pada jaringan otot sebagai sumber energi.
Amilum atau pati, selulosa, glikogen, gula atau sukrosa
dan glukosa merupakan beberapa senyawa karbohidrat
yang penting dalam kehidupan manusia. Karbohidrat
dikelompokkan menjadi empat kelompok penting, yaitu
monosakarida, disakarida, oligosakarida dan
polisakarida. Monosakarida merupakan karbohidrat
yang tidak dapat dihidrolisis dan tidak kehilangan sifat
gulanya, contohnya ribose dan glukosa. Disakarida
merupakan karbohidrat yang bila dihidrolisis
menghasilkan dua monosakarida yang sama atau
berbeda. Contohnya yaitu sukrosa yang jika dihidrolisis
akan menghasilkan glukosa dan fruktosa. Polisakarida
yang merupakan polimer monosakarida yang memiliki
bobot molekul yang tinggi dan bila dihidrolisis akan
menghasilkan lebih dari sepuluh monosakarida,
contohnya amilum, glikogen, dan selulosa. ((Poedjiadi,
Anna: 1994)
Dalam tubuh manusia, karbohidrat dapat dibentuk
dari beberapa asam amino dan sebagian dari gliserol
lemak. Tetapi sebagian besar karbohidrat diperoleh dari
bahan makan yang dimakan sehari-hari, terutama bahan
makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan.
Karbohidrat juga mempunyai peranan penting dalam
menentukan karakteristik bahan makanan, misalnya
rasa, warna, tekstur, dan lain-lain. Sedangkan dalam
tubuh, karbohidrat berguna untuk mencegah timbulnya
ketosis, pemecahan protein yang berlebihan, kehilangan
mineral, dan berguna untuk membantu metabolisme
lemak dan protein. (Winarno, F.G.:1991)
Terdapat beberapa buku yang membahas secara
umum mengenai analisis karbohidrat. Disamping
metode buku kimia organic, banyak sekali uji warna
yang telah dikembangkan untuk berbagai golongan
karbohidrat. Reaksi umum yang diberikan oleh semua
karbohidrat ialah pembentukan warna jika dipanaskan
dengan asam sulfat dan fenol seperti resorsinol, antron,
α-naftol, timol, dan sebagainya. Pati dengan iod
memberikan warna biru yang disebabkan oleh
komponen amilosa. Amilopektin memberikan warna
lembayung merah dengan iod. Pentosa dan polisakarida
yang mengandung pentose menghasilkan warna ungu
merah dengan floroglusinol dalam asam hidroklorida.
Asam uronat pun memberikan uji positif, tetapi dapat
dibedakan karena tidak memberikan reaksi Bial (warna
biru jika dipanaskan dengan orsinol dan FeCl 3dalam
asam hidroklorida). Ketosa dapat dideteksi dengan
memanaskannya dengan asam hidroklorida dan
resorsinol yang memberikan warna merah (uji
selliwanoff). Warna hijau biru dengan diazourasil
(reaksi Raybin) diberikan oleh sukrosa dan
oligosakarida lain yang mengandung bagian sukrosa
seperti rafinosa dan stakiosa. Fruktosa dan fruktan
memberikan warna merah jika dipanaskan dengan urea
dalam asam hidroklorida pekat. Asam uronat dan
polimernya dapat dideteksi dengan berdasarkan
timbulnya karbondioksida jiak dipanaskan dengan asam
hidroklorida 12%. Cara uji lain untuk golongan
karbohidrat tertentu didasarkan pada daya mereduksi
tidak khas seperti reaksi dengan larutan Fehling, larutan
Benedict, perak nitrat beramonia, asam dinitrosalisilat
basa, dan sebagainya. (Robinson, Trevon: 1995)
Menurut kompleksitasnya karbohidrat digolongkan
sebagai berikut :
a. Monosakarida
Monosakarida adalah monomer gula atau gula yang
tersusun dari satu molekul gula berdasarkan letak gugus
karbonilnya monosakarida dibedakan menjadi : aldosa
dan ketosa. Sedang kan menurut jumlah atomnya
dibedakan menjadi :triosa , tetrosa, dll. Monosakarida
yang mengandung gugus aldehid dan gugus keton dapat
mereduksi senyawa-senyawa pengoksidasi seperti :
ferrisianida, hidrogen peroksida dan ion cupro. Pada
reaksi ini gula direduksi pada gugus karbonilnya oleh
senyawa pengoksidasi reduksi. Gula reduksi adalah
gula yang mempunyai kemampuan untuk
mareduksi.Sifat mereduksi ini disebabkan adanya gugus
hidroksi yang bebas dan reaktif. ( lehninger, 1982).
Kerangka monosakarida adalah rantai karbon berikatan
tunggal yang tidak bercabang. Satu diantara atom
karbon berikatan ganda terhadap suatu atom oksigen,
membentuk gugus karbonil; masing–masing atom
karbon lainnya berikatan dengan gugus hidroksil. Jika
gugus karbonil berada pada ujung rantai karbon,
monosakarida tersebut adalah suatu aldehida dan
disebut suatu aldosa; jika gugus karbonil berada pada
posisi lain, monosakarida tersebut adalah suatu keton
dan disebut suatu ketosa (Lehninger, 1982).
Sedangkan gula non reduksi adalah senyawa gula
yang gugus karbonilna berikatan dengan senyawa
monosakarida lain sehingga tidak bebas lagi, Misalnya :
sukrosa. Sedangkan jumlah keseluruhan gula reduksi
dan gula non reduksi adalah gula total.
Pada keadaan asam encer, monosakarida bersifat relatif
stabil dan pada penambahan asam kuat akan terhidrasi
menjadi furfural atau hidroksimetilfurfural. Pada
penambahan alkali encer monosakarida dapat
mengalami isomerasi atau terbentuk senyawa yang
lebih pendek D-manosa dan D-1-fruktosa. Sedang pada
penambahan alkali kuat enediol dapat berubah menjadi
formaldehid atau pentosa(Winarno,1992).
b. Disakarida
Tersusun oleh dua molekul monosakarida. Jika
jumlahnya lebih dari dua disebut oligosakarida ( terdiri
dari 2-10 monomer gula ). Ada tidaknya molekul gula
yang bersifat reduktif tergantung dari ada tidaknya
gugus hidroksil bebas yang reaktif yang terletak pada
atom C nomer 1 sedangkan pada fruktosa teeletak pada
atom C nomer 2. Sukrosa tidak mempunyai gugus
hidroksil yang reaktif karena kedua gugus reaktifnya
sudah saling berikatan. Pada laktosa karena mempunyai
gugus hidroksil bebas pada molekul glukosanya maka
laktosa bersifat reduktif (Winarno, 1992).
c. Polisakarida
Polisakarida adalah polimer yang tersusun oleh lebih
dari lima belas monomer gula. Dibedakan menjadi dua
yaitu homopolisakarida dan heteropolisakarida.
Monosakarida dan disakarida mempunyai rasa manis ,
sehingga disebut dengan "gula". Rasa manis ini
disebabkan karena gugus hidroksilnya. Sedangkan
Polisakarida tidk terasa manis karena molekulnya yang
terlalu besar tidak dapat dirasa oleh indera pengecap
dalam lidah (Sudarmadji, 1996).
BAB III
METODOLOGI
3.1. Alat dn Bahan
Alat Bahan
Tabung reaksi Larutan HCL 2 N
sukrosa 1%
Penjepit HCL pekat Larutan amilum
tabung reaksi
Rak tabung Larutan
reaksi iodium
Pipet ukur Pereaksi
benedict
Sikat tabung Pereaksi
reaksi seliwanof
Kertas lakmus Pereaksi
barfoed
Alat pemanas NaOH2 %
3.2. Prosedur Kerja
3.2.1. Hidrilosis sukrosa
Memasukan 5 ml sukrosa 1% ke dalam tabung
reaksi dan menambahkan 5 ml HCL pekat lalu
mencampurkan dengan baik setelah itu memanaskan air
selama 30 menit.Setelah didinginkan,netralkan dengan
NaOH 2% dan uji dengn kertas lakmus.Selanjutnya uji
dengan Benedict, Seliwanoff dan Barfoed kemudian
Menyimpulkan apa yang dihasilkan dari hidrolisis
sukrosa.
3.2.2 Hidrolisis pati
Memasukan kedalam tabung reaksi 5 ml amilum 1%,
kemudian menambahkan 2,5 ml HCL lalu
mencampurkan dengan baik, dan memanaskan dalam
penagas air mendidih.Setelah 3 menit kemudian di uji
dengan iodium dengan mengambil 2 tetes larutan
ditambah 2 tetes iodium dalam porselen tetes dan
dicatat warna yang terjadi.kemudian melakukan uji
iodium setiap 3 menit sampai hasil berwarna kuning
pucat lalu melanjutkan hidrolisis selama 5 menit
lagi.Setelah mendinginkan ambil 2 ml larutan hasil
hidrolisis, lalu netralkan dengan NaOH 2%. Kemudian
uji dengan kertas lakmus. Lalu diuji dengan Benedict
dan menyimpulkan yang dihasilkan dari hidrolisis pati.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
4.1 Hidrolisis sukrosa
Perlakuan Uji Hasil uji
5 ml Benedict Endapan warna
sukrosa 1 hitam
% + ml  Asam
HCL pekat  biru
+
pemanasan

4.2. Hidrolisis pati


Perlakuan Hidrolisis Hasil uji Hasil
(menit) iodium hidrolisis
5 ml 3 Hitam Basa
amilum 1 pH=13
% + 2,5 ml 6 Hitam coklat Basa
HCL 2 N + pH=13
Pemanasan 9 Coklat agak Basa
. kuning pH=13
12 Tetap coklat Basa
kuning pH=13
15 Kuning Basa
pucat pH=13

BAB V
PEMBAHASAN
Pada hidrolisis sukrosa kami melakukan uji
benedict. Dimana 5 ml sukrosa kami masukan ke dalam
tabung reaksi kemudian kami menambahkan nya 5 ml
HCL pekat. Setelah itu kami mencampurkan nya ke
dalam penagas air selama 30 menit. Setelah itu kami
diinginkan dan kami netralnkan dengan NaOH 2 % lalu
kami uji dengan kertas lakmus dan di hasilkan larutan
yang biru kehijauan dengan pH 1 yang bersifat asam.
Sukrosa adalah gula yang kita kenal baik dari tebu
maupun dari bit. Dengan hidrolisis sukrosa akan
terpecah dan menghasilkan glukosa dan fruktosa. Pada
molekul sukrosa terdapat ikatan antara molekul glukosa
dan fruktosa, yaitu antara atom karbon nomor 1 pada
glukosa dan atom karbon nomor 2 pada fruktosa
melalui atom oksigen.
Pada hidrolisis pati kami melakukan uji dengan
pemanasan setelah selang beberapa menit. Kami
memasukan kedalam tabung reaksi 5 ml amilum 1%,
kemudian menambahkan 2,5 ml HCL lalu
mencampurkan dengan baik, dan memanaskan dalam
penagas air mendidih.Setelah 3 menit kemudian di uji
dengan iodium dengan mengambil 2 tetes larutan
ditambah 2 tetes iodium dalam porselen tetes dan
dicatat warna yang terjadi.kemudian melakukan uji
iodium setiap 3 menit sampai hasil berwarna kuning
pucat lalu melanjutkan hidrolisis selama 5 menit
lagi.Setelah mendinginkan ambil 2 ml larutan hasil
hidrolisis, lalu kami menetralkan dengan NaOH 2%.
Kemudian di uji dengan kertas lakmus dan di hasilkan
hidrolisis yng mempunyai pH 13 yang berarti larutan
tersebut bersifat Basa. Hasil wananya adalah biru
dongker,hitam pekat, dan biru dongker pekat. Pati
merupakan polisakarida yang terdapat pada sebagian
besar tanaman, terutama golongan mbi seperti kentang
dan pada biji-bijian seperti jagung dan padi.
BAB IV
PENUTUP
6.1. Kesimpulan
 Identifikasi hidrolisis sukrosa dapat dilakukan dengan
uji Benedict yaitu dengan perlakuan 5 ml sukrosa 1%
ditambah dengan 5 ml HCl pekat dan pemanasan
selama 30 menit maka diperoleh hasil larutan yerwarna
biru kehijauan dengan pH 1 yang bersifat asam.
 Identifikasi hasil hidrolisis amilum (pati) dapat
dilakukan dengan uji iodium dengan perlakuan 5 ml
amilum 1 % ditambah 2,5 ml HCL 2 N dan dilakukan
pemanasan maka diperoleh hasil hasil hidrolisis yang
bersifat basa denga pH 13 dengan warna hasil uji
iodium adalah biru dongker, hitam pekat dan biru
dongker pekat.
6.2. Saran
Dalam melakukan praktikum sebaiknya para
praktikan dapat bekerja sama dengan baik antar anggota
kelompoknya yang diharapkan supaya praktikum dapat
dilaksanakan dengan lancar dan tepat waktu dan juga
diharapkan praktikan dapat memanfaatkan waktu yang
telah disediakan sebaik mungkin agar mendapatkan
hasil praktikum yang akurat dan tepat.

Anda mungkin juga menyukai