1. Tujuan
1) Memahami fungsi enzim di dalam tubuh manusia.
2) Mengidentifikasi aktivitas enzim melalui gejala dan fenomena yang dapat diamati.
3) Terampil melaksanakan eksperimen pengujian aktivitas enzim.
2. Pendahuluan
Enzim atau biokatalisator adalah katalisator organik yang dihasilkan oleh sel. Enzim
sangat penting dalam kehidupan, karena semua reaksi metabolisme dikatalis oleh enzim.
Jika tidak ada enzim, atau aktivitas enzim terganggu maka reaksi metabolisme sel akan
terhambat hingga pertumbuhan sel juga terganggu. Enzim merupakan suatu protein seperti
halnya protein lain, enzim dapat mengalami perubahan struktur apabila dikenakan pada suhu
yang ekstrim. Bila terjadi perubahan struktur, enzim menjadi tidak fungsional lagi. Supaya
dapat bekerja secara optimal, enzim memerlukan kondisi (pH, suhu, kepekatan) tertentu.
Kerja enzim bersifat spesifik, enzim ptialin hanya bekerja untuk amilum, enzim katalase
hanya bekerja untuk hidrogen peroksida dan sebagainya (Basoeki, 2000).
Enzim adalah substansi dengan dasar protein yang terdapat pada manusia, hewan,
maupun tumbuhan. Enzim membantu proses metabolisme tubuh yang memungkinkan proses
kehidupan dapat berjalan. Salah satu jenis enzim yang mempunyai peranan penting adalah
enzim pencernaan. Enzim ini merupakan bagian integral dari proses pencernaan. Enzim
pencernaan sudah mulai bekerja dari saat makanan masuk kedalam mulut sampai makanan
masuk kedalam lambung, usus halus dan usus besar. Enzim berguna untuk memecah
makanan menjadi bagian yang lebih kecil. Bagian yang lebih kecil inilah yang akan diserap
melalui dinding usus (Medicastore, 2007).
Aktivitas enzim disebut juga sebagai kinetic enzim. Kinetik enzim adalah kemampuan
enzim dalam membantu reaksi kimia. Tubuh manusia menghasilkan berbagai macam enzim
yang tersebar di berbagai bagian dan memiliki fungsi tertentu. Salah satu enzim yang penting
dalam sistem pencernaan manusia adalah enzim amilase. Enzim ini terdapat dalam saliva
atau air liur manusia. Saliva yang disekresikan oleh kelenjar liur selain mengandung enzim
amilase juga mengandung 99.5% air, glikoprotein, dan musim yang bekerja sebagai pelumas
pada waktu mengunyah dan menelan makanan. Amilase atau ptialin yang terdapat dalam
saliva adalah α-amilase liur yang mampu membuat polisakarida (pati) dan glikogen
dihidrolisis menjadi maltosa dan oligosakarida lain dengan menyerang ikatan glikosidik α (1
4). Amilase liur akan segera terinaktivasi pada pH 4,0 atau kurang sehingga kerja pencernaan
makanan dalam mulut akan terhenti apabila lingkungan lambung yang asam menembus
partikel makanan (Iskandar dan Desi, 2009).
Enzim amilase umumnya bekerja maksimal pada suhu tubuh normal dan aktivitasnya
akan menurun seiring terjadinya penyimpangan dari suhu normal. Sebagai katalis dalam
reaksi - reaksi di dalam tubuh organisme, enzim memiliki beberapa sifat, yaitu:
1. Enzim adalah protein, karenanya enzim bersifat termolabil, membutuhkan pH dan suhu
yang tepat.
2. Enzim bekerja secara spesifik, dimana satu enzim hanya bekerja pada satu substrat.
3. Enzim berfungsi sebagai katalis, yaitu mempercepat terjadinya reaksi kimia tanpa
mengubah kesetimbangan reaksi.
Alat : Bahan :
4. Metode
A. Uji Aktivitas Ptialin
1) Dimasukkan 3 ml air ludah kedalam tabung reaksi.
2) Lalu diencerkan menjadi 6 ml, selanjutnya tabung reaksi tersebut dikocok hingga
larutan menjadi homogen.
3) Dimasukkan masing-masing 2 mL larutan amilum encer kedalam kedua tabung
reaksi.
4) Selanjutnya ditambahkan 2 mL larutan air ludah pada tabung 1 (pertama) dan 2
mL aquades pada tabung 2 (kedua).
5) Selanjutkan kedua tabung reaksi tersebut dikocok kuat hingga larutan tersebut
tercampur dan menjadi larutan homogen.
6) Selanjutnya kedua tabung reaksi tersebut ditambahkan 1-2 tetes larutan lugol.
B. Uji Getah Lambung
● Pada tabung 1
1) Dimasukkan 2 mL cairan lambung kedalam tabung 1
2) Selanjutnya pH larutan tersebut diperiksa.
● Pada tabung 2
1) Dimasukkan 2 mL aquades kedalam tabung reaksi ke-2
2) Selanjutnya pH larutan tersebut diperiksa
C. Uji Sukrase
1) 1 gram ragi roti dimasukkan mortir porselin kemudian ditambahkan 5 gram pasir
bersih lalu digerus sampai hancur
2) Ditambahkan 10 ml toluena kemudian diaduk hingga homogen
3) Selanjutnya ditambahkan 30 ml aquades selanjutnya pisahkan cairan tersebut dari
supernatan nya menggunakan kertas saring
4) Supernatan yang telah didapatkan dari proses pemisahan kemudian dibagi
menjadi 5 bagian selanjutnya setiap bagian supernatan tersebut diperlakukan
berbeda-beda
Perlakukan supernatan dalam uji Sukrase
No. Supernatan Buffer Sukrosa Amilum Aquades Na2CO3 Fehling
asetat
2. 3 cc 1 cc 3 cc - - 5cc 5cc
Kerja enzim yang terdeteksi membuktikan bahwa enzim dapat bekerja optimum
pada suhu tertentu sehingga nilai kuantitatif aktivitasnya besar. Gaman dan Sherrington
(1994) memiliki teori yang menyebutkan bahwa enzim dipengaruhi oleh suhu yang sama
dengan suhu tubuh yaitu sekitar 30-40°C. Suhu di atas 100°C dapat membuat enzim
rusak, sedangkan pada suhu sangat rendah enzim belum teraktivasi sehingga tidak dapat
menjalankan fungsinya dengan baik.
Rata-rata enzim bekerja pada suhu optimum, namun tidak dapat bekerja pada
suhu yang terlalu tinggi atau belum aktif pada suhu yang terlalu rendah (Keusch 2003).
Hal itu juga terjadi pada pepsin. Pepsin akan rusak jika dipanaskan pada suhu 100°C
karena ikatan yang terjadi pada protein mengalami denaturasi. Pepsin yang dipanaskan
pada suhu 37°C – 40°C menunjukkan bahwa pepsin bekerja yang ditunjukkan dengan
benang-benang fibrin yang warnanya semakin memudar karena terhidrolisis. Hasil
menunjukkan bahwa suhu optimum pepsin adalah 37°C.
Suasana asam atau basa dapat menyebabkan protein terdenaturasi dan aktivitas
enzim akan hilang (Ahmad 2000) . Setiap enzim memiliki karakteristik pH optimum
yang berbeda pada suatu substrat dan akan aktif pada range pH yang sangat kecil. Enzim
memiliki pH optimum sekitar 7 (netral). Enzim memiliki konstanta disosiasi pada gugus
asam ataupun gugus basa pada residu terminal karboksil dan asam amino. Reaksi apapun
tidak tampak pada tabung 1 yang hanya berisi aquades dan pepsin karena tidak ada
suasana asam yang cukup untuk membantu enzim pepsin bekerja. Tabung 1 memiliki pH
berkisar 3.0 - 4.0. Tabung 2 yang berisi HCl, aquades, dan pepsin dengan pH 1.0
dipanaskan pada suhu 37°C menunjukkan terjadinya pelepasan benang-benang fibrin
dengan jumlah yang banyak. Hasil pengamatan ini membuktikan bahwa pepsin bekerja
pada suhu optimum sebesar 37°C dan pH optimum sebesar 1.0.
c. Uji Sukrase
Enzim sukrase adalah salah satu enzim pencernaan yang terdapat dalam kelenjar
usus. Fungsi enzim sukrase adalah untuk mengubah sukrosa menjadi glukosa dan
maltosa. Enzim sukrase dapat diperoleh dari pemanfaatan mikroba penghasil enzim
seperti Saccharomyces cerevisiae yang terdapat dalam ragi roti.
Uji enzim sukrase dilakukan untuk mengetahui kandungan sukrosa pada ragi roti,
langkah pertama adalah membuat supernatan dengan cara menghaluskan 1 gram ragi roti
yang dicampur 5 gram pasir, kemudian ditambah 10 ml toluena, kemudian diaduk hingga
homogen, kemudian ditambah 30 ml aquades hingga terbentuk suspensi, terakhir
suspensi dipisahkan dan diambil supernatannya. Supernatan ditempatkan pada 5 tabung
reaksi dengan volume sama yaitu 3 ml. Adapun perlakuan dalam tiap-tiap tabung reaksi
adalah:
Kemudian kelima tabung reaksi dipanaskan dengan beaker glass berisi air pada kompor
hingga mendidih. Pengamatan yang dilakukan terlihat:
Tabung 1: warna biru tua dan endapan biru serta ada buih dilarutan
Tabung 2: warna larutan biru tua dengan endapan warna coklat muda, serta ada buih-buih
warna putih pada lapisan atas.
Tabung 4: warna larutan berwarna biru agak keruh, terbentuk sedikit endapan coklat pada
bagian bawah dan terntuk buih atau gelembung pada bagian bawah dan terbentuk buih
atau gelembung pada bagian atas.
● Pada tabung III, filtrat kedelai dipanaskan terlebih dahulu untuk mengetahui
adanya pengaruh suhu pada enzim urease.
Hasil pada tabung III = larutan yang bewarna merah muda pudar (positif
mengandung ammonia)
Hasil menunjukkan bahwa amonia yang terdapat dalam sampel lebih sedikit.
Penyebabnya yaitu karena enzim urease mengalami denaturasi sehingga hanya
sedikit enzim yang aktif. Oleh karena itu, urea menjadi lebih sulit terurai dan
amonia yang dihasilkan pun menjadi lebih sedikit
Arofah, C. 2010. Identifikasi Kesalahan Konsep Buffer Pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri
Malang. Jurnal Penelitian. Vol 02 (34 : 1-14)
Basoeki, Soedjono, dkk. 2000. Petunjuk Praktikum Anatomi dan Fisiologi Manusia. Malang:
FMIPA UM.
Gaman PM, KB Sherrington. 1994. Ilmu Pangan, Pengantar Ilmu Pangan, Nutrisi dan
Mikrobiologi. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada Press.
Iskandar, Taufik dan Desi Arena Widyasrini. 2009. Pengaruh Enzim Bromelin dan Waktu
Inkubasi pada Proses Hidrolisis Ikan Lemuru Menjadi Kecap. Buana Sains 9(2) :
183-189
Putri, W. D., Haryadi, Marseno, D. W., dan Cahyanto, M. N. 2012. Isolasi dan Karakterisasi
Bakteri Asam Laktat Amilolitik Selama Fermentasi Growol Makanan Tradisional
Indonesia. Jurnal Teknologi Pertanian. Vol 13(1): 52–60.
Sumardjo, D. 2009. Pengantar Kimia: Buku Panduan Kuliah Mahasiswa Kedokteran dan
Program Strata 1 Fakultas Bioeksakta. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
8. Lampiran
1. Data Pengamatan
a. Uji Aktivitas Ptialin
1) Amilum + air ludah + lugol = larutan berwarna kuning
2) Amilum + lugol = larutan berwarna coklat
Reaksi yang terjadi amilum + lugol yaitu sebagai berikut :
b. Uji Getah Lambung
Sampel pH
HCl 1
Air 7
c. Uji Sukrase
No Cara kerja Pengamatan
2. Analisis Data
C. Uji Sukrase
Reaksi tabung 2
D. Uji aktivitas urease dalam kedelai
● Pada tabung I
● Mekanisme enzim urease dengan adanya inhibitor yang terjadi pada tabung II
3. Daftar Gambar
Mengetahui,
● Timbang Iodine sebanyak 12.69 gram + KI 18 gram, masukkan dalam gelas beker
250 ml
● Tambah aquadest 150 ml. Aduk hingga larut sempurna. Jika masih susah larut
bisa ditambahkan KI lagi.
● Setelah larut sempurna, masukkan larutan iodine ke dalam labu takar 1000 ml,
tambahkan aquadest sampai tanda batas. Gojog hingga homogen.
● Segera pindahkan ke dalam botol reagen gelap dan beri label.