Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

Mata Kuliah :PRAKTEK BIOKIMIA

REAKSI IDENTIFIKASI KARBOHIDRAT

OLEH:

NAMA : Muhammad Rizki Harahap

NIM :4191141017

JURUSAN :BIOLOGI

PROGRAM :S I PENDIDIKAN BIOLOGI

KELOMPOK :II DUA

TGL.PELAKSANAAN :03 MARET 2021

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


I. JUDUL PERCOBAAN : REAKSI IDENTIFIKASI KARBOHIDRAT

II.TUJUAN PERCOBAAN :

1. Menganalisis kandungan indikator karbohidrat


2. Mengidentifikasi larutan karbohidrat berdasarkan jenisnya
3. Mengidentifikasi adanya karbohidrat dalam sampel
4. Menentukan karakteristik pati/amilum melalui uji iodium

III.TINJAUAN TEORITIS

Karbohidrat adalah polihidroksi aldehida atau keton dengan rumus empirik (CH2O)n,
dapat diubah menjadi aldehida dan keton dengan cara hidrolisis. Metode untuk uji kualitatif
karbohidrat adalah uji Molish untuk mengetahui adanya karbohidrat dengan menghasilkan warna
cincin ungu, uji Barfoed untuk mengetahui adanya gula monosakarida pereduksi dengan
menghasilkan warna orange, uji Benedict untuk mengetahui gula pereduksi dengan warna merah
bata, dan uji selliwanof untuk mengetahui adanya gula ketosa dengan menghasilkan warna
merah. Dari hasil pengujian yang telah dilakukan, pada uji Molish semua sampel mengandung
karbohidrat dengan memberikan hasil (+). Pada uji Barfoed maltosa dan amilum memberikan
hasil (-) sehingga maltosa dan amilum bukan termasuk gula monosakarida pereduksi. Pada uji
Seliwanof hanya fruktosa dan sukrosa yang memberikan hasil (+), karena kedua sampel tersebut
mengandung gugus keton. Pada uji benedict hanya amilum yang memberikan hasil (-), karena
amilum merupakan polisakarida dan bukan termasuk gula pereduksi. (Yusrin.2010).

Karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi tubuh manusia, yang menyediakan 4
kalori (kJ) energi pangan pergram. Karbohidrat juga mempunyai peranan penting
dalammenentukan karakteristik bahan makanan, misalnya, rasa, warna, tekstur, dan lain-lain.
Sedangkan dalam tubuh, karbohidrat berguna untuk mencegah timbulnya ketois, pemecahan
tubuh protein yang berlebihan, kehilangan mineral, dan berguna untuk membantu metabolisme
lemak dan protein. Dalam tubuh manusia karbohidrat dapat dibentuk dari beberapa asam amino
dan sebagian lemak. Tetapi sebagian besar karbohidrat diperoleh dari bahan makanan yang
dimakan sehari-hari, terutama bahan makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Pada
tanaman karbohidrat dibentuk dari reaksi CO2 dan H2O dengan bantuan sinar matahari melalui
proses fotosintesis dalam sel tanaman yang berklorofil (Winarno.2004).

Secara biokimia, karbohidrat adalah polihidroksil-aldehida atau polihidroksil-keton, atau


senyawa yang menghasilkan senyawa-senyawa ini bila dihidrolisis. Karbohidrat mengandung
gugus fungsi karbonil (sebagai aldehida atau keton) dan banyak gugus hidroksil. Pada awalnya,
istilah karbohidrat digunakan untuk golongan senyawa yang mempunyai rumus (CH2O)n, yaitu
senyawa-senyawa yang n atom karbonnya tampak terhidrasi oleh n molekul air. Namun, terdapat
pula karbohidrat yang tidak memiliki rumus demikian dan ada pula yang mengandung nitrogen,
fosforus, atau sulfur. Dalam kondisi rendah karbohidrat, tidak seperti orang-orang kelaparan,
konsentrasi glukosa tetap dipertahankan meskipun kurangnya asupan karbohidrat. Pemeliharaan
dari konsentrasi glukosa dan kurangnya pemecahan protein endogen merupakan perbedaan
penting antara kelaparan dan asupan karbohidrat sangat rendah. (Westnan.2007).

Semua molekul lektin memiliki dua atau lebih tempat ikatan dengan karbohidrat, oleh
karenanya sangat memungkinkan lektin untuk mengaglutinasi sel darah merah dan bereaksi
dengan struktur glikoprotein atau glikolipid pada keadaan fisiologi mau pun patologi.
Terganggunya glikosilasi pada suatu sel mengindikasikan adanya suatu keadaan patologi pada
organ. Glikosilasi merupakan proses penambahan gula pada rantai oligosakarida yang terjadi
pada reticulum endoplasma dan badan golgi dengan bantuan enzim glikosiltransferase, misalnya
transfer gula dari suatu nukleotida pembawa gula seperti UDP-N-asetilglukosamin ke residu
manosa. (Spicer dan Schulte, 1992.).

Beras merupakan makanan pokok bagi sebagian besar penduduk Indonesia. Beras mudah
disajikan, enak, dan mempunyai nilai energi yang cukup tinggi. Konsumsi beras berpengaruh
terhadap aktivitas tubuh dan kesehatan. Beras dapat diolah menjadi berbagai jenis makanan,
salah satunya adalah nasi. Beras menyerap air selama proses pematangan dengan melepaskan zat
tepung yang terkandung di beras, sehingga nasinya akan menjadi lengket satu dengan yang
lainnya setelah matang. Dahulu beras dimasak secara tradisional menggunakan dandang yang
dipanaskan di atas tungku dengan api dari kayu bakar. Nasi yang dimasak secara tradisional
membutuhkan waktu yang lama, kebersihan nasi tidak terjamin, dan nasi harus segera
dihabiskan (Andreas, 2009).
Kandungan utama dari ragi adalah protein, karbohidrat dan lipid. Persentase ketiga
komponen tersebut bervariasi tergantung jenis ragi. Sebagai contoh, Saccharomyces cerevisiae
memiliki kandungan protein sebesar 55,4%, karbohidrat 28% dan lipid 45%, sedangkan R.
gracilis memiliki kandungan protein sebesar 20%, karbohidrat 20% dan lipid 51%. (Wina, E.
1999).

IV.ALAT DAN BAHAN

 ALAT

No Nama Alat Jumlah


1 Tabung reaksi 3 Buah
2 Penjepit tabung 1 Buah
3 Lilin 1 Buah
4 Mancis 1 Buah
5 Sendok pengaduk 1 Buah
6 Pipet tetes 1 Buah

 BAHAN

No Nama Bahan Jumlah


1 Tepung kanji/Pati Secukupnya
2 Tepung agar agar Secukupnya
3 Betadine ( pengganti Secukupnya
Larutan iodium)
4 Larutan amilum(diganti Secukupnya
dengan larutan dari nasi)
5 Kentang Secukupnya

V.PROSEDUR KERJA

Uji Iodium

No Prosedur Kerja
1 Kedalam 2 buah tabung reaksi masukkan berturut-turut sedikit pati oleh tepung
agar-agar.
2 Tambahkan 4 tetes larutan Iodium.
3 Campurkan hingga merata, perhatikan warna yang terjadi.
4 Masukkan 2 ml amilum 2%, kemudian tambahkan 5 tetes Iodium. Perhatikan
perubahan warna yang terjadi.
5 Panaskan tabung reaksi beberapa menit, amati perubahan yang terjadi.
6 Dinginkan, lalu amati.

VI. HASIL PERCOBAAN/REAKSI REAKSI/PEMBAHASAN

 HASIL.

No Bahan Makanan Sebelum Sesudah Keterangan


1. Kentang Putih Ungu kehitaman (+)
kekuningan
2. Tepung kanji Putih Biru Kehitaman (+)
3. Tepung Agar agar Putih Ungu (+)
Kehitaman

 PEMBAHASAN

Dari tabel hasil percobaan pada saat praktikum didapatkan bahwa semua sampel
yang diberikan dengan beberapa perlakuan dan dengan warna awal yang berbeda
saat dilakukan uji karbohidrat yaitu uji Iodium semuanya mengandung karbohidrat
walaupun ada beberapa warna yang tampak berbeda namun masih nampak pada
persamaan yang kami temukan pada saat praktikum. Semua sampel (+) mengandung
karbohidrat pada uji Iodium,

Pada percobaan uji iodium, kami mendapatkan hasil bahwa larutan amilum positif
mengandung karbohidrat karena ketiga larutan ini mengalami perubahan warna menjadi keruh
cenderung gelap setelah ditambahkannya larutan betadine sebagai pengganti dari larutan iodium.
Dari uji coba bahan yang kami lakukan dan hasilnya terjadi perubahan warna pada setiap bahan
makanan. Dimulai dari tepung agar yang sebelumnya berwarna putih, kemudian ditetesi betadine
menjadi berwarna merah bata, lalu ditambahi amilum menjadi warna ungu kehitaman lalu
kemudian dipanaskan beberapa saat dan warna ungu kehitaman tadi menjadi warna yang lebih
pekat, dan setelah didinginkan pun warna tidak jauh berubah tetap berwana ungu kehitaman.
Begitu juga dengan tepung kanji yang melalui proses yang sama dengan tepung agar – agar,
yaitu pertama – tama tepung kanji yang sudah dimasukkan kedalam tabung reaksi kemudian
ditetesi dengan betadine, warnanya berubah menjadi hijau kehitaman. Kemudian ditambahi lagi
dengan larutan amilum menjadi berwarna biru kehitaman, lalu dipanaskan hingga beberapa saat
dan warnanya tidak berubah melainkan warna biru kehitamannya menjadi lebih pekat. Begitu
juga setelah didinginkan warnanya tetap biru kehitaman. Begitu juga dengan kentang yang
proses nya sama juga dengan dua bahan diatas, dan hasil akhirnya yaitu berwarna ungu
kehitaman.

Pada test Iodium terdapat 8 perlakuan uji l bahan makanan praktikum yaitu Pati +
Iodium , Tepung agar- agar +Iodium, Pati+ Iodium + Amilum, Tepung agar-agar + Iodium +
Amilum, Pati + Iodium + Amilum + Iodium, Tepung agar-agar + Iodium+ Amilum +
Iodium, Pati + Iodium + Amilum + Iodium, Tepung agar-agar + Iodium + Amilum +
Iodium , Setelah dipanaskan . Sedangkan pada uji iodium dilakukan perlakuan yaitu dengan
menambahkan larutan iodium dan amilum dengan cara yang dapat kita lihat pada tabel dan
didapatkan hasil : Pada pati menghasilkan warna biru kehitaman yang sebelumnya bewarna putih
bersih dan pada tepung agar-agar menghasilkan warna coklat kehitaman yang sebelumnnya
bewarna putih keruh. Berdasarkan teori, pereaksi yodium (KI) digunakan untuk membedakan
pati dan glikogen dari monosakarida dan polisakarida lainnya. Pereaksi menghasilkan warna
biru-hitam pada pati(A). Glikogen bereaksi dengan yodium dan akan menghasilkan warna
coklat-hitam. Polisakarida dan monosakarida lainnya menghasilkan warna kuning-oranye(B).
Amilosa dalam pati bertanggung jawab atas reaksi dengan yodium. Heliksnya mengikat atom
yodium dalam larutan dan menghasilkan kompleks amilosa-iodin untuk membentuk kompleks
yang menghasilkan warna biru-hitam. Meskipun pada uji benedict dan uji iodium berbeda pada
perlakuan percobaan tetapi didapatkan hasil semuanya (+) mengandung karbohidrat. Walaupun
ada beberapa warna yang tampak berbeda. (Estiti.2009).

Betadine mengandung provden iodine 10 % . Berdasarkan hasil uji bahan diatas, bahwa
makanan yang mengandung karbohidrat maka akan mengalami perubahan warna menjadi biru
atau ungu cenderung kehitaman. Maka dapat disimpulkan bahwa setiap makanan yang
mengandung karbohidrat yang ditetesi betadine maka berubah warna seperti halnya yang terjadi
pada tepung agar, tepung kanji dan kentang. Karena jika suatu larutan iod diteteskan pada
karbohidrat dan menghasilkan warna bervariasi seperti biru, ungu dsb, itu karena karbohidrat
tersebut mengandung amilum yang merupakan serbuk putih yang rasanya tawar dan tidak jelas
titik leburnya. Zat tersebut tidak mereduksi larutan fehling maupun reaksi tollens, tetapi amilum
sangat peka terhadap pereaksi larutan iodine (I2) dan membentuk warna biru tua/ ungu tua.

VII.KESIMPULAN
1. Kandungan karbohidrat pada suatu bahan pangan dapat diketahui dengan melakukan
pengujian secara kualitatif metode uji iodin.
2. Prinsip dari penetapan karbohidrat dengan metode uji iodin untuk mengidentifikasi
polisakarida. Reagent yang digunakan adalah larutan iodine. Amilum dengan iodine
dapat membentuk kompleks biru, Amilopektin dengan iodin akan memberi warna merah
ungu sedangkan dengan glikogen dan dekstrin akan membentuk warna merah coklat
3. Untuk mengetahui atau mengidentifikasi suatu sampel yang mengandung karbohidrat
dapat dilakukan pengujian iodine.
4. Untuk menentukan karakteristik dari pati bisa dilihat melalui perubahan warnanya yaitu
biru kehitaman.

IX.DAFTAR PUSTAKA

Yusrin & Ana H.M. 2010. Proses Hidrolisis Onggok Dengan Variasi Asam Pada
Pembuatan Ethanol. Prosiding semninar nasional. Unimus.

Westman, et al. 2007. Low-Carbohydrate Nutrition And Metabolism. Journal


Environmental Science and Health. Harvard University. Vol.1. No.2 : 22-32.
Winarno, F.G. 2004. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia. Jakarta.

Ida Bagus, 2009. Identifikasi Ekspresi Glikokonjugat pada Jaringan Limfonodus Sapi
Bali yang Terinfeksi Virus Penyakit Jembrana Secara Eksperimental. Jurnal
Veteriner. Vol. 10 No. 1 : 26-30. ISSN : 1411 – 8327.

Anda mungkin juga menyukai