Anda di halaman 1dari 40

LAPORAN PRAKTIKUM

BIOKIMIA

IDENTIFIKASI KARBOHIDRAT

Oleh:

May Dinda Riski Ardita

220210103083

B/3

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN MIPA

FAKULTAS KEGURUUAN DAN ILMU ENDIDIKAN

UNIVERSITAS JEMBER

2023
ABSTRAK

Karbohidrat merupakan salah satu sumber enrgi yang ada dibumi karena semua
mahkluk hidup membutuhkan senyawa ini. Selain itu juga termasuk golongan
besar senyawa organik dengan jumlah yang melimpah. Karbohidrat dibentuk oleh
tumbuhan yang berklorofil dan berfotosintesis, sehingga tersusun atas unsur C
(karbon), H (hidrogen), dan O (oksigen) atau dalam bentuk sederhananya
(CH2O)n atau Cn(H2O)n. Pengkalsifikasi dari segi ukuran molekulnya yaitu
terbagi atas monosakarida (glukosa, fruktosa, galaktosa), disakarida (Sukrosa,
maltose, laktosa), oligosakarida (Refinosa, stakiosa,verbakosa, dan fruktan.
Sedangkan pad polisakarida (Pati, glikogen,celullosa). Tujun praktikum ini
adalah untuk memberikan memberikan pengalaman dalam melakukan uji umum
karbohidrat, dan untuk meberikan informasi yang perlukan dalm mengientifikasi
senyawa karbohidrat tidak dikenali. Pada uji coba senyawa karbohidrat terdapat
3 sampel masing-masing berisi tepung tapioka (polisakarida), glukosa 1%
(monosakarida), dan sukrosa 1 % (disakarida), yang kemudian tiap sampelnya
diberi perlakuan berupa penambahan bahan uji yaitu Reagen Benedict sejumlah
5 ml. Reagen berfungsi untuk mengetahui kandungan gula (karbohidrat)
pereduksinya yang meliputi semua jenis monosakarida dan beberapa disakarida
seperti laktosa dan maltosa ditandai dengan adanya endapan dan presipitan
warna orange kemerahan. Dengan langkah kerja sebagai berikut menyiapkan
alata dan bahan, lalu melarutkan sampel tepung Kanji dengan perbandingan
1:10, (1 sdm tepung kanji : 10 sdm aquades) dan dilanjut pemberian label.
Mengambil larutan Benedic sebanyak 5 mL dan masukkan ke dalam tiap-tiap
tabung reaksi yang telah diberi label. Menyiapkan labu bunsen kemudian
memanaskan tabung reaksi pada bunsen, biarkan selama 5-10 menit, jangan
lupa untuk menggunakan penjepit tabung reaksi dan mengmati perubahn yang
terjadi. Hasil pengamatan pada sampel kanji dihasl perubahan warna sampel
menjadi keruh kecoklatan, ada endapan hitam sehingga tergolong karbohidrat
(Polisakarida) yang negatif (-) atau tidak mampu mereduksi logam. Sampel kedua
yaitu glukosa 1% didaptkan hasil dengan perubahan warna sampel menjadi oren
transparan, terdapat sedikit endapan atau pungumpalan sehingga tergolong
karbohidrat (Monosakarida)yang positif (+) atau mampu mereduksi logam.
Sampel ketiga sukrosa 1 % didapatkan hasil warna sampel menjadi oren
transparan, terdapat sedikit endapan ataupun gumpalan sehingga tergolong
karbohidrat (Monosakarida)yang positif (+) atau mampu mereduksi logam.
Sehingga dapat disimpulkan uji Benedict digunakan untuk menunjukkan adanya
monosakarida dan gula pereduksi. Tembaga sulfat dalam reagen benedict akan
bereaksi dengan monosakarida dan gula pereduksi membentuk endapan
berwarna merah bata. Monosakarida dan gula pereduksi dapat bereaksi dengan
reagen benedict karena keduanya mengandung aldehida ataupun keton bebas.
Hasil positif ditunjukkan dengan perubahan warna larutan menjadi hijau, kuning,
orange, atau merah bata dan muncul endapan hijau, kuning, orange atau merah
bata.

Kata kunci : karbohidrat, klasifikasi, uji, reagen benedict, monosakarida,


disakrida, polisakrida
I. IDENTITAS PRAKTIKAN
1.1 Nama : May Dinda Riski Ardita
1.2 NIM : 220210103083
1.3 Program Studi : Pendidikan Biologi
1.4 Kelas/Kelompok : B/3
1.5 Anggota Kelompok :
1.5.1 Himawari Yukiko Sahara (220210103001)
1.5.2 Viona Aura Maharani (220210103020)
1.5.3 May Dinda Riski Ardita (220210103083)
1.5.4 Salsabila Berliana Syarif (220210103085)
1.5.5 Erris Amalia (220210103122)
1.5.6 Selfiya Rosita sari (2202101030120)
II. PERCOBAAN
2. 1 Judul Percobaan : Identifikasi Karbohidrat
2. 2 Tanggal Percobaan : 13 Maret 2023
2. 3 Nama Asisten :
2.3.1 Devi Nabila Rimadhani (210210103019)
2.3.2 Laili Izzaturrohmah (210210103093)
2.3.3 Lutfiana Maulidatus Sa’diyah (210210103101)

III. TUJUAN PERCOBAAN


3. 1 Untuk memberikan pengalaman dalam melakukan uji umum
karbohidrat.
3. 2 Untuk memberikan informasi yang diperlukan untuk
mengidentifikasi senyawa karbohidrat tidak dikenal.

IV. TINJAUAN PUSTAKA


Karbohidrat merupakan salah satu golongan besar senyawa organik
dengan jumlah yang melimpah, hal ini sesuai dengan arti katanya dalam
bahasa Yunani yaitu Karbohidrat 'hidrat dari karbon', hidrat arang atau
sakarida dari bahasa Yunani σάκχαρον sákcharon, berarti "gula".
Berdasarkan namanya karbohidrat tersusun atas unsur C (karbon), H
(hidrogen), dan O (oksigen) atau Cn(H2O)n sehingga dapat dibentuk oleh
makhluk hidup yang berklorofil atau yang mengalami proses fotosintesis
(Wahyudiati, 2017:106-105). Pada kehidupan manusia dan hewan
memperoleh karbohidrat dari bagian-bagian tertentu tumbuhan seperti
memperoleh karbohidrat dari nasi, roti, tapioka, dan lain sebagainya.
Karbohidrat menjadi sumber energi dari semua makhluk hidup yang
bertempat tinggal didunia. Definisi karbohidrat menurut struktur
molekulnya yaitu sebagai suatu polihidroksi aldehid atau
polihidroksiketon. Selain itu, karbohidrat juga mengandung gugus fungsi
karbonil (sebagai aldehida atau keton) dan banyak gugus hidroksil
(Apriyanto, 2021:1).
Klasifikasi karbohidrat menurut ukuran molekul terbagi atas
monosakarida, disakarida, oligosakarida, dan polisakaridapolisakarida
(Navaro et.al.,2019:3). Monosakarida adalah karbohidrat sederhana (gula
sederhana) yang tidak dapat dipecah lagi menjadi senyawa lain. Pada
monosakarida memiliki sifat tidak punya warna, bentunya padat atau
kristal, dan kebanyakan bersifat manis. Rumus kimianya (C-H,O)n,
dengan jumlah C 3-7, jika gugus aldehid (R-CHO) maka dinamakan
aldosa sedangkan jika gugus keton (R-CO-R) dinamakan ketosa, pada
karbohidrat monosakarida seperti glukosa, galakstosa dan fruktos
(Priyanka, et.al., 2022:5). Disakarida adalah jenis karbohidrat yang
tersusun dari dua molekul monosakarida melalui proses hidrolisis, dengan
struktur kimia C (HO). Pada disakarida terdapat 3 komponen yaitu laktosa,
maltose dan sukrosa. Oligosakarida adalah jenis karbohidrat rantai pendek
yang terbentuk dari proses hidrolisis tiga sampai dengan sepuluh unit
monosakarida, dengan molekul tidak dapat dihidrolisis secara enzimatis.
Polisakarida adalah jenis karbohidrat kompleks yang disusun dari proses
hidrolisis yang melibatkan banyak (>20) unit molekul monosakarida,
dengan struktur kimia (CHO) dan terbagi menjadi Homopolisakarida
(sejenis) dan Heteripolisakarida (tersusun dua), serta contohnya selulosa ,
khitin, glikogen dan granula pati (Syahrizal, et.al.,2020:12).
Identifikasi kandungan karbohidrat pada suatu sampel dapat
dilakukan dengan cara kualitatif menggunakan pereaksi Molisch, Iod,
Dragendorf, Bouchardat, Benedict dan Seliwanoff (Ramhminiwati,
et.al.,2023:32). Pada uji coba Molisch menunjukan adanya karbohidrat
dengan menghasilkan cincin ungu pada sampelnya (Suseno dan Roswiem,
2018:87). Kemudian uji coba Reagen Benedict bagi yang mengandung
gula dan mampu mereduksi logam maka dihasilkan presipitat warna
orange kemerahan dengan endapan. Reagen Barfoed yang tergolong
monosakarida akan teroksidasi oleh ion Cu2+ membentuk gugus
karboksilat dan endapan tembaga (I) oksida yang berwarna merah bata
serta mengendap. Tes Seliwanoff untuk membedakan gula (karbohidrat)
kategori ketosa atau aldosa, pada ketosa lebih cepat terdehidrasi
dibandingkan aldosa saat dipanaskansehingga membentuk senyawa
berwarna merah ceri. Uji coba pada Iod bagi Karbohidrat polisakarida
akan memberikan memberikan warna biru kehitaman yang menunjukkan
adanya amilum (pati) pada sampel (Fitri dan Fitriana, 2020:51).

V. ALAT DAN BAHAN


5.3 Alat
5.3.3 Tabung Reaksi
5.3.4 Rak Tabung reaksi
5.3.5 Corong
5.3.6 Mortar dan Alu
5.3.7 Sendok
5.3.8 Wadah
5.3.9 Penggaris
5.3.10 Sarung Tangan Lateks
5.3.11 Pipet Tetes
5.3.12 Gelas Ukur
5.3.13 Bunsen
5.3.14 Kertas label
5.3.15 Penjepit Tabung
5.3.16 Kertas Folio
5.3.17 Pulpen
5.4 Bahan
5.4.3 Tepung Kanji
5.4.4 Glukosa 1%
5.4.5 Sukrosa 1%
5.4.6 Aquades
5.4.7 H2SO4 atau Asam Sulfat Pekat
5.4.8 NHO3 (Asam Amino Pekat)
5.4.9 Reagen Seliwanoff
5.4.10 Reagen Molish
5.4.11 Reagen Barfoed
5.4.12 Reagen Benedict
5.4.13 Larutan Iodin
5.4.14 Kapas
5.4.15 Ragi roti

VI. LANGKAH KERJA


6.3 Langkah Kerja Pada Tes Molisca

Memasukkan 1 sendok tepung kanji ke dalam wadah, kemudian


mencampurnya dengan aquades dengan perbandingan 1:10 hingga larut
dan menjadi homogen

Menyiapkan larutan glukosa dan larutan sukrosa kemudian menyiapkan


reagen molisch serta larutan H2SO4 (Asam sulfat pekat)
Memasukkan masing-masing sampel (larutan kanji, glukosa, dan
sukrosa) ke dalam gelas ukur dan mengukurnya masing-masing
sebanyak 2 ml

Memasukkan masing-masing sampel (larutan kanji, glukosa, dan


sukrosa) ke dalam tabung rekasi dengan volume masing-masing
sebanyak 2 ml

Menambahkan 2 ml reagen molisch pada masing-masing larutan


sampel

Menambahkan 3 ml larutan H2SO4 pada campuran larutan sampel dan


reagen molisch

Mengamati perubahan yang terjadi dan kemudian mencatatnya

6.4 Langkah Kerja Pada Tes Fermentasi

Menyiapkan 3 tabung reaksi dan diberi label nama sampel tepung


kanji, glukosa, dan sukrosa.

Melarutkan sampel tepung kanji + ragi masing-masing sebanyak ½


sdt dengan aquades lalu dihaluskan menggunakan mortar dan alu
sampai homogen.

Memasukkan larutan homogen kedalam tabung reaksi dengan label


tepung kanji menggunakan corong kaca, lalu ditutup
rapat menggunakan kapas.
Melarutkan ragi ½ sdt + 1 sdm glukosa 1% dan dihaluskan sampai
homogen menggunakan mortar alu.

Memasukkan larutan homogen kedalam tabung reaksi dengan label


glukosa menggunakan corong kaca, lalu ditutup rapat menggunakan
kapas.

Melarutkan ragi ½ sdt + 1 sdm sukrosa 1% dan dihaluskan sampai


homogen menggunakan mortar alu.

Memasukkan larutan homogen kedalam tabung reaksi dengan label


sukrosa menggunakan corong kaca, lalu ditutup rapat menggunakan
kapas.

Mengamati dan mencatat hasil yang diperlukan untuk memperoleh


gas setiap 10 menit, 20 menit, dan 30 menit.

6.5 Langkah Kerja Pada Tes Benedict


Larutkan Tepung Kanji dengan air atau dengan perbandingan 1:10

Beri nama ke tiga tabung reaksi dengan menggunakan kertas label


( Tepung kanji, Glukosa, dan Sukrosa)
Tambahkan 5 ml Reagen benedict ke masing-masing tabung reaksi
yang telah diberi nama pada kerta label

Tuangkan Larutan tepung kanji ke tabung reaksi yang telah berisikan


reagen benedict dan telah diberi nama

Tuangkan juga sampel Glukosa 1% dan Sukrosa 1% kedalam tabung


reaksi yang telah diberi nama dengan takaran 2 ml

Campurkan secara perlahan agar Reagen dan sampel tercampur

Panaskan tabung reaksi secara bergantian diatas Bunsen sampai


masing-masing sampel mengalami perubahan (mak.5 menit)

Catatlah perubahan waktu atau transparasi yang terjadi pada reagen


tiap sampelnya (Kanji, Glukosa dan Sukrosa)

6.6 Langkah Kerja Pada Tes Barfoed

Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan

Melarutkan sampel tepung Kanji dengan perbandingan 1:10, (1 sdm


tepung kanji : 10 sdm aquades)
Memberi label pada masing masing tabung reaksi yang telah tersedia,
Tabung A larutan tepung kanji, Tabung B Glukosa 1%, dan Tabung C
Sukrosa 1%.

Mengambil larutan Barfoed sebanyak 2 mL dan masukkan ke dalam


tiap-tiap tabung reaksi yang telah diberi label

Menambahkan 1 mL larutan sampel pada masing masing tabung


reaksi, lalu campurkan secara perlahan hingga homogen.

Menyiapkan labu bunsen kemudian memanaskan tabung reaksi pada


bunsen, biarkan selama 5-10 menit. jangan lupa untuk menggunakan
penjepit tabung reaksi

Mengamati perubahan yang terjadi dan bandingkan kecepatan


berubahnya serta tekstur larutannya

6.7 Langkah Kerja Pada Tes Seliwanoff


Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan

Melarutkan sampel tepung Kanji dengan perbandingan 1:10, (1 sdm


tepung kanji : 10 sdm aquades)

Memberi label pada masing masing tabung reaksi yang telah tersedia,
Tabung A larutan tepung kanji, Tabung B Glukosa 1%, dan Tabung C
Sukrosa 1%.
Menambahkan 4 ml Reagen Seliwanoff pada masing-masing tabung
reaksi, kemudian digoyang-goyangkan hingga homogen

Menyalakan Bunsen dengan pematik api, kemudian menjepit tabung


reaksi label A menggunakan penjepit kayu, kemudian memanaskan
diatas Bunsen selama kurang lebih 5 menit atau sampai mengalami
perubahan

Mengulang pemanasan tabung reaksi pada seluruh tabung reaksi, dan


mengamati perubahan yang terjadi

6.8 Langkah Kerja Pada Tes Iodin


Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan

Melarutkan sampel tepung Kanji dengan perbandingan 1:10, (1 sdm


tepung kanji : 10 sdm aquades)

Memberi label pada masing masing tabung reaksi yang telah tersedia,
Tabung A larutan tepung kanji, Tabung B Glukosa 1%, dan Tabung C
Sukrosa 1%.

Menambahkan 4 ml larutan Iodin pada masing-masing tabung reaksi,


kemudian digoyang-goyangkan hingga homogen
Menyalakan Bunsen dengan pematik api, kemudian menjepit tabung
reaksi label A menggunakan penjepit kayu, kemudian memanaskan
diatas Bunsen selama kurang lebih 5 menit atau sampai mengalami
perubahan

Mengulang pemanasan tabung reaksi pada seluruh tabung reaksi, dan


mengamati perubahan yang terjadi

\
VII. HASIL PENGAMATAN
7.1 Pengamatan Uji Molisch

Jenis Hasil Gambar


Perlakuan
Sampel Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah

Tepung 2 ml larutan Berwarna Berwarna ungu


kanji tepung kanji putih pekat
ditambahkan pekat kemerahan,
2 ml larutan membentuk
reagen cincin tebal
molisch lalu
(+ karbohidrat)
ditambahkan
3 ml larutan
H2SO4
Glukosa 2 ml larutan Bening Berwarna ungu
glukosa pucat,
ditambahkan membentuk
2 ml larutan cincin tipis
reagen
(+ karbohidrat)
molisch lalu
ditambahkan
3 ml larutan
H2SO4

Sukrosa 2 ml larutan Bening Berwarna ungu


sukrosa pudar
ditambahkan kemerahan,
2 ml larutan membentuk
reagen cincin
molisch lalu berukuran
ditambahkan sedang
3 ml larutan
(+ karbohidrat)
H2SO4
7.2 Pengamatan Uji Fermentasi

Jenis Panjang gelembung (cm) Hasil dan


samp
keterangan
el Menit ke-10 Menit ke-20 Menit ke-30
Tepu 1,5 cm 1,8 cm 1,9 cm Terdapat
ng gelembung
kanji gas
karbondioks
ida,
bertambah
lebih lambat

Gluk 0,5 cm 1,2 cm 1,3 cm Terdapat


osa gelembung
1% gas
karbondioks
ida,
bertambah
lebih cepat

Sukr 1 cm 1,5 cm 1,6 cm Terdapat


osa 1 gelembung
% gas
karbondioks
ida,
bertambah
secara
normal

7.3 Pengamatan Uji Reagen Benedict

Jenis Waktu Hasil Gambar


Sampel

Tepung 01.49 Warna sampel menjadi keruh Before


Kanji menit kecoklatan, ada endapan hitam
(Sample+reagen)
dan tergolong karbohidrat
(Polisakarida) yang negatif (-)
atau tidak mampu mereduksi
logam

Glukosa 02.00 Warna sampel menjadi oren


1% menit transparan, terdapat sedikit
endapan ataupun gumpalan dan
tergolong karbohidrat
(Monosakarida)yang positif
(+) atau mampu mereduksi
logam

Sukrosa 04.54 Warna sampel tidak berubah


1% menit hanya saja menjadi sedikit
jernih dari sebelumnya (biru
muda) tidak ada endapan dan
tergolong karbohidrat
(Disakarida) negatif (-) atau
tidak mampu mereduksi logam
After

7.4 Pengamatan Uji Reagen Tes Barfoed

Jenis
No Waktu Hasil Gambar
Sampel

terdapat
gelembung,
Tepung 5 mengental,
1
Kanji menit endapan
bewarna
kuning orange

Terdapat
gelembung,
glukosa 5 sampel
2
1% menit menyusut,
terdapat
endapan gelap

Terdapat
gelembung,
Sukrosa 4,5
3 tidak terdapat
1% menit
endapan, dan
menyusut
7.5 Pengamatan Uji Reagen Tes Seliwanoff

Panjang Gelombang
Jenis (cm) Hasil dan
Gambar
Sampel Menit Meni Menit Keterangan
ke-10 ke-20 ke-30

Sebelum di panaskan

Hasil positif
(berwarna
Tepung Pekat Lebih Lebih merah Setelah di panaskan
kanji merah pekat pekat cherry dan
sedikit
endapan)

Tidak Sebelum di panaskan


Glukos Oren Hasil
berwar Tetap
a 1% pudar negatif
na
Setelah di panaskan

sebelum di panaskan

Hasil positif
(Pink agak
Sukrosa Pink Pink Lebih pekat
1% pudar pekat pekat dengan setelah di panaskan
sedikit
endapan)
7.6 Pengamatan Uji Reagen Tes Iodin

Perubahan Warna

Jenis Hasil dan


Gambar
Sampel Keterangan
Menit
Menit Menit
ke-30
ke-10 ke-20
Sebelum

Pati berwarna ungu


disebabkan karena
pati tersebut
Tepung Lebih
Lilac Lilac termasuk ke dalam Sesudah
kanji Pucat
karbohidrat
golongan
polisakarida.
Sebelum

Warna yang
dihasilkan dari
bahan uji tersebut
tetap, sebab tidak
Glukosa Kuning Kuning Kuning terjadi reaksi reaksi Sesudah
1% Bening Bening Bening dari iodin dan
termasuk ke dalam
karbohidrat
golongan
monisakarida.

Sebelum

Warna yang
dihasilkan dari
bahan uji tersebut
tetap, sebab tidak
Sukrosa Kuning Kuning Kuning terjadi reaksi reaksi Sesudah
1% bening bening bening dari iodin dan
termasuk ke dalam
karbohidrat
golongan
disakarida.
VIII. PEMBAHASAN
Karbohidrat adalah golongan besar senyawa organik dengan
jumlah yang melimpah, hal ini sesuai dengan arti katanya dalam bahasa
Yunani yaitu Karbohidrat 'hidrat dari karbon', hidrat arang atau sakarida
dari bahasa Yunani σάκχαρον sákcharon, berarti "gula". Karbohidrat
menjadi salat satu sumber energi untuk makhluk hidup dibumi terkhusus
untuk hewan dan manusia, karena kebanyakan karbohidrat dibentuk oleh
tumbuhan yang berklorofil dan berfotosintesis, sehingga tersusun atas
unsur C (karbon), H (hidrogen), dan O (oksigen) atau dalam bentuk
sederhananya (CH2O)n atau Cn(H2O)n, hal ini sesuai juga dengan
namanya. Kemudian, jika didefinisikan menurut struktur molekulnya yaitu
karbohidrat sebagai suatu polihidroksi aldehid atau polihidroksiketon,
serta juga mengandung gugus fungsi karbonil (sebagai aldehida atau
keton) dan banyak gugus hidroksil. Selanjutnya pengklasifikasian
karbohidrat dari segi ukuran molekulnya yaitu terbagi atas monosakarida,
disakarida, oligosakarida, dan polisakarida.
Monosakarida merupakan golongan karbohidrat (gula sederhana)
yang tidak dapat dipecah lagi menjadi senyawa lain, dengan ciri-ciri sifat
tidak punya warna, bentunya padat atau kristal, dan kebanyakan bersifat
manis. Selain itu juga memiliki rumus kimianya (C-H,O)n dengan jumlah
C 3 sampai 7, kemudian jika gugus aldehid (R-CHO) maka dinamakan
aldosa sedangkan jika gugus keton (R-CO-R) dinamakan ketosa.
Kelompok karbohidrat monosakarida seperti glukosa, galakstosa dan
fruktos. Glukosa adalah hasil utama dari fotosintesis yang terjadi pada
tumbuhan, berfungsi sebagai sumber energi , cadangan energi manusi &
hewan (glikogen), dan lain sebagainya. Galaktosa berfungsi sebagai
alternatif untuk glukosa ketika tidak cukup untuk kebutuhan metabolisme
suatu organisme, sedangkan fruktosa dapat ditemukan pada buah-buahan.
Disakarida merupakan jenis karbohidrat yang tersusun dari dua
molekul monosakarida melalui proses hidrolisis, dengan struktur kimia C
(HO). Pada disakarida terdapat 3 komponen yaitu laktosa, maltose dan
sukrosa. Laktosan adalah gabungan dari galaktosa dengan glukosa,
maltosa itu glukosa dengan glukosa, serta sukrosa gabungan dari glukosa
dengan fruktosa. Oligosakarida adalah jenis karbohidrat rantai pendek
yang terbentuk dari proses hidrolisis tiga sampai dengan sepuluh unit
monosakarida, dengan molekul tidak dapat dihidrolisis secara enzimatis.
Kelompok oligosakarida yaitu Refinosa, stakiosa, dan verbakosa (biji
tumbuh- tumbuhan dan kacang-kacangan), kemudian ada juga fruktan (
serealia, bawang merah, bawang putih dan asparagus).
Polisakarida adalah jenis karbohidrat kompleks. Polisakrida yang
disusun dari proses hidrolisis yang melibatkan banyak (>20) unit molekul
monosakarida. Dengan struktur kimia (CHO) dan terbagi menjadi
Homopolisakarida (sejenis) dan Heteripolisakarida (tersusun dua). Pada
keduany memiliki bentuk lurus dan bercabang. Contoh homopolisakrida
yaitu garanula pati sebagai cadangan energi penyimpanan pada tumbuhan,
glikoge sebagai cadangan energi yang letaknya diotot manusia & hewan,
serta dinding sel tumbuhan berupa selulosa dan juga penyusun kulit
serangga & jamur berupa khitin. Sedangkan pada heteropolisakarida
beru[a penyusun dinding sel bakteri yaitu asam amino.
Karbohidrat memiliki berbagai jenis dan peranan sehingga agar
dapat membedakannya, maka perlu dilakukan uji karbohidrat.
Berdasarkan klasifikasi umum, uji Molisch adalah uji yang memiliki
tujuan untuk mengidentifikasi adanya karbohidrat secara kualitatif
dengan prinsip hidrolisis karbohidrat menjadi monosakarida yang
kemudian pada monosakarida jenis pentosa akan mengalami dehidrasi
dengan asam tersebut menjadi furfural, sementara golongan heksosa
menjadi hidroksi multifurfural menggunakan asam organik pekat,
ditandai dengan adanya cincin ungu. Uji fermentasi adalah uji
karbohidrat bertujuan untuk mengidentifikasi bakteri yang mampu
memfermentasi karbohidrat dengan menggunakan ragi, hasilnya ditandai
pada perubahan warna dari warna ungu menjadi warna kuning dan juga
terlihat adanya pembentukan gelembung gas. Uji karbohidrat bedasarkan
kemampuan mereduksi logam. Uji Benedict adalah uji kimia untuk
mengetahui kandungan gula (karbohidrat) pereduksinya yang meliputi
semua jenis monosakarida dan beberapa disakarida seperti laktosa dan
maltosa ditandai dengan adanya endapan dan presipitan warna orange
kemerahan. Uji Barfoed adalah uji kimia dengan tujuan untuk
membedakan disakarida pereduksi dengan monosakarida produksi, dan
dilakukan pencampuran antarasampel monosakararida dan disakarida
pereduksi dengan reagen barfoed dalam keadaan basa, sehingga pada
hasilnya membentuk endapan Cu2O berwarna merah bata. Selanjutnya
uji Reagen Seliwanoff bertujuan untuk membedakan gula (karbohidrat)
masuk kategori ketosa atau aldosa. Pada ketosa lebih cepat terdehidrasi
dibandingkan aldosa saat dipanaskan, sehingga saat HCl dalam reagen
seliwanof didehidrasi dengan gula menjadi furfural yang bereaksi dengan
resorsinol membentuk senyawa berwarna merah ceri/ merah bata.
Terakhir uji Iodin bertujuan untuk mendeteksi adanya kandungan amilum
atau pati (polisakarida) yang bereaksi dengan iodin akan membentuk
warna biru, dekstrin membentuk warna merah keunguan, dan glikogen
akan membentuk warna merah kecoklatan.
Pada praktikum menggunakan berbagai alat dan bahan yang
memiliki fungsi masing-masing, tabung reaksi berfungsi sebagai
wadah/tempat mereaksikan larutan/bahan kimia. Kemudian rak tabung
reaksi digunakan untuk menyimpan/menata beberapa tabung reaksi, dan
corong sebagai alat bantu untuk memindah dan memasukkan bahan ke
tempat yang ujungnya kecil (ragi dan larutan homogen). Mortar dan alu
berfungsi untuk mengahaluskan bahan/sampel yang diuji seperti ragi roti.
Sendok berfungsi untuk mengambil/memindahkan bahan/sampel, dan
wadah sebagai tempat dari sempel atau untuk mencampurkan tepung
tapioka dan air. Penggaris untuk mengukur panjang dari tabel ACC, dan
kertas folio untuk membuat laporan ACC, lalu kertas label yang
berfungsi sebagai penanda dan menuliskan nama pada setiap sampel.
Pipet tetes digunakan untuk mengambil/memindahkan larutan dalam
skala kecil, selanjutnya gelas ukur untuk mengukur volume larutan atau
zat cair dengan tepat. Bunsen berfungsi sebagi pemanasan, sterilisasi,
dan pembakaran. Kayu penjepit tabung reaksi sebagai alat bantu jepit
tabung untuk memanaskan diatas bunsen. Alat terakhir adalah sarung
tangan latex yang digunakan untuk melindungi tangan agar tidak
terkontaminasi.
Berikut Bahan yang digunakan pada praktikum identifikasi
karbohidrat oleh semua kelompok, pertama ada tepung tapioka/kanji
sebagai sampel dari jenis karbohidrat polisakarida. Kedua larutan
glukosa sebagai sampel dari jenis karbohidrat monosakarida, dan ketiga
adalah sukrosa sebagai sampel dari jenis karbohidrat disakrida,
selanjutnya ada aquades digunakan untuk melarutkan tepung
tapioka/kanji agar menjadi cair. Kemudian bahan yang digunakan
masing-masing kelompok, yaitu pada kelompok 1 menggunakan Reagen
Molisch yang mengandung napthol yang terkondensasi dengan hasil
yang terbentuk oleh asam sulfat untuk memberikan senyawa berwarna.
Kemudian pada kelompok 2 menggunakan bahan ragi roti untuk
memfermentasi karbohidrat dan menghasilkan CO2 (karbon dioksida)
dan menciptakan alkohol dalam tepung tapioka/kanji, selanjutnya ada
kapas untuk menutup tabung reaksi saat fermentasi. Kelompok 3
menggunakan bahan Reagen Benedict yang mengandung CuS04, natrium
sitrat dan natrium karbonat dalam alkalin sebagai penunjuk untuk
mengetahui sampel yang mana yang mampu mereduksi logam (positif).
Kelompok 4 menggunakan Reagen barfoed mengandung kupri asetat
yang dilarutkan dalam akuades dan ditambahkan dengan asam laktat,
sehingga mampu membedakan disakarida pereduksi dengan
monosakarida produksi. Kemudian H2SO4 atau asam sulfat pekat
berfungsi untuk memberikan suasana asam. Asam HNO3 pekat berfungsi
untuk memutus ikatan senyawa kompleks organologam. Reagen
seliwanoff digunakan oleh kelompok 5 dengan fungsi untuk menguji ada
tidaknya fruktosa terhadap larutan sampel. Dan untuk kelompok 6
menggunakan bahan larutan iodin berfungsi menguji apakah suatu
makanan mengandung karbohidrat atau tidak.
Praktikum identifikasi karbohidrat terdiri dari 6 uji coba.
Kelompok pertama yaitu uji Molisch dengan hasil pengamatan tiap
sampelnya sebagai berikut. Sampel pertama yaitu tepung kanji berwarna
putih pekat, namun setelah diberi perlakuan penambahan 2 ml reagen
molish dan 3 ml asam sulfat pekat menghasilkan sampel berwarna ungu
pekat kemerahan serta membentuk cincin tebal, yang berarti sampel
tersebut mengandung karbohidrat dengan jumlah cukup banyak.
Selanjutnya, sampel kedua berupa larutan glukosa dengan warna bening
kemudian setelah diberikan perlakuan penambahan reagen molish
sebanyak 2 ml dan asam sulfat pekat 3 ml menghasilkan perubahan warna
menjadi ungu pucat dan juga membentuk cincin tipis, hal ini berarti
sampel glukosa mengandung karbohidrat namun tidak terlalu banyak
seperti kanji. Kemudian pada sampel terakhir sukrosa dengan warna
bening, namun setelah diberikan perlakuan penambahan 2 ml reagen
molish dan 3 ml asam sulfat pekat menghasilkan warna ungu pudar
kemerahan dan membentuk cincin yang berukuran sedang, hal ini berarti
sampel sukrosa juga mengandung karbohidrat.
Hasil pengamatan praktikum Uji Fermentasi yang dilakukan oleh
kelompok dua. Pada sampel pertama tepung kanji pada menit ke 10
panjang gelembungnya bertambah menjadi 1,5 cm, kemudian pada menit
ke 20 panjang gelembungnya bertambah menjadi 1,8 cm, pada menit ke
30 panjang gelembungnya bertambah menjadi 1,9 cm sehingga didapatkan
hasil terdapat gelembung gas karbondioksida namun pertambahanya
cenderung lambat. Selanjutnya sampel kedua yaitu Glukosa 1% pada
menit ke 10 panjang gelembungnya bertambah sebanyak 0,5 cm ,
kemudian pada menit ke 20 panjang gelembungnya bertambah menjadi
1,2 cm , pada menit ke 30 panjang gelombungnya bertambah menjadi 1,3
cm. Sehingga didapatkan hasil terdapat gelembung gas karbondioksida
dan pertambahan gelembungnya lebih cepat. Pada sampel ketiga menit ke
10 panjang gelembungnya bertambah menjadi 1 cm, pada menit ke 20
panjang gelembungnya bertambah menjadi 1,5 cm dan pada menit ke 30
panjang gelembungnya bertambah menjadi 1,6 cm. Sehingga didapatkan
hasil terdapat gelembung gas karbondioksida dengan panjang
gelembungnya bertambah secara normal.
Uji Benedict dalam praktikum mengidentifikasi karbohidrat oleh
kelompok tiga. Dengan hasil pengamatan sebagai berikut, pertama pada
sampel kanji/tapioka setelah diberi perlakuan pemanasan selama kurang
dari 2 menit diatas bunsen maka didapatkan hasil dari warna sampel
menjadi keruh kecoklatan, ada endapan hitam sehingga tergolong
karbohidrat (Polisakarida) yang negatif (-) atau tidak mampu mereduksi
logam. Sampel kedua yaitu glukosa 1% dengan perlakuan yang sama
dengan waktu 2 menit maka didaptkan hasil dengan perubahan warna
sampel menjadi oren transparan, terdapat sedikit endapan atau
pungumpalan sehingga tergolong karbohidrat (Monosakarida)yang positif
(+) atau mampu mereduksi logam. Sampel ketiga sukrosa 1 % dengan
waktu 4 menit lebih 54 detik (mendekati 5 menit) maka didapatkan hasil
warna sampel menjadi oren transparan, terdapat sedikit endapan ataupun
gumpalan sehingga tergolong karbohidrat (Monosakarida)yang positif (+)
atau mampu mereduksi logam.
Pada praktikum identifikasi karbohidrat kelompok empat yaitu uji
coba Reagen Barfoed. Dengan hasil pengamatan berdasarkan praktikum
sebagai berikut. Pada sampel tepung kanji/tapioka dengan waktu 5 menit
terdapat gelembung diikuti dengan larutannya mengental dan terdapat
endapan berwarna kuning orange yang menunjukkan bahwa tepung kanji
tergolong ke dalam monosakarida. Sampel glukosa 1% dengan waktu 5
menit didapatkan adanya gelembung namun diikuti dengan larutannya
menyusut, dan ada endapan berwarna gelap hal ini menunjukkan hasil uji
bersifat positif yang berarti glukosa pada tepung kanji tergolong ke dalam
monosakarida. Pada sampel sukrosa 1% dengan waktu 4,5 menit
didapatkan adanya gelembung, tidak ada endapan, dan larutannya
menyusut hal menunjukan hasil uji bersifat positif yang berarti sukrosa
dalam tepung kanji tergolong ke dalam disakarida.
Kelompok 5 dengan praktikum identifikasi karbohidratnya berupa
uji Seliwanoff maka diperoleh hasil pengamatan sebagai berikut, pada
sampel tepung kanji mengalami perubahan warna yang sangat signifikan
yaitu berwarna merah ceri, maka didapatkan hasil positif mengandung
gugus ketosa. Kemudian pada sampel sukrosa juga mengakami perubahan
warna menjadi merah maka didapatkan hasil positif mengandung gugus
ketosa. Hal ini sesuai dengan teori meskipun sukrosa merupakan
karbohidrat disakarida, tetapi apabila dipech akan menghasilkan satu unit
glukosa dan satu fruktosa. Sehingga, pada saat pemanasan, fuktosa akan
mengalami reaksi dengan larutan seliwanoff yang menghasilkan hasil
positif mengandung fruktosa dan endapannya berwarna merah mudah
meskipun tidak sepekat tepung kanji. Sedangkan Namun, pada sampel
glukosa hanya sedikit mengalami perubahan warna yaitu sedikit orange
pudar di awal saja. Maka didapatkan hasil bahwa sampel glukosa tidak
memiliki gugus keton sesuai dengan teorinya. Glukosa mengandung empat
karbon osimetrik sehingga glukosa tidak termasuk karbohidrat jenis
ketosa.
Hasil pengamatan dari kelompok 6 yaitu Uji Iodin, pada sampel
pertama tepung kanji pada menit ke 10 terjadi perubahan warna dari putih
ke lilac keunguan, kemudian pada menit ke 20 hanya terjadi sedikit pada
perubahan warnanya menajadi lebih pudar, pada menit ke 30 warnanya
menjadi lebih pucat. Sehingga didapatkan hasil pati berwarna ungu
disebabkan karena termasuk ke dalam karbohidrat golongan polisakarida.
Pada sampel kedua glukosa pada menit ke 10 terjadi perubahan warna
menjadi kuning bening, kemudian pada menit ke 20 tidak mengalami
perubahan warnanya, pada menit ke 30 warnanya tetap kuning bening
tidak mengalami perubahan. Sehingga didapatkan hasil warna dari bahan
uji tersebut tetap, sebab tidak terjadi reaksi dari iodin dan termasuk ke
dalam karbohidrat golongan monisakarida. Sampel ketiga sukrosa pada
menit ke 10 terjadi perubahan warna menjadi kuning bening, kemudian
pada menit ke 20 tidak mengalami perubahan warnanya, pada menit ke 30
warnanya tetap kuning bening tidak mengalami perubahan. Sehingga
didapatkan hasil warna dari bahan uji tersebut tetap, sebab tidak terjadi
reaksi dari iodin dan termasuk ke dalam karbohidrat golongan disakarida.

IX. PENUTUP
9.1 Kesimpulan
9.1.1 Karbohidrat adalah adalah golongan besar senyawa organik
dengan jumlah yang melimpah dan tersusun atas unsur C
(karbon), H (hidrogen), dan O (oksigen) dengan
pengklasifikasian karbohidrat dari segi ukuran molekulnya
yaitu terbagi atas monosakarida (glukosa, fruktosa, galaktosa),
disakarida (Sukrosa, maltose, laktosa), oligosakarida
(Refinosa, stakiosa,verbakosa, dan fruktan. Sedangkan pad
polisakarida (Pati, glikogen,celullosa).
9.1.2 Senyawa pada masing jenis karbohidrst memiiki kandungan
yang terkadang belum kita kenali, sehingga perlu diadakannya
uji coba karbohidrat. Metode pada uji coba karbohidrat ini
terdiri dari 3 pengelompokan, diantanya adalah uji coba
berdasarkan klasifikasi umum sampel yang mengandung
karbohidrat yaitu uji dengan Reagen Molisch akan
menghasilkan sampel warna ungu pekat kemerahan dan
membentuk cincin tebal. Uji dengan fermentasi ( ragi roti) akan
menghasilkan gelembung gas karbondioksida dengan panjang
gelembungnya bertambah. Kedua, uji coba berdasarkan
kemampuan karbohidrat dalam meredukdusi logam yang
biasanya hanya mampu dilakukan oleh golongan monosakarida
dan beberapa golongan disakarida (kecuali Sukrosa) yaitu uji
Regaen Benedict akan menghasilkan warna orange dan endapan,
sedangkan uji Reagen Barfoed bagi monosakarida akan
menghasilkan gelembung diikuti dengan larutannya mengental
dan terdapat endapan berwarna kuning orange. Ketiga, uji coba
berdasarkan jenis karbohidrat (ketosa atau aldose) yaitu uji
Reagen seliwarnoff akan menghasilkan sampel berwarna merah
ceri dan sedikit endapan, sedangkan uji Iodin yang tergolong
polisakarida akan menghasilkan sampel berwarna ungu.
9.2 Saran
9.2.1 Saran Laboratorium
Saran untuk laboratorium tetap dijaga kebersihannya guna
meningkatkan kenyamanan serta menghindari hal-hal yang tidak
diharapkan.
9.2.2 Saran Praktikan
Untuk para praktikan agar tetap jaga kedisiplinan dan tetap
professional dalam melakukan percobaan agar praktikum
terlaksana dengan maksimal dan memperoleh hasil yang sesuai
dengan yang diharapkan.
9.2.3 Saran asisten Laboratorium
Saran bagi para asisten laboratorium agar menyampaikan
informasi yang rinci, jelas dan jangan tergesa-gesa, supaya
materi dari raktikum dapat diterima oleh para praktikan,
terimakasih dan tetap semangat.
DAFTAR PUSTAKA

Apriyanto, M. 2021. Kimia Pangan. Yogyakarta: Nuta Media.

Fitri, A.S. dan Y.A. N. Fitriana. 2020. Analisis Senyawa Kimia pada Karbohidrat.
Jurnal Sainteks. 17(1):45-52.

Navarro, D.M.D., J.J. Abelilla, dan H. H. Stein. 2019. Structures and


Characteristics of Carbohydrates in diets fed to pigs: a review. Journal of
Animal Science and Biotechnology. 10(39):1-17.

Piyanka, D.N., K.V. Harish Prashanth, dan R.N. Tharanathan. 2022. A Review
Potential anti-diabetic Mechanisms of Chitosan and its derivatives.
Journal Carbohydrate Polymer Technologies and Applications.
3(2022)100188:1-10.

Rahminiwati, M., P. Balgis, dan N.F. Utami.2023. Potensi Ektrak Buah dan Daun
Labu Siam (Sechium edule) sebagai Prebiotik Bakteri Lactobacillus
casei. Jurnal Veteriner dan Biomedis.1(1):29-36.

Suseno, D.dan A.P. Roswiem. 2018. Isolasi dan Identifikasi Gelatin pada Sediaan
Obat Tablet yang tidak Berubah Katif Protein. Jurnal EnviScince.
2(2):85-90.

Syahrizal, D., N. A. Puspita, dan Marisa. 2020. Metabolisme dan Bioenergetika.


Aceh: Syiah Kuala University Press.

Wahyudiati, D.2017. Biokimia. Mataram: Leppim Mataram.


LAMPIRAN
DOKUMENTASI PRAKTIKUM

Anda mungkin juga menyukai