Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH SISTEM URINARIA

(Disusun untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan tugas akhir mata kuliah
Dasar Biomedik II Kelas C semester II)

Dosen pengampu: Dr. dr Candra Bumi, M.Si

Disusun Oleh:

Nyuwandari Ardelia Wardani

212110101118

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS JEMBER

TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Sistem Urinaria” dengan lancar.
Penyusunan makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan tugas
tatap muka pada mata kuliah Dasar Biomedik II Kelas C Semester 2.

Penulis menyampaikan terimakasih kepada dr. Candra Bumi, M.Si, selaku dosen
pengampu mata kuliah Dasar Biomedik II yang telah memberikan tugas ini untuk
menambah wawasan dan pengetahuan penulis. Penyusunan makalah ini tidak terlepas
dari bantuan berbagai pihak secara langsung maupun tidak langsung.

Mohon maaf apabila terdapat kesalahan pada makalah yang telah dibuat. Maka
dari itu, penulis sangat membutuhkan kritik dan saran yang membangun untuk dapat
menyempurnakan makalah ini kedepannya. Penulis berharap dengan adanya makalah ini
dapat membantu dan bermanfaat bagi para pembaca dan berguna untuk berbagai kalangan

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... ii


DAFTAR ISI ................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................... 1
1.3 Tujuan ..................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................. 3
2.1 Struktur dan Fungsi Uretra ..................................................................................... 3
Gambar 2.1 Perbedaan Uretra Pria dan Wanita .........................................................3
2.2 Stuktur dan Fungsi Kandung Kemih ...................................................................... 4
Gambar 2.2 Vesica Urinaria .......................................................................................5
2.3 Struktur dan Fungsi Ureter ..................................................................................... 5
Gambar 2.3 Struktur Ureter........................................................................................6
2.4 Struktur dan Fungsi Ginjal ...................................................................................... 6
Gambar 2.4 Struktur Ginjal ........................................................................................7
2.5 Struktur dan Fungsi Nefron .................................................................................... 7
Gambar 2.5 Struktur Nefron ......................................................................................8
BAB III PENUTUP ........................................................................................................ 11
3.1 Kesimpulan ........................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 12

iii
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sistem urinaria atau sistem perkemihan adalah suatu sistem penting yang
digunakan sebagai tempat proses penyaringan untuk mengeluarkan sisa-sisa
metabolisme makanan yang dihasilkan oleh tubuh. Zat-zat sisa metabolisme yang
tidak diperlukan kemudian laut dalam air dan dikeluarkan dalam bentuk urin atau air
kemih. Komposisi urin normal terdiri atas 96% air, 2% urea, dan sisanya 2% terdiri
atas fosfat, sulfat, oksalat, asam urat, kreatinin, ammonium, naitrium dan kalium (1).
1000-1500 ml urine dapat dikeluarkan oleh orang dewasa yang sehat setiap harinya,
juga tergantung dari berapa asupan cairan dan larutan yang dikeluarkan oleh tubuh.
Sistem Kerjasama tubuh yang dilakukan oleh organ filtrasi ini bertujuan untuk
keseimbangan internal dan mempertahankan suhu alami tubuh. Selain itu, fungsi
utama dari sistem urinaria adalah untuk menyaring plasma darah, mengeluarkan zat
yang tidak terpakai dan menyerap zat yang terpakai oleh tubuh. Pengeluaran zat yang
tidak terpakai dilakukan oleh ginjal dalam bentuk urin, kemudian urin akan turun
melewati ureter dan disimpan sementara di kandung kemih, lalu akhirnya dikeluarkan
melalui uretra secara berkala.
Sistem perkemihan pada manusia teridiri dari ginjal, ureter, kandung kemih
(vesica urinaria), dan uretra yang bekerjasama untuk melakukan proses yang
bertujuan untuk mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit,
mempertahankan asam basa tubuh, dan mengeluarkan urea, kreatinin, asam urat dan
urin sebagai sisa-sisa metabolisme zat, dengan keluarnya zat-zat yang tidak
dibutuhkan oleh tubuh bertujuan agar terhindar dari penyakit yang akan menyerang
sistem perkemihan.

1.2 Rumusan Masalah

1.1.1 Bagaimana Struktur dan Fungsi Uretra?


1.1.2 Bagaimana Struktur dan Fungsi Kandung Kencing?
1.1.3 Bagaimana Struktur dan Fungsi Ureter?

1
1.1.4 Bagaimana Struktur dan Fungsi Ginjal?
1.1.5 Bagaimana Struktur dan Fungsi Nefron?

1.3 Tujuan

1.3.1 Mengetahui Struktur dan Fungsi Uretra


1.3.2 Mengetahui Struktur dan Fungsi Kandung Kencing
1.3.3 Mengetahui Struktur dan Fungsi Ureter
1.3.4 Mengetahui Struktur dan Fungsi Ginjal
1.3.5 Mengetahui Struktur dan Fungsi Nefron

2
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Struktur dan Fungsi Uretra

Uretra adalah salah suatu saluran yang berfungsi untuk mengalirkan urin
dari kandung kemih sehingga dapat dikeluarkan oleh tubuh. Uretra pada pria lebih
panjang daripada wanita. Uretra pada pria dewasa panjangnya berkisar antara 23-
25 cm, sedangkan uretra pada wanita sekitar 3-5 cm (2).

Gambar 2.1 Perbedaan Uretra Pria dan Wanita

Terdapat perbedaan antara uretra pria dan Wanita. Uretra pada pria selain
berhubungan dengan sistem perkemihan, juga beperan dalam sistem reproduksi
yaitu sebagai saluran untuk mengeluarkan sperma, sedangkan uretra pada Wanita
hanya berfungsi sebagai saluran pembuangan urine saja (3).
Uretra terdapat dinding yang terdiri atas 3 lapisan yaitu (1) Lapisan otot,
yang berhubungan dengan otot yang ada di kandung kemih. Lapisan ini dimulai
dari sfingter uretra internal yang terdiri dari serat otot polos dan jaringan ikat
fibrosa; (2) Submukosa, adalah lapisan berongga yang terdiri dari pembuluh darah
dan saraf dan (3) Mukosa, terletak di bagian bawah epitelium skuamosa berlapis
dan bersambung oleh bagian eksternal dengan kulit vulva.
Secara anatomi, uretra dibagi menjadi dua bagian, yaitu uretra posterior
dan uretra interior. Uretra juga dilengkapi dengan serabut otot yang disebut
dengan sfingster, yaitu sfingter uretra interna dan sfingter uretra eksterna. Letak

3
sfingter uretra interna terdapat pada perbatasan antara kandung kemih dan uretra,
sedangkan sfingter uretra eksterna terletak pada perbatasan antara uretra interior
dan eksterior. Sfingter ini berfungsi untuk membuka atau menutup, hal ini terjadi
apabila kandung kemih penuh, maka sfingter akan terbuka.
Uretra pada laki-laki berbentuk berliku-liku melewati tengah prostat
kemudian menembus lapisan fibrosa yang menembus tulang pubis ke bagian
penis. Uretra pada laki-laki terdiri dari 4 bagian, yaitu:
1. Pars pra-prostacica, terletak sebelum kelenjar prostat
2. Pars prostacica, terletak di prostat, menjadi muara dari 2 saluran yaitu ductus
ejakulatorius dan saluran keluar
3. Pars membranasea, yaitu bagian berjalan yang dimulai dari ujung prostat yang
terletak di antara otot rangka pelvis lalu melewati membran perineal dan
berakhir pada bulbus korpus kavernosus uretra.
4. Pars cavernosa/spongiosa, yaitu bagian dari uretra yang melintasi corpus
spongiosum penis dan bermuara pada glands penis.
Uretra pada wanita terletak di belakang daerah gabungan antara tulang pubis
dari kedua sisi pinggul (simfisi pubis). Muara uretra pada wanita terletak di
sebelah atas vagina (antara klitoris dan vagina). Terdapat daerah sensitive pada
Wanita yang disebut sebagai titik rangsang atau titik-U yang terjadi karena adanya
sfingter uretra yang bersyaraf pudenda. Ujung-ujung syaraf pudenda inilah yang
menyebabkan daerah tersebut sangat sensitive (4).

2.2 Stuktur dan Fungsi Kandung Kemih

Kandung kemih adalah organ berongga yang terpenuhi oleh otot-otot yang
dapat digelembungkan sehingga bersifat elastis dan berfungsi untuk menampung
urine secara sementara yang telah diekskresikan oleh organ ginjal melalui ureter
sebelum dikeluarkan oleh tubuh melalui uretra dalam mekanisme miksi
(berkemih). Pada laki-laki kandung kemih ini berada di belakang simfisis pubis
dan di depan rektal. Kandung kemih pada orang dewasa mampu untuk
menampung urin sebesar 300-450 ml (5).

4
Gambar 2.2 Vesica Urinaria

Terdapat dua bagian besar pada kandung kemih, yaitu ruangan dilapisi
otot polos yang terdiri dari badan korpus sebagai tempat urine berkumpul dan
dilanjutkan oleh leher kolum yang berbentuk corong . Kandung kemih terdiri atas
3 bagian, yaitu lapisan mukosa, lapisan tengah, dan lapisan luar.

a. Lapisan luar, terdapat jaringan ikat longgar yang berisi pembuluh darah, limfe
dan saraf.
b. Lapisan tengah, tediri atas jaringan massa serat otot polos yang menyatu
dengan jaringan ikat longgar elastic. Otot pada bagian tengah ini disebut
sebagai otot detrusor yang apabila terjadi kontraksi akan menyebabkan
pengosongan pada kandung kemih.
c. Lapisan terdalam (mukosa), terdiri atas epitelium transisional yang akan
meregang pada saat dipenuhi oleh cairan.

2.3 Struktur dan Fungsi Ureter

Ureter adalah saluran muskuler antara ginjal dan kandung kemih yang
berbentuk silinder seperti tabung kecil yang memiliki fungsi untuk mengalirkan
urin yang diproduksi oleh ginjal menuju ke kandung kemih. Ureter tediri dari dua
pipa yang masing-masing berhubungan dari ginjal ke kandung kemih. Pada orang
dewasa Panjang ureter kurang lebih 25-30 dm dan luas penampung 4-6 mm (6).

5
Gambar 2.3 Struktur Ureter

Dinding ureter terdiri dari tiga lapisan yaitu :

a. Tunika mukosa yaitu lapisan dari dalam yang tersusun dari sel ephitelium
b. Tunika muskularis terdiri atas otot polos sirkuler di bagian luar dan muskularis
longitudinal di sebelah dalam
c. Tunika adventisia, tersusun oleh lapisan jaringan ikat fibroelastin

2.4 Struktur dan Fungsi Ginjal

Ginjal adalah organ ekskresi penting yang berbentuk mirip kacang merah
dan terletak di belakang cavum abdonimalis (rongga perut) dan melekat langsung
pada dinding abdomen. Dalam sistem urinaria, ginjal berfungsi untuk memilah
kotoran dari darah kemudian mengeluarkannya bersama air dalam bentuk urin,
hal ini terjadi untuk mengatur volume cairan dalam tubuh, air yang terlalu banyak
dalam tubuh akan dieksresikan oleh ginjal sebagai urin. Saat manusia kekurangan
air akan menyebabkan urin yang akan dieksresikan jumlahnya berkurang dan
konsentrasinya lebih pekat (7), sehingga susunan volume cairan dalam tubuh
dapat dipertahankan secara normal. Pada manusia, ginjal terdiri atas dua ginjal,
yaitu ginjal kanan dan ginjal kiri. Ukuran ginjal sebelah kiri lebih besar daripada
ginjal sebelah kanan. Pada manusia ukuran panjang rata-rata ginjal kanan adalah
83,61 mm, lebar 55,59 mm dan tinggi 94,18 mm. Sedangkan ukuran rata-rata
ginjal kiri yaitu 87,58 mm, lebar 58,71 mm dan tinggi 95,83 mm dengan ukuran
berat sekitar 200 gram (8).

6
Gambar 2.4 Struktur Ginjal

Secara anatomis, ginjal terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu:

a. Kapsul ginjal, terletak di bagian luar korteks yang berfungsi untuk melindungi
bagian dalam ginjal.
b. Korteks ginjal, terletak di bawah kapsul ginjal dan mengandung berjuta-juta
nefron yang di dalamnya terdapat glomerulus, tubulus kontortus proksimal dan
tubulus distalis.
c. Medulla ginjal, terletak di sebelah dalam ginjal yang terdiri dari 9-14 triasi
berbentuk kerucut (pyramid renal) untuk mengalirkan hasil ultrafiltrasi berupa
urin.
d. Pelvis renal, yaitu struktur yang berbentuk corong dan berfungsi sebagai
pengumpul urin sementara sebelum dialirkan ke ureter.

2.5 Struktur dan Fungsi Nefron

Nefron merupakan unit terkecil dari ginjal. Dalam satu ginjal terdapat
sekitar 1.000.000 nefron. Fungsi utama nefron adalah pembentukan urin melalui
proses penyaringan/filtrasi plasma darah yang masuk ke ginjal melalui arteri
afferent yang membawa darah ke glomerulus dan efferent yang berfungsi untuk
membawa kembali darah tersebut ke nefron.

7
Gambar 2.5 Struktur Nefron

Nefron terdiri atas komponen utama yaitu glomerulus, tubulus kontortus


proksimalis, loop of henle, tubulus kontrotus distalis, dan ductus kolegentes

a) Glomerulus.
Glomerulus merupakan berkas kapiler yang berbentuk seperti bola yang
sel-selnya tersusun padat sehingga warnanya lebih tua daripada sekitarnya
Glomerulus digunakan sebagai tempat pertama filtrasi air dan zat lainnya yang
terlarut dari darah yang melewatinya. Glomerulus dapat menyaring darah sekitar
1200 ml per menitnya (9). Glomerulus berbentuk gulungan yang merupakan
pembuluh kapiler. Glomerulus ini akan diikelilingi oleh epitel pars viseralis
kapsula Bowman. Di bagian luar terdapat ruang Bowman yang berfungsi untuk
menampung cairan ultra filtrasi dan menghubungkannya ke tubulus kontortus
proksimal.
b) Tubulus Kontortus Proksimal

Tubulus kontortus proksimal berbentuk berkelok-kelok tetapi berakhir


sebagai saluran yang lurus pada saat di medula ginjal. Dinding tubulus kontortus
proksimal disusun oleh selapis sel kuboid yang memiliki batas sehingga susah

8
dilihat. Tubulus kontortus proksimal ini terletak di korteks ginjal. Tubulus
Kontortus Proksimal menjadi tempat terjadinya penyerapan kembali (reabsorpsi)
zat – zat yang masih diperlukan oleh tubuh reabsorpsi via transport dan pompa
natrium, sehingga mengurangi isi filtrat glomerulus sebanyak 80-85 persen (10) .
Inti sel tubulus kontortus proksimal terletak agak berjauhan satu sama lain dan
berbentuk bulat, bundar, biru.

c) Loop of Henle
Lengkung Henle tersusun atas 3 bagian yaitu bagian tebal turun (pars
asendens), bagian tipis (segmen tipis) dan bagian tebal naik (pars asendens). Pada
Segmen tebal turun berbentuk mirip seperti tubulus kontortus proksimal,
sedangkan segmen tebal naik mempunyai bentuk seperti tubulus kontortus distal,
serta Segmen tipis lengkung henle mempunyai gambaran mirip pembuluh kapiler
darah, tetapi hanya terdiri atas selapis sel gepeng epitel, dan sitoplasmanya terlihat
lebih jelas. Lengkung henle terletak di medula ginjal. Lengkung henle berperan
untuk melakukan reabsorpsi atau proses penyerapan kembali zat yang masih
dibutuhkan oleh tubuh, serta berperan untuk menghasilkan urin dengan berbagai
konsentrasi (memekatkan atau mengencerkan urin) (11).
d) Tubulus Kontortus distalis
Tubulus kontortus distal berbentuk berkelok-kelok dan memiliki dinding
yang tersusun atas selapis sel kuboid dengan batas antar sel yang lebih jelas
dibandingkan tubulus kontortus proksimal. Memiliki inti sel bundar dan bewarna
biru sebanyak 5 dengan jarak antar inti sel berdekatan. Sitoplasma selnya bewarna
basofil (kebiruan). Tubulus Kontortus Distal terletak di korteks ginjal. Fungsi
bagian ini juga berperan dalam pemekatan urin dengan melakukan proses
augmentasi atau penambahan zat yang tidak berguna yang selanjutnya akan
dikeluarkan oleh tubuh (12).
e) Ductus Kolegentes
Saluran ini terdapat di dalam medula dan berbentuk seperti tubulus
kontortus distal tetapi memiliki dinding sel epitel yang jauh lebih jelas, selnya
berbentuk lebih tinggi dan berwarna lebih pucat. Beberapa duktus koligen akan
bersatu di bagian medulla tengah dan menghasilkan duktus yang lebih besar dan
selanjutnya bermuara ke apeks papilla. Duktus koligen berfungsi untuk

9
menyalurkan urin yang berawal dari nefron lalu ke pelvis ureter yang dipengaruhi
oleh hormone antidiuretic (ADH) untuk mengontrol jumlah air yang diserap. (13).

10
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Sistem saluran perkemihan dimulai dari ginjal, ureter, kandung kemih dan
uretra. Ukuran rata-rata ginjal kanan dengan panjang 83,61 mm, lebar 55,59 mm
dan tinggi 94,18 mm. Ukuran rerata ginjal kiri dengan panjang 87,58 mm, lebar
58,71 mm dan tinggi 95,83 mm dengan ukuran berat sekitar 200 gram. Secara
anatomis dibagi menjadi bagian korteks (di sebelah luar) yang mengandung
semua kapiler glomerulus dan sebagian segmen tubulus pendek, dan bagian
medulla di sebelah dalam tempat sebagian besar segmen tubulus berada.
Gabungan organ glomerulus, tubulus proksimal, tubulus distal, duktus coleduktus
disebut sebagai nefron. Satu ginjal terdapat 1.000.000 nefron, Fungsi dari nefron
adalah menyaring plasma darah yang masuk ke ginjal melalui arteri afferen dan
efferen.

Ureter adalah saluran sistem jaringan otot pada tubuh yang berbentuk
silinde dan berperan untuk mengantarkan urine dari ginjal menuju kandung
kemih. Dalam tubuh manusia terdapat dua ureter. Panjang ureter pada orang
dewasa kurang lebih 25-30 cm dan luas penampung 4-6 mm. Kandung kemih
menjadi organ untuk mengumpulkan urine yang sudah diekskresikan organ ginjal
dan melewati ureter sebelum dikeluarkan oleh tubuh melalui uretra.

Kandung kemih merupakan kantong berongga yang terpenuhi otot-otot


dan dapat digelembungkan (elastis). Uretra adalah saluran yang berjalan dari leher
kandung kemih ke lubang luar, dilapisi membran mukosa yang bersambung
dengan membran yang melapisi kandung kemih. Tahap pembentukan urine
dimulai dari filtrasi, reabsorbsi, augmentasi dan ekskresi

11
DAFTAR PUSTAKA

1. Widowati H, Rinata E. Bahan Ajar Anatomi. UMSISDA press. 2020. 139–45 p.

2. Widya A. NAW, Oka A. G, Kawiyana KS, Maliawan S. Diagnosis dan


Penanganan Striktur Uretra. Ilmu Bedah Fak Kedokt Univ Udayana/Rumah Sakit
Umum Pus Sanglah Denpasar. 2017;1–16.

3. Bariroh T. Anatomi dan fisiologi sistem urinaria. 2018;9–36. Available from:


https://onlinelearning.uhamka.ac.id/pluginfile.php/466909/mod_resource/content
/1/5.SISTEM URINARIA.pdf

4. Rinata E. Buku Ajar Genetika Dan Biologi Reproduksi. Buku Ajar Genetika Dan
Biologi Reproduksi. 2020.

5. Tena HAB. Pengaruh Penundaan Sampel Urin pH Alkali Metode Konvensional


Terhadap Unsur Organik Sedimen Urin. Univ Muhammadiyah Malang. 2017;7–
39.

6. Yuliana. Diktat Urinary Tract. 2017;41.

7. Marlini NMRD. Gambaran Sedimen Urine Pada Sopir Bus di Terminal Mengwi
Kabupaten Badung. Karya Tulis Ilm [Internet]. 2018;8–38. Available from:
http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/713/3/BAB II KTI.pdf

8. Dewi GAML, Margiani NN, Ayusta IMD. Rerata ukuran ginjal dewasa normal
dengan computed tomography di RSUP sanglah tahun 2017. J Med Udayana
[Internet]. 2019;8(11):1–6. Available from: issn: 2597-
8012%0Ahttps://ojs.unud.ac.id

9. Sunarto, Wisnu N, Ngestiningrum AH. Anatomi dan Fisiologi 2019.

10. Noor H. ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN PADA PASIE CKD


(CHRONIC KIDNEY DISEASE) DENGAN INTERVENSI INOVASI PIJAT
ES BATUTERHADAP PENURUNAN RASA NYERI DI RUANG
HEMODIALISA RSUD ABDUL WAHAB SJAHRANIE SAMARINDA. Vol.

12
7. 2018. 44–68 p.

11. Ninla Elmawati Falabiba, Anggaran W, Mayssara A. Abo Hassanin Supervised


A, Wiyono B., Ninla Elmawati Falabiba, Zhang YJ, et al. Sistem Perkemihan.
Pap Knowl Towar a Media Hist Doc. 2018;5(2):40–51.

12. Rahmawati F. Laboratory Aspect Of Chronic Kidney Disease. J Ilm Kedokt


Wijaya Kusuma. 2018;6(1):14–22.

13. Politeknik Kesehatan Kemenkes Palangka Raya. MODUL TEORI ANATOMI


FISIOLOGI. 2nd ed. PALANGKA RAYA; 2019. 20–25 p.

13

Anda mungkin juga menyukai