Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA

PERCOBAAN KE 8
SISTEM INTEGUMEN

Dosen Pengampu:
apt. I Made Agus Sunadi Putra, S.Si., M. Biomed.

KELOMPOK II 1B:

Ni Komang Triya Wijani (2309482010052)


Putu Dinda Budipratiwi (2309482010053)
I Putu Arya Damar Wicaksana Putra (2309482010055)
Komang Diska Avrilianza Aisuarya (2309482010056)
I Gusti Ayu Sri Candramukhi Devi Dasi (2309482010057)
Ni Kadek Dwipayanti (2309482010058)
Ni Luh Sintia Dewi (2309482010059)

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MAHASARASWATI
TAHUN AJARAN 2023 2024
PERCOBAAN 8: SISTEM INTEGUMEN

I. TUJUAN PERCOBAAN
1. Mengenal struktur dan fungsi integument
2. Mempelajari beberapa karakterisasi sensasi pada kulit
3. Mempelajari beberapa bagian kulit manusia

II. DASAR TEORI


Sistem integumen adalah salah satu sistem penting dalam tubuh manusia yang berfungsi
sebagai lapisan pelindung terhadap lingkungan eksternal. Sistem ini terdiri dari berbagai
komponen seperti kulit, rambut, kuku, dan kelenjar keringat. Meskipun sering kali dianggap
hanya sebagai elemen estetika, sistem integumen memiliki peran yang sangat penting dalam
menjaga kesehatan dan keberlangsungan hidup manusia.
Sistem integumen adalah sistem yang terdiri dari organ-organ yang melindungi tubuh
manusia dari pengaruh lingkungan luar. Sistem integumen berperan penting dalam menjaga
keseimbangan tubuh, mengatur suhu tubuh, melindungi organ dalam, serta berperan dalam
indera peraba.
A. Kulit
Kulit merupakan organ terbesar dalam sistem integumen. Kulit terdiri dari tiga
lapisan, yaitu epidermis, dermis, dan hipodermis. Epidermis merupakan lapisan paling
luar yang terdiri dari sel-sel kulit yang terus-
menerus mengalami regenerasi. Dermis
merupakan lapisan tengah yang mengandung
pembuluh darah, saraf, dan kelenjar keringat.
Sedangkan hipodermis merupakan lapisan
paling dalam yang berfungsi sebagai
penyimpan lemak. Kulit memiliki beberapa fungsi penting, di antaranya sebagai
pelindung tubuh dari infeksi dan cedera, mengatur suhu tubuh, serta berperan dalam
indera peraba. Kulit juga menghasilkan vitamin D ketika terpapar sinar matahari, yang
penting untuk kesehatan tulang. Kulit, sebagai komponen utama sistem integumen, juga
melindungi organ-organ internal dari cedera fisik, infeksi, dan kerusakan akibat radiasi
UV. Berikut ini merupakan struktur dari kulit;
• Epidermis.
Lapisan epidermis merupakan lapisan paling luar yang terdiri atas lapisan epitel
gepeng. Epidermis umunya merupakan jaringan epitel skuamosa berlapis dan
tersusun atas sel-sel keratinosit yang merupakan sel menghasilkan keratin (serat
protein yang kuat). Keratin ini memberikan struktur, daya tahan serta kedap air pada
kulit. Sel-sel ini terus-menerus akan mati dan digantikan dengan sel baru. Berbagai
jenis sel terdapat pada epidermis yaitu:

1) sel melanosit. Sel melanosit berentuk seperti laba-laba yang mensistesis melanin
yaitu pigmen yang memberikan warna pada kulit.
2) Sel Langerhans juga terdapat pada epidermis yang berperan dalam sistem imun.
Sel Langerhans merupakan sel dendirtis yang berbentuk seperti bintang yang
mirip dengan sel darah putih. Sel ini dibentuk tulang sumsung belakang.
3) sel markel merupakan sel yang terletak paling dalam, perbatasan antara
epidermis dan dermis.

Epidermis biasanya dibagi beberapa lapisan sesuai dengan morfologi keratositosit


dan posisinya ketika berdiferensiasi menjadi sel-sel terangsang. Lapisan-lapisan
tersebut yaitu stratum germinativum, stratum spinosum, stratum granulosum,
stratum lusidium dan starum korneum.

➢ Stratum germinativum. Lapisan basal, juga dikenal sebagai stratum


germinativum, mengandung sel keratinosit berbentuk silindris yang melekat pada
membran dasar. Sel-sel basal ini membentuk satu lapisan dan melekat satu sama
lain Ciri-ciri pembeda lain dari sel-sel basal adalah nukleus atau nuklei
memanjangnya yang berwarna gelap dan adanya pigmen melanin yang ditransfer
dari melanosit yang berdampingan. Lapisan basal adalah lokasi utama sel-sel aktif
membelah pada epidermis yang membentul sel-sel lapisan epidermis luar.
Namun, tidak semua sel basal memiliki potensi untuk membelah (Jones, 1996;
Lavker & Sun, 1982).
➢ Stratum Spinosum. Stratum spinosim terdiri dari berbagai bentuk, struktur,
dan sifat subseluler yang berbeda, tergantung pada lokasinya. Sel-sel spinosus
pada bagian basal/bawah, berbentuk polihedral dan memiliki nukleus bulat,
sedangkan sel-sel dari lapisan spinosus atas umumnya berukuran lebih besar,
menjadi lebih rata karena didorong ke permukaan kulit, dan mengandung butiran
pipih (Chu, 2008).
➢ Stratum granulosum. Lapisan ini terdiri atas 2-3 lapis sel poligonal yang agak
gepeng dengan inti di tengah dan sitoplasma berisi butiran (granula) keratohialin
atau gabungan keratin dengan hialin. Lapisan ini menghalangi masuknya benda
asing, kuman, dan bahan kimia masuk ke dalam tubuh.
➢ Stratum lusidium. Lapisan ini terdiri atas beberapa lapis sel yang sangat
gepeng dan bening. Membran yang membatasi sel-sel tersebut sulit terlihat
sehingga lapisannya secara keseluruhan seperti kesatuan yang bening. Lapisan ini
ditemukan pada daerah tubuh yang berkulit tebal seperti telapak kaki dan telapak
tangan.
➢ Straum korneum. lapisan ini terdiri atas banyak lapisan sel tanduk, gepeng,
kering, dan tidak berinti. Sitoplasmanya diisi dengan serat keratin, makin ke luar
letak sel makin gepeng seperti sisik lalu terkelupas dari tubuh. Sel yang terkelupas
akan digantikan oleh sel lain. Zat tanduk merupakan keratin lunak yang susunan
kimianya berada dalam sel-sel keratin keras. Lapisan tanduk hampir tidak
mengandung air karena adanya penguapan air, elastisnya kecil, dan sangat efektif
untuk pencegahan penguapan air dari lapisan yang lebih dalam.
• Dermis

Batasan dermis sulit ditentukan karena menyatu dengan lapisan hipodermis,


ketebalannya sekitar 0,5-3 mm, lebih tebal dari lapisan dermis yang dibentuk dari
komponen jaringan ikat. Dermis mengandung serat kolagen dan serat elastin
sehingga bersifat ulet dan elastik, penuh dengan kapiler dan pembuluh darah darah,
serat saraf sehingga dapat merasakan sensi seperti suhu, tekanan, dan nyeri. Selain
itu pada dermis juga terdapat folikel rambut, kelanjar minyak, kelenjar lendir, dam
kelenjar keringat yang tertanam dalam dermis. Dermis tersusun atas jaringan ikat
areolar yang disebut dengan papilla dermal. Dalam dermis, terdapat dua lapisan
yakni sebagai berikut:

➢ Lapisan papilia. Lapisan ini mengandung lekuk-lekuk papilia sehingga stratum


malpigi juga ikut melekuk. Lapisan ini mengandung lapisan pengikat longgar
yang membentuk lapisan bunga karang yang diebut lapisan startum spongeosum.
Lapisan papila terdiri atas serat kolagen halus, elastin dan retikulin yang tersusun
membentuk jaring halus yang terdapat dibawah epidermis. Lapisan ini memegang
peranan penting dalam peremajaan dan penggandaan unsur-unsur kulit. Serat
retulin dermis membentuk alas dari serabut yang masuk ke dalam membran basal
di bawah epidermis.
➢ Lapisan Retikuler. Lapisan retikuler terbuat dari jaringan ikat padat tak
beraturan serat kolagen. Sebagian besar lapisan ini tersusun bergelombang,
mangandung sedikit serat retikulin, dan banyak serat elastin.

• Hipodermis/ lapisan subkutan

Hipodermis adalah lapisan bawah kulit (fasia superfisialis) yang tersusun atas sel-
sel lemak. Sel-sel lemak membentuk jaringan lemak pada lapisan adiposa yang
terdapat pada susunan lapisan subkutan untuk menentukan mobilitas kulit
diatasnya. Bila terdapat lobulus lemak yang merata, hipodermis membentuk bantal
lemak yang disebut pannikulus adiposus. Pada daerah perut, lapisan ini dapat
mencapai ketebalan tiga cm, sedangkan pada kelopak mata, penis dan skrotum
lapisan subkutan tidak mengandung lemak. Fungsi lapisan ini menyimpan energi,
menghindari benturan.

B. Kuku
Kuku atau Unguis Menurut kamus kedokteran Dorland adalah “Lempengan kulit
bertanduk pada permukaan dorsal ujung distal falang terminal jari tangan atau jari
kaki, yang tersusun dari kerak-kerak epitel yang memipih dan berkembang dari
stratum lucidum kulit”. Pengertian kuku pada umumnya adalah bagian tubuh
manusia yang bersifat keras, tumbuh di ujung jari dan berfungsi sebagai pelindung.

Pada manusia kuku mempunyai 2 fungsi


utama, fungsi pertama adalah sebagai
pelindung dari ujung jari karena di penuhi
dengan saraf-saraf. Fungsi kedua, yaitu
memberi sensitifitas dan mempertajam daya
sentuh. Pada ujung jari terdapat banyak
reseptor yang berfungsi untuk menghantarkan
rangsang sentuh saat menyentuh suatu objek sehingga dapat dirasakan saat
bersentuhan dengan objek yang di sentuh. Berdasarkan fungsi tersebut, kuku
memiliki fungsi yang sangat besar. Maka dari itu, kesehatan dapat di mulai dari
kuku.
Berikut ini merupakan bagian- bagian dari kuku:
➢ Matriks kuku merupakan pembentuk jaringan kuku yang baru.
➢ Dinding kuku (nail wall) merupakan lipatan-lipatan kulit yang menutupi
bagian pinggir dan atas.
➢ Dasar kuku (nail bed) merupakan bagian kulit yang ditutupi kuku.
➢ Alur kuku (nail grove) merupakan celah antar dinding dan dasar kuku.
➢ Akar kuku (nail root) merupakan bagian proksimal kuku.
➢ Lempeng kuku (nail plate) merupakan bagian tengah kuku yang dikelilingi
dinding kuku.
➢ Lunula merupakan bagian lempeng kuku yang berwarna putih di dekat akar
kuku berbentuk bulan sabit, sering tertutup oleh kulit.
➢ Eponikium (kutikula) merupakan dinding kuku bagian proksimal, kulit arinya
menutupi bagian permukaan lempeng kuku.
➢ Hiponikium merupakan dasar kuku, kulit ari dibawah kuku yang bebas (free
edge) menebal
C. Rambut

Rambut terdiri atas akar rambut dan batang rambut. Ada dua jenis tipe rambut yaitu
rambut halus, tidak berpigmen yang terdapat pada bayi disebut lanugo, dan rambut
kasar, berpigmen, mempunyai medulla, dan terdapat pada orang dewasa. Komposisi
rambut terdiri atas karbon 50,60 %, hydrogen 6,36 %, nitrogen 17,14 %, sulfur 5,0%,
dan oksigen 20,80%.Rambut yang
normal dan sehat mengkilat, elastis,
tidak mudah patah, dan dapat menyerap
air. Rambut terdiri atas medulla,
korteks, dan juga kutikula. Medula
letaknya berada di bagian tengah.
Medula berisi keratin dan udara. Adapun korteks merupakan lapisan paling tebal
rambut. Lapisan inilah yang memiliki pigmen (zat warna) yang menentukan rambut
berwarna hitam, coklat, merah, ataupun pirang. Sedangkan kutikula merupakan lapisan
terluar rambut. Lapisan ini berupa sel-sel yang tumpang tindih seperti sisik. Akar
rambut tertanam di bawah kulit (bagian dermis).

Adapun beberapa fungsi rambut:

✓ Melindungi kulit dari pengaruh buruk


✓ Alis mata melindungi mata dari keringat agar tidak mengalir ke mata
✓ Menyaring udara pada hidung
✓ Serta berfungsi sebagai pengatur suhu
✓ Pendorong penguapan keringat
✓ Indera peraba yang sensitif

III. ALAT DAN BAHAN

A. Alat

- Pinset
- Bulu sikat
- Paku (panas dan dingin)
- Pensil
- Jarum
- Kapas

B. Bahan

- Eter - Air hangat


- Etanol - Air es
- Gabus - Larutan NaCL Fisiologis

IV. PROSEDUR PERCOBAAN

ANATOMI

A. Kulit Manusia.
Berikut merupakan bagian-bagian dari penampang kulit manusia, tunjukkan
bagian-bagian tersebut pada gambar VIII.1:
Gambar VIII.1. Penampang melintang kulit manusia dan bagian-bagiannya

B. Reseptor.
Gambar VIII.2 menunjukkan diagram reseptor-reseptor pada kulit manusia.
Pelajari dan gambarkan posisi masing-masing reseptor tersebut pada kulit.
Reseptor-reseptor tersebut diantaranya : reseptor Meissner, korpuskel Pacinian,
reseptor Krause, Ruffini, dan ujung saraf bebas yang berturut-turut menerima
stimuli sentuhan, tekanan, dingin, panas dan nyeri, tunjukkan pada gambar.

Gambar VIII.2. Diagram reseptor – reseptor pada kulit manusia

C. Akar Rambut.
Buatlah gambar anatomi akar rambut dan bagian-bagiannya

FISIOLOGI

A. Sensasi Kulit

Tujuan:

Mempelajari pola distribusi reseptor pada kulit

Teori Singkat:

Sensasi kulit meliputi panas, dingin, sentuh, dan nyeri. Reseptor-reseptor untuk
panas, dingin, dan sentuhan hanya sedikit dalam organ dalaman (viseral). Reseptor
nyeri agak terdistribusi menyeluruh dan sensasi ini dapat diperoleh pada
kebanyakan organ.
Pada permukaan kulit, distribusi reseptor berbeda dan tidak merata. Reseptor
dingin lebih banyak bila dibandingkan dengan reseptor panas dan reseptor nyeri
lebih banyak dari pada reseptor sentuh/tekan.

Prosedur Kerja

a. Gambarkan satu daerah dengan luas sekitar 2 cm pada permukaan anterior


dari lengan bawah.

b. Dalam daerah ini lakukan sentuhan pelan-pelan dengan bulu sikat paling
sedikit pada 20 tempat yang berbeda. Gunakan tekanan halus untuk
membengkokkan bulu sikat. Berikan tekanan yang sama setiap kali. Jangan
menganggap saudara merasa ada sensasi sentuh hanya karena saudara
melihat sentuhan dari bulu sikat tersebut. Jika dirasa adanya sensasi, tandai
dengan huruf S untuk sentuh.
c. Paku didinginkan dalam air es, keringkan. Selanjutnya sentuhkan pelan-
pelan dengan menggunakan ujung paku paling sedikit 20 tempat dalam
daerah tadi. Jika dirasakan adanya sensasi, tandai dengan huruf D untuk
dingin.
d. Dengan menggunakan paku yang dipanaskan dalam air 40°C atau 50°C dan
keringkan. Cari lokasi reseptor panas seperti prosedur 3 dan tandai dengan
huruf P untuk panas.
e. Lakukan lagi pada daerah yang sama dengan menggunakan jarum untuk
mencari reseptor nyeri. Sensasi dirasakan jika reseptor nyeri distimulasi oleh
tekanan ringan, yang mewakili syok listrik ringan. Tandai tempat reseptor
pada daerah tersebut dengan huruf N untuk nyeri.
f. Jumlahkan lokasi reseptor untuk setiap sensasi dan tabelkan.

Sensasi

Sentuh

Dingin

Panas

Nyeri

g. Ulangi prosedur 2 sampai 6 diatas pada daerah antara lutut dan mata kaki.
h. Apakah ada perbedaan dalam jumlah reseptor dalam ke 2 daerah?

B. Sensasi Tekanan

Tujuan:

Menunjukkan apakah kepekaan tubuh terhadap tekanan bervariasi pada suatu


tempat

Teori singkat:

Reseptor untuk sensasi tekanan terletak langsung di bawah kulit. Sensasi serupa
terjadi jika kandung kemih atau rectum diisi urin atau feses (sensasi kepenuhan).

Prosedur Kerja

1. Seorang kawan saudara menutup mata, kemudian saudara menekan ujung


pensil cukup kuat pada suatu titik dikulit hingga ada bekasnya.
2. Suruh kawan saudara melokasikan tekanan ini.
3. Catat jarak dalam mm antara kedua titik tersebut.
4. Lakukan percobaan ini 5 kali dan rata-ratakan hasil yang diperoleh.
Apakah lokalisasinya membaik pada pengujian kedua tersebut ?
5. Ulangi prosedur 1 sampai dengan 5 pada daerah berikut :
• ujung jari
• punggung tangan
• lengan atas bagian dalam
• tengkuk
6. Tabelkan hasil pengamatan saudara

Daerah Stimulasi Jarak Kesalahan (mm)

Ujung jari …………………………………….

Punggung tangan …………………………………….

Lengan atas bagian dalam …………………………………….

Tengkuk …………………………………….

7. Bandingkan hasil pengamatan pada kelompok saudara


C. Adaptasi Reseptor

Teori singkat:

Hilangnya sensasi disebabkan oleh kenyataan bahwa reseptor beradaptasi terhadap


stimuli. Dengan demikian tidak membentuk impuls saraf sampai terjadinya
perubahan dalam stimulus.

Prosedur Kerja:

a. Stimulasi Sentuhan
1. Seorang kawan saudara menutup matanya.
2. Saudara menempatkan suatu benda (misalnya mata uang) pada kulit
permukaan ventral lengan.
3. Amati berapa lama (detik) sensasi sentuh berlangsung?
4. Setelah sensasi menghilang tambahkan 2 mata uang ukuran yang sama di
atas mata uang pertama. Apakah sensasi tekanan terasa kembali? jika ya
berapa lama (detik) sensasi ini berlangsung? reseptor apakah yang terlibat
dan mengapa sensasi tekanan segera hilang?
5. Ulangi percobaan pada daerah lain dari lengan.
6. Apakah yang dimaksud dengan adaptasi sensorik dan apa fungsinya?

b. Stimulasi Suhu
1. Celupkan jari telunjuk saudara dalam air hangat selama 2 menit. Setelah
itu celupkan jari telunjuk lainnya ke dalam wadah air hangat yang sama.
Catat perbedaan sensasi yang dirasakan pada tiap jari.
2. Selanjutnya celupkan satu jari telunjuk ke dalam air hangat dan jari
telunjuk yang satunya ke dalam air es. Setelah 2 menit, celupkan kedua
jari ke dalam wadah air ledeng dingin yang sama. Amati hasil yang
diperoleh.
Percobaan ini menggambarkan bahwa sensasi panas atau dingin tidaklah
mutlak tapi bergantung bagaimana cepatnya kulit memperoleh atau
kehilangan panas dan tergantung pada besar serta arah gradient temperature.
Selain sensasi suhu yang ditimbulkan pada tiap jari tergantung dari peristiwa
sebelumnya.
V. HASIL PENGAMATAN

ANATOMI

A. Kulit Manusia

1. Epidermis.
Epidermis berfungsi untuk melindungi bagian dalam organ bersangkutan dari keadaan
seperti hilangnya air karena penguapan, mengatur suhu, melindungi dari paparan sinar
matahari, melindungi kulit dan organ tubuh dari kotoran atau bakteri.
2. Dermis.
Dermis berfungsi untuk mengatur suhu tubuh, membuang kotoran, membuat kuli
terlihat halus dan lembut.
3. Hipodermis.
Hipodermis berfungsi untuk menjaga suhu tubuh dengan menyimpan lemak, dan
sebagai tempat menyimpan energy, sebagai bantalan dan melindungi organ-organ
dalam tubuh dari tekanan dan benturan fisik.
4. Helai rambut.
Helai rambut berfungsi untuk melindungi rambut dari sengatan sinar matahari dan juga
hawa dingin, membantu kulit agar tetap kering dan mengusir perkembangan bakteri.
5. Kapiler.
Kapiler berfungsi untuk mengirimkan nutrisi yang memungkinkan oksigen, nutrisi,
karbondioksida dan produk limbah melewati, menuju dan keluar dari sel sel jaringan.
6. Kelenjar minyak.
Kelenjar minyak berfungsi untuk mengeluarkan zat minyak yang disebut sebum.
7. Folikel rambut.
Folikel rambut berfungsi untuk memproduksi rambut di seluruh tubuh manusia.
8. Serabut saraf.
Serabut saraf berfungsi untuk mengambil informasi sensorik atau sensasi dari organ
perifer seperti kulit.
9. Pembuluh darah.
Pembuluh darah berfungsi untuk mengalirkan darah yang menutrisi kulit.

Reseptor

1. Reseptor Ruffini.
Reseptor ruffini berfungsi untuk menympaikan informasi sensorik tentang suhu.
Reseptor ini merupakan bagian dari korpus ruffini yang juga melibatkan ujung saraf
peraba dan reseptor panas.
2. Reseptor Ujung Saraf Bebas.
Reseptor ujung saraf bebas berfungsi untuk mendeteksi rangsangan eksternal dan
internal, termasuk sentuhan, tekanan, nyeri, suhu, dan perubahan kimia dalam
lingkungan sekitar.
3. Reseptor Disk Merkel.Reseptor disk merkel berfungsi untuk mendeteksi sentuhan yang
halus, tekanan statis, dan tekstur permukaan. Reseptor disk Merkel, atau kadang disebut
sel Merkel lebih sensitive terhadap tekanan mekanis yang konstan atau tetap yang
diaplikasikan pada kulit dalam waktu yang lama.
4. Reseptor Krause.
Reseptor Krause berkaitan dengan sensasi dingin dan rasa menyentuh yang halus.
Reseptor ini memiliki hubungan dengan ujung saraf dan merespons terhadap perubahan
suhu yang lebih rendah serta rangsangan lembut pada kulit.
5. Reseptor Korpuskel Pacinian.
Reseptor korpuskel Pacinian berfungsi untuk memberikan informasi sensorik cepat
kepada sistem saraf pusat tentang perubahan tekanan yang terjadi di sekitar kita.
Kemampuannya untuk merespons terhadap tekanan mekanis yang cepat dan getaran
membantu dalam membedakan antara sentuhan kasar, getaran, dan tekanan yang
berbeda-beda.
6. Reseptor Ujung Saraf Folikel Rambut.
Reseptor ujung saraf folikel rambut, juga dikenal sebagai reseptor rambut atau reseptor
ujung rambut berfungsi untuk mendeteksi perubahan keadaan folikel rambut, termasuk
perubahan posisi rambut. Reseptor ini juga berkontribusi terhadap sensasi sensorik kita.
Reseptor ini berpartisipasi dalam memberikan informasi tentang perubahan posisi
rambut dan sentuhan halus, yang merupakan bagian dari persepsi sensorik tubuh
terhadap lingkungan sekitar.

Akar Rambut

1. Batang Rambut
Batang rambut terdiri dari tiga lapisan yaitu medula, korteks dan kutikula. Kutikula
adalah lapisan terluar dari batang rambut, terdiri dari sel-sel yang tumpang tindih yang
melindungi lapisan dalam. Korteks adalah lapisan tengah, yang mengandung sebagian
besar pigmen rambut dan berkontribusi pada kekuatan dan elastisitasnya sedangkan
medula adalah lapisan paling dalam.
2. Akar Rambut
Akar rambut berada pada bagian bawah folikel rambut yang melebar, tempat
dimulainya pertumbuhan rambut. Akar rambut berfungsi untuk menahan akar dan
menyediakan jalur pertmbuhan untuk rambut.Dermal Papilla
3. Dermal papilla ini berada paling dasar dari akar rambut yang merupakan titik dimana
rambut tumbuh. Disini banyak mengandung kapiler darah yang memberi nutrisi pada
rambut yang tumbuh di atasnya.
4. Pembuluh Darah
Pembuluh darah memiliki kontribusi penting dalam kesehatan dan kesuburan
pertumbuhan rambut. Pembuluh darah berfungsi untuk menyediakan suplai darah yang
membawa nutrisi dan oksigen ke folikel rambut, yang merupakan tempat di mana
rambut tumbuh.
5. Matriks
Matriks atau sarung akar rambut memiliki peran dalam menyusun akar rambut, dengan
posisi memeluk papila rambut. Matriks dibentuk oleh sel yang membelah secara aktif
yang berkontribusi pada pertumbuhan rambut.
6. Umbi Rambut
Umbi rambut merupakan bagian akhir dari folikel rambut di bawah kulit. Fungsi utama
umbi rambut adalah sebagai tempat di mana sel-sel hidup aktif berkembang dan
memicu pertumbuhan rambut. Umbi rambut juga memiliki beberapa peranan seperti
mengalirkan gizi yang diperlukan rambut, mengatur penyerapan udara dan menimbun
zat minyak (sebum).
7. Kantong Rambut
Kantong rambut, atau folikel rambut, adalah struktur di dalam kulit yang menyediakan
tempat di mana rambut tumbuh. Folikel rambut melekat di lapisan paling dasar pada
kulit. Folikel rambut memiliki beberapa fungsi seperti penghasil minyak alami (sebum),
membantu dalam pembentukan dan pertumbuhan rambut baru, serta membantu dalam
memproduksi rambut yang panjang dan kuat.
8. Otot Penegak.
Otot ini terhubung ke folikel rambut dan memiliki beberapa fungsi penting seperti
respon terhadap rangsangan emosional. Saat kita merasa ketakutan atau kecemasan,
otot ini yang menyebabkan rambut berdiri tegak, yang merupakan reaksi refleks
terhadap stimulus psikologis.
9. Kelenjar Minyak.
Kelenjar minyak atau kelenjar sebasea berguna untuk memproduksi minyak alami atau
sebum. Selain berguna bagi kulit, sebum hasil kelenjar ini juga membantu
melembabkan dan melindungi rambut. Sebum bergerak di sepanjang batang rambut dan
berkontribusi pada kesehatan dan penampilan rambut secara keseluruhan.

FISIOLOGI

A. Sensasi Kulit
Bagian
Triya Dinda Damar Diska Chandra Dwik Sintya
tubuh
S:15 S:11 S:13 S:16 S:16 S:18 S:17
D:12 D:20 D:20 D:18 D:12 D:13 D:7
Lengan
P:5 P:3 P:5 P:7 P:5 P:4 P:7
N:20 N:20 N:20 N:20 N:20 N:20 N:20
S:10 S:18 S:20 S:18 S:16 S:11 S:16
D:9 D:20 D:15 D:19 D:19 D:15 D:17
Lutut
P:2 P:2 P:5 P:3 P:3 P:4 P:5
N:11 N:15 N:20 N:14 N:12 N:17 N:19
S:5 S:8 S:1 S:15 S:3 S:3 S:1
D:11 D:13 D:8 D:16 D:3 D:11 D:20
Mata kaki
P:2 P:2 P:1 P:1 P:1 P:2 P:1
N:8 N:18 N:17 N:19 N:18 N:16 N:18

• Sensasi kulit pada bagian lengan bawah.

Dari data yang kita dapatkan, dapat dilihat bahwa sensasi sentuhan, dingin, panas dan
nyeri pada setiap orang berbeda-beda. Hal ini disebabkan oleh perbedaan dalam kepadatan
reseptor kulit. Umumnya bagian lengan bawah lebih banyak memiliki reseptor. Salah satunya
adalah reseptor nyeri. Dilihat pada table diatas, rasa nyeri akibat tusukan jarum pada lengan
lebih banyak dibandingkan dengan bagian tubuh lainnya. Hal ini disebabkan oleh respon cepat
kulit terhadap adanya potensi bahaya atau cidera. Sedangkan sensasi sentuhan, dingin dan
panas pada tiap orang itu berbeda beda. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, kemungkinan
karena perbedaan ketebalan kulit, adanya bulu halus dan tingkat sensitivitas saraf.

• Sensasi kulit pada bagian lutut.


Dari data yang didapatkan, dapat dilihat sensasi sentuhan, dingin, panas dan nyeri lebih
berkurang. Hal ini dikarenakan lutut lebih sedikit memiliki reseptor nyeri dan sensorik.
Umumnya kulit pada lutut lebih tebal sehingga dapat meminimalisir rasa sakit ataupun
sentuhan yang terjadi

• Sensasi kulit pada bagian mata kaki.

Sama seperti pada lutut, pada bagian mata kaki reseptor sensorik dan reseptor nyeri lebih
sedikit. Kemungkinan hal ini disebabkan karena permukaan kulit pada mata kaki lebih tebal
dan kasar, sehingga rasa sakit dan sentuhan tidak begitu terasa. Namun mata kaki teteap dapat
merasakan sensasi sentuhan dingin, panas, nyeri tetapi tidak se sensitive pada lengan bawah

B. Sensasi Tekanan
Percobaan ini dilakukan pengulangan sebanyak 5x dan sudah dirata-ratakan
Daerah
Triya Dinda Damar Diska Chandra Dwik Sintya
stimulan
Ujung jari 4,2 mm 5 mm 4,1 mm 4.8 mm 5,2 mm 6,2 mm 4,6 mm

Punggung
5,6 mm 6,8 mm 5 mm 6,8 mm 4,6 mm 4,4 mm 5,2 mm
tangan
Lengan
7 mm 6,4 mm 5 mm 5 mm 6 mm 3,8 mm 4,4 mm
atas
Tengkuk 8,6 mm 6,8 mm 6,2 mm 6,6 mm 15 mm 4,6 mm 4,6 mm

Pada percobaan yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa sensasi tekanan berbeda-
beda pada setiap orang. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu sensitivitas sensorik,
toleransi nyeri, faktor psikologis, kesehatan kulit dan perbedaan struktur ketebalan kulit.

Umumnya reseptor tekanan (korpuskel Pacinian) banyak ditemukan pada ujung jari dan
bagian lengan atas. Ini disebabkan karena mereka memiliki peran utama sebagai indera peraba
dan melakukan tindakan presisi. Lapisan kulit pada ujung jari dan bagian dalam lengan juga
lebih halus sehingga memiliki ketebalan atau kepadatan reseptor tekanan. Sedangkan pada
tengkuk dan punggung tangan memiliki reseptor tekanan yang sedikit, karena fungsi dan peran
khusus area tersebut berbeda-beda.

C. Adaptasi Reseptor.
a) Stimulasi Sentuhan
Bagian
Triya Dinda Damar Diska Chandra Dwik Sintya
tubuh

sentuhan: sentuhan: sentuhan: sentuhan: sentuhan: sentuhan: sentuhan:


8,56 s 1,8 s 10,15 s 4,98 s 7s 2,98 s 2,31 s
Lengan 1 sentuhan sentuhan sentuhan sentuhan sentuhan sentuhan sentuhan
terasa terasa terasa terasa terasa terasa terasa
kembali : kembali : kembali : kembali : kembali : kembali : kembali :
- 4,57 s - 5,25 s 7,35 s 2, 16 s 2,17 s
sentuhan: sentuhan: sentuhan: sentuhan: sentuhan: sentuhan: sentuhan:
6,59 s 0,72 s 6,55 s 5,27 s 3,89 s 2,27 s 1,26 s

sentuhan sentuhan sentuhan sentuhan sentuhan sentuhan sentuhan


Lengan 2
terasa terasa terasa terasa terasa terasa terasa
kembali : kembali : kembali : kembali : kembali : kembali : kembali :
5,46 s 2,95 s - 3,91 s 10,27 s 2, 67 s 1,86 s

Pada percobaan ini dapat diketahui bahwa reseptor sentuhan (korpuskel Meissner)
mengalami adaptasi karena pemberian stimulus yang sama dan berulang sehingga waktu
merasakan sentuhan menjadi lebih singkat.

Reseptor Meissner memiliki tingkat adaptasi yang cepat, yang berarti mereka
merespons perubahan dalam stimulus sentuhan dengan cepat tetapi kemudian mengurangi
respons mereka seiring waktu jika rangsangan tersebut tetap konstan.

Misalnya, pada percobaan kali ini, kami menaruh kertas pada salah satu bagian tubuh
yaitu pada lengan. Reseptor Meissner akan merespons dengan cepat untuk mendeteksi
sentuhan dan getaran ringan. Namun, setelah kami diamkan tanpa mengubah stimulusnya,
respon dari reseptor Meissner akan berkurang seiring waktu. Ini adalah mekanisme adaptasi
yang membantu tubuh untuk fokus pada perubahan stimulus yang baru dan penting, sambil
mengabaikan stimulus yang stabil.

b) Stimulasi Suhu

Percobaan Triya Dinda Damar Diska Chandara Dwik Sintya


Percobaan 1.
(Mencelupkan jari
telunjuk kedalam
air hangat selama 2
menit, lalu
Kembali Kembali Kembali Kembali Kembali
keluarkan, Normal Normal
panas panas panas Panas panas
kemudian
mencelupkan jari
telunjuk yang sama
ke air hangat
kembali).

Jari
Jari yang Jari yang Jari yang Jari yang Jari yang Jari yang
yang
Percobaan 2. dari air dari air dari air dari air dari air dari air
dari air
(Mencelupkan jari panas panas panas panas panas panas
panas
telunjuk kedalam terasa terasa terasa terasa terasa terasa
terasa
air hangat dan jari dingin dingin dingin dingin dingin dingin
dingin
telunjuk lainnya
kedalam air dingin, Jari
Jari yang Jari yang Jari yang Jari yang Jari yang Jari yang
kemudian yang
dari air dari air dari air dari air dari air dari air
masukkan kedua dari air
dingin dingin dingin dingin dingin dingin
jari telunjuk ke air dingin
terasa terasa terasa terasa terasa terasa
ledeng). terasa
normal normal normal normal normal normal
normal

Pada percobaan ini, kami mencelupkan jari ke air hangat lalu diangkat dan kemudian
dicelupkan kembali ke air yang sama. Terdapat beberapa subjek yang merasakan suhu normal
dan sisanya merasakan kembali hangat. Ini terjadi karena adaptasi reseptor suhu pada kulit
yang membuatnya kurang responsive sehingga terasa kembali hangat

Pada percobaan 2, mencelupkan 1 jari telunjuk ke air hangat dan 1 jari telunjuk lainnya
ke air singin, kemudian keduanya dicelupkan ke air ledeng (suhu ruangan). Didapat hasil
percobaan kelompok kami, jari yang dicelupkan kedalam air hangat lalu ke air ledeng (suhu
ruangan) mengalami perubahan suhu menjadi dingin. Ini terjadi dikarenakan adaptasi termal
atau perubahan cepat dalam pesepsi suhu. Kulit dan reseptor suhu beradaptasi dengan suhu air
hangat dan perbedaan suhu yang lebih rendah sehingga dapat terasa dingin.

Sedangkan pada jari yang dicelupkan ke air dingin lalu dicelupkan ke air ledeng akan
mengalami perubahan suhu menjadi normal – hangat. Ini terjadi karena reseptor suhu kulit
yang sebelumnya beradaptasi dari suhu yang lebih rendah, merespons perubahan ke suhu yang
lebih tinggi dengan memberikan sensasi hangat.

VI. KESIMPULAN

Dari pembahasan diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa:

• Pada percobaan sensasi kulit, bagian lengan lebih banyak memiliki reseptor sensorik
dan reseptor nyeri dibandingkan dengan bagian lutut dan mata kaki sesuai dengan
data hasil percobaan pada tabel.
• Pada percobaan sensasi tekanan, bagian ujung jari dan lengan atas memiliki reseptor
tekanan yang lebih padat, sehingga rasa nyeri dari tekanan lebih terasa dibandingkan
dengan bagian yengkuk dan punggung tangan
• Pada percobaan adaptasi reseptor, reseptor sentuhan yang menyebabkan adanya
adaptasi pada kulit atau bagian tubuh akibat benda yang ditaruh. Kemudian reseptor
suhu berpengaruh dalam perubahan suh udari dingin ke panas ataupun dari suhu panas
ke dingin.
DAFTAR PUSTAKA

Wulandari, R. (2022). Mengenal Struktur dan Fungsi Kulit Manusia. Tersedia di:
https://hellosehat.com/penyakit-kulit/struktur-kulit-manusia/ (Diakses: 16
Desember 2023)

Agustina. (2022). Mengenal Anatomi dan Fisiologi Rambut. Tersedia di:


https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1807/mengenal-anatomi-dan-
fisiologi-rambut (Diakses: 16 Desember 2023)
Simanjuntak, Sinthia, I. (2023). Anatomi dan Fisiologi Sistem Integumen pada Manusia serta
Fungsinya. Tersedia di:
https://www.kompasiana.com/irmasinthiasimanjuntak8436/6456ad0ea7e0fa27
70355e92/anatomi-dan-fisiologi-sistem-integumen-pada-manusia-
sertafungsinya?page=3&page_images=5 (Diakses 16 Desember 2023)
Abdilah, A. (2020). Laporan Praktikum Sistem Integumen. Tersedia di:
https://id.scribd.com/document/483477120/Laporan-Praktikum-Sistem-
Integumen (Diakses: 16 Desember 2023

Anda mungkin juga menyukai