MIKROMIRETIK
Di Susun Oleh :
Amar Sulthan Fauzi (AKF18129)
Dia Mirta Agustin Miftachul (AKF18115)
Elsa Dwi Harianti (AKF18126)
Hawa Indah Utami Wibisono (AKF18138)
Utari Sukarman (AKF18107)
Palmira Bria (AKF18140)
Malang, 03-Maret-2019
Penulis
ii
Daftar Isi
Kata Pengantar ................................................................................................................. ii
BAB I .................................................................................................................................1
PENDAHULUAN .............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang ..........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................................1
1.3 Tujuan .......................................................................................................................1
1.4 Metode ................................................................................................................2
BAB II ................................................................................................................................3
TINJAUAN PUSTAKA....................................................................................................3
2.1 Pengertian Mikromiretik...........................................................................................3
2.2 Penting nya mempelajari mikromiretik ....................................................................4
2.3 Metode ......................................................................................................................6
2.4 Pembagian Sistem Dispersi Ukuran Partikel ............................................................9
2.5 Kegunaan di Bidang Farmasi..................................................................................12
BAB III .............................................................................................................................13
KESIMPULAN ................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................14
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Zat-zat yang digunakan dalam kefarmasian sebagai bahan obat kebanyakan
berukuran kecil dan jarang yang berada dalam keadaan optimum. Ukuran partikel
bahan obat padat mempunyai peranan penting dalam bidang farmasi karena
merupakan penentu bagi sifat-sifat, baik sifat fisika, kimia dan farmakologis dari
bahan obat tersebut.
Ilmu pengetahuan dan teknologi tentang partikel oleh Dalla Valle dinamakan
“Mikromeritika”. Dispersi koloidal mempunyai sifat karakteristik yaitu partikel-
partikelnya tidak dapat dilihat di bawah mikroskop biasa, sedangkan partikel-
partikel dari emulsi dan suspensi farmasi serta serbuk-serbuk halus ukurannya
berada dalam jarak panglihatan mikroskop.Dalam bidang farmasi, zat-zat yang
digunakan sebagai bahan obat kebanyakan berukuran kecil dan jarang yang berada
dalam keadaan optimum. Ukuran partikel bahan obat padat mempunyai peranan
penting dalam bidang farmasi sebab merupakan penentu bagi sifat-sifat, baik sifat
fisika, kimia dan farmakologik dari bahan obat tersebut.
Mikromeritik merupakan ilmu yang mempelajari tentang ilmu dan teknologi
partikel kecil. Pengetahuan dan pengendalian ukuran, serta kisaran ukuran partikel
sangat penting dalam bidang farmasi. Secara klinik, ukuran partikel suatu obat
dapat mempengaruhi penglepasannya dari bentuk-
bentuk sediaan yang diberikan secara oral, parenteral, rectal, dan tropical.
Formulasi yang berhasil dari suspensi, emulsi dan tablet, dari segi kestabilan fisik
, dan respon farmakologis , juga bergantung pada ukuran partikel yang dicapai dari
produk itu. Dalam bidang pembuatan tablet dan kapsul, pengendalian ukuran
partikel sangat penting sekali dalam mencapai sifat aliran yang diperlukan dan
pencampuran yang benar dari granul dan serbuk.
Secara klinik, ukuran partikel suatu obat dapat mempengaruhi pelepasannya
dari bentuk-bentuk sediaan yang diberikan secara oral, parenteral, rectal, dan
topikal. Formulasi yang berhasil dari suspensi, emulsi dan tablet, dari segi
kestabilan fisik, dan respon farmakologis, juga bergantung pada ukuran partikel
yang dicapai dari produk itu. Dalam bidang pembuatan tablet dan kapsul,
pengendalian ukuran partikel sangat penting dalam mencapai sifat alir yang
diperlukan dan pencampuran yang benar dari granul dan serbuk
1.3 Tujuan
Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang definisi mikromeritik,
pentingnya mikromeritik, metode yang digunakan, pembagian system dispersi
berdasarkan ukuran partikel.serta aplikasi mikromeritik di bidang Farmasi.
1
1.4 Metode
Metode pengayakan
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Mikromiretik
Satuan ukuran partikel yang sering dipakai dalam mikromeritik adalah
micrometer (µm) juga disebut micron dan µ, sama dengan 10-6 m. Partikel
merupakan fasa terdispersi dan dapat berupa padatan, misalnya serbuk.
Dalam partikel yang heterogen, ada dua sifat yang penting untuk diketahui, yaitu:
a. Bentuk dan luas permukaan dari masing-masing partikelnya
b. Jarak ukuran dan jumlah atau bobot partikelnya yang berarti juga luas
permukaan totalnya.
Pengetahuan dan pengendalian ukuran, serta kisaran ukuran partikel sangat penting
dalam farmasi.
1. Secara klinik ukuran partikel suatu obat dapat mempengaruhi pelepasan zat
aktif dari berbagai bentuk sediaan yang diberikan baik secara oral (melalui
mulut), parenteral (injeksi), rectal (melalui anus) maupun topical (melalui
kulit).
2. Di bidang pembuatan pembuatan tablet dan kapsul, pengendalian ukuran
partikel sangat penting dan banyak membantu dalam mencapai sifat aliran
yang diperlukan dan pencampuran yang benar dari granul dan serbuk.
3. Suatu formulasi yang baik, yaitu sediaan (obat jadi) berupa suspensi, emulsi,
maupun tablet, dilihat dari segi kestabilannya secara fisik maupun
farmakologik (efek, khasiat obat) akan tergantung pada ukuran partikel yang
terdapat dalam obat jadi tersebut. Dimensi partikel serbuk dapat ditentukan
meenurut sifat-sifatnya, seperti luas permukaan, volume, daerah proyeksinya
atau kecepatan pengenapannya (sedimentasi). Untuk menyatakan dimensi
partikel-partikel tersebut digunakan parameter
4
Misalnya, ukuran partikel memegang peranan dalam laju pengendapan pada
sediaan suspensi sehingga melihat ukuran partikel, maka suspensi dibagi menjadi
dua tipe yaitu suspensi flokulasi dan suspensi deflokulasi.
Metode penentuan ukuran partikel
1. Pengayakan
Metode ini menggunakan satu seri ayakan yang telah dikalibrasi oleh Nasional
Bureau of Standards. Merupakan suatu metode yang paling sederhana, tetapi relatif
lama dari penentuan ukuran partikel. Di sini penentunya adalah pengukuran
geometrik partikel. Sampel diayak melalui sebuah susunan menurut meningginya
lebarnya jala ayakan penguji yang disusun ke atas. Bahan yang akan diayak dibawa
pada ayakan teratas dengan lebar jala paling besar. Partikel yang ukurannya lebih
kecil daripada lebar jala yang dijumpai, berjatuhan melewatinya. Mereka
membentuk bahan halus (lolos). Partikel yang tinggal kembali pada ayakan,
membentuk bahan kasar Metode pengayakan merupakan metode yang sederhana
dengan menggunakan alat/ mesin seperti ayakan, tetapi memiliki aturan kecepatan
dan ukuran ayakan (mesh) tertentu dan telah dikalibrasi. Metode ayakan ini hanya
bisa untuk bahan-bahan yang mempunyai ukuran minimal 44 mikrometer (ayakan
nomor 325).
5
2.3 Metode
1. Metode Pengayakan
2. Massa sampel. Jika sampel terlalu banyak maka sampel sulit terayak. Jika
sampel sedikit makanan akan lebih mudah untuk turun dan terayak.
6
Keuntungan dari metode pengayakan antara lain.
Tidak dapat mengetahui bentuk partikel secara pasti seperti pada metode
mikroskopi.
Ukuran partikel tidak pasti karena ditentukan secara kelompok
(berdasarkan keseragaman). Tidak dapat menentukan diameter partikel
karena ukuran partikel diperoleh berdasarkan nomor mesh ayakan.
Adanya agregasi karena adanya getaran sehingga memengaruhi validasi
data.
Tidak dapat melihat bentuk partikel dan dapat menyebabkan erosi pada
bahan-bahan granul.
2. Mikroskopik Optik
Pada metode ini dapat digunakan mikroskop biasa untuk pengukuran partikel
dalam jarak 0,2μ sampai kira-kira 100μ. Suatu emulsi atau suspensi, diencerkan
atau tidak diencerkan, dinaikkan pada suatu slide dan ditempatkan pada pentas
mekanik. Di mana pada bagian bawah mikroskop tempat partikel terlihat,
diletakan mikrometer dan hemocytometer untuk melihat ukuran partikel.
. Metode ini dapat digunakan untuk menghitung partikel pada sediaan
suspensi dan emulsi. Manakala sediaan tersebut terlebih dahulu diencerkan,
kemudian diletakkan pada slide, dan kemudian dilihat di mikroskop dengan
standar slide mikrometer.
(http://www.ruf.rice.edu/)
7
Gambar 4. Contoh Penampakan pada Lensa Mikroskop
3. Metode Sedimentasi
8
dengan v adalah kecepatan pengendapan, h adalah jarak jauh dalam waktu t, dst
adalah diameter rata-rata dari partikel didasarkan pada kecepatan pengendapan, ρs
adalah kerapatan partikel dan ρ0 adalah kerapatan dari medium. g adalah
percepatan sesuai dengan gravitasi dan η0 adalah viskoditas medium. Persamaan
tersebut hanya berlaku untuk partikel-
partikel berbentuk bola yang dapat jatuh
bebas tanpa hambatan dan pada suatu
kecepatan yang konstan. Hukum
tersebut dapat diterapkan untuk partikel-
partikel dengan bentuk tidak teratur dari
bermacammacam ukuran asal ukuran
partikel relatif ekivalen dengan diameter
dari sebuah bola yang jatuh pada
kecepatan yang sama. Partikel-partikel
tidak boleh manggumpal, karena
gumpalan akan jatuh lebih cepat
daripada jika partikel tersebut
individual. Agar partikel tetap terpisah
dan bebas. Maka harus dipakai
"defloculating agent" yang sesuai.
2. Metode Elutriasi
Metode elutriasi merupakan metode pengukuran partikel yang merupakan
kebalikan daripada merode pengendapan. Udara dimasukkan ke dalam bagian
bawah kolom yang berisi sample yang akan diukur. Pada kolom sebelah atas
terdapat saringan yang dipasangkan untuk mengumpulkan partikulat. Kecepatan
udara yang masuk ke dalam kolom sudah tertentu. Udara akan membawa partikel
yang halus ke bagian atas dan akan terkumpul pada penyaring dan.ditimbang.
9
Gambar 5. Alat Andreasen
Porositas
10
pengepakan ideal dan kebanyakan serbu-serbuk dalam praktek
mempunyai porositas antara 30-50 %.
Kerapatan Partikel
d. Bulkiness
Serbuk Bulk agak analog dengan cairan Non Newton yang menunjukan
aliran plastik dan kadang-kadang dilatasi, partikel – partikel dipengaruhi oleh
gaya tarik-menarik sampai derajat yang bervariasi, oleh karena itu serbuk dapat
mengalir bebas ataupun melekat. Faktor-faktor yang mempengaruhi sifat aliran
dari serbuk yakni ukuran partikel,
11
e. Pengompakan
12
BAB III
KESIMPULAN
Mikromiretik merupakan ilmu dan teknologi tentang ukuran partikel. Ilmu
mikromeritik sangat memegang peranan penting dalam Farmasi karena
berhubungan dengan proses formulasi, pembuatan, dan kestabilan sediaan
farmasi.
Terdapat empat metode sederhana dalam menentukan ukuran partikel yaitu
metode pengayakan, metode mikroskopik optik, metode sedimentasi dan
metode coulter counter. Serbuk bahan
o padatan memiliki sifat-sifat diantaranya porositas dan kerapatan
partikel. Kerapatan partikel terdiri dari tiga jenis yaitu kerapatan
sebenarnya, kerapatan granul, dan kerapatan bulk.
Prinsip dari metode mikromeritik adalah mempelajari partikel-partikel
kecil ukuran
o partikel mempengaruhi pelepasan obat dan bentuk sediaan tertentu.
Ada 2 metode dasar dalam menentukan ukuran partikel yaitu
metode mikroskopi dan metode pengayakan.
Kegunaan mikromeritik dalam bidang kefarmasian antara lain
13
DAFTAR PUSTAKA
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/08/Farmasi-
Fisik-Komprehensif.pdf ( Diakses pada 4 Desember 2017 )
https://kupdf.com/download/makalhmikromeritik_59f519b7e2b6f5fc35531c95_p
df# ( Diakses pada 4 Desember 2017 )
Martin, A., (1990), “Farmasi Fisika”, Buku II, UI Press, Jakarta, 1022-1023,
1036-1038.
https://kupdf.com/queue/makalhmikromeritik_59f519b7e2b6f5fc35531c95_
pdf?queue_id=-1 ( Diakses pada 4 Desember 2017 )
Voigt, R., 1994, Buku Pelajaran teknologi Farmasi, Edisi V, Cetakan I, 45, 47,
51, UGM Press, Yogyakarta
14