Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH FISIKA FARMASI

MIKROMIRETIK

Di Susun Oleh :
Amar Sulthan Fauzi (AKF18129)
Dia Mirta Agustin Miftachul (AKF18115)
Elsa Dwi Harianti (AKF18126)
Hawa Indah Utami Wibisono (AKF18138)
Utari Sukarman (AKF18107)
Palmira Bria (AKF18140)

AKADEMI FARMASI PUTRA INDONESIA MALANG


2018
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya
dengan rahmat-Nyalah kami akhirnya bisa menyelesaikan makalah Fisika Farmasi
yang ber tema tentang “MIKROMIRETIK” ini sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan.
Rasa terima kasih penulis ucapkan kepada Dosen pembimbing yang telah
memberikan banyak masukan serta saran yang sangat bermanfaat dalam proses
penyelesaian makalah ini. Penulis juga mengucapkan terima kasi kepada semua
pihak yang telah turut serta membantu menyumbangkan pikirannya yang tidak bisa
penulis sebutkan satu-per satu, Penulis sangat berharap agar makalah ini memberi
banyak manfaat bagi para pembaca.
Penulis juga sangat mengharapkan masukan, kritikan serta saran dari semua
pihak agar karya tulis ini bisa menjadi lebih sempurna.

Malang, 03-Maret-2019

Penulis

ii
Daftar Isi
Kata Pengantar ................................................................................................................. ii
BAB I .................................................................................................................................1
PENDAHULUAN .............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang ..........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................................1
1.3 Tujuan .......................................................................................................................1
1.4 Metode ................................................................................................................2
BAB II ................................................................................................................................3
TINJAUAN PUSTAKA....................................................................................................3
2.1 Pengertian Mikromiretik...........................................................................................3
2.2 Penting nya mempelajari mikromiretik ....................................................................4
2.3 Metode ......................................................................................................................6
2.4 Pembagian Sistem Dispersi Ukuran Partikel ............................................................9
2.5 Kegunaan di Bidang Farmasi..................................................................................12
BAB III .............................................................................................................................13
KESIMPULAN ................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................14

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Zat-zat yang digunakan dalam kefarmasian sebagai bahan obat kebanyakan
berukuran kecil dan jarang yang berada dalam keadaan optimum. Ukuran partikel
bahan obat padat mempunyai peranan penting dalam bidang farmasi karena
merupakan penentu bagi sifat-sifat, baik sifat fisika, kimia dan farmakologis dari
bahan obat tersebut.
Ilmu pengetahuan dan teknologi tentang partikel oleh Dalla Valle dinamakan
“Mikromeritika”. Dispersi koloidal mempunyai sifat karakteristik yaitu partikel-
partikelnya tidak dapat dilihat di bawah mikroskop biasa, sedangkan partikel-
partikel dari emulsi dan suspensi farmasi serta serbuk-serbuk halus ukurannya
berada dalam jarak panglihatan mikroskop.Dalam bidang farmasi, zat-zat yang
digunakan sebagai bahan obat kebanyakan berukuran kecil dan jarang yang berada
dalam keadaan optimum. Ukuran partikel bahan obat padat mempunyai peranan
penting dalam bidang farmasi sebab merupakan penentu bagi sifat-sifat, baik sifat
fisika, kimia dan farmakologik dari bahan obat tersebut.
Mikromeritik merupakan ilmu yang mempelajari tentang ilmu dan teknologi
partikel kecil. Pengetahuan dan pengendalian ukuran, serta kisaran ukuran partikel
sangat penting dalam bidang farmasi. Secara klinik, ukuran partikel suatu obat
dapat mempengaruhi penglepasannya dari bentuk-
bentuk sediaan yang diberikan secara oral, parenteral, rectal, dan tropical.
Formulasi yang berhasil dari suspensi, emulsi dan tablet, dari segi kestabilan fisik
, dan respon farmakologis , juga bergantung pada ukuran partikel yang dicapai dari
produk itu. Dalam bidang pembuatan tablet dan kapsul, pengendalian ukuran
partikel sangat penting sekali dalam mencapai sifat aliran yang diperlukan dan
pencampuran yang benar dari granul dan serbuk.
Secara klinik, ukuran partikel suatu obat dapat mempengaruhi pelepasannya
dari bentuk-bentuk sediaan yang diberikan secara oral, parenteral, rectal, dan
topikal. Formulasi yang berhasil dari suspensi, emulsi dan tablet, dari segi
kestabilan fisik, dan respon farmakologis, juga bergantung pada ukuran partikel
yang dicapai dari produk itu. Dalam bidang pembuatan tablet dan kapsul,
pengendalian ukuran partikel sangat penting dalam mencapai sifat alir yang
diperlukan dan pencampuran yang benar dari granul dan serbuk

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa definisi dari Mikromeritik?
2. Apa pentingnya mempelajari Mikromeritik?
3. Apa aja metode yang digunakan untuk menentukan ukuran partikel?
4. Bagaimana Pembagian Sistem Dispersi berdasarkan Ukuran Partikel ?
5. Apa aplikasi Mikromeritik di bidang Farmasi

1.3 Tujuan
Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang definisi mikromeritik,
pentingnya mikromeritik, metode yang digunakan, pembagian system dispersi
berdasarkan ukuran partikel.serta aplikasi mikromeritik di bidang Farmasi.

1
1.4 Metode

Metode pengayakan

Pengukuran pertikel dari serbuk berdasarkan atas penimbangan residu yang


tertinggal pada tiap ayakan yaitu dengan melewatkan serbuk pada ayakan dari
nomor mesh rendah ke nomor mesh tinggi Metode mikroskopi

Menggunakan mikroskop untuk mengukur ukuran partikel yang berkisar dari


0,2 mm – 100 mm, di mana pada bagian bawah mikroskop tempat partikel terlihat,
diletakkan mikrometer dan hemocytometer untuk melihat ukuran partikel.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Mikromiretik
Satuan ukuran partikel yang sering dipakai dalam mikromeritik adalah
micrometer (µm) juga disebut micron dan µ, sama dengan 10-6 m. Partikel
merupakan fasa terdispersi dan dapat berupa padatan, misalnya serbuk.

Dalam partikel yang heterogen, ada dua sifat yang penting untuk diketahui, yaitu:
a. Bentuk dan luas permukaan dari masing-masing partikelnya
b. Jarak ukuran dan jumlah atau bobot partikelnya yang berarti juga luas
permukaan totalnya.
Pengetahuan dan pengendalian ukuran, serta kisaran ukuran partikel sangat penting
dalam farmasi.

1. Secara klinik ukuran partikel suatu obat dapat mempengaruhi pelepasan zat
aktif dari berbagai bentuk sediaan yang diberikan baik secara oral (melalui
mulut), parenteral (injeksi), rectal (melalui anus) maupun topical (melalui
kulit).
2. Di bidang pembuatan pembuatan tablet dan kapsul, pengendalian ukuran
partikel sangat penting dan banyak membantu dalam mencapai sifat aliran
yang diperlukan dan pencampuran yang benar dari granul dan serbuk.
3. Suatu formulasi yang baik, yaitu sediaan (obat jadi) berupa suspensi, emulsi,
maupun tablet, dilihat dari segi kestabilannya secara fisik maupun
farmakologik (efek, khasiat obat) akan tergantung pada ukuran partikel yang
terdapat dalam obat jadi tersebut. Dimensi partikel serbuk dapat ditentukan
meenurut sifat-sifatnya, seperti luas permukaan, volume, daerah proyeksinya
atau kecepatan pengenapannya (sedimentasi). Untuk menyatakan dimensi
partikel-partikel tersebut digunakan parameter

Diameter bola ekivalen, misalnya diameter permukaan (ds ) yang


dimaksud adalah diameter partikel yang berbentuk bola yang luas permukaan
partikel yang diselidiki.
 Diameter volume (dv) diameter partikel berbentuk bola yang
mempunyai volume sama dengan volume partikel yang diselidiki.
 Diameter terproyeksi (dp) adalah diameter partikel berbentuk bola
yang mempunyai daerah pengamatan sama dengan daerah
pengamatan partikel yang diselidiki.
 Diameter Stokes, yaitu diameter partikel berbentuk bola yang
mempunyai kecepatansedimentasi sama dengan kecepatan
sedimentasi partikel yang diselidiki.
Mikromeritik biasanya diartikan sebagai ilmu dan teknologi tentang
partikel yang kecil. Ukuran partikel dapat dinyatakan dengan berbagai cara.
Ukuran diameter rata-rata, ukuran luas permukaan rata-rata, volume rata-rata dan
sebagainya. Pengertian ukuran partikel adalah ukuran diameter rata-rata. kasar.
Untuk pembagian contoh pada jumlah awal dari 10-1000 g digunakan apa yang
disebut Pembagi Contoh piring berputar. Pada jumlah dasar yang amat besar harus
ditarik beberapa contoh dimana tempat pengambilan contoh sebaiknya dipilih
menurut program acak.
3
Ilmu dan teknologi partikel kecil diberi nama mikromiretik oleh Dalla
Valle. Dispersi koloid dicirikan oleh partikel yang terlalu kecil untuk dilihat dengan
mikroskop biasa, sedang partikel emulsi dan suspensi farmasi serta serbuk halus
berada dalam jangkauan mikroskop optik. Partikel yang mempunyai ukuran serbuk
lebih kasar, granul tablet, dan garam granular berada dalam kisaran ayakan.

Setiap kumpulan partikel biasanya disebut polidispersi. Karenanya perlu


untuk mengetahui tidak hanya ukuran dari suatu partikel tertentu, tapi juga berapa
banyak partikel-partikel dengan ukuran yang sama ada dalam sampel. Jadi kita
perlu sutau perkiraan kisaran ukuran tertentu yang ada dan banyaknya atau berat
fraksi dari tiap-tiap ukuran partikel, dari sini kita bisa menghitung ukuran partikel
rata-rata untuk sampel tersebut.

Tabel 1. Pembagian Sistem Dispersi berdasarkan Ukuran Partikel

2.2 Penting nya mempelajari mikromiretik


1. Menghitung luas permukaan
2. Sifat kimia dan fisika dalam formulasi obat
3. Secara teknis mempelajari pelepasan obat yang diberikan secara per oral,
suntikan dan topikal
4. Pembuatan obat bentuk emulsi, suspensi dan duspensi
5. Stabilitas obat (tergantung dari ukuran partikel).

Pentingnya mengetahui ukuran partikel dalam bidang farmasi yaitu:


a. Ukuran partikel berhubungan dengan luas permukaan dan tegangan
antarmuka karena sifat ini sangat memengaruhi sifat fisika, misalnya dari
aspek termodinamika, kimia misalnya dari aspek kelarutan (ionisasi) dan
farmakologi dari suatu obat misalnya efek kerja dari zat.

b. Ukuran partikel memengaruhi pelepasannya dari bentuk-bentuk sediaan


yang diberikan secara oral, topikal, parenteral, dan rektal, ketika secara
teknologi sekarang telah dikenal ukuran nanopartikel dan mikropartikel
sehingga mudah mengalami penghantaran ke side effect.

c. Ukuran partikel memengaruhi kekompakan tablet, kestabilan emulsi, dan


suspensi

4
Misalnya, ukuran partikel memegang peranan dalam laju pengendapan pada
sediaan suspensi sehingga melihat ukuran partikel, maka suspensi dibagi menjadi
dua tipe yaitu suspensi flokulasi dan suspensi deflokulasi.
Metode penentuan ukuran partikel
1. Pengayakan
Metode ini menggunakan satu seri ayakan yang telah dikalibrasi oleh Nasional
Bureau of Standards. Merupakan suatu metode yang paling sederhana, tetapi relatif
lama dari penentuan ukuran partikel. Di sini penentunya adalah pengukuran
geometrik partikel. Sampel diayak melalui sebuah susunan menurut meningginya
lebarnya jala ayakan penguji yang disusun ke atas. Bahan yang akan diayak dibawa
pada ayakan teratas dengan lebar jala paling besar. Partikel yang ukurannya lebih
kecil daripada lebar jala yang dijumpai, berjatuhan melewatinya. Mereka
membentuk bahan halus (lolos). Partikel yang tinggal kembali pada ayakan,
membentuk bahan kasar Metode pengayakan merupakan metode yang sederhana
dengan menggunakan alat/ mesin seperti ayakan, tetapi memiliki aturan kecepatan
dan ukuran ayakan (mesh) tertentu dan telah dikalibrasi. Metode ayakan ini hanya
bisa untuk bahan-bahan yang mempunyai ukuran minimal 44 mikrometer (ayakan
nomor 325).

Gambar 1. Alat ayakan

5
2.3 Metode
1. Metode Pengayakan

Faktor-faktor yang memengaruhi proses pengayakan antara lain:

1. Waktu atau lama pengayakan Biasanya pengayakan dilakukan selama 5


menit. Pengayakan yang terlalu lama dapat membuat sampel jadi pecah
karena saling bertumbukan satu dengan yang lain, sehingga bisa lolos
melalui mesh selanjutnya. Jika kurang dari lima menit, biasanya proses
pengayakan akan kurang sempurna.

2. Massa sampel. Jika sampel terlalu banyak maka sampel sulit terayak. Jika
sampel sedikit makanan akan lebih mudah untuk turun dan terayak.

3. Intensitas getaran. Semakin tinggi intensitas getaran maka akan semakin


banyak terjadi tumbukan antar partikel yang menyebabkan terkikisnya
partikel. Dengan demikian partikel tidak terayak dengan ukuran tertentu.

6
Keuntungan dari metode pengayakan antara lain.

 Sederhana, praktis, mudah, dan cepat.


 Tidak membutuhkan keahlian tertentu dalam melakukan metodenya.
 Dapat diketahui ukuran partikel dari kecil sampai besar.
 Lebih mudah diamati.

Kerugian dari metode pengayakan antara lain.

 Tidak dapat mengetahui bentuk partikel secara pasti seperti pada metode
mikroskopi.
 Ukuran partikel tidak pasti karena ditentukan secara kelompok
(berdasarkan keseragaman). Tidak dapat menentukan diameter partikel
karena ukuran partikel diperoleh berdasarkan nomor mesh ayakan.
 Adanya agregasi karena adanya getaran sehingga memengaruhi validasi
data.
 Tidak dapat melihat bentuk partikel dan dapat menyebabkan erosi pada
bahan-bahan granul.

2. Mikroskopik Optik

Pada metode ini dapat digunakan mikroskop biasa untuk pengukuran partikel
dalam jarak 0,2μ sampai kira-kira 100μ. Suatu emulsi atau suspensi, diencerkan
atau tidak diencerkan, dinaikkan pada suatu slide dan ditempatkan pada pentas
mekanik. Di mana pada bagian bawah mikroskop tempat partikel terlihat,
diletakan mikrometer dan hemocytometer untuk melihat ukuran partikel.
. Metode ini dapat digunakan untuk menghitung partikel pada sediaan
suspensi dan emulsi. Manakala sediaan tersebut terlebih dahulu diencerkan,
kemudian diletakkan pada slide, dan kemudian dilihat di mikroskop dengan
standar slide mikrometer.

(http://www.ruf.rice.edu/)

7
Gambar 4. Contoh Penampakan pada Lensa Mikroskop

Keuntungan metode mikroskopik yaitu


 Adanya gumpalan dapat terdeteksi metode langsung

Kerugian metode mikroskopik yaitu


 diameter hanya 2 dimensi
 jumlah partikel yang harus dihitung (300-500) makan waktu dan
tenaga
 variasi antar operator besar, tetapi dapat diatasi dengan:
fotomikrograf, proyeksi, scanner otomatis

3. Metode Sedimentasi

Cara ini mempergunakan alat (pipet) Andreasen. Sampel serbuk yang


akan diuji disuspensikan dalam cairan pembawa dengan kadar yang kecil (0,5%
atau lebih kecil) dan dibiarkan memisah (mengendap). Suspensi encer dalam
pipet Andreasen dikocok, lalu pada Ukuran partikel dalam kisaran ukuran yang
terayak bisa diperoleh dengan sedimentasi gravitasi, yang dinyatakan dalam
hukum Stokes.
atau ,
atau

8
dengan v adalah kecepatan pengendapan, h adalah jarak jauh dalam waktu t, dst
adalah diameter rata-rata dari partikel didasarkan pada kecepatan pengendapan, ρs
adalah kerapatan partikel dan ρ0 adalah kerapatan dari medium. g adalah
percepatan sesuai dengan gravitasi dan η0 adalah viskoditas medium. Persamaan
tersebut hanya berlaku untuk partikel-
partikel berbentuk bola yang dapat jatuh
bebas tanpa hambatan dan pada suatu
kecepatan yang konstan. Hukum
tersebut dapat diterapkan untuk partikel-
partikel dengan bentuk tidak teratur dari
bermacammacam ukuran asal ukuran
partikel relatif ekivalen dengan diameter
dari sebuah bola yang jatuh pada
kecepatan yang sama. Partikel-partikel
tidak boleh manggumpal, karena
gumpalan akan jatuh lebih cepat
daripada jika partikel tersebut
individual. Agar partikel tetap terpisah
dan bebas. Maka harus dipakai
"defloculating agent" yang sesuai.

2.4 Pembagian Sistem Dispersi Ukuran Partikel


1. Pengukuran Volume Partikel
Alat yang mengukur volume partikel adalah Coulter Counter . Coulter Counter
bekerja berdasarkan prinsip bahwa jika suatu partikel disuspensikan dalam suatu
cairan yang mengkonduksi melalui suatu lubang kecil, yang pada kedua sisinya ada
elektroda di mana akan terjadi suatu perubahan tahanan listrik.

2. Metode Elutriasi
Metode elutriasi merupakan metode pengukuran partikel yang merupakan
kebalikan daripada merode pengendapan. Udara dimasukkan ke dalam bagian
bawah kolom yang berisi sample yang akan diukur. Pada kolom sebelah atas
terdapat saringan yang dipasangkan untuk mengumpulkan partikulat. Kecepatan
udara yang masuk ke dalam kolom sudah tertentu. Udara akan membawa partikel
yang halus ke bagian atas dan akan terkumpul pada penyaring dan.ditimbang.

9
Gambar 5. Alat Andreasen

Gambar 6. Diagram Skematis dari Coulter Counter

Sifat-sifat turunan serbuk

Porositas

Porositas atau rongga (Î) dari serbuk didefisisikan sebagai perbandingan


volume rongga terhadap volume bulk dari suatu pengepakan. Volume bulk
(Vb) merupakan volume yang ditempatkan oleh serbuk. Porositas dinyatakan
dalam persen.

Susunan Pengepakan, Susunan pengepakan yang ideal yakni :

a. Paling dekat atau Rhombohedral.


b. Paling longar, sebagian besar terbuka atau pengepakan kubus atau most
open. Partikel-partikel serbuk umumnya bisa mempunyai tiap susunan
antara kedua

10
pengepakan ideal dan kebanyakan serbu-serbuk dalam praktek
mempunyai porositas antara 30-50 %.

Kerapatan Partikel

Kerapatan secara umum didefinisikan sebagai berat per satuan volume.


Ada 3 tipe kerapatan yakni :
a. Kerapatan sebenarnya (r)
Merupakan kerapatan dari bahan padat yang nyata (sebenarnya).
Kerapatan sebenarnya dari serbuk-serbuk dapat ditentukan dengan
menggunakan suatu Densitometer Helium.
b. Kerapatan Granul (rg)
Dapat ditentukan dengan suatu metoda yang serupa dengan
metoda pemindahan cairan, dengan menggunakan air raksa yang dapat mengisi
ruang-ruang kosong tetapi tidak berpenetrasi kedalam pori-pori dalam dari
partikel-partikel.
c. Kerapatan Bulk (rb)
Dapat didefinisikan sebagai massa dari suatu serbuk dibagi dengan volume
bulk. Kerapatan bulk dapat ditentukan dari volume bulk dan berat suatu serbuk
kering dalam sebuah gelas ukur. Kerapatan bulk dari suatu serbuk bergantung
pada distribusi ukuran partikel, bentuk partikel, dan kecenderungan partikel
untuk melekat satu dengan lainnya.

d. Bulkiness

Volume bulk spesifik merupakan kebalikan dari kerapatan bulk yang


biasa disebut bulkiness atau bulk saja. Bulk merupakan suatu hal yang perlu
dipertimbangkan dalam pengemasan serbuk.

Serbuk Bulk agak analog dengan cairan Non Newton yang menunjukan
aliran plastik dan kadang-kadang dilatasi, partikel – partikel dipengaruhi oleh
gaya tarik-menarik sampai derajat yang bervariasi, oleh karena itu serbuk dapat
mengalir bebas ataupun melekat. Faktor-faktor yang mempengaruhi sifat aliran
dari serbuk yakni ukuran partikel,

porositas, dan kerapatan serta kehalusan permukaan. Untuk memperbaiki


karakteristik aliran dapat ditambahkan pelincir (glidant) pada serbuk glanular
seperti Magnesium Stearat, Amilum, dan talk. Untuk mengukur serbuk yang
mengalir per satuan waktu melalui lubang corong dapat menggunakan suatu
pencatat pengukuran aliran serbuk sehingga dapat diperoleh konsenterasi
pelincir optimum yakni 1 % atau kurang.

11
e. Pengompakan

Jika serbuk dikompakan pada tekanan kira-kira 5 kg/cm2, porositas


serbuk yang tersusun dari partikel-partikel yang kaku akan lebih tinggi
daripada porsitas serbuk-serbuk dalam
packing yang sangat berdekatan seperti ditentukan oleh percobaan
pengetukkan sehingga serbuk-serbuk ini akan dilatan yakni menunjukan
pengembangan yang tidak diharapkan, bukan kontraksi dibawah pengaruh
tekanan

2.5 Kegunaan di Bidang Farmasi


Kegunaan Mikromeritik bagi Farmasi:

1. Dalam Sediaan FarmasiUntuk mengetahui dan menentukan bentuk sediaan


obat yang cocok. Untuk mengetahui efek dan stabilitas obat.Untuk
memperoleh informasi tentang lama absorbsi obat dalam tubuh. Untuk
memperoleh informasi mengenai bentuk dan ukuran partikel yang
berpengaruh dalam pelepasan obat dari bentuk sediaannya didalam tubuh
(waktu hancur).

2. Dalam Teknologi Farmasi berhubungan dengan sifat alir dan dalam


pelepasan zat aktif dari bentuk – bentuk sedian yang diberikan secara oral,
parental, rectal, dan topical.
3. Dalam Biofarmasetika berhubungan dengan absorbsi obat, semakin kecil
ukuran partikel semakin mudah diabsorbsi karena luas permukaannya
kasar.

12
BAB III
KESIMPULAN
 Mikromiretik merupakan ilmu dan teknologi tentang ukuran partikel. Ilmu
mikromeritik sangat memegang peranan penting dalam Farmasi karena
berhubungan dengan proses formulasi, pembuatan, dan kestabilan sediaan
farmasi.
 Terdapat empat metode sederhana dalam menentukan ukuran partikel yaitu
metode pengayakan, metode mikroskopik optik, metode sedimentasi dan
metode coulter counter. Serbuk bahan
o padatan memiliki sifat-sifat diantaranya porositas dan kerapatan
partikel. Kerapatan partikel terdiri dari tiga jenis yaitu kerapatan
sebenarnya, kerapatan granul, dan kerapatan bulk.
 Prinsip dari metode mikromeritik adalah mempelajari partikel-partikel
kecil ukuran
o partikel mempengaruhi pelepasan obat dan bentuk sediaan tertentu.
Ada 2 metode dasar dalam menentukan ukuran partikel yaitu
metode mikroskopi dan metode pengayakan.
 Kegunaan mikromeritik dalam bidang kefarmasian antara lain

a. Untuk menentukan bentuk sedian obat yang cocok


b. Untuk mengetahui efek dari stabilitas obat
c. Untuk memperoleh informasi mengenai bentuk dan ukuran partikel
yang berpengaruh dalam pelepasan obat dari bentuk sediaannya
didalam tubuh (waktu hancur).
d. Untuk memperoleh informasi tentang lama absorbsi obat dalam tubuh.

13
DAFTAR PUSTAKA
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/08/Farmasi-
Fisik-Komprehensif.pdf ( Diakses pada 4 Desember 2017 )

https://kupdf.com/download/makalhmikromeritik_59f519b7e2b6f5fc35531c95_p
df# ( Diakses pada 4 Desember 2017 )

Martin, A., (1990), “Farmasi Fisika”, Buku II, UI Press, Jakarta, 1022-1023,
1036-1038.

https://kupdf.com/queue/makalhmikromeritik_59f519b7e2b6f5fc35531c95_
pdf?queue_id=-1 ( Diakses pada 4 Desember 2017 )

Moechtar, 1990, Farmasi Fisika, 169, UGM Press, Yogyakarta

Parrot, L,E., 1970, Pharmaceutical Technologi, 11, 12, Burgess Publishing


Company, Mineapolish

Voigt, R., 1994, Buku Pelajaran teknologi Farmasi, Edisi V, Cetakan I, 45, 47,
51, UGM Press, Yogyakarta

14

Anda mungkin juga menyukai