Anda di halaman 1dari 4

PEMBAHASAN Saliva adalah cairan yang lebih kental daripada air biasa dan mengandung enzim amilase.

Enzim digolongkan menurut reaksi yang diikutinya. Commision on Enzymes of the International Union of Biochemistry membagi enzim dalam enam golongan besar, yaitu oksidoreduktase, transferase, hidrolase, liase, isomerase, dan ligase. Enzim yang termasuk dalam kelompok hidrolase bekerja sebagai katalis pada reaksi hidrolisis. Salah satu enzim yang termasuk golongan ini ialah enzim amilase yang dihasilkan air liur. Enzim amilase dapat memecah ikatan-ikatan pada amilum hingga terbentuk maltosa Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui peranan saliva dapat menghidrolisis amilum, pertama-tama air liur/ saliva diencerkan dengan aquades dengan perbandingan 1:3 kemudian saliva yang telah diencerkan ditempatkan pada 3 tabung sebanyak 2 ml yaitu tabung I, II, dan III. Pada tabung I, tabung yang berisi saliva dididihkan selama 5 menit, kemudian ditambahkan 2 ml aquades (H2O) dan 2 ml 1% amilum. Pada tabung II di tambahkan 2ml 0.1 N HCl dan 2 ml 1% amilum, sedangkan pada tabung III saliva tidak diberi perlakuan kemudian di tambahkan 2ml H2O dan 2 ml 1% amilum Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi fungsi enzim antara lain suhu , pH, konsentrasi substrat, konsentrasi enzim dan zat-zat penghambat. Suhu berpengaruh terhadap fungsi enzim karena reaksi kimia menggunakan katalis enzim yang dapat dipengaruhi oleh suhu. Di samping itu, karena enzim adalah suatu protein, maka kenaikan suhu dapat menyebabkan denaturasi dan bagian aktif enzim akan terganggu, sehingga konsentrasi dan kecepatan enzim berkurang. Pada percobaan yang kami lakukan, dalam tabung I saliva di panaskan hingga mendidih, saat di beri larutan iodin sebagai indikator amilum, sampai pada menit ke 46 warna larutan adalah biru kehitaman hal tersebut menandakan dalam tabung I tersebut masih memiliki kandungan pati, enzim amilase pada saliva tidak menghidrolisis pati tersebut karena sudah mengalami denaturasi karena pemanasan saat tabung dididihkan Enzim juga dapat dipengaruhi oleh pH, pH optimal untuk sebagian besar enzim adalah 6 sampai 8. Lingkungan asam akan mendenaturasi sebagian besar enzim. Kondisi pH dapat mempengaruhi aktivitas enzim melalui pengubahan struktur atau pengubahan muatan pada residu yang berfungsi dalam pengikatan substrat atau katalis. Pengaruh pH terhadap aktifitas enzim amilase air liur digunakan HCl 0.1 N. Pada tabung II ditambahkan 0.1 N HCl

yang mengakibatkan suasana enzim dalam tabung menjadi terlalu asam dan akhirnya juga mengakibatkan denaturasi enzim, hal ini terbukti, dengan adanya penambahan indikator iodin hingga menit ke-46 warna larutan dalam tabung adalah biru kehitaman yang menandakan bahwa pati tidak diihidrolisis oleh enzim amilase Berikut merupakan warna yang ditunjukkan pada saliva yang telah dipanaskan dan ditambahkan 0.1 N HCl saat ditetesi dengan iodin

Pada tabung III, saliva yang tidak diberi perlakuan diinkubasi pada penangas air bersuhu 37C. Suhu tersebut dipilih karena sesuai dengan suhu dalam tubuh, enzim akan bekerja maksimal pada suhu 37oC. Setiap 1 menit larutan diteteskan ke atas plat tetes dan diteteskan pereaksi Iodium. Perubahan warna dicatat sampai larutan berwarna kuning pudar. Dari hasil percobaan, kami memperoleh perubahan warna dari biru kehitaman menjadi warna kuning pucat seperti warn iodin adala menit ke 2, perubahan warna pada enzim pada menit ke 2 menunjukkan bahwa sudah tidak ada kandungan pati, karena saliva yang digunakan tidak di beri perlakuan, sehingga enzim amilase pada saliva dapat menghidrolisis pati Berikut merupakan gambar yang menunjukkan perubahan warna pada plat tetes

Percobaan dilanjutkan dengan uji benedict yaitu dengan mengambil 10 tetes larutan dari tabung III dan di tempatkan pada tabung reaksi dan di beri tetesan benedict, sebelum dipanaskan larutan berwarna biru muda, seperti gambar berikut

namun setelah dipanaskan warna larutan berubah menjadi oranye pada 2 menit 15 detik, seperti gambar berikut

Warna oranye yang muncul saat tabung reaksi setelah di beri larutan benedict menunjukkan adanya gula pereduksi seperti glukosa atau atau mengandung fruktosa, karena meskipun fruktosa bukanlah gula pereduksi, namun karena memiliki gugus alpha hidroksi keton, maka fruktosa akan berubah menjadi glukosa dan mannosa dalam suasana basa dan memberikan hasil positif dengan pereaksi benedict. Adanya glukosa menunjukkan bahwa terjadi hidrolisis pati pada tabung III akan membentuk glukosa dan maltosa

KESIMPULAN Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi fungsi enzim antara lain suhu , pH, konsentrasi substrat Kenaikan suhu dapat menyebabkan denaturasi dan bagian aktif enzim akan terganggu, sehingga konsentrasi dan kecepatan enzim berkurang. Kondisi pH dapat mempengaruhi aktivitas enzim melalui pengubahan struktur atau pengubahan muatan pada residu yang berfungsi dalam pengikatan substrat atau katalis. Enzim akan bekerja maksimal pada suhu 37oC, sehingga untuk enzim yang tidak diberi perlakuan akan menghidrolisis pati dengan baik Hidrolisis pati oleh enzim -amilase yaitu dengan memecah ikatan-ikatan pada amilum hingga terbentuk maltosa

Anda mungkin juga menyukai