TEKNOLOGI FARMASI
ANTASIDA DOEN
DI SUSUN
O
L
E
H
BUKITTINGGI
T.A : 2015/2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur bagi Allah Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah mengenai obat antibiotik Clindamycin hclyang
merupakan tugas dari mata kuliah teknofar.
Semoga dengan selesainya makalah ini saya buat dapat memberikan ilmu/pengetahuan
kepada pembaca nantinya.
Dari hasil makalah ini nantinya akan ada terdapat kesalahan dan kekurangan, semoga
para pembaca nantinya dapat memberikan saran dan kritik atas makalah saya ini.
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Antasida (anti = lawan, acidus = asam) adalah basa-basa lemah yang digunakan untuk
menetralisir kelebihan asam lambung yang menyebabkan timbulnya penyakit tukak lambung
atau sakit maag, dengan gejala nyeri hebat yang berkala.
Mukosa lambung, pilorus dan kardia mengeluarkan mukus, sehingga mukosanya tahan
dengan asam lambung. Sel parietal di fundus dan korpus mengeluarkan HCl dan chief sel
mengeluarkan pepsinogen. Pepsinogen dikatalisis oleh HCl menjadi pepsin, suatu enzim
proteolitik. Bila produksi asam lambung dan pepsin yang bersifat korosif tidak berimbang
dengan sistem gastroduodena, maka akan terjadi tukak peptik di esofagus, lambung atau/dan
duodenum.
Antasida adalah obat yang menetralkan asam lambung sehingga berguna untuk
menghilangkan nyeri tukak peptik. Antasida tidak mengurangi volume HCl yang dikeluarkan
lambung, tetapi peninggian pH akan menurunkan aktivitas pepsin. Kapasitas menetralkan asam
dari berbagai antasida pada dosis terapi bervariasi, tapi pada umumnya pH lambung tidak lebih
dari 4, yaitu keadaan yang jelas menurunkan aktivitas pepsin, kecuali bila pemberiannya sering
dan terus menerus. Mula kerja anasida sangat bergantung pada kelarutan dan kecepatan
neralisasi asam, sedangkan kecepatan pengosongan lambung sangat menentukan masa kerjanya.
Antasida dibagi dalam dua golongan yaitu antasida sistemik dan non sistemik. Antasida
sistemik, misalnya natrium bikarbonat, diabsorbsi dalam usus halus sehingga menyebabkan urine
bersifat alkalis, pada pasien dengan kelainan ginjal dapat terjadi alkalosis metabolik, serta
penggunaan kronik natrium bikarbonat memudahkan nefrolitiasis fosfat. Sedangkan antasida non
sisteik hampir tidak diabsorbsi dalam usus sehingga tidak menimbulkan alkalosis metabolik.
Contoh antasida non sistemik ialah sediaan magnesium, aluminium dan kalsium.
Seperti yang telah disebutkan di atas, HCl disekresi oleh sel parietal di bagian kanalikuli.
Proses sekresi tersebut melalui 3 fase, yaitu :
1. fase chepalic : dihubungkan oleh vagus dan merupakan hasil dari aktivitas Susunan Saraf
Pusat melibatkan rangsang bau dan rasa.
2. fase gastris : dihubungkan oleh saraf lokal dan refleks diawali oleh rangsangan kimia (
seperti hasil pencernaan pada reseptor di mukosa ).
3. fase intestinal : diawali oleh rangsangan kimia pada duodenum.
TINJAUAN PUSTAKA