Anda di halaman 1dari 4

BAB III.

SUSPENSI

I. Tujuan Percobaan
Mahasiswa melakukan pembuatan sediaan suspensi dengan metode praesipitasi
dan mengevaluasi sediaan yang telah dibuat.

II. Tinjauan Pustaka


Suspensi adalah sistem terdispersi dimana bahan obat yang tidak larut
terdispersi dalam cairan pembawa. Alasan bahan obat diformulasikan dalam bentuk
sediaan suspensi yaitu bahan obat mempunyai kelarutan yang kecil atau tidak larut
dalam air, tetapi diperlukan dalam bentuk sediaan cair, mudah diberikan kepada
pasien yang mengalami kesulitan untuk menelan, diberikan pada anak-anak, untuk
menutupi rasa pahit atau aroma yang tidak enak pada bahan obat (Lachman,dkk,
2008).
Banyak faktor harus dipertimbangkan dalam mengembangkan suatu bentuk
sediaan suspensi. Pemikiran dasar meliputi kenyataan bahwa suspensi mengendap,
dan perlu untuk mendistribusikannya kembali sebelum menggunakan atau
memberikannya sebagai produk. Dalam fase permulaan formulasi, harus dibuat
keputusan mengenai tipe umum sistem suspensi yang diinginkan (Ansel, Howard C.,
1989).

III. Alat dan Bahan


Bahan Alat
1. Paracetamol 1. Gelas ukur
2. Ibu Profen 2. Kertas perkamen
3. ZnO 3. Mortit + stamper
4. CMC Na 4. Batang pengaduk
5. PGA 5. Timbangan
6. Tawas 6. Sendok tanduk
7. Sorbitol 7. Sudip
8. Gliserol 8. Tabung reaksi
9. Akuadest 9. Viskosimeter rion
10. Essence dan FDC 10. piknometer
IV. Formula

Nama Bahan Formula I Formula II


Paracetamol 120mg/5ml 120mg/5ml
PGA 5 – 10 %
CMC Na 0,1 – 1 %
Glycerol ≤ 30% ≤ 30%
Sorbitol 20 – 35% 20 – 35%
Essence & FDC q.s. q.s.
Akuadest Ad 60 ml Ad 60 ml

Nama Bahan Formula III Formula IV Formula V


Ibu Profen 100mg/5ml 100mg/5ml 100mg/5ml
PGA 5 – 10 % 5 – 10 % 5 – 10 %
CMC Na 0,1 – 1 % 0,1 – 1 % 0,1 – 1 %
Glycerol ≤ 30% ≤ 30% ≤ 30%
Sorbitol 20 – 35% 20 – 35% 20 – 35%
Essence & FDC q.s. q.s. q.s.
Akuadest Ad 60 ml Ad 60 ml Ad 60 ml

Nama Bahan Formula VI


Glycerol 100 mg
Zinci Oxydum 6g
Tawas 0,1%
Akuadest Ad 60 ml

V. Cara Kerja

Formula I-II
1. Mengkalibrasi botol sesuai volume yang diinginkan dan botol diberi tanda batas.
2. Menimbang serbuk paracetamol masukkan dalam mortir, gerus sampai halus sisihkan.
3. Menimbang suspending agent, di tambah akuadest panas yang dibutuhkan. Dicampur
sampai membentuk mucilago.
4. Serbuk paracetamol yang sudah digerus halus dimasukkan ke dalam mucilago.
Dicampur sampai homogen.
5. Menambahkan sorbitol dan gliserol, dicampur sampai homogen.
6. Menambahkan essen & FDC secukupnya sesuai kebutuhan.
7. Memasukkan ke dalam botol, ditambah akuadest sampai tanda batas.
8. Dikocok sampai homogen, diberi etiket warna putih dan label kocok dahulu. Dilakukan
pengujian sediaan suspensi.

Formula III-V
1. Mengkalibrasi botol sesuai volume yang diinginkan dan botol diberi tanda batas.
2. Menimbang serbuk Ibuprofen masukkan dalam mortir, gerus sampai halus sisihkan.
3. Menimbang suspending agent, di tambah akuadest panas yang dibutuhkan. Dicampur
sampai membentuk mucilago.
4. Serbuk Ibuprofen yang sudah digerus halus dimasukkan ke dalam larutan pembasah.
5. Larutan ditambahkan ke dalam mucilago, gerus ad homogen.
6. Menambahkan sorbitol dan gliserol, dicampur sampai homogen.
7. Menambahkan essen & FDC secukupnya sesuai kebutuhan.
8. Memasukkan ke dalam botol, ditambah akuadest sampai tanda batas.
9. Dikocok sampai homogen, diberi etiket warna putih dan label kocok dahulu. Dilakukan
pengujian sediaan suspensi.

Formula VI
1. Mengkalibrasi botol sesuai volume yang diinginkan dan botol diberi tanda batas.
2. Tara cawan porselen.
3. Timbang gliserol dalam cawan porselen.
4. Ayak ZnO dengan ayakan no. 100, timbang, masukkan ke dalam cawan porselen,
aduk sampai semua serbuk terbasahi. Jika perlu tambahkan sedikit akuadest.
5. Timbang tawas, masukkan ke dalam mortir. Tambahkan akuadest ad larut.
6. Pindah serbuk dari cawan ke dalam mortir. Aduk sampai homogen sampai terjadi
suatu dispersi terflokulasi.
7. Tuang suspensi ke dalam botol dan bilas mortir dengan sisa akuadest.
8. Tambah akuadest sampai tanda batas dan dikocok sampai homogen.
9. Diberi etiket warna biru dan label kocok dahulu. Dilakukan pengujian sediaan
suspensi.

VI.Prosedur Pengujian
1. Organoleptis (pengamatan meliputi bentuk, warna, rasa dan bau)
2. Bobot Jenis
a. Menimbang piknometer kosong ditimbangan analitik.
b. Suspensi dimasukkan ke dalam piknometer hingga penuh dikondisikan suhu 25oC
dan bersihkan piknometer dengan tissu jika suspensi tumpah.
c. Timbang berat suspensi dan piknometer.
d. Lakukan hal yang sama pada larutan pembandingnya.
e. Dihitung bobot jenis larutan terhadap larutan pembandingnya.
3. Viskositas
a. Viskosimeter diletakkan pada posisi yang benar dengan mengatur letak
gelembung udara tepat di tengah lingkaran.
b. Pilih spindle yang sesuai dengan viskositas suspensi.
c. Spindle dimasukkan ke dalam suspensi, dihubungkan dengan rotor dengan cara
mengencangkan uliran.
d. Diturunkan posisi spindle beserta rotornya sampai batas tanda tercelup pada
spindle.
e. Dinyalakan power on dan dibaca nilai skala yang muncul
4. pH
a. Bersihkan pH meter dengan akuadest.
b. Kalibrasi pH meter dengan larutan dapar dan akuadest.
c. Bilas pH meter dengan akuadest.
d. Tuang suspensi kedalam beaker glass dan ukur pH nya dengan pH meter yang
sudah terkalibrasi.
e. Catat pH suspensi, larutan dapar dan akuadest.
5. Volume Sedimentasi
a. Masing-masing sediaan suspensi dikocok terlebih dahulu.
b. Kemudian sediaan dimasukkan ke dalam 3 gelas ukur/ tabung reaksi berskala,
masing-masing sebanyak 10ml (Vo).
c. Gojok suspensi dan letakkan dalam rak datar.
d. Setelah dibiarkan beberapa waktu atau hari, dicatat volume akhir dengan adanya
sedimentasi volume akhir terhadap volume yang diukur (Vu).
e. Dicatat volume endapan pada waktu 0, 5 , 10 , 15 , 20 , 25 , 30 , 60 menit, 1 hari,
2 hari, dan seterusnya sampai tidak terjadi endapan.
f. Dihitung volume sedimentasi.

VII. Tugas

1. Jelaskan perbedaan metode pembuatan suspense dengan metode presipitasi


dan disperse !

2. Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi stabilitas suspense !

3. Sebutkan dan berikan contoh jenis penggolongan suspending agent !

Anda mungkin juga menyukai