2. Viona Haya Nurikha 4313419032 3. Eka Aprillia Khoirunnisa 4313419034
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2021 A. Isolasi protein dan analisis dengan ELISA untuk TGF-B Sandwich Indirect ELISA. Prosedur kerja yang dilakukan adalah sebagai berikut : 1. Semua reagen, larutan standart disiapkan. 2. Disiapkan pengenceran standart dan wash buffer a. Pengenceran standart (diencerkan 120 µl Standard Solution kedalam 120 µl Standard Diluent).
b. Wash Buffer (diencerkan Wash Buffer Concentrate 15 ml kedalam deionized or distilled
water dan di tambahkan 300 ml). 3. Ditambahkan 50 µl standart kemasing-masing well plate. 4. Ditambahkan 40µl sampelke well plate dan10 µl antibody TGF-β, kemudian tambahkan 50 μl streptavidin-HRP ke well plate sampel dan well standart (Not blank control well). 5. Diinkubasi selama semalaman pada suhu 4°C (well ditutup dengan sealer). 6. Sealer dibuka, dan well dicuci sebanyak 3 kali dengan wash buffer. 7. Ditambahkan 50 µl Substrate Solution A kemasing-masing well,kemudian ditambah 50 µl Substrate Solution B 8. Dinkubasi selama 1 jam pada suhu 37°C. 9. Ditambahkan 50µl stop solution kemasing-masing well (warna biru akan berubah menjadi kuning). 10. Ditentukan Optical Density (OD), dan dibaca dengan Elisa Reader pada panjang gelombang 450 nm, dalam 30 menit setelah penambahan Stop Solution. 11. Dibuat kurva standart (software MS Excelcurve fitting). B. Isolasi protein dan analisis dengan Western bloting Western blot adalah teknik deteksi protein dengan mentransfer protein atau glikoprotein hasil elektroforesis PAGE ke membran deteksi. Membran ini umumnya dapat berupa nitrocelulosa dan PVDF (polyvinylidene difluoride), membran yang lain dapat berupa nylon atau carboxymethyl cellulose. Langkah-langkah dalam Western Blot : 1) Menyiapkan sampel yang akan diteliti, apakah itu limfosit T atau fibroblas ataupun sel darah tepi. Sampel harus dijaga tetap dingin. 2) Menyiapkan buffer agar pH dapat berada pada jangkauan yang stabil. 3) Menyiapkan antibodi yang akan digunakan sebagai pelacak Monoklonal antibodi maupun poliklonal antibodi dapat digunakan a. Antibodi monoklonal adalah yang lebih baik digunakan, karena : Sinyal yang lebih baik Spesifisitas yang lebih tinggi Hasil yang lebih jernih pada proses pembuatan film western blot b. Antibodi Poliklonal Mengenali lebih banyak epitop
Prosedur kerjanya adalah :
1. Setelah proses SDS-PAGE, rendam gel dalam Towbin buffer selama 20 menit dalam temperatur ruang. 2. Isislah kurang lebih 2/3 transfer apparatus dengan transfer buffer dan dinginkan pada suhu 10°C dengan cold-water circulator. 3. Potong membran PVDF sedikit lebih besar dari gel. Rendam membran di dalam 100% metanol selama beberapa menit (PVDF tidak akan basah langsung di Towbin buffer). Inkubasi membran dalam transfer buffer selama 10 sampai 15 menit 4. Potong dua lembar kertas Whatman 3mm sedikit lebih besar dari membran dan rendam dalam transfer buffer. Tinggalkan gel, membran, dan kertas dalam transfer penyangga sampai sandwich terbentuk 5. Buka kaset yang kosong dan letakan pada nampan. Rakitlah gel- membrane sandwich seperti nampak dalam gambar. Untuk mempersiapkan sandwich, letakkan spons (sebelum direndam dalam transfer buffer) di atas salah salah satu penyangga kaset. 6. Tempatkan satu kertas filter di atas spons. Tempatkan gel di atas filter kertas. Sekarang lapisi dengan hati-hati membran di atas gel, jangan sampai membentuk gelembung gas (hapus gelembung yang terbentuk). Perhatikan juga jangan sampai kering spons, gel, atau membran selama perakitan. Isikan beberapa mililiter transfer buffer di dalam nampan. 7. Tempatkan kertas filter kedua di atas membran dan yang terakhir spons kedua di atas kertas filter. Kuncilah kaset dan tempatkan pada transfer apparatus, dengan sisi membran ke arah anoda serta sisi gel menghadap katoda. Tambahkan transfer buffer jika diperlukan. Tutup kembali elektroforesis apparatus dan hubungkan elektroda dengan catu daya. 8. Running proses transfer pada arus 60 sampai 80 volt atau 0,4 ampere selama 60 samai 99 menit. Secara umum protein-protein di atas 100 kDa dapat ditransfer dengan baik pada kondisi transfer tersebut. 9. Pada akhir transfer, matikan listrik dan lepaskan kaset dari tranfer apparatus. Pisahkan membran dari gel dan tandai sisi membran dimana protein bergerak. Membran seakrang sudah siap untuk immunodetection atau deteksi lainnya.
Pewarnaan dengan Coomassie Brilliant Blue Bahan :
1. Stanining solustion : 0,1% (w / v) Coomassie Brilliant Blue dalam 40% metanol / 10% asam asetat 2. Destaining solution: 40% metanol / 10% asam asetat Cara kerja : 1. Cat membran dengan larutan pewarna (staining solution) selama 1 sampai 5 menit, sampai nampak protein yang dimaksud. 2. De-stain dengan Destaining solution sampai latar belakang menjadi bersih. 3. Bilas membran dengan air, kemudian periksa hasilnya. Hasil Diskusi : 1. Isolasi protein dari jaringan dan sel, apakah perbedaanya? Jawab Isolat protein adalah produk turunan yang memiliki kandungan protein hingga 90% dalam berat kering. Tahapan dalam isolasi protein biasanya terdiri dari 2 tahap yaitu penghancuran sel dan pemisahan partikel tertentu dari suspensi melalui sentrifugasi. Perbedaan isolasi protein dari jaringan dan sel adalah pengisolasian protein dari sel dengan cara memecah dinding sel dan memperluas permukaan sampel agar dapat mempermudah proses ekstraksi sehingga Interaksi antara sampel dan pelarut akan semakin luas. Selain itu, dapat penambahan Larutan Buffer Penambahan buffer ekstrak selama penggerusan bertujuan untuk mempertahankan agar kondisi komponen sel tetap optimum seperti keadaan yang sebenarnya dan tidak mengalami perubahan. Sedangkan isolasi protein dari jaringan dengan cara memecahkan jaringan menjadi sel-sel yang mandiri. 2. Prinsip karakterisasi protein dengan metode western bloting? Western blotting adalah proses pemindahan protein dari gel hasil elektroforesis ke membran. Membran ini dapat diperlakukan lebih fleksibel daripada gel sehingga protein yang terblot pada membran dapat dideteksi dengan cara visual maupun fluoresensi. Deteksi ekspresi protein pada organisme dilakukan dengan prinsip imunologi menggunakan antibodi primer dan antibodi sekunder. Setelah pemberian antibodi sekunder, deteksi dilakukan secara visual dengan pemberian kromogen atau secara fluoresensi. Pada deteksi secara fluoresensi, reaksi antara antibodi primer dengan antibodi sekunder akan memberikan hasil fluoresens yang selanjutnya akan membakar film X-ray, deteksi ini dilakukan di kamar gelap Prinsip dari Western blot adalah adanya interaksi yang spesifik antara antibodi dan antigen (Wadsworth, 2006). Western blot efektif untuk mendeteksi antigen yang memiliki ukuran kecil di dalam larutan yang banyak mengandung protein (Rantam, 2003). 3. Prinsip karakterisasi protein dengan metode ELISA? ELISA (Enzyme-Linked Immunosorbant Assay) merupakan suatu uji biokimia yang digunakan untuk mendeteksi keberadaan antibodi atau antigen dalam suatu sampel dengan pelabelan enzim yang biasa disebut enzim immunoassay (Stanley 2002). Prinsip utama teknik ELISA adalah penggunaan indikator enzim untuk reaksi imunologi. ELISA digunakan untuk mendeteksi IgG yang diproduksi setelah infeksi (Akonor et al., 2018). IgG terbentuk setelah IgM yang merupakan respon paling awal dan jumlah terbanyak ketika vaksinasi pertama. IgG adalah antibodi utama yang dihasilkan setelah vaksinasi dan imunoglobulin yang dominan dalam serum darah. Selain itu, IgG membangun sistem pertahanan terhadap bakteri dan virus. 4. Menurut anda metode ELISA dan Western blot, manakah yang lebih representatif dalam analisa protein? Uji identifikasi dengan Western Blot dapat memberikan hasil yang lebih baik dari ELISA karena pada Western Blot, antigen telah dipisahkan berdasarkan berat molekulnya sehingga sampel hanya dinyatakan positif bila menunjukan adanya pita yg spesifik menurut antigennya (Micklos et al. 2003). Teknik ELISA pada dasarnya merupakan metode yang terbilang sensitif untuk mendeteksi protein tetapi kurang spesifik sehingga dapat terjadi kemungkinan adanya positif palsu (false positive). Pengertian dari nilai hasil positif palsu yaitu bahwa sampel uji ELISA yang memberikan hasil positif, setelah diuji kembali dengan uji peneguhan yang lebih spesifik akan memberikan hasil yang negatif. Sebaliknya nilai hasil negatif palsu berarti sampel hasil uji ELISA yang negatif, setelah diuji ulang dengan uji peneguhan maka akan memberikan hasil yang positif.
Daftar Pustaka : http://www.elisa-antibody.com/ELISA-Introduction/ELISA-types/sandwich-elisa.html