Oleh :
RASYIDAH
196070400111016
F. Kesimpulan
- Dot blod merupakan uji serologis, yang fungsinya sama dengan western
Blott yaitu untuk mendeteksi kespesifikan reaksi antara antigen dan antibodi
- Hasil positif apabila terbentuk dot-dot pada membran nitroselulose kualitas
hasil dilihat berdasarkan gradasi warna
LAPORAN PRAKTIKUM WESTERN BLOTTING
Tugas Individu Mata Kuliah Metodelogi Riset II
Oleh :
RASYIDAH
196070400111016
A. Dasar Teori
Western blot adalah tehnik mengidentifikasi antibodi spesifik pada protein
yang telah di pisahkan antara satu dengan yang lain. Menurut ukurannya melalui
elektroforesis gel. Blot merupakan sebuah membran biasanya berbahan dasar
nitroselulose atau PVDF (Polyvilinidine fluoride). Gel di letakkan diatas membran
dan aliran listrik yang menginduksi protein pada gel untuk berpindah pada
membran. Membran tersebut akan menjadi replika dari pola protein pada gel yang
kemudian diwarnai secara esklusial dan antibodi.
Western blot di gunakan secara luas untuk mengidentifikasi dan
mengkuatifikasi protein yang spesifik dalam campuran yang kompleks tehnik ini
memungkinkan deteksi tidak langsung sampel protein yang diimbolisasi pada
membran nitroselulose.
Sampel protein terlebih dahulu di runing dengan SDS PAGE dan secara
elektroforensis di tranfer ke membran setelah langkah bloking, membran di probe
dengan antibodi primer baik monoklonan maupun poliklonan yang jumlahnya
meningkat dibandingkan antigen. Setelah pencucian yang sequesial, membran
kemudian di inkubasi dengan antibodi sekunder yang di kongungasi dengan enzim
yang sifatnya reaktif terhadap antibodi. Pada akhirnya, membran di cuci kembali
dengan substrat dari enzim yang tepat yang akan memproduksi sinyal yang dapat
di rekam (Pierce, 2011)
B. Tujuan kegiatan
Penulisan Laporan Praktikum ini diharapkan dapat membantu praktikum lebih
memahami dan mengetahui prinsip kerja dari western blot dan Prosedur kerja
western blot
C. Pelaksanaan Kegiatan
Praktikum dilaksanakan secara daring melalu aplikasi zoom pada hari
Jumat Tgl 8 Mei 2020 Jam: 08.00-11.00 WIB
D. Alat dan Bahan :
Alat diantaranya : Sentrifus, dry es, inkubator, refrigator, mikropipet, yellow
tip, semy dry transblotter, chamber elektroforesis, plate pembentuk gel and
shaker.bahan yang di gunakan merupakan bahan kimia antara lain gel dari hasil
SDS-PAGE, membran nitroselulosa, H2O, TBS Skin Milk 5%, atibodi primer,
TBS Tween 0,05%, BSA 0,02%, antibodi secunder ( Peroksidase/biotin
Conjugate) ponceu 5%, aquadest, TMB dan kertas saring Whatman.
E. Prosedur kerja
1. Pembuatan Gel SDS PAGE
1) Formulasi Gel
Persentase DD Acrylamide/Bi Gel 10% Keterangan
H2O s Buffer* w/v
SDS
Gel ml Ml ml ml
4% 6.1 1.3 2.5 0.1 Stacking
10% 4.1 3.3 2.5 0.1 Separating
12% 3.4 4.0 2.5 0.1
15% 2.4 5.0 2.5 0.1
*Separating Gel Buffer : 1.5M Tris HCl pH 8.8
* Stacking Gel Buffer : 0.5 M Tris HCl pH 6.8
Lampiran Bahan :
Reducing Sample Buffer (RSB) ;
Tris-cl PH 6,8 1 ml, Gliserol 0,8 ml, SDS 10% 1,6 ml, β-mercapto etanol
0,4 ml, Bromo Phenol Blue 1% 0,2 ml, ditambahkan dH20 sampai 12 ml
Staining Coemassie blue ;
Coemassie 0,25, Methanol 40 ml, Asetic acid glacial 10 ml ditambahkan
dH20 sampai 100 ml
Destainning Buffer ;
Methanol 20 ml, Asetic acid glacial 10 ml ditambahkan dH20 sampai 100
ml
Running Buffer ;
Trisbase 3,03 gram, Glycine 14,4 gram , SDS 1 gram ditambahkan dH20
sampai 1000 ml
Proses Transfer menggunakan system semidry transfer :
a. Rendam nitroseluloce membran 7x9 cm dan gel elektroforesisi SDS
PAGE masing-masing dalam tranfer buffer selama 30 menit di shaker
b. Seting alat : trans blot semi dry merk biora
c. Susun sandwich (urutan dari bawah keatas) meliputi : Kertas saring,
membran NC, Gel SDS PAGE dan kertas saring
d. Running pada 300 mA, 20 Volt selama 2 jam untuk proses transfer pita
protein dari gel SDS PAGE ke membran NC.
e. Angkat NC dan cuci dengan akuades.
f. Konfirmasi keberhasilan proses transfer
g. Rendam dalam ponceau 1 - 5 menit, dan bilas dengan akuades , jika
menggunakan metode ini maka hasil wb akan tampak lebih kotor. Jika
tidak mengunakan ponceau dapat dilihat dari keberhasilan marker protein
tertransfer ke notrocelulosa membrane
2. Proses immunoblotting
a. Bloking dengan TBS Skim milk 5 %, inkubasi selama 30 menit
b. Cuci NC dengan TBS-tween 0,05 % 3x5 menit, dishaker.
c. Inkubasi dengan Antibodi primer yang dilarutkan dalam TBS-T 0,05 %
selama 2 jam pada Suhu ruang jika menggunakan antibody monoclonal,
jika antibody poliklonal diinkubasi overnight
d. Cuci NC dengan TBS-tween 0,05 % 3x5 menit , dishaker.
e. Inkubasi dengan Antibodi sekunder-berlabel yang dilarutkan dalam TBS
selama 1 jam pada suhu Ruang.
f. Cuci NC dengan TBS-tween 0,05 % 3x5 menit , dishaker.
g. Inkubasi dengan SAHRP yang dilarutkan dalam TBS selama 40 menit
pada suhu ruang (jika antibody primer berkonjugat biotin )
h. Cuci NC dengan TBS-tween 0,05 % 3x5 menit , dishaker.
i. Inkubasi dengan substrat (TMB Membrane) sampai dengan muncul pita
protein (jika antibody sekunderny yang digunakan berkonjugat HRP)
gunakan subttrat BCIPNBT ( jika antibody sekunderny yang digunakan
berkonjugat AP)
j. Stop reaksi dengan akuades steril, kering anginkan membran NC
kemudian scan hasilnya.
k. Hasil WB didokumentasikan menggunakan scanner
l. Pengukuran densitas warna band dapat dilakukan dengan menggunakan
program Image j
F. Kesimpulan
1. Western Blot merupakan metode untuk mengidentifikasi antibodi spesifik
pada suatu protein dengan berat molekul tertentu yang telah di separasi.
Pada awalnya berat molekul protein diseparasi atau dipisahkan dengan
menggunakan SDS PAGE Elektroforesis dan di tranfer ke membrane
nitroselulose (NC) selanjutnya dilakukan labeling antibodi
2. Pada dasarnya prosedur dari western blod adalah gel SDS –PAGE ditranfer
ke membrane nitroselulose selanjutnya imunostaining (bloking Non
spesifik, inkubasi antibody primer, inkubasi antibody secunder, inkubasi
enzim SA-HRP dan inkubasi Substrat)
3. Identifikasi berat molekul sampel dengan cara membandingkan band yang
terpendar pada membran nitroselulose sejajar dengan marker.
LAPORAN PRAKTIKUM IMUNOHISTOKIMIA (IHK)
Tugas Individu Mata Kuliah Metodelogi Riset II
Oleh :
RASYIDAH
196070400111016
E. Prosedur Kerja
Rangkaian pemeriksaan imunohistokimia di mulai dengan pengambilan
sampel, pembuatan parafin block dan pewarnaan imunohistokimia dengan
prosedur sebagai berikut
1. Pengambilan sampel
Sampel diambil sesuai dengan kebutuhan yang di butuhkan dalam penelitian
yang akan di lakukan
2. Pembuatan parafin Block
1) Jaringan di cuci dengan PBS
2) Difiksasi dengan formalin 10%
3) Dilakukan dehidrasi menggunakan alkohol bertingkat (30%, 505,70%,
80%, 96% dan absolute)
4) Clearing menggunakan xilol 2 kali masing masing 60 menit
5) Infiltrasi menggunakan parafin lunak selama 60 menit pada suhu 480ºC
6) Block dalam paraffin keras pada cetakan dan diamkan selama sehari
7) Tempelkan pada holder dilakukan pemotongan setebal 4-6 mm dengan
rotary microtome
8) Mounting pada objek dengan gelatin 5%
3. Prosedur Imunostaining untuk Jaringan yang Difiksasi dengan Formalin
1. Deparafinasi
Tujuan dari deparafinasi ini adalah menghilangkan paraffin. Slide
dipanaskan pada suhu 600C selama 60 menit. Kemudian direndam
dalam larutan-larutan dibawah ini secara berurutan:
Sampel direndam dalam Xylen 1 didiamkan selama 10 menit
Sampel dipindahkan ke dalam wadah berisi Xylen 2 didiamkan
selama 10 menit
2. Rehidrasi
Direndam dengan alcohol seri menurun, agar jaringan yang hidroprof
dapat mudah mengenali air dan air bisa lebih mudah masuk ke jaringan.
Sampel dipindahkan ke dalam wadah berisi EtOH 100% A (yang
pertama) didiamkan selama 10 menit
Sampel dipindahkan ke dalam wadah berisi EtOH 100% B (yang
kedua) didiamkan selama 10 menit
Sampel dipindahkan ke dalam wadah berisi EtOH 90% didiamkan
selama 5 menit
Sampel dipindahkan ke dalam wadah berisi EtOH 80% didiamkan
selama 5 menit
Sampel dipindahkan ke dalam wadah berisi EtOH 70% didiamkan
selama 5 menit
Dicuci dengan air mengalir selama 5 menit
3. Antigen Retrieval dengan Buffer Sitrat
Sampel dipindahkan ke dalam wadah berisi Citrate Buffer
Dimasukan ke dalam microwave selama 5 menit, citrate buffer
ditamah apabila berkurang (langkah ini diulangi hingga mencapai
waktu 15 menit) dipanaskan 980C dengan 300 volt.
Sampel dipindahkan ke humidity chamber
Sampel dikeringkan menggunakan kertas tisu pada permukaan
bawahnya dan sekitar jaringan (tanpa menyentuh jaringan).
4. Imunohistokimia
Sampel diteteskan H202 3% sebanyak 60-200 µL didiamkan selama 5
menit.
Sampel dicuci dengan 1000 µL PBS sebanyak 3 kali selama 2
menit.
Sampel dikeringkan menggunakan kertas tisu pada permukaan
bawahnya dan sekitar jaringan (tanpa menyentuh jaringan).
Diteteskan larutan background sniper (Starr Trek Universal- HRP
Detection Kit) Sampel ditutup menggunakan parafilm didiamkan
selama 1 jam di suhu ruang tetap di chamber untuk membloking
protein yang tidak spesifik.
Sampel dicuci dengan 1000 µL PBS sebanyak 3 kali selama 2
menit.
Diteteskan 70-100 µL antibodi primer, pengenceran antibody bias di
trial dari 1: 250 atau 1:100 tergantung mana yang lebih efektif.
Diinkubasi pada suhu 40 c selama semalaman.
Keesokan harinya dikeluarkan dari suhu 40 c ditunggu sampai suhu
ruang.
Sampel dicuci dengan 1000 µL PBS sebanyak 3 kali selama 2
menit.
Sampel dikeringkan menggunakan kertas tisu pada permukaan
bawahnya dan sekitar jaringan (tanpa menyentuh jaringan).
Diaplikasikan antibody sekunder, larutan Trekkie Universal Link
(Starr Trek Universal – HRP Detection Kit).
Sampel ditutup menggunakan parafilm didiamkan selama 1 jam suhu
ruang
Sampel dicuci dengan 1000 µL PBS sebanyak 3 kali selama 2
menit.
Sampel dikeringkan menggunakan kertas tisu pada permukaan
bawahnya dan sekitar jaringan (tanpa menyentuh jaringan).
Sampel diteteskan SA-HRP diinkubasi selam 45 menit suhu ruang.
Sampel dicuci dengan 1000 µL PBS sebanyak 3 kali selama 2
menit.
Sampel dikeringkan menggunakan kertas tisu pada permukaan
bawahnya dan sekitar jaringan (tanpa menyentuh jaringan).
Diteteskan 100 µL larutan chromagen DBA (buffer 1:40) diinkubasi
sampai 20 menit (tergantung pengamatan mikroskopis) pada suhu
ruang.
Dicuci dengan aquadest selama 3 x 2menit
Diteteskan Mayer’s Hematoxilen (Mayer’s Hematoxilen : aquades =
1:3), inkubasi 1 - 10 menit pada suhu ruang.
Dicuci di air mengalir selama 5 menit.
5. Dehidrasi (pengeringan) dengan alcohol seri naik
Sampel dipindahkan ke dalam wadah berisi EtOH 70% didiamkan
selama 5 menit
Sampel dipindahkan ke dalam wadah berisi EtOH 80% didiamkan
selama 5 menit
Sampel dipindahkan ke dalam wadah berisi EtOH 90% didiamkan
selama 5 menit
Sampel dipindahkan ke dalam wadah berisi EtOH 100% B
didiamkan selama 5 menit
Sampel dipindahkan ke dalam wadah berisi EtOH 100% A
didiamkan selama 5 menit
Sampel dipindahkan ke dalam wadah berisi Xylen 2 didiamkan
selama 10 menit
Sampel dipindahkan ke dalam wadah berisi Xylen 1 didiamkan
selama 10 menit
6. Mounting Dengan Entellan
Mounting jaringan dengan meneteskan entellan dan ditutup dengan
kaca penutup, ditunggu kering keesokan harinya bari diamati.
Hasil immunohistokimia dapat diamati menggunakan mikroskop
yang telah terhubung dengan computer.
F. Kesimpulan
1. Imunohistokimia dapat digunakan untuk mendeteksi berbagai penyakit,
seperti kanker, tumor dan dapat digunakan untuk identifikasi sel atau
jaringan.
2. Imunohistokimia merupakan suatu cara pemeriksaan untuk mengukur
derajat imunitas atau kadar antibodi atau antigen dalam sediaan jaringan.
Pewarnaan sediaan jaringan menimbulkan ikatan antibodi pada antigen di
permukaan atau didalam sel yang selanjutnya dapat dideteksi dengan cara
dilabel dengan enzim, isotop, fluoropore,atau coloidal gel. Metode yang
dilakukan dalam Imunohistokimia adalah metode direct, metode indirect,
Metode Peroxidase – anti – Peroxidase (PAP), Metode Avidin-Biotin-
Complex (ABC).