Anda di halaman 1dari 40

OSN 2014 Tes Teori

Mataram, NTB BAGIAN B

OLIMPIADE SAINS NASIONAL


1-7 SEPTEMBER 2014

Test Seleksi Calon Peserta


International Biology Olympiad (IBO) 2015

TES TEORI
BAGIAN B
LEMBAR PERTANYAAN

Total points: 49
Duration: 180 minutes

1
OSN 2014 Tes Teori
Mataram, NTB BAGIAN B

PETUNJUK
1. Bacalah petunjuk pengerjaan soal dengan baik.
2. Tuliskan nama, asal sekolah, dan nomor peserta pada lembar pertanyaan.
3. Tuliskan identitas (nama dan nomor peserta) pada lembar jawaban yang telah
disediakan.
4. Setiap pertanyaan berisi empat pernyataan yang mengindikasikan Benar (B)
atau Salah (S)
§ Jika menjawab semua pernyataan dengan benar, maka akan
mendapatkan nilai 1
§ Jika menjawab tiga pernyataan dengan benar, maka akan mendapatkan
nilai 0,6
§ Jika menjawab dua pernyataan dengan benar, maka akan mendapatkan
nilai 0,2
§ Jika hanya menjawab satu pernyataan benar, maka anda tidak akan
mendapatkan nilai (0)
§ Tidak ada sistem minus
5. Hitamkan jawaban yang benar pada Lembar Jawaban Komputer (LJK).
Gunakan pinsil 2B yang telah disedikan. Jika jawaban yang anda pilih dirasa
kurang tepat, maka hapuslah jawaban sebelumnya dan bulati jawaban yang
benar.
6. Anda boleh menggunakan kalkulator.

⌘ SELAMAT BEKERJA ⌘

2
OSN 2014 Tes Teori
Mataram, NTB BAGIAN B

BIOLOGI SEL DAN MOLEKULER

1. Oosit katak akan matang dan menjadi sel telur ketika ditambahkan progesteron.
Efek induksi progesteron pada oosit dapat diganti dengan mikroinjeksi 50 nL
sitoplasma sel telur secara langsung ke dalam oosit segar (1000 nL). Peristiwa
progesterone-independent maturation ini diinduksi oleh aktivitas maturation
promoting factor (MPF) dari sitoplasma sel telur-yang kemudian dinamakan
mitosis promoting factor atau M-Cdk.

Penambahan senyawa cyclohexamide segera setelah induksi progesteron akan


memblokir pematangan Oosit menjadi sel katak. Akan tetapi, efek blocking ini
akan menurun/hilang jika penambahan cyclohexamide dilakukan beberapa jam
setelah treatment progesteron.

Percobaan penambahan cyclohexamide lainnya dilakukan pada metode


pematangan oosit yang berbeda. Sebanyak 50 nL sitoplasma sel telur diinjeksikan
ke dalam oosit segar (1000 nL) dalam kehadiran cyclohexamide. Dari setiap sel
telur yang dihasilkan (oosit matang) dari injeksi ini diambil 50 nL sitoplasma untuk
dipindahkan ke oosit segar yang baru (1000 nL). Setelah 10 kali serial transfer
ternyata efek pematangan sel telur tetap tidak berubah. Oosit baru yang
diinjeksikan dengan sitoplasma sel telur hasil serial transfer sebelumnya tetap
matang menjadi sel telur.

Berdasarkan keterangan di atas, tentukanlah mana diantara pernyataan di bawah


ini yang benar (B) atau salah (S).
A. Progesteron menginduksi sintesis protein yang mengaktifkan M-Cdk.
B. M-Cdk dapat mengaktivasi pematangan meskipun dalam kondisi yang sangat
rendah. Hal ini berdasarkan fakta setelah 10 kali pengenceran dari serial
transfer sel telur ke oosit, sitoplasma sel telur tersebut tetap dapat
menginduksi pematangan oosit.
C. Pada percobaan di atas, penambahan cyclohexamide menghambat sintesis M-
Cdk pada oosit segar.
D. Aktivasi M-Cdk menyerupai regulasi umpan balik positif

3
OSN 2014 Tes Teori
Mataram, NTB BAGIAN B

2. Gen α-tropomyosin pada manusia dapat mengalami alternative splicing untuk


menghasilkan beberapa bentuk mRNA α-tropomyosin pada tipe sel yang berbeda-
beda (gambar 1). Untuk semua bentuk mRNA tersebut, tidak ada perubahan pada
urutan protein yang dikode oleh ekson 1 dan 10. Ekson 2 dan 3 adalah ekson
alternatif yang digunakan pada mRNA yang berbeda, begitu juga untuk ekson 7 dan
8.

gambar 1

Pernyataan-pernyataan di bawah ini menjelaskan karakteristik ekson 2 dan 3


(ataupun ekson 7 dan 8) dan proses alternatif splicing. Tentukan benar atau salah
pernyataan-pernyataan tersebut.

A. Ekson 2 dan 3 harus memiliki jumlah nukleotida yang sama


B. Mutasi yang menghasilkan variant splice yang mengandung baik ekson dan 3
dalam satu transkrip (tidak ada variasi baru pada ekson yang lain) akan
menyebabkan perubahan urutan protein yang dikode oleh ekson 10
C. Proses splicing semua variant transkrip di atas terjadi di sitosol, sebelum
transport mature mRNA ke ribosom terdekat
D. Ekson 7 dan 8 masing-masing harus memiliki jumlah nukleotida yang jika dibagi
tiga menyisakan jumlah nukleotida yang sama ( seperti 0, 1 atau 2)

3. Seseorang peneliti membandingkan hasil dari isolasi DNA dari berbagai macam
metode isolasi DNA dengan menggunakan metode spektrofotometri. Terdapat 2
faktor utama yang dapat dipertimbangkan untuk menentukan keberhasilan isolasi
DNA genomik, faktor tersebut adalah jumlah DNA yang berhasil diisolasi (yield)
serta kemurnian DNA hasil isolasi yang bebas dari kontaminasi (terutama oleh
kontaminasi protein).

4
OSN 2014 Tes Teori
Mataram, NTB BAGIAN B

Langkah pertama yang dilakukan oleh peneliti tersebut adalah melarutkan 2 uL


larutan hasil isolasi DNA pada 198 mL air. Larutan ini kemudian diukur serapannya
pada tiga panjang gelombang yang berbeda, 260 nm, 280 nm dan 320 nm.
Diketahui bahwa nilai absorpansi 1 pada panjang gelombang 260 nm setara dengan
konsentrasi DNA 50 ng/uL. Absorbansi 320 nm digunakan sebagai normalisasi
absorbansi panjang gelombang 260 nm, dimana absorbansi pada panjang 320 nm
menunjukkan turbiditas serta terdapatnya background reading A260 nm,
absorbansi 260 nm harus dikurangi dengan absorbansi panjang gelombang ini
untuk mendapatkan hasil konsentrasi DNA yang valid. Serapan DNA dan protein
pada berbagai panjang gelombang ditunjukkan oleh gambar dibawah:

Hasil eksperimen peneliti tersebut ditunjukkan pada tabel dibawah:


Metode Serapan pada Serapan pada Serapan pada
panjang gelombang panjang panjang gelombang
260 nm gelombang 280 nm 320 nm
Metode 1 0.030 0.016 0.002
Metode 2 0.147 0.0825 -0.003
Metode 3 0.125 0.100 -0.001
Metode 4 0.005 0.008 0.003

Tentukan pernyataan dibawah ini BENAR atau SALAH berkaitan dengan


perbandingan hasil keempat metode isolasi DNA tersebut.

A. Konsentrasi DNA yang berhasil terisolasi dengan metode 1 adalah sebesar 140
ug/ml
B. Metode isolasi 2 adalah metode yang hasil isolasi DNA nya paling banyak
terkontaminasi protein
C. Metode isolasi 4 adalah metode isolasi DNA yang dapat mengisolasi DNA
dengan derajat kemurnian (purity) paling tinggi
D. Metode 2 adalah metode yang paling unggul dari segi jumlah DNA yang berhasil
terisolasi dan tingkat kemurnian DNA, jika dibandingkan dengan ketiga metode

5
OSN 2014 Tes Teori
Mataram, NTB BAGIAN B

lainnya

4. Siklus sel dipelajari dengan berbagai macam cara, salah satunya adalah dengan
percobaan Pulse-Chase. Pada percobaan ini, kultur sel didedahkan pada timidin
yang beradioaktif selama 30 menit (pulse) kemudian kultur sel dipindahkan ke
dalam media dengan timidin yang tidak beradioaktif (chase). Selanjutnya, setiap
jam dihitung sel yang berada pada fase M dan membawa timidin beradioaktif. Dua
kultur sel (A&B) dengan waktu generasi yang sama (12 jam) digunakan untuk
percobaan pulse-chase. Pengamatan awal dengan antibody flouresens yang
berikatan dengan tubulin mitosis menunjukkan pada kedua kultur sel, sebanyak 5%
dari total sel berada pada fase M.

Hasil pulse-chase pada kultur sel A


120  
Persentase  sel  mitosis  yang  

100  
80  
beradioak2f  

60  
40  
20  
0  
1   2   3   4   5   6   7   8   9  
Jam  

Hasil pulse-chase pada kultur sel B


120  
Persentase  sel  mitosis  yang  

100  

80  
beradioak2f  

60  

40  

20  

0  
1   2   3   4   5   6   7   8   9  
Jam  

Tentukan pernyataan ini BENAR atau SALAH berkaitan dengan hasil percobaan
pulse-chase tersebut.

A. Durasi fase M pada kedua kultur sel tersebut adalah 36 menit

6
OSN 2014 Tes Teori
Mataram, NTB BAGIAN B

B. Durasi fase S pada kultur sel A lebih panjang dibanding kultur sel B
C. Durasi fase G1 pada kedua kultur sama
D. Pada kultur sel A, durasi fase G2 adalah 1 jam lebih lama dibanding durasi fase
G2 pada kultur B

5. Untuk keperluan isolasi RNA, anda akan membuat sebuah larutan ekstraksi yang
terdiri atas larutan-larutan dibawah:

§ Guanidium Thiosianate 4M
§ Sodium sitrat 25 mM
§ 0.5% Lauryl-Sarkosyl(w/v)

Anda akan membuat larutan ekstraksi RNA tersebut sebanyak 300 mL dengan
bahan yang tersedia adalah: serbuk guanidium thiosianate, 1 M Sodium sitrat
(berbentuk cair) dan serbuk lauryl-sarkosyl. Massa molekul guanidium thiosianate
adalah 118.16 g/mol, sodium sitrat sebesar 294.10 dan massa molekul lauryl-
sarkosyl sebesar 293.38 g/mol.

Tentukan pernyataan dibawah ini BENAR atau SALAH berkaitan dengan prosedur
pembuatan larutan ekstraksi RNA tersebut

A. Diperlukan sekitar 142 gram serbuk guanidium thiosianate untuk keperluan


pembuatan larutan tersebut
B. Anda akan mengambil sebanyak 7.5 mL larutan sodium sitrat 1M untuk
dicampurkan pada larutan ekstraksi RNA tersebut
C. Sebanyak 0.5 gram serbuk Lauryl-Sarkosyl diperlukan untuk pembuatan larutan
tersebut
D. Anda akan melarutkan guanidium thyosianate ke dalam 250 mL air, setelah
larut kemudian sodium sitrat dan lauryl-sarkosyl ditambahkan ke dalam larutan
tersebut, terakhir anda ditambahkan air sebanyak 50 mL untuk mencapai
volume larutan akhir 300 mL

6. Diagram di bawah ini menunjukkan distribusi protein X dan Y pada suatu area
kecil di permukaan membran plasma
Protein X

Protein Y

Lipid
bilayer Actin filament

Protein Y berikatan dengan filamen aktin yang bersifat immobile di permukaan


dalam dari membran sel. Sebuah eksperimen dilakukan untuk menunjukkan
mobilitas dari protein X dan Y di membran sel. Kedua protein dilabel dengan

7
OSN 2014 Tes Teori
Mataram, NTB BAGIAN B

pewarna fluoresenct (warna merah untuk protein X dan warna hijau untuk protein
Y dengan hanya satu molekul fluoresenct untuk setiap protein). Selanjutnya area
kecil dari permukaan sel diiradiasi untuk menghilangkan (bleaching) molekul
warna dan diikuti perubahan intensitas fluorescenct nya selama periode waktu
tertentu

Indikasikan mana diantara pernyataan di bawah ini yang BENAR atau SALAH
A. Setelah proses irradiasi dalam jangka waktu yang panjang (long term
irradiation), sel hanya akan menunjukkan warna fluorescent hijau
B. Jika dilakukan proses irradiasi singkat (short time irradiation), kedua warna
fluorescent akan kembali ke initial state di area bleaching beberapa saat
setelah iradiasi dihentikan
C. Jika filamen aktin didisintegrasi dengan cytochalasin, sel akan mengalami
bleaching sepenuhnya diakhir proses long term irradiation.
D. Pendinginan sel pada 20oC akan mempercepat proses bleaching fluorescent
merah di permukaan sel yang diiradiasi

7. Ekspresi dan transport 4 macam protein (prRBCS, prHSP93, prTic40, cpHsc70)


diteliti pada kloroplas tanaman kacang polong Pisum sativum. Kloroplas dari
empat sample daun dengan umur berebeda (1 : muda – 4 : tua) diisolasi dan
diamati ekspresi proteinnya. Protein prRBCS, prHsp93 dan prTic40 adalah protein
precursor (p) yang mengalami maturasi saat melewati membrane dalam kloroplas
menjadi bentuk dewasa (mature, m). Protein cpHsc70 adalah protein endogen
yang diproduksi didalam kloroplas. Analisa ekstrak klorolas menunjukkan level
ekspresi protein seperti dibawah ini.

Tentukan apakah pertanyaan dibawah ini BENAR atau SALAH


A. Proses maturasi protein terjadi saat / setelah protein melewati membran
dalam kloroplas
B. Level ekspresi protein prRBCS berfluktuasi dengan umur daun
C. Protein RBC berperan dalam proses kematian kloroplas
D. Import protein kedalam kloroplas tidak dipengaruhi oleh umur kloroplas

8
OSN 2014 Tes Teori
Mataram, NTB BAGIAN B

8. Untuk meneliti translasi protein Q dan P (keduanya menomerik), serangkaian


eksperimen in vitro dilakukan oleh Guenther Blobel dan rekannya yang akhirnya
meraih penghargaan Nobel. Untuk eksperimen, preparat tanpa sel dibawah ini
disiapkan:

• Preparat I(A): Isolat ribosom fungsional dengan mRNA proten P masih


terhubung
• Preparat I(B): Isolat ribosom fungsional dengan mRNA protein Q masih
terpasang
• Preparat II: Isolat mikrosom (pecahan retikulum endoplasma) terbebas dari
mRNA dan ribosom
• Preparat III: Isolat dari subunit ribosom yang mengandung faktor inisiasi
translasi

Preparat diatas dicampur didalam tabung reaksi 1-4 sebagaimana dijelaskan pada
tabel dibawah. Hasil protein yang disintesis dianalisa menggunakan elektroforesis
gel poliakrilamide (SDS-PAGE) dan divisualisasi menggunakan autoradiografi.
Test Tube [TT] No. 1 2 3 4
Preparat I (A) + + + +
Preparat I (B) + + + +
Preparat II - - + +
Preparat III + + + +
Asam amino terlabel radioaktif dan faktor translasi
+ + + +
lainnya
Protease - + - +

Hasil dari analisa radiografi dapat dilihat pada gambar dibawah


TT1 TT2 TT3 TT4

9
OSN 2014 Tes Teori
Mataram, NTB BAGIAN B

Tentukan apakah pertanyaan dibawah ini BENAR atau SALAH.

A. Protein Q mengalami modifikasi setelah translasi (post-translasi)


B. Protein P memiliki sekuen signal peptide (signal peptide sequence)
C. Protein Q kemungkinan besar adalah protein sitoplasmik
D. Ada Protein P kemungkinan adalah protein sekresi

9. Sebuah eksperimen dilakukan untuk mempelajari hubungan antara konsentrasi H+


dan sisntesis ATP pada mitokondria. Mitokondria diisolasi dari sel dan dimasukkan
kedalam medua dengan pH 8 (test tube A) dan langsung dipindahkan kedalam
medium dengan pH 7 (test tube B). Setelah beberapa saat, ATP ditemukan di
dalan test tube (B).

Tentukan apakah pertanyaan dibawah ini BENAR atau SALAH.

A. Pada test tube B, ATP disintesis pada membran yang menghadap matriks
mitokondria
B. Pada test tube B, ATP disintesis tanpa bantuan sistem transport electron
C. Jika mitokondria pada test tube A ditransfer kedalam media dengan pH 9, ATP
sintesis akan terjadi di dalam ruang intermembran mitokondria
D. Jika mitokondria tetap berada dalam test tube A tetapi glukosa ditambahkan ke
dalam medium, sintesis glukosa akan terjadi

10
OSN 2014 Tes Teori
Mataram, NTB BAGIAN B

10. Diketahui suatu protein yang memiliki empat epitope yaitu sebuah oligosakarida
(O) dan tiga peptida (P1, P2, P3). Gambar di bawah ini mengilustrasikan interaksi
diantara Sel T dan Sel B.

(modified from Edwards & Cambridge, 2006)

Indikasikan mana diantara pernyataan di bawah ini yang BENAR atau SALAH

A. Produksi antibodi untuk epitope O oleh sel dapat terjadi hanya ketika epitope
O dipresentasikan oleh sel B ke sel T
B. Keempat epitop dapat dikenali oleh berbagai sel B yang berbeda dalam suatu
populasi
C. Melalui protein MHC II, suatu sel B tunggal dapat mempresentasikan berbagai
tipe fragmen protein ke T sel
D. Sebuah sel B dapat memproduksi antibodi yang hanya mengenali salah satu
dari keempat epitop

11
OSN 2014 Tes Teori
Mataram, NTB BAGIAN B

ANATOMI DAN FISIOLOGI TUMBUHAN

11. Berikut ini menunjukkan penampang melintang batang tumbuhan angiospermae


dan perbesaran berkas pembuluhnya.

Berdasarkan gambar di atas dan perkembangan jaringan tumbuhan, tentukan


apakah pernyataan berikut ini benar atau salah.

A. Sel-sel seludang berkas pembuluh merupakan sel-sel parenkim yang mengalami


lignifikasi
B. Pada perkembangannya, peranan protoxilem digantikan oleh metaxilem karena
protoxilem akan rusak
C. Lacuna protoxilem yang terbentuk dikelilingi oleh sel-sel skelerenkim xilem
D. Susunan pembuluh seperti gambar di atas dianggap sebagai berkas pembuluh
paling maju karena paling efisien secara energitika

12. Suatu penelitian mengenai perubahan anatomi akar dari tanaman jagung telah
dilakukan oleh sekelompok peneliti dengan tujuan untuk menyeleksi varietas-
varietas yang toleran terhadap lahan basah. Metode seleksi tanaman yang
digunakan adalah recurrent selection atau seleksi silang berulang. Siklus seleksi
yang dilakukan pada kultivar Saracura-BRS 4154 adalah siklus pertama C1, C3, C5,
C7, C9, C11, C13, C15, C17, dan C18. Sebagai pembanding digunakan kultivar BR
107.

Varietas hasil seleksi dan pembanding tersebut kemudian ditanam pada lahan yang
dibanjiri dengan air. Hasil pengamatan sayatan melintang dari akar masing-masing
varietas hasil seleksi ditunjukkan oleh gambar berikut ini.

12
OSN 2014 Tes Teori
Mataram, NTB BAGIAN B

Tentukan apakah pernyataan berikut ini benar atau salah.

A. Varietas hasil seleksi hingga siklus ke-18 (C18) paling rentan terhadap cekaman
banjir
B. Terjadi peningkatan diameter metaxilem pada varietas C18 jika dibandingkan
dengan varietas C1
C. Aerenkim terbentuk karena proses pelebaran ruang antar sel di bagian korteks
D. Terjadi penurunan jumlah lapisan eksodermis pada varietas hasil seleksi dari
siklus ke tiga belas hingga siklus ke delapan belas

13
OSN 2014 Tes Teori
Mataram, NTB BAGIAN B

13. Berikut adalah penampang melintang daun Alternanthera brasiliana yang


ditumbuhkan pada kondisi spektrum cahaya yang berbeda (A) cahaya biru; (B)
cahaya merah; (C) cahaya putih; (D) gelap; (E) cahaya hijau.

Berdasarkan gambar di atas tentukan apakah pernyataan berikut Benar atau Salah.

A. Pada semua kondisi perlakuan, sel-sel adaksial lebih tipis dibandingkan dengan
sel-sel abaksial
B. Dibandingkan semua jenis cahaya, cahaya putih merupakan jenis cahaya yang
paling baik dalam mendukung perkembangan tanaman.
C. Daun B, D, dan E memiliki kemampuan fotosintesis yang lebih baik
dibandingkan dengan daun A dan C
D. Perlakuan cahaya merah akan menghasilkan sel-sel mesofil yang homogen dan
struktur daun yang kompak.

14
OSN 2014 Tes Teori
Mataram, NTB BAGIAN B

14. Di dalam xilem, saluran air terkadang mengalami penyumbatan (emboli), ditandai
dengan masuknya udara ke saluran lumen dan mengakibatkan rusaknya kolom air.
Setiap peristiwa emboli memancarkan suara yang disebut ultrasonic acoustic
emission (UEA), dapat dideteksi dengan sensor. Gambar berikut menunjukkan
hasil pengukuran pada pohon Quercus pubescens selama empat hari berturut-turut
pada musim panas. Radiasi matahari (RN) dan suhu udara (T) diukur secara
bersamaan.

Tentukan apakah pernyataan berikut Benar atau Salah.

A. Emboli dapat terjadi akibat meningkatnya evaporasi.


B. Potensial air di udara yang rendah mengakibatkan intensitas suara dari suatu
UEA menurun
C. Adanya awan dapat menurunkan nilai UEA
D. Emboli mengurangi konduktivitas xylem sehingga tidak mampu mentransport air
ke jaringan lain.

15
OSN 2014 Tes Teori
Mataram, NTB BAGIAN B

15. Sebuah percobaan dilakukan dengan menyemprotkan etephon (sumber etilen) ke


daun tanaman berumur 40 hari pada kondisi level N yang berbeda. Hasil
pengamatan respons tanaman dilakukan dengan mengukur laju fotosintesis,
konduktansi stomata dan konsentrasi CO2 di dalam sel seperti pada gambar
berikut. Keterangan: huruf yang sama tidak menunjukkan perbedaan yang
signifikan.

Tentukan apakah pernyataan berikut Benar atau Salah

A. Etilen meningkatkan laju fotosintesis dengan cara meningkatkan ketersediaan


CO2
B. Efek etilen pada fotosintesis tidak dipengaruhi oleh ketersediaan N.
C. Penyemprotan etilen menurunkan difusi CO2 melalui stomata
D. Sensitivitas tumbuhan terhadap etilen meningkat dengan ketersediaan N yang
rendah

16
OSN 2014 Tes Teori
Mataram, NTB BAGIAN B

16. Gambar berikut menunjukkan kurva saturasi cahaya fotosintesis untuk tanaman
Sinapis alba yang tumbuh baik di bawah pencahayaan yang terang (sun plants =
garis putus-putus), atau iluminasi yang lemah (shade plants = garis utuh).

Tentukan apakah pernyataan berikut Benar atau Salah

A. Peningkatan laju fotosintesis akan linier terhadap intensistas pencahayaan


(irradiance)
B. Pada intensitas cahaya yang rendah, shade plants memiliki laju fotosintesis
yang lebih rendah dibandingkan sun plants per unit luas daun maupun per unit
massa klorofil.
C. Shade plants memiliki titik kompensasi cahaya yang lebih rendah dibandingkan
dengan sun plants
D. Pada tanaman utuh, saturasi cahaya akan membutuhkan intensitas cahaya yang
lebih rendah dibandingkan dengan saturasi cahaya pada daun tunggal.

17. Laju reaksi fotolisis air pada proses fotosintesis dapat diukur dengan
menggunakan DCPIP pada suspensi buffer tilakoid yang diinkubasi cahaya. Pada
Fotosistem I, DCPIP tereduksi dan berubah warna dari biru menjadi tidak
berwarna.

17
OSN 2014 Tes Teori
Mataram, NTB BAGIAN B

Tentukan apakah pernyataan berikut dapat memengaruhi laju reaksi secara


signifikan (Betul) atau tidak (Salah).

A. Menaikkan suhu larutan dari 20 °C menjadi 30 °C.


B. Menghilangkan gas-gas terlarut dari larutan buffer sebelum menambahkan
tilakoid.
C. Menambahkan DCMU (herbisida yang dapat berikatan dengan Fotosistem II)
D. Menambahkan 2,4-D (herbisida yang berperan sebagai auksin)

ANATOMI DAN FISIOLOGI HEWAN

18. Grafik dibawah ini menunjukkan konsentrasi antibodi dari dua orang berbeda yang
telah memperoleh suntikan antigen X.

Berdasarkan data diatas tentukanlah apakah pernyataan berikut ini benar atau
salah.

A. Pasien 1 kemungkinan sudah pernah terpapar antigen X sebelumnya


B. Data dari pasien 2 menunjukan bahwa dibutuhkan paling sedikit 1 minggu untuk
mengaktifasi sistem immunitas humoral terhadap antigen X
C. Pada pasien 2, Sel B yang mengenali antigen X baru terbentuk satu minggu
setelah penyuntikan antigen
D. Sel memori pada pasien 1 dan 2 baru ditemukan pada minggu ke 4 setelah
penyuntikan antigen

19. Hb merupakan pigmen yang berperan dalam mengkat oksigen di dalam darah dan
sebagian besar oksigen di dalam darah berada dalam bentuk terikat dengan Hb.
Perubahan volume oksigen yang terikat hemoglobin akan berdampak langsung
pada volume oksigen di dalam darah. Kemampuan Hb dalam mengikat oksigen
(afinitas) di pengeruhi oleh berbagai faktor, salah satunya pH darah.

18
OSN 2014 Tes Teori
Mataram, NTB BAGIAN B

Berikut ini adalah data mengeni kandungan oksigen di dalam darah pada 3 pH yang
berbeda.

pH darah Kandungan O2 di dalam Kandungan O2 di dalam


darah arteri (ml O2/ 100 darah vena (ml O2/ 100 ml
ml darah) darah)
7.2 19.2 12.6
7.4 19.8 14.8
7.6 20.0 17.0

Berdasarkan data diatas, tentukanlah apakah pernyataan berikut ini benar atau
salah.

A. Semakin basa pH darah maka afinitas Hb terhadap oksigen meningkat


B. Semakin tinggi afinitas Hb terhadap oksigen maka semakin tinggi oksigen yang
tersedia bagi sel-sel di jaringan
C. Semakin tinggi pH darah maka semakin tinggi jumlah oksigen yang berdifusi ke
jaringan
D. Peningkatan senyawa asam organik di dalam darah meningkatkan volume
oksigen yang dilepaskan ke jaringan

20. Glukosa merupakan sumber energi utama bagi sebagian besar sel di dalam tubuh.
Glukosa diangkut oleh darah ke seluruh tubuh, oleh sebab itu mempertahankan
konsentrasi glukosa darah pada konsentrasi tertentu sangatlah penting untuk
menjaga fungsi tubuh. Kadar glukosa di dalam darah diatur secara hormonal.

Gambar di bawah ini menunjukan pengaruh penginjeksian hormon A pada kadar


glukosa darah serta sekresi hormon B di dalam tubuh.

Pernyataan berikut ini berkaitan dengan hormon A dan B serta proses yang
ditimbulkan akibat dari keberadaan hormon tersebut di dalam darah. Tentukanlah
apakah pernyataan tersebut benar atau salah.

A. Hormon A yang disuntikan memiliki fungsi yang sama seperti insulin


B. Hormon A dan B bekerja secara antagonis

19
OSN 2014 Tes Teori
Mataram, NTB BAGIAN B

C. Peningkatan kadar glukosa darah dari menit ke 40 sampai ke 80 setelah


penyuntikan hormon A kemungkinan berasal dari glukosa yang dilepaskan oleh
otot
D. Penyuntikan hormon A akan berakibat pada penurunan kadar glikogen di hati

21. Neuroepinefrin (NE) merupakan salah satu neurotransmiter post-ganglionik yang


dipakai pada sistem saraf autonom. NE yang dilepaskan oleh neuro pre-sinaptik
akan berikatan dengan reseptor andrenergik pada organ target (lihat gambar di
bawah). Untuk menghilangkan efek dari NE, NE dapat diserap kembali oleh saraf
presinaptik atau di non-aktifkan melalui mekanisme metilasi.

Kokain merupakan obat-obatan yang menghambat penyerapan NE oleh neuron


presinaptik. Konsumsi kokain akan berakibat pada penumpukan neuroefiinefrin
pada celah sinaps.

Berikut ini pernyataan yang berkaitan dengan pengaruh konsumsi kokain terhadap
sistem saraf otonom dan organ yang dipersarafinya. Tentukanlah pernyatan
tersebut benar atau salah.

A. Konsumsi kokain akan berpengaruh pada kinerja saraf simpatik dan


parasimpatik
B. Konsumsi kokain memicu penyempitan pembuluh darah
C. Konsumsi kokain dapat mengganggu fungsi jantung
D. Konsumsi kokain dapat memicu peningkatan produksi urin

22. Pengaturan nafsu makan sangatlah penting dalam mengatur bobot tubuh manusia.
Gangguan pada pengaturan nafsu makan dapat berakibat pada terbentuknya
obesitas atau malnutrisi. Nafsu makan diatur di sistem saraf pusat pada bagian
Arcuate nucleus dan hipotalamus. Terdapat beberapa molekul yang berperan
dalam pengaturan nafsu makan antara lain gerlin, CCK, Leptin, dan Insulin.

Berikut ini keterangan dari masing-masing molekul:


§ Gerlin: diproduksi oleh lambung ketika lambung dalam keadaan kosong

20
OSN 2014 Tes Teori
Mataram, NTB BAGIAN B

§ CCK: diperoduksi oleh usus halus (dua belas jari) ketika makanan mulai masuk
ke dalam usus dua belas jari
§ Leptin: diproduksi oleh jaringan adipose, produksi leptin berkorelasi positif
dengan ukuran jaringan adipose
§ Insulin: diproduksi oleh pankrease ketika kadar glukosa darah diatas normal.
Insulin mengatur nafsu makan dengan dua mekanisme yaitu dengan memicu
pertumbuhan jaringa adipose dan mempengauhi secara langsung pusat
pengaturan nafsu makan.

Berdasarkan keterangan tersebut tentukanlah molekul yang dapat memicu atau


menghambat nafsu makan. Pilih lah benar jika molekul tersebut memicu nafsu
makan dan salah jika tidak.

A. Gerlin
B. CCK
C. Leptin
D. Insulin

23. Vasektomi adalah salah satu metode sterilisasi pada pria. Vasektomi dilakukan
dengan memotong saluran vas deferen yaitu saluran yang menghubungkan testis
dengan saluran lain dalam sistem reproduksi pria. Pernyataan berikut ini
berkaitan dengan pengaruh vasektomi terhadap aktifitas reproduksi pria.

Tentukanlah apakah pernyataan tersebut benar atau salah.

A. Orang yang di vasektomi masih mampu melakukan ejakulasi, namun cairan


semen yang dihasilkan tidak mengandung sperma
B. Vasektomi menghambat distribusi testosterone ke testis sehingga orang yang di
vasektomi tidak mampu memproduksi sperma (spermatogenesis terhenti)
C. Karena testis merupakan organ produksi testosterone yang utama, anak remaja
yang di vasektomi aka mengalami gangguan pada pertumbuhan karakter
sekunder
D. Vasektomi mengakibatkan sterilitas yang bersifat permanen

24. Antibodi merupakan komponen utama dari sistem humoral. Antibodi disekresikan
oleh sel B yang telah diaktifasi oleh sel T. Berikut ini adalah karakter dari
beberapa isotope antibodi yang diproduksi didalam tubuh.

§ IgM: Pentamer, merupakan bentuk pertama yang disekresikan ketika sel B


teraktifasi dan memiliki kemampuan mengaktifasi komplemen
§ IgG: monomer, merupakan bentuk antibody yang paling banyak di plasma
darah, memiliki kemampuan menebus plasenta
§ IgA: dimer, merupakan antibody yang banyak terdapat pada daerah sub
mukosa, memiliki kemampuan untuk menembus lapisan epitel
§ IgE: monomer, berinteraksi dengan sel mast dan bertanggung jawab
terhadap respon alergi

21
OSN 2014 Tes Teori
Mataram, NTB BAGIAN B

Kurva (I, II dan III) diatas menunjukan dinamika antibodi yang terdapat pada
tubuh seseorang sebelum dan sesudah lahir.

Dari pernyataan berikut ini, tentukanlah pernyataan yang benar atau salah
mengenai kurva diatas.

A. Kurva I adalah IgG yang dibentuk di dalam tubuh ibu dan di transfer ke balita
melalui plasenta
B. Kurva II adalah IgA yang ditransfer dari Ibu melalui air susu
C. Kurva I dan II menunjukan immunitas pasif sedangkan III menunjukan immunitas
aktif
D. Anti bodi pada kurva I, II dan III akan memberika perlindungan sepanjang hayat

25. Penumpukan cairan di jaringan dapat terjadi akibat berbagai mekanisme.


Beberapa penumpukan cairan di jaringan dapat terjadi secara sementara seperti
pada kasus inflamasi atau permanen seperti pada kasus kaki gajah. Penumpkan
cairan di jaringan terjadi karena ketidak seimbangan antara jumlah cairan plasma
yang terfiltrasi ke jaringan dengan jumlah cairan di jaringan yang kembali ke
sistem peredaran darah.

Dari kondisi berikut ini, nyatakan benar jika kondisi tersebut memicu terjadinya
penumpukan cairan di jaringan dan salah jika tidak!

A. Penurunan kadar protein di dalam plasma darah


B. Penurunan tekanan darah
C. Penyumbatan pembuluh limfatik
D. Penyempitan pembuluh vena

26. Perhatikan sistem peredaran darah manusia berikut ini! Tanda panah menunjukan
aliran darah. Warna yang lebih gelap (kanan) menunjukan darah yang kaya
oksigen dan warna yang lebih terang (kiri) menunjukan darah yang mengandung

22
OSN 2014 Tes Teori
Mataram, NTB BAGIAN B

oksigen dalam kadar rendah.

Berikut ini disajikan pernyataan yang berkaitan dengan pembuluh darah yang
telah di beri nomer di atas. Tentukanlah apakah pernyataan tersebut benar atau
salah.

A. II merupakan pembuluh yang membawa hasil pencernaan dari usus ke hati


B. I merupakan pembuluh yang membawa darah yang telah terfiltrasi di
glomerolus ginjal
C. Perubahan diameter pembuluh IV akan berdampak langsung pada laju filtrasi di
ginjal
D. Pembuluh III terdapat di organ yang terlibat dalam pengaturan kadar glukosa
darah

27. Berikut ini adalah pernyataan yang berkaitan dengan perbandingan persentase
aliran darah ke berbagai organ pada saat beraktifitas dan istirahat. Tentukan
benar atau salah dari pernyataan-pernyataan berikut ini.

A. Persentase darah yang mengalir kesistem pencernaan pada saat beraktifitas


lebih kecil jika dibandingkan dengan kondisi saat istirahat
B. Persentase darah yang mengalir ke ginjal pada saat beraktivitas lebih tinggi
jika dibandingkan dengan kondisi istirahat
C. Persentase darah yang mengalir ke otak pada saat istirahat lebih tinggi jika
dibandingkan dengan kondisi beraktifitas
D. Persentase darah yang mengalir ke jantung pada saat beraktifitas sama dengan
persentase darah yang mengalir ke jantung pada saat beristirahat

23
OSN 2014 Tes Teori
Mataram, NTB BAGIAN B

28. Berikut ini adalah diagram yang menunjukan mekanisme pembentukn gonad dan
organ kelamin sekunder pada manusia.

Berikut ini adalah pernyataan yang dibuat berdasarkan diagram diatas,


tentukanlah apakah pernyataan tersebut benar atau salah.

A. Mutasi dari kromosom Y yang mengkode TDF dapat menyebabkan terlahirnya


seorang anak perempuan dengan genotip XY
B. Sistem reproduksi pada pria terbentuk secara aktif (membutuhkan induksi
molekul tertentu) sedangkan organ reproduksi wanita dibentuk secara pasif
(tanpa induksi)
C. Semua bagian dari sistem reproduksi pria dan wanita merupakan struktur
homolog
D. Defesiensi hormone testosterone dapat mengebabkan terlahirnya bali yang
memiliki testis namun memiliki kelamin eksternal wanita

29. Sel T memegang peranan penting dalam sistem immunitas adaptif. Sel T
mengalami pendewasaan di timus, sel-sel yang telah matang kemudia bersirkulasi
di sistem peredaran darah dan limfatik tubuh. Sel T akan berhenti di suatu nodus
limfa apabila menemukan antigen yang sesuai dengan reseptornya. Sel T diaktifasi
oleh sel khusus yang disebut dengan APC (gambar), salah satunya adalah makrofag.
Makrofag akan memecah pathogen/antigen yang di fagositosis dan
mengekspresikan fragmen peptide yang yang terdapat pada pathogen/antigen. Sel
T akan teraktifasi jika mampu mengenali baik MHC maupun fragmen antigen yang
terikat pada MHC, dan bukan salah satunya.

24
OSN 2014 Tes Teori
Mataram, NTB BAGIAN B

Berikut ini adalah pernyataan yang berkaitan dengan perkembangan dan proses
aktifasi sel T. tentukanlah apakah pernyataan tersebut benar atau salah.

A. Pada proses perkembangan sel T di kelenjar timus, sel T yang mengenali


antigen sendiri (self antigen) akan mengalami apoptosis. Hal ini bertujuan
untuk mencegah terjadinya respon autoimmun
B. Sisitem immune adapatif baru akan teraktifasi jika antigen yang masuk berupa
protein atau memiliki bagian yang mengandung protein
C. Jika yang di fagositosis oleh makrofag adalah bakteri, maka hanya protein yang
terdapat pada membran sel bakteri saja yang dapat dikenali oleh Sel T
D. Pada proses perkembangan se T di timus, sel T yang tidak mampu mengenali
MHC sendiri akan mengalami apoptosis

GENETIKA DAN EVOLUSI

30. Seorang ahli genetika menyilangkan tanaman yang memiliki bunga warna merah
dan tesktur petal yang halus galur murni dengan tanaman lain yang memiliki
warna bunga ungu dan tekstur kasar galur murni. F1 yang dihasilkan dari
persilangan ini selalu memiliki fenotipe warna bunga merah dan tekstur petal
halus. Ketika F1 disilangkan antar sesamanya maka F2 yang dihasilkan dari
persilangan tersebut adalah sebagai berikut:

25
OSN 2014 Tes Teori
Mataram, NTB BAGIAN B

Fenotipe Jumlah di F2
Merah Kasar 63

Biru Kasar 21

Ungu Kasar 28

Merah Halus 81

Biru Halus 27

Ungu Halus 36

Tentukan benar atau salah dari pernyatan-pernyataan di bawah ini

A. Berdasarkan hasil persilangan total gen yang mengatur warna dan tekstur petal
adalah 4 gen
B. Jika warna bunga disintesis melalui jalur metabolisme maka urutan sintesis
warna bunga tersebut adalah biru dikonversi menjadi ungu kemudian menjadi
warna merah
C. Tekstur petal mungkin diregulasi oleh 2 isoenzim (enzim yang secara
independen meregulasi reaksi kimia yang sama).
D. Konversi petal kasar menjadi halus mungkin diregulasi oleh 2 enzim dimana
salah satu enzim berfungsi untuk mengaktivasi enzim yang lainnya

31. Perhatikan silsilah penurunan penyakit pada suatu keluarga di bawah. Diketahui
frekuensi penyakit ini di dalam populasi sebesar 9% dan populasi berada pada
kondisi kesetimbangan Hardy Weinberg.

Tentukanlah benar atau salah pernyataan-pernyataan di bawah ini.

A. Jika penyakit diturunkan secara autosomal resesif, peluang 1 terkena penyakit


adalah sebesar 33%
B. Jika penyakit diturunkan secara terpaut X resesif, peluang 1 terkena penyakit
adalah sebesar 50%
C. Jika penyakit diturunkan secara autosomal resesif, peluang 2 terkena penyakit
adalah sebesar 7%
D. Jika penyakit diturunkan secara terpaut X resesif, peluang 2 terkena penyakit
adalah sebesar 12%

26
OSN 2014 Tes Teori
Mataram, NTB BAGIAN B

32. Keterangan di bawah ini menunjukkan hasil persilangan tanaman pada 3 gen yang
lokasinya berdekatan. Gen yang lokasinya berdekatan tersebut adalah gen
penentu warna bunga (F), gen penentu tinggi batang (L) dan gen penentu warna
biji (S). Alel dominan dari ketiga gen ini secara berurutan mengkode sifat warna
bunga merah, batang tinggi dan warna biji kuning sedangkan alel resesifnya
mengkode sifat warna bunga putih, batang rendah dan warna biji putih.

Persilangan 1
Persilangan dilakukan antara tanaman berbiji kuning dan berwarna bunga merah
(SsFf) dengan tanaman lain yang berbiji hijau dan berwarna bunga putih (ssff).
Hasil persilangannya adalah sebagai berikut:

Berbiji kuning dan berbunga merah 0.49

Berbiji hijau dan berbunga putih 0.49

Berbiji kuning dan berbunga putih 0.01

Berbiji hijau dan berbunga merah 0.01

Persilangan 2
Persilangan dilakukan dengan selfing (penyerbukan sendiri) antara tanaman yang
heterozigot pada gen pengkode tinggi batang dan warna biji (LlSs). Hasil
persilangan antara individu heterozigot tersebut adalah sebagai berikut:

Berbiji kuning dan batang tinggi 0.51

Berbiji hijau dan batang rendah 0.01

Berbiji kuning dan batang rendah 0.24

Berbiji hijau dan batang tinggi 0.24

Berdasarkan data di atas, tentukan benar atau salah pernyataan-pernyataan di


berikut ini.

A. Jarak antara lokus dari gen pengkode warna biji dan warna bunga sama dengan
jarak antara lokus gen pengkode warna biji dan tinggi batang
B. Urutan lokus gen tersebut pada kromosom adalah gen pengkode tinggi batang,
gen pengkode warna biji dan gen pengkode warna bunga
C. Frekuensi rekombinan jika FL/fl disilangkan dengan fl/fl adalah sebesar 3.92%
D. Jika individu FLS/fls menghasilkan gamet, frekuensi gamet dengan genotipe FsL
adalah sebesar 0.02%

33. Profil DNA yang ditunjukkan berikut ini disiapkan menggunakan DNA genomik dari
sel-sel darah dari seorang wanita (M), anak perempuan (C), dan tiga orang pria (F1,
F2, F3) yang mengaku sebagai ayah biologis dari anak perempuan tersebut.

27
OSN 2014 Tes Teori
Mataram, NTB BAGIAN B

Berdasarkan profil DNA di atas dan konsep penerapan genetika molekuler pada
sidik jari DNA (profiling), tentukan apakah pernyataan-pernyataan berikut ini
benar atau salah.

A. Profil DNA tersebut didasarkan atas sifat polimorfisme yang ada pada genom
manusia
B. Agar dapat membedakan asal muasal larik-lariknya, penanda molekuler yang
digunakan harus bersifat dominan sempurna
C. Profil DNA di atas hanya dapat dibuat melalui metode PCR menggunakan primer
penanda molekuler
D. Dilihat dari kecocokan larik-lariknya, ayah biologis dari anak perempuan
tersebut adalah pria F3

34. Berikut ini adalah dua jalur yang terlibat dalam respon terhadap kerusakan DNA.
Dua jalur tersebut dikontrol oleh p53. Kerusakan DNA akan memicu peningkatan
kelimpahan p53. Produk yang diekspresikan oleh gen target faktor E2F terlibat
dalam kemajuan (progress) siklus sel. Tanda panah menunjukkan aktivasi dan
tanda blokir menunjukkan inhibisi.

28
OSN 2014 Tes Teori
Mataram, NTB BAGIAN B

Faktor transkripsi E2F mengenali urutan nukleotida TTTCGCGC pada promoter gen
targetnya. Mutasi peka suhu (temperature-sensitive mutation) pada gen yang
mengkode faktor transkripsi E2F ini mengubah kemampuan produk proteinnya
untuk mengaktifkan transkripsi: pada suhu 25oC protein mutan mengaktifkan
transkripsi secara normal, tetapi pada suhu 35oC protein mutan tersebut gagal
mengaktifkan transkripsi sama sekali. Akan tetapi, kemampuan protein mutan
tersebut dalam mengenali urutan DNA targetnya tidak mengalami perubahan pada
kedua suhu.

Berdasarkan bagan jalur dan keterangan di atas, tentukan apakah pernyataan-


pernyataan berikut ini benar atau salah.

29
OSN 2014 Tes Teori
Mataram, NTB BAGIAN B

A. Jika suatu protein p53 mengalami peningkatan pesat, produk BCL-2 akan
dihambat kerjanya dan produk pRB akan berada pada keadaan hiperfosforilasi
sehingga E2F dapat mengaktifkan transkripsi
B. Mekanisme pengendalian laju pembelahan sel normal adalah dengan
mempertahankan sel pada fase G1 atau meningkatkan laju apoptosis
C. Jika sel memiliki genotip heterozigot untuk mutasi peka suhu, sel tersebut
tetap dapat membelah secara normal pada suhu 35oC.
D. Jika ternyata protein E2F berfungsi sebagai homodimer, sel bergenotip
heterozigot untuk mutasi peka suhu tidak akan mampu membelah secara
normal pada suhu 35oC

35. Tinggi tongkol biji pada jagung saat dewasa ditentukan oleh beberapa gen. Pada
varietas A, tongkol berada pada ketinggian 60 cm di atas permukaan tanah,
sedangkan pada varietas B, tongkol berada pada ketinggian 120 cm di atas
permukaan tanah. Tanaman dari varietas A disilangkan dengan tanaman dari
varietas B. Di antara tanaman F1, tinggi tongkolnya adalah 90 cm di atas
permukaan tanah. Setelah fertilisasi sendiri, tanaman F1 menghasilkan populasi F2
dengan proporsi tanaman yang memiliki tinggi tongkol 60 cm dan 120 cm masing-
masing 1/256.

Berdasarkan keterangan di atas, tentukan apakah pernyataan-pernyataan berikut


ini benar atau salah.

A. Gen yang terlibat dalam penentuan tinggi tongkol pada galur tanaman jagung
tersebut sebanyak 4 gen
B. Setiap alel pada gen-gen kuantitatif menyumbang tinggi tongkol sebesar 15 cm
C. Jika tanaman F1 disilangkan dengan tanaman dengan tinggi tongkol 60 cm,
proporsi yang diharapkan dari keturunannya dengan tinggi tongkol 105 cm
sebesar 21,88%
D. Jika tanaman F1 disilangkan dengan tanaman dengan tinggi tongkol 97,5 cm,
proporsi yang diharapkan dari keturunannya dengan tinggi tongkol 112,5 cm
sebesar 3,125%
36. r
37. r
38. r
39. r

EKOLOGI

40. Peneliti sedang melakukan pendataan populasi burung Paser montanus di sekitar
SMA N 1 Mataram selama 3 tahun. Tabel berikut ini menggambarkan data struktur
umur, ukuran populasi, dan laju kematin per tahun.

Umur Ukuran populasi Mortalitas


(bulan)
0-6 486 204

30
OSN 2014 Tes Teori
Mataram, NTB BAGIAN B

6 - 12 282 152
12 - 18 130 78
18 - 24 51 34
24 – 30 17 9
30 - 36 6 6

Berdasarkan data di atas, tentukanlah benar atau salah pernyataan-pernyataan


berikut ini

A. Distribusi umur dapat merefleksikan kelulushidupan (survival) dan pola


mortalitas P. montanus
B. Kelulushidupan P. montanus memiliki tipe II
C. Tabel kehidupan (life table) di atas menunjukkan seberapa lama suatu
organisme hidup dan kemudian mati
D. Populasi yang dihitung pada saat itu termasuk individu-individu yang datang
dari tempat lain

41. Hasil penelitian dari respon dua jenis Diatom (Asterionella formosa dan Cyclotella
meneghiniana) terhadap keterbatasan sumber daya di dalam ekosistem akuatik
ditunjukkan dalam grafik di bawah ini. Pertumbuhan kedua diatom ini dibatasi
oleh keberadaan silika dan fosfat.

Cylotella+

Asterionella!dan!
Cyclotella+

Asterionella+

Tentukan benar atau salah pernyataan-pernyataan berikut ini berdasarkan hasil


analisis dari grafik diatas:

A. Asterionella formosa dan Cyclotella meneghiniana dapat hidup bersama-


bersama (coexist) secara alami di dalam perairan
B. Pada saat konsentrasi fosfat di dalam air menurun maka A. formosa menjadi
dominan dan mengalahkan C. meneghiniana
C. Ketika limbah pupuk yang mengandung banyak fosfat masuk ke dalam perairan,
maka A. formosa akan tersingkir dan populasi C. meneghiniana meningkat
D. Kompetisi antara A. formosa dan C. meneghiniana merupakan kompetisi
interspesifik.

31
OSN 2014 Tes Teori
Mataram, NTB BAGIAN B

42. Grafik berikut menggambarkan tentang hasil studi mengenai keberadaan populasi
bintang laut (Pisaster) terhadap struktur komunitas pada suatu perairan.

Jumlah&jenis&yang&&
ditemukan&

Waktu&(Tahun)&

Tuliskan benar atau salah tentang hasil analisis grafik di atas

A. Keberadaan bintang laut (Pisaster) tidak memberikan pengaruh terhadap


struktur komunitas
B. Di dalam komunitasnya, bintang laut merupakan spesies kunci (keystone species)
C. Dominansi suatu jenis akan terjadi ketika bintang laut dipisahkan dari komunitas
perairan tersebut
D. Pengambilan bintang laut akan memfasilitasi organisme lain untuk tumbuh dan
berkembang biak dengan baik sehingga keanekaragaman hayati menjadi lebih
tinggi

43. Perhatikan grafik di bawah ini.


Keanekaragaman(spesies(

Rendah( Tinggi(
Intensitas(atau(frekuensi(gangguan(

32
OSN 2014 Tes Teori
Mataram, NTB BAGIAN B

Tentukanlah benar atau salahnya pernyataan-pernyataan dibawah ini mengenai


gangguan dan keanekaragmaan hayati.

A. Pengelola cagar alam sengaja membakar lantai hutan secara terus-menerus


dalam jangka waktu yang pendek agar beberapa biji pohon dapat berkecambah
B. Hutan alami tidak akan mengalami gangguan sehingga keanekaragaman
hayatinya tetap tinggi
C. Pada saat satu pohon di dalam hutan tumbang karena terkena petir maka
beberapa spesies baru akan muncul mengisi bagian yang terbuka
D. Spesies dengan karakter K-selected species akan menjadi dominan jika
gangguan datang dengan intensitas tinggi dan terjadi terus-menerus

44. Dinamika populasi dipengaruhi oleh beberapa faktor baik itu bergantung pada
kerapatan (density dependent factor) maupun karena keterbatasan sumber daya.
Tentukanlah benar atau salahnya fenomena-fenomena di bawah ini berkaitan
dinamika populasi.

A. Kompetisi antara dua burung pemakan serangga mengakibatkan salah satu jenis
burung tersebut menurun adalah salah satu contoh density dependent factor
B. Pada saat terjadi kekeringan, populasi ikan menurun karena kondisi ini akan
mengakibatkan penurunan carrying capacity. Faktor pembatas ini termasuk
density dependent factor
C. Penurunan populasi Pohon Shorea di dalam hutan akibat penebangan liar
termasuk density dependent factor
D. Cekaman akan mengakibatkan penurunan populasi organisme karena
menurunkan ketahanan tubuhnya.

33
OSN 2014 Tes Teori
Mataram, NTB BAGIAN B

ETOLOGI

45. Telur burung bervariasi di antara betina dalam satu spesies dalam hal ukuran,
warna dan pola bintik (spot) dan beragam hipotesis berusaha menjelaskan
keragaman ini. Peranan keberagaman pada pola warna dan bintik telur mungkin
membantu dalam pengenalan telur asing pada spesies yang memiliki parasit
sarang baik antar spesies maupun sesama spesies.

Conspecific brood parasitism (CBP) merupakan suatu taktik reproduksi yaitu


betina meletakkan telur-telurnya pada sangkar dari individu-individu satu spesies
yang kemudian betina inang akan mengerami telur-telur tersebut dan merawat
burung muda. CBP mendorong adanya pengeluaran (cost) terhadap inang seperti
berkurangnya efisiensi pengeraman, meningkatnya kematian anaknya sendiri, atau
meningkatnya investasi dalam pengasuhan (parental care). Oleh karena itu, inang
terselksi untuk mengembangkan pertahanan antiparasit misalnya dengan
mengenali dan menolak telur-telur parasit.

Penelitian mutakhir menunjukkan bahwa beberapa


inang dapat membedakan telur berdasarkan
ukurannya. Pada tahun 2010, López-de-Hierro &
Moreno-Rueda melakuakan penelitian lebih lanjut
pada burung house sparrow (Passer domesticus) untuk
menganalis pengaruh ciri-ciri telur (ukuran telur,
warna dan pola bintik) terhadap penolakan telur.
Mereka melakukan modifikasi warna dan pola bintik
telur. Pada gambar di samping, telur yang ada di
sebelah kanan merupakan telur asli dari house
sparrow, sedangkan telur yang ada di sebelah kiri
merupakan modifikasinya dalam hal warna telur (a),
ukuran bintik (b), kerapatan bintik (c), warna telur
plus ukuran bintik (d), dan ukuran bintik plus
kerapatan bintik. Telur-telur asli berasal dari sangkar
yang sama dengan telur-telur yang dimodifikasi.
Mereka juga menggunakan telur eksperimental yang
diambil dari sangkar lain di luar area penelitian untuk
mengetahui pengaruh ukuran telur terhadap penolakan
telur.

Hasil analisis mereka terhadap pengaruh ukuran telur antar betina pada penolakan
telur dengan ANOVA (uji F) menunjukkan nilai F sebesar 206.3 dan taraf
keberartian (p) kurang dari 0.1%. Sedangkan hasil analisis mereka pada ukuran
telur dari betina yang sama diperoleh F sebesar 0.1 dan taraf keberartian (p)
sama dengan 90%. Kemudian analisis antara ukuran telur eksperimental dan telur
milik betina sendiri menunjukkan nilai F sebesar 0.1 dan taraf keberartian sama
dengan 80%.

Hasil pengukuran penolakan terhadap telur yang dimodifikasi dituangkan pada


gambar berikut ini.

34
OSN 2014 Tes Teori
Mataram, NTB BAGIAN B

Berdasarkan hasil penelitian di atas, tentukan apakah pernyataan-pernyataan


berikut ini benar atau salah.

A. Penolakan telur dipengaruhi oleh ukuran telur inang dan ukuran telur
eksperimental
B. Warna telur berpengaruh nyata terhadap penolakan telur jika dibandingkan
dengan pola bintik
C. Terdapat efek “penjumlahan rangsang (stimulus summation)” terhadap
penolakan telur
D. Pola bintik pada telur house sparrow tetap terjaga untuk pengenalan dan
penolakan terhadap telur-telur burung asing

46. Optimal escape theory dapat digunakan untuk menjelaskan keragaman jarak
mendekati predator sehingga mangsa dapat mengawali melarikan diri (flight
initiation distance, FID). Namun, bagi hewan yang tidak memiliki akses menuju ke
tempat yang aman, optimal escape theory dapat juga menjelaskan keragaman
pada jarak mangsa untuk mundur (retreat distance, RD). Pada habitat aliran
bentos, risiko predasi dan biaya meloloskan diri mungkin diperantarai oleh
kecepatan arus air. Hoover & Richardson telah melakukan penelitian
menggunakan simulated predator (SP) terhadap respon jarak meloloskan diri pada
3 lalat sahari (mayflies) yang dijumpai di habitat yang berbeda dalam kecepatan
arus airnya: Ameletus (slow pools), Baetis (fast riffles), dan Epeorus (very fast
cascades) across a range of water velocities. Desain percobaannya dituangkan
dalam gambar berikut ini.

35
OSN 2014 Tes Teori
Mataram, NTB BAGIAN B

Desain percobaan pengukuran FID dan RD menggunakan predator buatan (SP)

Hasil penelitian mereka pada FID dan RD dari tiga genus lalat sahari dituangkan
dalam gambar berikut ini.

Boxplots ini menunjukkan variasi pada FID tiga jenis lalat sahara (Ameletus,Baetis,
and Epeorus) dalam tiga kecepatan air (5, 15, and 40 cm/detik). Pada grafik ini dapat
ditunjukkan FID dari larva yang merayap dan berenang, dikonotasikan dengan CR =
crawling escapes dan SW = swimming escapes. Garis hitam tebal = rata-rata; Garis
hitam tipis = median; Kotak = persentil ke 25 dan 75; Garis di luar kotak = persentil ke
5 dan 95.

36
OSN 2014 Tes Teori
Mataram, NTB BAGIAN B

Menggunakan ANOVA (uji F) diperoleh nilai F untuk data FID di antara ketiga
kecepatan arus untuk Ameletus sebesar 0.63 dengan taraf keberartian (p) sebesar
54%, untuk Baetis nilai F yang diperoleh sebesar 1.48 dengan p sebesar 23%, dan
untuk Epeorus nilai F yang diperoleh sebesar 1.75 dengan p sebesar 19%.
Sedangkan hasil uji F antara FID dengan cara berenang dan merayap untuk
Ameletus menunjukkan nilai F sebesar 14.88 dengan p sebesar 0.1%.

Boxplots ini menunjukkan variasi RD tiga jenis lalat sahara (Ameletus,Baetis, and
Epeorus) dalam tiga kecepatan air (5, 15, and 40 cm/detik). Pada grafik ini dapat
ditunjukkan FID dari larva yang merayap dan berenang, dikonotasikan dengan CR
= crawling escapes dan SW = swimming escapes. Garis hitam tebal = rata-rata;
Garis hitam tipis = median; Kotak = persentil ke 25 dan 75; Garis di luar kotak =
persentil ke 5 dan 95.

Berdasarkan hasil penelitian di atas, tentukan apakah pernyataan-pernyataan


berikut ini benar atau salah.

A. Jarak awal melarikan diri (FID) tidak bervariasi terhadap kecepatan air untuk 3
lalat sahari yang digunakan dalam penelitian ini
B. Bagi invertebrata bentos, jarak mundur (RD) merupakan indikator yang lebih
sensitif dari penilaian mangsa terhadap biaya dan risiko saat predator
mendekatinya dibandingkan perilaku jarak awal melarikan diri (FID)
C. Saat larva Epeorus terancam dengan simulated predator pada kondisi arus
dengan kecepatan tinggi jarak mundur (RD) dan biaya melarikan diri secara
umum berkurang.
D. Invertebrata juga memadukan risiko dan biaya yang diperantarai oleh faktor-
faktor lingkungan ke dalam strategi meloloska

37
OSN 2014 Tes Teori
Mataram, NTB BAGIAN B

47. Untuk menjelaskan hubungan filogenetik antar 3 spesies lalat dari Lauxaniidae,
urutan nukleotida dari 18S RNA dan gen sitokrom oksidase dari semua spesies
ditentukan. Tanda titik (.) menandakan basa nukleotida yang sama seperti basa
nukleotida di urutan paling atas (Minettia). Tanda hubung (-) menandakan
adanya delesi atau insersi dari satu atau lebih pasangan basa.

Berdasarkan data di atas, tentukan apakah pernyataan-pernyataan berikut ini


benar atau salah.
A. Gen untuk sitokrom oksidase mengakumulasi mutasi lebih cepat daripada gen
untuk 18S RNA
B. Urutan nukleotida Minettia lebih lestari (conserved) daripada urutan
nukleotida Lauxiana or Lyciella.
C. Urutan basa sitokrom oksidase dari Minettia memiliki 8 nukleotida lebih
panjang dari urutan basa Lauxiana dan Lyciella (tidak ditunjukkan pada
gambar). Fakta ini mengindikasikan bahwa kekerabatan kedua taksa tersebut
lebih dekat dibandingkan kekerabatan masing-masing dengan Minettia.
D. Subtitusi satu nukleotida pada 18S RNA dan sitokrom oksidase menggambarkan
hubungan yang berbeda antara Minetti, Lauxiana dan Lyciella

38
OSN 2014 Tes Teori
Mataram, NTB BAGIAN B

BIOSISTEMATIK (3 SOAL)

48. Berikut ini adalah dua hipotesis yang menggambarkan hubungan evolusi dari kelas-
kelas anggota filum Cnidaria.

Berdasarkan hipotesis di atas dan karakter-karakter yang dimiliki oleh anggota-


anggota filum Cnidaria, tentukan apakah pernyataan berikut ini benar (B) atau
salah (S).

A. Pada pohon A, bentuk hidup medusa merupakan keadaan ancestral dan bentuk
hidup polip merupakan keadaan turunan (derivate)
B. Pada pohon B, bentuk hidup polip merupakan keadaan ancestral dan bentuk
hidup medusa merupakan keadaan turunan (derivate)
C. Scyphozoa dapat dibedakan dari Cubozoa dalam hal pembentukan strobilus
pada tahap polip saat perbanyakan secara aseksual
D. Sinapomorfi dari semua kelas anggota filum Cnidaria adalah adanya nematosis
dan larva planula pada siklus hidupnya

39
OSN 2014 Tes Teori
Mataram, NTB BAGIAN B

49. Analisis kladistik merupakan sebuah pendekatan untuk melihat hubungan


evolusi antar organisme berdasarkan ada tidaknya karakter (molekular atau
morfologis). Agar kladisktik dapat digunakan dengan baik tiga asumsi harus
dipenuhi yaitu:
• Perubahan karakter terjadi di sepanjang garis keturunan dari waktu ke
waktu.
• Pasangan taksa/kelompok taksa manapun harus memiliki nenek moyang
bersama.
• Garis keturunan selalu berpisah menjadi dua cabang.
Tentukan apakah analisis kladistik di bawah ini memenuhi ketiga asumsi
(Benar) atau tidak (Salah):
A. Analisis kladistik metazoa menggunakan ada tidaknya nematosis. Nematosis
dimiliki oleh cnidaria (contoh: anemon laut). Beberapa siput laut juga
memiliki sel-sel ini. Mereka mendapatkannya dari memakan anemon laut.
B. Analisis kladistik spesies tumbuhan yang sangat berbeda secara ekologis.
Salah satu merupakan hasil hibridisasi dua spesies yang berbeda.
C. Analisis kladistik dua spesies finc yang sama-sama berasal dari satu spesies
finc generalis yang mengkolonisasi pulau terpencil.
D. Analisis kladistik lichen. Lichen merupakan interaksi simbiosis antara alga
hijau atau sianobakteria dengan fungi.

40

Anda mungkin juga menyukai