TES TEORI
BAGIAN B
LEMBAR PERTANYAAN
Total points: 49
Duration: 180 minutes
1
OSN 2014 Tes Teori
Mataram, NTB BAGIAN B
PETUNJUK
1. Bacalah petunjuk pengerjaan soal dengan baik.
2. Tuliskan nama, asal sekolah, dan nomor peserta pada lembar pertanyaan.
3. Tuliskan identitas (nama dan nomor peserta) pada lembar jawaban yang telah
disediakan.
4. Setiap pertanyaan berisi empat pernyataan yang mengindikasikan Benar (B)
atau Salah (S)
§ Jika menjawab semua pernyataan dengan benar, maka akan
mendapatkan nilai 1
§ Jika menjawab tiga pernyataan dengan benar, maka akan mendapatkan
nilai 0,6
§ Jika menjawab dua pernyataan dengan benar, maka akan mendapatkan
nilai 0,2
§ Jika hanya menjawab satu pernyataan benar, maka anda tidak akan
mendapatkan nilai (0)
§ Tidak ada sistem minus
5. Hitamkan jawaban yang benar pada Lembar Jawaban Komputer (LJK).
Gunakan pinsil 2B yang telah disedikan. Jika jawaban yang anda pilih dirasa
kurang tepat, maka hapuslah jawaban sebelumnya dan bulati jawaban yang
benar.
6. Anda boleh menggunakan kalkulator.
⌘ SELAMAT BEKERJA ⌘
2
OSN 2014 Tes Teori
Mataram, NTB BAGIAN B
1. Oosit katak akan matang dan menjadi sel telur ketika ditambahkan progesteron.
Efek induksi progesteron pada oosit dapat diganti dengan mikroinjeksi 50 nL
sitoplasma sel telur secara langsung ke dalam oosit segar (1000 nL). Peristiwa
progesterone-independent maturation ini diinduksi oleh aktivitas maturation
promoting factor (MPF) dari sitoplasma sel telur-yang kemudian dinamakan
mitosis promoting factor atau M-Cdk.
3
OSN 2014 Tes Teori
Mataram, NTB BAGIAN B
gambar 1
3. Seseorang peneliti membandingkan hasil dari isolasi DNA dari berbagai macam
metode isolasi DNA dengan menggunakan metode spektrofotometri. Terdapat 2
faktor utama yang dapat dipertimbangkan untuk menentukan keberhasilan isolasi
DNA genomik, faktor tersebut adalah jumlah DNA yang berhasil diisolasi (yield)
serta kemurnian DNA hasil isolasi yang bebas dari kontaminasi (terutama oleh
kontaminasi protein).
4
OSN 2014 Tes Teori
Mataram, NTB BAGIAN B
A. Konsentrasi DNA yang berhasil terisolasi dengan metode 1 adalah sebesar 140
ug/ml
B. Metode isolasi 2 adalah metode yang hasil isolasi DNA nya paling banyak
terkontaminasi protein
C. Metode isolasi 4 adalah metode isolasi DNA yang dapat mengisolasi DNA
dengan derajat kemurnian (purity) paling tinggi
D. Metode 2 adalah metode yang paling unggul dari segi jumlah DNA yang berhasil
terisolasi dan tingkat kemurnian DNA, jika dibandingkan dengan ketiga metode
5
OSN 2014 Tes Teori
Mataram, NTB BAGIAN B
lainnya
4. Siklus sel dipelajari dengan berbagai macam cara, salah satunya adalah dengan
percobaan Pulse-Chase. Pada percobaan ini, kultur sel didedahkan pada timidin
yang beradioaktif selama 30 menit (pulse) kemudian kultur sel dipindahkan ke
dalam media dengan timidin yang tidak beradioaktif (chase). Selanjutnya, setiap
jam dihitung sel yang berada pada fase M dan membawa timidin beradioaktif. Dua
kultur sel (A&B) dengan waktu generasi yang sama (12 jam) digunakan untuk
percobaan pulse-chase. Pengamatan awal dengan antibody flouresens yang
berikatan dengan tubulin mitosis menunjukkan pada kedua kultur sel, sebanyak 5%
dari total sel berada pada fase M.
100
80
beradioak2f
60
40
20
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Jam
100
80
beradioak2f
60
40
20
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Jam
Tentukan pernyataan ini BENAR atau SALAH berkaitan dengan hasil percobaan
pulse-chase tersebut.
6
OSN 2014 Tes Teori
Mataram, NTB BAGIAN B
B. Durasi fase S pada kultur sel A lebih panjang dibanding kultur sel B
C. Durasi fase G1 pada kedua kultur sama
D. Pada kultur sel A, durasi fase G2 adalah 1 jam lebih lama dibanding durasi fase
G2 pada kultur B
5. Untuk keperluan isolasi RNA, anda akan membuat sebuah larutan ekstraksi yang
terdiri atas larutan-larutan dibawah:
§ Guanidium Thiosianate 4M
§ Sodium sitrat 25 mM
§ 0.5% Lauryl-Sarkosyl(w/v)
Anda akan membuat larutan ekstraksi RNA tersebut sebanyak 300 mL dengan
bahan yang tersedia adalah: serbuk guanidium thiosianate, 1 M Sodium sitrat
(berbentuk cair) dan serbuk lauryl-sarkosyl. Massa molekul guanidium thiosianate
adalah 118.16 g/mol, sodium sitrat sebesar 294.10 dan massa molekul lauryl-
sarkosyl sebesar 293.38 g/mol.
Tentukan pernyataan dibawah ini BENAR atau SALAH berkaitan dengan prosedur
pembuatan larutan ekstraksi RNA tersebut
6. Diagram di bawah ini menunjukkan distribusi protein X dan Y pada suatu area
kecil di permukaan membran plasma
Protein X
Protein Y
Lipid
bilayer Actin filament
7
OSN 2014 Tes Teori
Mataram, NTB BAGIAN B
pewarna fluoresenct (warna merah untuk protein X dan warna hijau untuk protein
Y dengan hanya satu molekul fluoresenct untuk setiap protein). Selanjutnya area
kecil dari permukaan sel diiradiasi untuk menghilangkan (bleaching) molekul
warna dan diikuti perubahan intensitas fluorescenct nya selama periode waktu
tertentu
Indikasikan mana diantara pernyataan di bawah ini yang BENAR atau SALAH
A. Setelah proses irradiasi dalam jangka waktu yang panjang (long term
irradiation), sel hanya akan menunjukkan warna fluorescent hijau
B. Jika dilakukan proses irradiasi singkat (short time irradiation), kedua warna
fluorescent akan kembali ke initial state di area bleaching beberapa saat
setelah iradiasi dihentikan
C. Jika filamen aktin didisintegrasi dengan cytochalasin, sel akan mengalami
bleaching sepenuhnya diakhir proses long term irradiation.
D. Pendinginan sel pada 20oC akan mempercepat proses bleaching fluorescent
merah di permukaan sel yang diiradiasi
8
OSN 2014 Tes Teori
Mataram, NTB BAGIAN B
Preparat diatas dicampur didalam tabung reaksi 1-4 sebagaimana dijelaskan pada
tabel dibawah. Hasil protein yang disintesis dianalisa menggunakan elektroforesis
gel poliakrilamide (SDS-PAGE) dan divisualisasi menggunakan autoradiografi.
Test Tube [TT] No. 1 2 3 4
Preparat I (A) + + + +
Preparat I (B) + + + +
Preparat II - - + +
Preparat III + + + +
Asam amino terlabel radioaktif dan faktor translasi
+ + + +
lainnya
Protease - + - +
9
OSN 2014 Tes Teori
Mataram, NTB BAGIAN B
A. Pada test tube B, ATP disintesis pada membran yang menghadap matriks
mitokondria
B. Pada test tube B, ATP disintesis tanpa bantuan sistem transport electron
C. Jika mitokondria pada test tube A ditransfer kedalam media dengan pH 9, ATP
sintesis akan terjadi di dalam ruang intermembran mitokondria
D. Jika mitokondria tetap berada dalam test tube A tetapi glukosa ditambahkan ke
dalam medium, sintesis glukosa akan terjadi
10
OSN 2014 Tes Teori
Mataram, NTB BAGIAN B
10. Diketahui suatu protein yang memiliki empat epitope yaitu sebuah oligosakarida
(O) dan tiga peptida (P1, P2, P3). Gambar di bawah ini mengilustrasikan interaksi
diantara Sel T dan Sel B.
Indikasikan mana diantara pernyataan di bawah ini yang BENAR atau SALAH
A. Produksi antibodi untuk epitope O oleh sel dapat terjadi hanya ketika epitope
O dipresentasikan oleh sel B ke sel T
B. Keempat epitop dapat dikenali oleh berbagai sel B yang berbeda dalam suatu
populasi
C. Melalui protein MHC II, suatu sel B tunggal dapat mempresentasikan berbagai
tipe fragmen protein ke T sel
D. Sebuah sel B dapat memproduksi antibodi yang hanya mengenali salah satu
dari keempat epitop
11
OSN 2014 Tes Teori
Mataram, NTB BAGIAN B
12. Suatu penelitian mengenai perubahan anatomi akar dari tanaman jagung telah
dilakukan oleh sekelompok peneliti dengan tujuan untuk menyeleksi varietas-
varietas yang toleran terhadap lahan basah. Metode seleksi tanaman yang
digunakan adalah recurrent selection atau seleksi silang berulang. Siklus seleksi
yang dilakukan pada kultivar Saracura-BRS 4154 adalah siklus pertama C1, C3, C5,
C7, C9, C11, C13, C15, C17, dan C18. Sebagai pembanding digunakan kultivar BR
107.
Varietas hasil seleksi dan pembanding tersebut kemudian ditanam pada lahan yang
dibanjiri dengan air. Hasil pengamatan sayatan melintang dari akar masing-masing
varietas hasil seleksi ditunjukkan oleh gambar berikut ini.
12
OSN 2014 Tes Teori
Mataram, NTB BAGIAN B
A. Varietas hasil seleksi hingga siklus ke-18 (C18) paling rentan terhadap cekaman
banjir
B. Terjadi peningkatan diameter metaxilem pada varietas C18 jika dibandingkan
dengan varietas C1
C. Aerenkim terbentuk karena proses pelebaran ruang antar sel di bagian korteks
D. Terjadi penurunan jumlah lapisan eksodermis pada varietas hasil seleksi dari
siklus ke tiga belas hingga siklus ke delapan belas
13
OSN 2014 Tes Teori
Mataram, NTB BAGIAN B
Berdasarkan gambar di atas tentukan apakah pernyataan berikut Benar atau Salah.
A. Pada semua kondisi perlakuan, sel-sel adaksial lebih tipis dibandingkan dengan
sel-sel abaksial
B. Dibandingkan semua jenis cahaya, cahaya putih merupakan jenis cahaya yang
paling baik dalam mendukung perkembangan tanaman.
C. Daun B, D, dan E memiliki kemampuan fotosintesis yang lebih baik
dibandingkan dengan daun A dan C
D. Perlakuan cahaya merah akan menghasilkan sel-sel mesofil yang homogen dan
struktur daun yang kompak.
14
OSN 2014 Tes Teori
Mataram, NTB BAGIAN B
14. Di dalam xilem, saluran air terkadang mengalami penyumbatan (emboli), ditandai
dengan masuknya udara ke saluran lumen dan mengakibatkan rusaknya kolom air.
Setiap peristiwa emboli memancarkan suara yang disebut ultrasonic acoustic
emission (UEA), dapat dideteksi dengan sensor. Gambar berikut menunjukkan
hasil pengukuran pada pohon Quercus pubescens selama empat hari berturut-turut
pada musim panas. Radiasi matahari (RN) dan suhu udara (T) diukur secara
bersamaan.
15
OSN 2014 Tes Teori
Mataram, NTB BAGIAN B
16
OSN 2014 Tes Teori
Mataram, NTB BAGIAN B
16. Gambar berikut menunjukkan kurva saturasi cahaya fotosintesis untuk tanaman
Sinapis alba yang tumbuh baik di bawah pencahayaan yang terang (sun plants =
garis putus-putus), atau iluminasi yang lemah (shade plants = garis utuh).
17. Laju reaksi fotolisis air pada proses fotosintesis dapat diukur dengan
menggunakan DCPIP pada suspensi buffer tilakoid yang diinkubasi cahaya. Pada
Fotosistem I, DCPIP tereduksi dan berubah warna dari biru menjadi tidak
berwarna.
17
OSN 2014 Tes Teori
Mataram, NTB BAGIAN B
18. Grafik dibawah ini menunjukkan konsentrasi antibodi dari dua orang berbeda yang
telah memperoleh suntikan antigen X.
Berdasarkan data diatas tentukanlah apakah pernyataan berikut ini benar atau
salah.
19. Hb merupakan pigmen yang berperan dalam mengkat oksigen di dalam darah dan
sebagian besar oksigen di dalam darah berada dalam bentuk terikat dengan Hb.
Perubahan volume oksigen yang terikat hemoglobin akan berdampak langsung
pada volume oksigen di dalam darah. Kemampuan Hb dalam mengikat oksigen
(afinitas) di pengeruhi oleh berbagai faktor, salah satunya pH darah.
18
OSN 2014 Tes Teori
Mataram, NTB BAGIAN B
Berikut ini adalah data mengeni kandungan oksigen di dalam darah pada 3 pH yang
berbeda.
Berdasarkan data diatas, tentukanlah apakah pernyataan berikut ini benar atau
salah.
20. Glukosa merupakan sumber energi utama bagi sebagian besar sel di dalam tubuh.
Glukosa diangkut oleh darah ke seluruh tubuh, oleh sebab itu mempertahankan
konsentrasi glukosa darah pada konsentrasi tertentu sangatlah penting untuk
menjaga fungsi tubuh. Kadar glukosa di dalam darah diatur secara hormonal.
Pernyataan berikut ini berkaitan dengan hormon A dan B serta proses yang
ditimbulkan akibat dari keberadaan hormon tersebut di dalam darah. Tentukanlah
apakah pernyataan tersebut benar atau salah.
19
OSN 2014 Tes Teori
Mataram, NTB BAGIAN B
Berikut ini pernyataan yang berkaitan dengan pengaruh konsumsi kokain terhadap
sistem saraf otonom dan organ yang dipersarafinya. Tentukanlah pernyatan
tersebut benar atau salah.
22. Pengaturan nafsu makan sangatlah penting dalam mengatur bobot tubuh manusia.
Gangguan pada pengaturan nafsu makan dapat berakibat pada terbentuknya
obesitas atau malnutrisi. Nafsu makan diatur di sistem saraf pusat pada bagian
Arcuate nucleus dan hipotalamus. Terdapat beberapa molekul yang berperan
dalam pengaturan nafsu makan antara lain gerlin, CCK, Leptin, dan Insulin.
20
OSN 2014 Tes Teori
Mataram, NTB BAGIAN B
§ CCK: diperoduksi oleh usus halus (dua belas jari) ketika makanan mulai masuk
ke dalam usus dua belas jari
§ Leptin: diproduksi oleh jaringan adipose, produksi leptin berkorelasi positif
dengan ukuran jaringan adipose
§ Insulin: diproduksi oleh pankrease ketika kadar glukosa darah diatas normal.
Insulin mengatur nafsu makan dengan dua mekanisme yaitu dengan memicu
pertumbuhan jaringa adipose dan mempengauhi secara langsung pusat
pengaturan nafsu makan.
A. Gerlin
B. CCK
C. Leptin
D. Insulin
23. Vasektomi adalah salah satu metode sterilisasi pada pria. Vasektomi dilakukan
dengan memotong saluran vas deferen yaitu saluran yang menghubungkan testis
dengan saluran lain dalam sistem reproduksi pria. Pernyataan berikut ini
berkaitan dengan pengaruh vasektomi terhadap aktifitas reproduksi pria.
24. Antibodi merupakan komponen utama dari sistem humoral. Antibodi disekresikan
oleh sel B yang telah diaktifasi oleh sel T. Berikut ini adalah karakter dari
beberapa isotope antibodi yang diproduksi didalam tubuh.
21
OSN 2014 Tes Teori
Mataram, NTB BAGIAN B
Kurva (I, II dan III) diatas menunjukan dinamika antibodi yang terdapat pada
tubuh seseorang sebelum dan sesudah lahir.
Dari pernyataan berikut ini, tentukanlah pernyataan yang benar atau salah
mengenai kurva diatas.
A. Kurva I adalah IgG yang dibentuk di dalam tubuh ibu dan di transfer ke balita
melalui plasenta
B. Kurva II adalah IgA yang ditransfer dari Ibu melalui air susu
C. Kurva I dan II menunjukan immunitas pasif sedangkan III menunjukan immunitas
aktif
D. Anti bodi pada kurva I, II dan III akan memberika perlindungan sepanjang hayat
Dari kondisi berikut ini, nyatakan benar jika kondisi tersebut memicu terjadinya
penumpukan cairan di jaringan dan salah jika tidak!
26. Perhatikan sistem peredaran darah manusia berikut ini! Tanda panah menunjukan
aliran darah. Warna yang lebih gelap (kanan) menunjukan darah yang kaya
oksigen dan warna yang lebih terang (kiri) menunjukan darah yang mengandung
22
OSN 2014 Tes Teori
Mataram, NTB BAGIAN B
Berikut ini disajikan pernyataan yang berkaitan dengan pembuluh darah yang
telah di beri nomer di atas. Tentukanlah apakah pernyataan tersebut benar atau
salah.
27. Berikut ini adalah pernyataan yang berkaitan dengan perbandingan persentase
aliran darah ke berbagai organ pada saat beraktifitas dan istirahat. Tentukan
benar atau salah dari pernyataan-pernyataan berikut ini.
23
OSN 2014 Tes Teori
Mataram, NTB BAGIAN B
28. Berikut ini adalah diagram yang menunjukan mekanisme pembentukn gonad dan
organ kelamin sekunder pada manusia.
29. Sel T memegang peranan penting dalam sistem immunitas adaptif. Sel T
mengalami pendewasaan di timus, sel-sel yang telah matang kemudia bersirkulasi
di sistem peredaran darah dan limfatik tubuh. Sel T akan berhenti di suatu nodus
limfa apabila menemukan antigen yang sesuai dengan reseptornya. Sel T diaktifasi
oleh sel khusus yang disebut dengan APC (gambar), salah satunya adalah makrofag.
Makrofag akan memecah pathogen/antigen yang di fagositosis dan
mengekspresikan fragmen peptide yang yang terdapat pada pathogen/antigen. Sel
T akan teraktifasi jika mampu mengenali baik MHC maupun fragmen antigen yang
terikat pada MHC, dan bukan salah satunya.
24
OSN 2014 Tes Teori
Mataram, NTB BAGIAN B
Berikut ini adalah pernyataan yang berkaitan dengan perkembangan dan proses
aktifasi sel T. tentukanlah apakah pernyataan tersebut benar atau salah.
30. Seorang ahli genetika menyilangkan tanaman yang memiliki bunga warna merah
dan tesktur petal yang halus galur murni dengan tanaman lain yang memiliki
warna bunga ungu dan tekstur kasar galur murni. F1 yang dihasilkan dari
persilangan ini selalu memiliki fenotipe warna bunga merah dan tekstur petal
halus. Ketika F1 disilangkan antar sesamanya maka F2 yang dihasilkan dari
persilangan tersebut adalah sebagai berikut:
25
OSN 2014 Tes Teori
Mataram, NTB BAGIAN B
Fenotipe Jumlah di F2
Merah Kasar 63
Biru Kasar 21
Ungu Kasar 28
Merah Halus 81
Biru Halus 27
Ungu Halus 36
A. Berdasarkan hasil persilangan total gen yang mengatur warna dan tekstur petal
adalah 4 gen
B. Jika warna bunga disintesis melalui jalur metabolisme maka urutan sintesis
warna bunga tersebut adalah biru dikonversi menjadi ungu kemudian menjadi
warna merah
C. Tekstur petal mungkin diregulasi oleh 2 isoenzim (enzim yang secara
independen meregulasi reaksi kimia yang sama).
D. Konversi petal kasar menjadi halus mungkin diregulasi oleh 2 enzim dimana
salah satu enzim berfungsi untuk mengaktivasi enzim yang lainnya
31. Perhatikan silsilah penurunan penyakit pada suatu keluarga di bawah. Diketahui
frekuensi penyakit ini di dalam populasi sebesar 9% dan populasi berada pada
kondisi kesetimbangan Hardy Weinberg.
26
OSN 2014 Tes Teori
Mataram, NTB BAGIAN B
32. Keterangan di bawah ini menunjukkan hasil persilangan tanaman pada 3 gen yang
lokasinya berdekatan. Gen yang lokasinya berdekatan tersebut adalah gen
penentu warna bunga (F), gen penentu tinggi batang (L) dan gen penentu warna
biji (S). Alel dominan dari ketiga gen ini secara berurutan mengkode sifat warna
bunga merah, batang tinggi dan warna biji kuning sedangkan alel resesifnya
mengkode sifat warna bunga putih, batang rendah dan warna biji putih.
Persilangan 1
Persilangan dilakukan antara tanaman berbiji kuning dan berwarna bunga merah
(SsFf) dengan tanaman lain yang berbiji hijau dan berwarna bunga putih (ssff).
Hasil persilangannya adalah sebagai berikut:
Persilangan 2
Persilangan dilakukan dengan selfing (penyerbukan sendiri) antara tanaman yang
heterozigot pada gen pengkode tinggi batang dan warna biji (LlSs). Hasil
persilangan antara individu heterozigot tersebut adalah sebagai berikut:
A. Jarak antara lokus dari gen pengkode warna biji dan warna bunga sama dengan
jarak antara lokus gen pengkode warna biji dan tinggi batang
B. Urutan lokus gen tersebut pada kromosom adalah gen pengkode tinggi batang,
gen pengkode warna biji dan gen pengkode warna bunga
C. Frekuensi rekombinan jika FL/fl disilangkan dengan fl/fl adalah sebesar 3.92%
D. Jika individu FLS/fls menghasilkan gamet, frekuensi gamet dengan genotipe FsL
adalah sebesar 0.02%
33. Profil DNA yang ditunjukkan berikut ini disiapkan menggunakan DNA genomik dari
sel-sel darah dari seorang wanita (M), anak perempuan (C), dan tiga orang pria (F1,
F2, F3) yang mengaku sebagai ayah biologis dari anak perempuan tersebut.
27
OSN 2014 Tes Teori
Mataram, NTB BAGIAN B
Berdasarkan profil DNA di atas dan konsep penerapan genetika molekuler pada
sidik jari DNA (profiling), tentukan apakah pernyataan-pernyataan berikut ini
benar atau salah.
A. Profil DNA tersebut didasarkan atas sifat polimorfisme yang ada pada genom
manusia
B. Agar dapat membedakan asal muasal larik-lariknya, penanda molekuler yang
digunakan harus bersifat dominan sempurna
C. Profil DNA di atas hanya dapat dibuat melalui metode PCR menggunakan primer
penanda molekuler
D. Dilihat dari kecocokan larik-lariknya, ayah biologis dari anak perempuan
tersebut adalah pria F3
34. Berikut ini adalah dua jalur yang terlibat dalam respon terhadap kerusakan DNA.
Dua jalur tersebut dikontrol oleh p53. Kerusakan DNA akan memicu peningkatan
kelimpahan p53. Produk yang diekspresikan oleh gen target faktor E2F terlibat
dalam kemajuan (progress) siklus sel. Tanda panah menunjukkan aktivasi dan
tanda blokir menunjukkan inhibisi.
28
OSN 2014 Tes Teori
Mataram, NTB BAGIAN B
Faktor transkripsi E2F mengenali urutan nukleotida TTTCGCGC pada promoter gen
targetnya. Mutasi peka suhu (temperature-sensitive mutation) pada gen yang
mengkode faktor transkripsi E2F ini mengubah kemampuan produk proteinnya
untuk mengaktifkan transkripsi: pada suhu 25oC protein mutan mengaktifkan
transkripsi secara normal, tetapi pada suhu 35oC protein mutan tersebut gagal
mengaktifkan transkripsi sama sekali. Akan tetapi, kemampuan protein mutan
tersebut dalam mengenali urutan DNA targetnya tidak mengalami perubahan pada
kedua suhu.
29
OSN 2014 Tes Teori
Mataram, NTB BAGIAN B
A. Jika suatu protein p53 mengalami peningkatan pesat, produk BCL-2 akan
dihambat kerjanya dan produk pRB akan berada pada keadaan hiperfosforilasi
sehingga E2F dapat mengaktifkan transkripsi
B. Mekanisme pengendalian laju pembelahan sel normal adalah dengan
mempertahankan sel pada fase G1 atau meningkatkan laju apoptosis
C. Jika sel memiliki genotip heterozigot untuk mutasi peka suhu, sel tersebut
tetap dapat membelah secara normal pada suhu 35oC.
D. Jika ternyata protein E2F berfungsi sebagai homodimer, sel bergenotip
heterozigot untuk mutasi peka suhu tidak akan mampu membelah secara
normal pada suhu 35oC
35. Tinggi tongkol biji pada jagung saat dewasa ditentukan oleh beberapa gen. Pada
varietas A, tongkol berada pada ketinggian 60 cm di atas permukaan tanah,
sedangkan pada varietas B, tongkol berada pada ketinggian 120 cm di atas
permukaan tanah. Tanaman dari varietas A disilangkan dengan tanaman dari
varietas B. Di antara tanaman F1, tinggi tongkolnya adalah 90 cm di atas
permukaan tanah. Setelah fertilisasi sendiri, tanaman F1 menghasilkan populasi F2
dengan proporsi tanaman yang memiliki tinggi tongkol 60 cm dan 120 cm masing-
masing 1/256.
A. Gen yang terlibat dalam penentuan tinggi tongkol pada galur tanaman jagung
tersebut sebanyak 4 gen
B. Setiap alel pada gen-gen kuantitatif menyumbang tinggi tongkol sebesar 15 cm
C. Jika tanaman F1 disilangkan dengan tanaman dengan tinggi tongkol 60 cm,
proporsi yang diharapkan dari keturunannya dengan tinggi tongkol 105 cm
sebesar 21,88%
D. Jika tanaman F1 disilangkan dengan tanaman dengan tinggi tongkol 97,5 cm,
proporsi yang diharapkan dari keturunannya dengan tinggi tongkol 112,5 cm
sebesar 3,125%
36. r
37. r
38. r
39. r
EKOLOGI
40. Peneliti sedang melakukan pendataan populasi burung Paser montanus di sekitar
SMA N 1 Mataram selama 3 tahun. Tabel berikut ini menggambarkan data struktur
umur, ukuran populasi, dan laju kematin per tahun.
30
OSN 2014 Tes Teori
Mataram, NTB BAGIAN B
6 - 12 282 152
12 - 18 130 78
18 - 24 51 34
24 – 30 17 9
30 - 36 6 6
41. Hasil penelitian dari respon dua jenis Diatom (Asterionella formosa dan Cyclotella
meneghiniana) terhadap keterbatasan sumber daya di dalam ekosistem akuatik
ditunjukkan dalam grafik di bawah ini. Pertumbuhan kedua diatom ini dibatasi
oleh keberadaan silika dan fosfat.
Cylotella+
Asterionella!dan!
Cyclotella+
Asterionella+
31
OSN 2014 Tes Teori
Mataram, NTB BAGIAN B
42. Grafik berikut menggambarkan tentang hasil studi mengenai keberadaan populasi
bintang laut (Pisaster) terhadap struktur komunitas pada suatu perairan.
Jumlah&jenis&yang&&
ditemukan&
Waktu&(Tahun)&
Rendah( Tinggi(
Intensitas(atau(frekuensi(gangguan(
32
OSN 2014 Tes Teori
Mataram, NTB BAGIAN B
44. Dinamika populasi dipengaruhi oleh beberapa faktor baik itu bergantung pada
kerapatan (density dependent factor) maupun karena keterbatasan sumber daya.
Tentukanlah benar atau salahnya fenomena-fenomena di bawah ini berkaitan
dinamika populasi.
A. Kompetisi antara dua burung pemakan serangga mengakibatkan salah satu jenis
burung tersebut menurun adalah salah satu contoh density dependent factor
B. Pada saat terjadi kekeringan, populasi ikan menurun karena kondisi ini akan
mengakibatkan penurunan carrying capacity. Faktor pembatas ini termasuk
density dependent factor
C. Penurunan populasi Pohon Shorea di dalam hutan akibat penebangan liar
termasuk density dependent factor
D. Cekaman akan mengakibatkan penurunan populasi organisme karena
menurunkan ketahanan tubuhnya.
33
OSN 2014 Tes Teori
Mataram, NTB BAGIAN B
ETOLOGI
45. Telur burung bervariasi di antara betina dalam satu spesies dalam hal ukuran,
warna dan pola bintik (spot) dan beragam hipotesis berusaha menjelaskan
keragaman ini. Peranan keberagaman pada pola warna dan bintik telur mungkin
membantu dalam pengenalan telur asing pada spesies yang memiliki parasit
sarang baik antar spesies maupun sesama spesies.
Hasil analisis mereka terhadap pengaruh ukuran telur antar betina pada penolakan
telur dengan ANOVA (uji F) menunjukkan nilai F sebesar 206.3 dan taraf
keberartian (p) kurang dari 0.1%. Sedangkan hasil analisis mereka pada ukuran
telur dari betina yang sama diperoleh F sebesar 0.1 dan taraf keberartian (p)
sama dengan 90%. Kemudian analisis antara ukuran telur eksperimental dan telur
milik betina sendiri menunjukkan nilai F sebesar 0.1 dan taraf keberartian sama
dengan 80%.
34
OSN 2014 Tes Teori
Mataram, NTB BAGIAN B
A. Penolakan telur dipengaruhi oleh ukuran telur inang dan ukuran telur
eksperimental
B. Warna telur berpengaruh nyata terhadap penolakan telur jika dibandingkan
dengan pola bintik
C. Terdapat efek “penjumlahan rangsang (stimulus summation)” terhadap
penolakan telur
D. Pola bintik pada telur house sparrow tetap terjaga untuk pengenalan dan
penolakan terhadap telur-telur burung asing
46. Optimal escape theory dapat digunakan untuk menjelaskan keragaman jarak
mendekati predator sehingga mangsa dapat mengawali melarikan diri (flight
initiation distance, FID). Namun, bagi hewan yang tidak memiliki akses menuju ke
tempat yang aman, optimal escape theory dapat juga menjelaskan keragaman
pada jarak mangsa untuk mundur (retreat distance, RD). Pada habitat aliran
bentos, risiko predasi dan biaya meloloskan diri mungkin diperantarai oleh
kecepatan arus air. Hoover & Richardson telah melakukan penelitian
menggunakan simulated predator (SP) terhadap respon jarak meloloskan diri pada
3 lalat sahari (mayflies) yang dijumpai di habitat yang berbeda dalam kecepatan
arus airnya: Ameletus (slow pools), Baetis (fast riffles), dan Epeorus (very fast
cascades) across a range of water velocities. Desain percobaannya dituangkan
dalam gambar berikut ini.
35
OSN 2014 Tes Teori
Mataram, NTB BAGIAN B
Hasil penelitian mereka pada FID dan RD dari tiga genus lalat sahari dituangkan
dalam gambar berikut ini.
Boxplots ini menunjukkan variasi pada FID tiga jenis lalat sahara (Ameletus,Baetis,
and Epeorus) dalam tiga kecepatan air (5, 15, and 40 cm/detik). Pada grafik ini dapat
ditunjukkan FID dari larva yang merayap dan berenang, dikonotasikan dengan CR =
crawling escapes dan SW = swimming escapes. Garis hitam tebal = rata-rata; Garis
hitam tipis = median; Kotak = persentil ke 25 dan 75; Garis di luar kotak = persentil ke
5 dan 95.
36
OSN 2014 Tes Teori
Mataram, NTB BAGIAN B
Menggunakan ANOVA (uji F) diperoleh nilai F untuk data FID di antara ketiga
kecepatan arus untuk Ameletus sebesar 0.63 dengan taraf keberartian (p) sebesar
54%, untuk Baetis nilai F yang diperoleh sebesar 1.48 dengan p sebesar 23%, dan
untuk Epeorus nilai F yang diperoleh sebesar 1.75 dengan p sebesar 19%.
Sedangkan hasil uji F antara FID dengan cara berenang dan merayap untuk
Ameletus menunjukkan nilai F sebesar 14.88 dengan p sebesar 0.1%.
Boxplots ini menunjukkan variasi RD tiga jenis lalat sahara (Ameletus,Baetis, and
Epeorus) dalam tiga kecepatan air (5, 15, and 40 cm/detik). Pada grafik ini dapat
ditunjukkan FID dari larva yang merayap dan berenang, dikonotasikan dengan CR
= crawling escapes dan SW = swimming escapes. Garis hitam tebal = rata-rata;
Garis hitam tipis = median; Kotak = persentil ke 25 dan 75; Garis di luar kotak =
persentil ke 5 dan 95.
A. Jarak awal melarikan diri (FID) tidak bervariasi terhadap kecepatan air untuk 3
lalat sahari yang digunakan dalam penelitian ini
B. Bagi invertebrata bentos, jarak mundur (RD) merupakan indikator yang lebih
sensitif dari penilaian mangsa terhadap biaya dan risiko saat predator
mendekatinya dibandingkan perilaku jarak awal melarikan diri (FID)
C. Saat larva Epeorus terancam dengan simulated predator pada kondisi arus
dengan kecepatan tinggi jarak mundur (RD) dan biaya melarikan diri secara
umum berkurang.
D. Invertebrata juga memadukan risiko dan biaya yang diperantarai oleh faktor-
faktor lingkungan ke dalam strategi meloloska
37
OSN 2014 Tes Teori
Mataram, NTB BAGIAN B
47. Untuk menjelaskan hubungan filogenetik antar 3 spesies lalat dari Lauxaniidae,
urutan nukleotida dari 18S RNA dan gen sitokrom oksidase dari semua spesies
ditentukan. Tanda titik (.) menandakan basa nukleotida yang sama seperti basa
nukleotida di urutan paling atas (Minettia). Tanda hubung (-) menandakan
adanya delesi atau insersi dari satu atau lebih pasangan basa.
38
OSN 2014 Tes Teori
Mataram, NTB BAGIAN B
BIOSISTEMATIK (3 SOAL)
48. Berikut ini adalah dua hipotesis yang menggambarkan hubungan evolusi dari kelas-
kelas anggota filum Cnidaria.
A. Pada pohon A, bentuk hidup medusa merupakan keadaan ancestral dan bentuk
hidup polip merupakan keadaan turunan (derivate)
B. Pada pohon B, bentuk hidup polip merupakan keadaan ancestral dan bentuk
hidup medusa merupakan keadaan turunan (derivate)
C. Scyphozoa dapat dibedakan dari Cubozoa dalam hal pembentukan strobilus
pada tahap polip saat perbanyakan secara aseksual
D. Sinapomorfi dari semua kelas anggota filum Cnidaria adalah adanya nematosis
dan larva planula pada siklus hidupnya
39
OSN 2014 Tes Teori
Mataram, NTB BAGIAN B
40