Anda di halaman 1dari 6

Pemeriksaan Lab Indikator Imunitas Tubuh

1. Imunoelektroforesis
Suatu metode untuk menganalisis campuran antigen (protein) dan antibodinya. Protein
digerakkan pada bidang listrik (elektroforesis) untuk dipisahkan dan kemudian dibiarkan
berdifusi dalam jeli agar tempat setiap protein membentuk garis presipitin dengan
antibodinya.
a. Elektroforesis gel agarosa
- Pemisahan asam nukleat dengan elektroforesis gel agarosa dapat menjadi langkah awal
yang penting untuk pemurnian lanjutan dari sekumpulan asam nukleat.
- Pemisahan asam nukleat dengan elektroforesis gel agarosa dapat menjadi langkah awal
yang penting untuk pemurnian lanjutan dari sekumpulan asam nukleat.
- Pewarna yang digunakan dalam langkah tersebut adalah etidium bromida atau SYBR
hijau
- Elektroforesis gel agarosa dipilih karena memberikan keuntungan yang banyak, hal
inilah yang membuat metode ini sangat populer.
- Metode ini, reaksi kimia selama proses berlangsung dapat diamati, hal ini akan
membuat sampel dapat ditangani dengan baik dan cepat.
- Keuntungan berikutnya, gel dari hasil percobaan dapat disimpan dalam kantong plastik
dan didinginkan setelah percobaan.
b. Manfaat :
- Elektroforesis gel agarosa secara luas digunakan untuk memperkirakan ukuran fragmen
DNA , misalnya dalam pemetaan pembatasan DNA kloning.
- Metode ini juga digunakan dalam diagnosis genetika molekuler atau sidik jari genetik
melalui analisis PCR.
- Elektroforesis gel agarosa juga digunakan untuk menyelesaikan DNA melingkar dengan
perbedaan superkoil topologi, dan untuk menyelesaikan fragmen yang berbeda karena
sintesis DNA.
- Selain menyediakan media yang tepat untuk analisis ukuran fragmen, gel agarosa
memungkinkan pemurnian fragmen DNA.
c. Cara kerja :
- Pertamam-tama siapkan larutan agarose dalam buffer elektroforesis pada konsentrasi
yang tepat untuk memisahkan fragmen dalam sampel DNA.
- Kemudian, panaskan campuran dalam bak air mendidih air atau oven sampai agarosa
larut, jika menggunakan botol, tutupnya harus dibuka.
- Setelah itu, gunakan sarung tangan insulasi untuk mentransfer labu ke dalam bak air
pada suhu 55 °C.
- Ketika gel telah dingin, tambahkan etidium bromida dengan konsentrasi akhir 0,5 mg /
ml.
- Lalu, aduk campran tersebut dengan lembut, sampai tercampur dengan baik.
- Kemudian, pilih sisir yang tepat untuk membentuk slot sampel di gel.
- Lalu, posisikan sisir 0,5-1,0 mm di atas wadah.
- Setelah itu tuangkan larutan agarosa hangat ke dalam cetakan.
- Setelah itu, biarkan gel selama 20-45 menit pada suhu kamar agar terpolimerisasi
sempurna.
- Kemudian, tuangkan sedikit larutan buffer elektroforesis di atas gel, dan hati-hati saat
melepas sisir.
- Hal itu akan membuat larutan buffer elektroforesis turun dan hati-hati menghapus
rekaman itu.
- Lalu tempatkan gel dalam tangki elektroforesis dengan hati-hati.
- Kemudian, tempatkan gel ke dalam perangkat elektroforesis dan atur agar larutan buffer
elektroforesis menutupi gel hingga kedalaman sekitar 1 mm.
- Setelah itu, biarkan gel selama 20-45 menit pada suhu kamar agar terpolimerisasi
sempurna.
- Kemudian, tuangkan sedikit larutan buffer elektroforesis di atas gel, dan hati-hati saat
melepas sisir.
- Hal itu akan membuat larutan buffer elektroforesis turun dan hati-hati menghapus
rekaman itu.
- Lalu tempatkan gel dalam tangki elektroforesis dengan hati-hati.
- Kemudian, tempatkan gel ke dalam perangkat elektroforesis dan atur agar larutan buffer
elektroforesis menutupi gel hingga kedalaman sekitar 1 mm.
d. Deteksi DNA di agarosa gel
- Asam nukleat dapat dideteksi dengan pewarnaan dengan pewarna (etidium bromida atau
SYBR hijau) dan divisualisasikan di bawah 300 nm sinar UV.
- Pewarna yang paling baik dan umum digunakan untuk memvisualisasikan DNA dalam
gel agarose adalah etidium bromida.
- Etidium bromida dapat digunakan untuk mendeteksi asam nukleat untai ganda dan untai
tunggal (DNA dan RNA).
- Penampakan dari gel etidium bromida ditangkap dengan hasil proses transmisi sinar UV
e. Kelebihan dan kekurangan
- Kelebihan metode ini adalah mudahnya mengamati reaksi kimia selama proses
berlangsung, sampel dapat ditangani dengan baik dan cepat
- Gel dari hasil percobaan dapat disimpan dalam kantong plastik dan didinginkan setelah
percobaan, sehingga dapat dipakai untuk dokumentasi penting yang dapat dipelajari
lebih lanjut di lain waktu, dan beberapa kelebihan lainnya.
- Selain kelebihan, metode ini juga memiliki kekurangan, yaitu rawan terjadi kesalahan
pada proses pemindahan campuran sampel ke dalam slot gel, karena slot gel ukurannya
sangat kecil.

2. Imunohistokimia
Imunohistokimia merupakan suatu cara pemeriksaan untuk mengukur derajat imunitas atau
kadar antibodi atau antigen dalam sediaan jaringan. Nama imunohistokimia diambil dari
nama immune yang menunjukkan bahwa prinsip dasar dalam proses ini ialah penggunaan
antibodi dan histo menunjukkan jaringan secara mikroskopis.
Imunohistokimia adalah metode untuk mendeteksi keberadaan antigen spesifik di dalam sel
suatu jaringan dengan menggunakan prinsip pengikatan antara antibodi (Ab) dan antigen
(Ag) pada jaringan hidup. Pemeriksaan ini membutuhkan jaringan dengan jumlah dan
ketebalan yang bervariasi tergantung dari tujuan pemeriksaan.
a. Manfaat :
- Teknik imunohistokimia bermanfaat untuk identifikasi, lokalisasi, dan karakterisasi
suatu antigen tertentu, serta menentukan diagnosis, therapi, dan prognosis kanker.
- Teknik ini diawali dengan pembuatan irisan jaringan (histologi) untuk diamati dibawah
mikroskop.
- Interaksi antara antigen-antibodi adalah reaksi yang tidak kasap mata.
b. Marker
- Tempat pengikatan antara antibodi dengan protein spesifik diidentifikasi dengan marker
yang biasanya dilekatkan pada antibodi dan bisa divisualisasi secara langsung atau
dengan reaksi untuk mengidentifikasi marker.
- Marker dapat berupa senyawa berwarna : Luminescence, zat berfluoresensi :
fluorescein, umbelliferon, tetrametil rodhamin, logam berat : colloidal, microsphere,
gold, silver, label radioaktif, dan enzim : Horse Radish Peroxidase (HRP) dan alkaline
phosphatase.
c. Enzimatik
- Enzim (yang dipakai untuk melabel) selanjutnya direaksikan dengan substrat kromogen
(yaitu substrat yang menghasilkan produk akhir berwarna dan tidak larut) yang dapat
diamati dengan mikroskop bright field (mikroskop bidang terang).
- Akan tetapi seiring berkembangnya ilmu pengetahuan khususnya dunia biologi, teknik
imunohistokimia dapat langsung diamati (tanpa direaksikan lagi dengan kromogen yang
menghasilkan warna) dibawah mikroskop fluorescense.
d. Prosedur
- Langkah-langkah dalam melakukan imunohistokimia dibagi menjadi 2, yaitu preparasi
sampel dan labeling.
- Preparasi sampel adalah persiapan untuk membentuk preparat jaringan dari jaringan
yang masih segar.
- Preparasi sample terdiri dari pengambilan jaringan yang masih segar, fiksasi jaringan
biasanya menggunakan formaldehid, embedding jaringan dengan parafin atau
dibekukan pada nitrogen cair, pemotongan jaringan dengan menggunakan mikrotom,
deparafinisasi dan antigen retrieval untuk membebaskan epitop jaringan, dan bloking
dari protein tidak spesifik lain.
e. Penlabelan
- Sampel labeling terdiri dari imunodeteksi menggunakan antibodi primer dan sekunder,
pemberian substrat, dan counterstaining untuk mewarnai jaringan lain di sekitarnya.
- Antibodi adalah suatu imunoglobulin yang dihasilkan oleh sistem imun dalam merespon
kehadiran suatu antigen tertentu.
- Antibodi dibentuk berdasarkan antigen yang menginduksinya.
- Beberapa antibodi yang telah teridentifikasi adalah IgA, IgD, IgE, IgG, dan IgM.
- Antigen adalah suatu zat atau substansi yang dapat merangsang sistem imun dan dapat
bereaksi secara spesifik dengan antibodi membentuk kompleks terkonjugasi.
- Ikatan antibodi-antigen divisualisasikan menggunakan senyawa label/marker.
f. Metode
- Terdapat dua metode dasar identifikasi antigen dalam jaringan dengan imunohistokimia,
yaitu metode langsung (direct method) dan tidak langsung (indirect method).
- Metode langsung (direct method) merupakan metode pengecatan satu langkah karena
hanya melibatkan satu jenis antibodi, yaitu antibodi yang terlabel, contohnya antiserum
terkonjugasi fluorescein isothiocyanate (FITC) atau rodhamin.
- Di sisi lain, metode tidak langsung (indirect method) menggunakan dua macam
antibodi, yaitu antibodi primer (tidak berlabel) dan antibodi sekunder (berlabel).
g. Kelebihan dan kekurangan
- IHC merupakan teknik deteksi yang sangat baik dan memiliki keuntungan yang luar
biasa untuk dapat menunjukkan secara tepat di dalam jaringan mana protein tertentu
yang diperiksa.
- IHC juga merupakan cara yang efektif untuk memeriksa jaringan.
- Teknik ini telah digunakan dalam ilmu saraf, yang memungkinkan peneliti untuk
memeriksa ekspresi protein dalam struktur otak tertentu.
- Kekurangan dari teknik ini adalah kurang spesifik terhadap protein tertentu tidak seperti
teknik imunoblotting yang dapat mendeteksi berat molekul protein dan sangat spesifik
terhadap protein tertentu. Teknik ini banyak digunakan dalam diagnostik patologi bedah
terhadap kanker, tumor, dan sebagainya.
3. Imunopresipitat
4. Western blot
Sebuah metode untuk mendeteksi protein pada sampel jaringan. Imunoblot menggunakan
elektroforesis gel untuk memisahkan protein asli atau perubahan oleh jarak polipeptida atau
oleh struktur 3-D protein. Protein tersebut dikirim ke membran, di mana mereka dideteksi
menggunakan antibodi untuk menargetkan protein.
5. Pemeriksaan hipersensitivitas

Anda mungkin juga menyukai