Anda di halaman 1dari 14

KELOMPOK 5

imunokromatografi adalah teknik untuk memisahkan dan mengidentifikasi


antigen atau antibodi yang terlarut dalam sampel.
Pemeriksaan di laboratorium klinik yang menggunakan teknik ini misalnya
pemeriksaan anti HIV-1/2, HBsAg, Plasmodium/ Malaria, anti TBC, IgM/IgG
Dengue, NS1 Ag Dengue, dan Ig M anti Salmonella. Selain untuk penyakit
infeksi, teknik ini juga dapat digunakan untuk memeriksa senyawa lain
seperti tes kehamilan, narkoba dalam urin, nikotin dalam urin.
Keuntungan dan kekurangan metode ini adalah :
a. Format yang disukai oleh pemakai (teknisi laboratorium)
b. Pembacaan secara makroskopik
c. Waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan hasil tes amat singkat
d. Stabil untuk jangka panjang dengan berbagai iklim
e. Kerja amat praktis
f. Hasil pemeriksaan hanya dapat dinyatakan kualitatif belum dapat
menyatakan kuantitatif.
prinsip kerja dari imunokromatografi pada penentuan antigen yaitu :
1. Sampel cair dijatuhkan/ diteteskan pada tempat sampel/ sampling pad , kemudian
antigen dalam sampel akan bergerak membentuk imunokompleks dengan antibodi
berlabel emas koloid (colloidal gold labeled antibody)
2. Senyawa kompleks tersebut bergerak bersama dengan cairan sampel, dan ketika terjadi
kontak dengan antibodi yang menempel pada membran, selanjutnya akan membentuk
senyawa immunokompleks dengan antibodi bergerak menghasilkan garis berwarna ungu
merah.
3. Pemeriksaan dikatakan valid bila muncul garis pada kontrol, baik dengan garis test
berwarna (positif) atau garis test tidak timbul warna (negatif). Bila tidak muncul garis
pada kontrol, pemeriksaan dikatakan invalid dan harus diulang. Terbentuknya garis ungu
pada area tes menunjukkan hasil positif
Enzyme Linked Immuno Sorbent Assay (ELISA) merupakan pemeriksaan antigen atau
antibodi menggunakan prinsip reaksi antigen dan antibodi yang bersifat spesifik.
Penggunaan enzim sebagai katalisator reaksi kimia dapat meningkatkan kepekaan.
Enzim yang mengubah substrat akan menghasilkan produk yang berlipat ganda.
Antigen atau antibodi yang dilabel dengan enzim dapat direaksikan dengan substrat
kromogenik membentuk warna sebagai indikator reaksi Penggunaan ELISA adalah
untuk antigen atau antibobi yang diberi bentuk fase padat (solid phase)..
Fase padat dapat digunakan :
1. Plastik, contoh : polystyrene dilapiskan dalam bentuk butir/partikel
(beads), tabung atau dinding sumur
2. Batang gelas, frosted glass beads, micro beads, sepharosa.
3. Lembaran nitro selulosa, nylon atau kertas yang diaktifkan untuk
imuno assay..
Metode-metode :
1) Indirect techniques Untuk deteksi antibodi spesifik dalam sampel. - Antigen direkatkan pada
fase padat + Antibodi (dalam sampel), inkubasi, cuci. - Anti Imunoglobulin yang dilabel enzim
ditambahkan, inkubasi, cuci. - Retensi enzim diukur dengan menambahkan substrat. - Aktivitas
enzim berbanding lurus dengan konsentrasi antibodi dalam sampel. Untuk deteksi Ig M gunakan
anti Ig M (Class Capture Assay) - Fase padat dilapisi anti Ig M. - Tambah sampel, inkubasi,
cuci. E 271 Imunoserologi - Tambah antigen (eq. Ag Rubella), inkubasi, cuci. - Tambah
antibodi yang dilabel enzim, inkubasi, cuci. - Ukur aktivitas enzim yang tinggal dengan
penambahan substrat. - Aktivitas enzim berbanding lurus dengan kadar antibodi Ig M.
2) Sandwich Assay - Antibodi imobilisasi pada fase padat. - Sampel ditambahkan,
inkubasi, cuci. - Tambah antibodi yang dilabel enzim, inkubasi, cuci. - Aktivitas enzim
yang terikat diukur dengan penambahan substrat. - Aktivitas enzim yang tinggal
berbanding lurus dengan kadar antigen dalam sampel.
3) Competitive binding techniques - Antigen direkatkan pada solid phase. -
Antibodi dalam sampel ditambahkan, inkubasi, cuci. - Antibodi yang dilabel enzim
ditambahkan, inkubasi, cuci. - Aktivitas enzim yang terikat diukur dengan
penambahan substrat. - Aktivitas enzim yang terikat berbanding terbalik dengan
kadar antibodi dalam sampel
Kelebihan
1. Teknik pengerjaan relatif sederhana
2. Relatif ekonomis (karena jenis a antibodi yang digunakan hanya satu
saja, sehingga menghemat biaya untuk membeli banyak jenis antibodi)
3. Hasil memiliki tingkat sensitivitas yang cukup tinggi
Kelemahan Metode ELISA
1. Pemeriksaan ELISA hanya mendeteksi antibodi, bukan antigen (akhir-
akhir ini sudah ditemukan test ELISA untuk antigen).
2. Pemeriksaan ELISA hanya terhadap antigen jenis IgG. Penderita AIDS
pada taraf permulaan hanya mengandung IgM, sehingga tidak akan
terdeteksi. Perubahan dari IgM ke IgG membutuhkan waktu sampai 41
minggu.
3. Pada umumnya pemeriksaan ELISA ditujukan untuk HIV1. Bila test ini
digunakan pada penderita HIV2, nilai positifnya hanya 24%. Tetapi HIV2
paling banyak ditemukan hanya di Afrika.

Anda mungkin juga menyukai