Kelas : 2018 D
Kelompok : VI (Enam)
S = 0.03460486
r = 0.99756498
1
1 .1
3
0 .9
Y Axis (u n its)
4
0 .7
6
0 .5
7
0 .3
9
0 .1
0
0 .0
0.0 146.7 293.3 440.0 586.7 733.3 880.0
X Axis (units)
Keterangan: Well A1: Blank, Well A2-A6 berisi Standart, Well A7-A11
adalah sampel.
B. PEMBAHASAN
ELISA adalah suatu metode yang dikerjakan sebagai sarana mengukur
kadar antigen atau antibodi dalam suatu medium cair, seperti serum atau organ
yang telah dicairkan/dilarutkan. Metode ELISA yang dilakukan dalam
praktikum ini merupakan metode untuk mengukur kadar IL-10 dalam serum
tikus. Prinsipnya adalah adanya ikatan antigen-antibodi yang akan dibaca
dengan reaksi enzimatis yang dapat mengakibatkan terjadinya perubahan
intensitas warna pada larutan. Intensitas warna ini kemudian akan diukur pada
ELISA reader.
Metode ELISA yang dipakai pada praktikum ini adalah model ELISA
Sandwich Indirect (doubel antibody). Antibodi monoklonal atau poliklonal
dapat digunakan sebagai antibodi penangkap pada tipe sandwich ELISA.
Antibodi monoklonal mempunyai monospesifitas yang memungkinkan hasil
deteksi yang baik dan perbedaaan kuantitas yang kecil pada konsentrasi
antigen. Antibodi poliklonal digunakan untuk menarik sebanyak mungkin
antigen.
Plate dilekatkan dengan antibodi, lalu dimasukkan sampel antigen
kemudian ditambah antibodi kedua terkonjugasi enzim. Jika pada sampel
terdapat antigen maka akan terjadi kompleks antibodi. Antibodi primer 1,
Antibodi primer 2, Sinyal pertama-antigen-antibodi kedua terkonjugasi enzim.
Selanjutnya, dimasukkan substrat enzim sehingga enzim akan memecah
substrat dan menghasilkan warna. Hasil positif dideteksi dengan melihat nilai
absorbansi (OD) dan secara visual. Hasil positif ini berbanding lurus yaitu
semakin banyak antigen pada sampel maka semakin banyak antibodi yang
terdeteksi dan semakin tinggi nilai optical densitinya.
Hasil absorbansi yang didapatkan pada praktikum menunjukkan bahwa
semakin besar konsentrasi maka nilai OD semakin besar (berbanding lurus).
Tabel hasil pengukuran standar dapat dibuat kurva standart dimana sumbu x
adalah konsentrasi (pg/ml) dan y adalah nilai absorbansi. Dari kurva standart
dapat diketahui nilai regresi r = 0,99756. Persamaan tersebut akan digunakan
untuk menghitung konsentrasi kadar sampel.
Pada sampel 1 didaptkan nilai absorbansi 0,22 setelah dimasukkan
persamaan kurva standar di dapatkan nilai kadar IL-10 adalah 109,117 pg/ml.
Sampel 2 nilai absorbansi 0,49 dan kadar IL-10 adalah 280,587 pg/ml. Sampel
3 nilai absorbansi 0,601 dan kadar IL-10 adalah 361,884 pg/ml. Sampel 4 nilai
absorbansi 0,548 dan kadar IL-10 adalah 322,065 pg/ml. Sampel 5 nilai
absorbansi 0,612 dan kadar IL-10 adalah 370,404 pg/ml.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Disimpulkan bahwa hasil yang didapatkan pada praktikum kali ini yaitu,
Sampel 1 kadar IL 10 = 109.11 Pg/ml, Sampel 2 kadar IL 10 = 280.58 Pg/ml,
Sampel 3 kadar IL 10 = 361.88 Pg/ml, Sampel 4 kadar IL 10 = 322.06 Pg/ml,
Sampel 5 kadar IL 10 =370.4 Pg/ml.
B. Saran
Diharapkan kepada para praktikan agar menggunakan APD lengkap saat
melakukan praktikum, dan juga memperhatikan cara-cara pemipetan yang baik
dan benar agar hasil yang didaptkan sesuai dan tidak rusak.
Daftar Pustaka
Iromo dan farizah, 2014 “Analisis Kandungan Hormon Tiroksin Dengan Metode
Elisa Pada Induk Betina Kepiting Bakau (Scylla Serrata)” Vol,7. No,1
Bunyamin dkk, 2015 “Produksi Serum Rabbit Anti-Catfish Terhadap Penyakit
Motile Aeromonas Septicemia (Mas) Pada Ikan Patin Siam (Pangasius
Hypophthalmus)” Vol,1. No,1
Sudjadi dan Roman 2018 “Analisis Derivat Babi” GMU Press : Yogyakarta
Akin 2006 “Virologi Tumbuhan” IKAPI : Yogyakarta