A. Judul Pratikum
ELISA dan ECLIA
B. Tujuan Pratikum
1. Untuk Mengetahui Alat Elisa dan Eclia
2. Untuk Mengetahui Cara Kerja Alat Elisa dan Eclia
3. Untuk Menambah Pengetahuan Mengenai Cara Mengoperasikan Alat Elisa
dan Eclia
C. Dasar Teori
ELISA (Enzyme-linked immunosorbent assay) atau nama lainnya
enzyme immunoassay (EIA) merupakan teknik biokimia yang banyak
digunakan di bidang imunologi untuk mendeteksi adanya antibody atau antigen
pada suatu sampel. ELISA diperkenalkan pada tahun 1971 oleh Peter Perlmann
dan Eva Engvall untuk menganalisis adanya interaksi antigen dengan antibodi
di dalam suatu sampel dengan menggunakan enzim sebagai reporter label.
Terdapat beberapa jenis teknik ELISA, yaitu (1) Indirect ELISA; (2)
Direct ELISA; (3) ELISA Sandwich; (4) ELISA Multiplex dan (5) ELISA
Biotin Streptavidin. Dalam penggunaan sehari-hari ELISA bisa digunakan
untuk melabel suatu antigen atau mengetahui antibody yang ada dalam tubuh.
Apabila kita ingin mengetahui antigen apa yang ada di dalam tubuh, maka
yang diendapkan adalah antibodinya, begitu pula sebaliknya. Untuk
mendeteksi kadar suatu protein, maka dapat digunakan teknik ELISA sandwich
assay dengan dengan mengedapkan antibody pada well plate.
Fungsi dari test ELISA yaitu bukan hanya untuk mengetahui keberadaan
suatu antigen dengan antibodi tetapi juga untuk mengukur kadar antigen atau
antibodi tersebut dengan menggunakan alat spektrofotometer.
Spektrofotometer adalah sebuah alat yang dapat mengukur jumlah dari cahaya
yang menembus sumuran dari microplate. Kompleks antigen-antibodi yang
terjadi pada well mcroplate dan setelah pemberian substrat, enzim yang terikat
pada antibody ke dua pada kompleks antigen-antibodi yang terbentuk akan
memberikan perubahan warna pada cairan tersebut, sehingga akan memberikan
optical density yang berbeda. Optical density dapat dinyatakan meningkat atau
menurun
berdasarkan pengenceran material standart, sehingga akan menghasilkan kurva
dose-response yang nantinya akan digunakan untuk mengestimasi kadar
protein tersebut.
Pengamatan hasil ELISA dilakukan secara kuantitatif maupun
kualitatif. Hasil ELISA secara kuantitatif dapat diamati dari nilai optical
density (OD) yang diukur dengan menggunakan ELISA reader. Hasil
kuantitatif diinterpretasikan dalam perbandingan dengan kurva standar
(purifikasi antigen) agar dapat secara tepat digunakan untuk menghitung
konsentrasi antigen dalam berbagai sampel. Hasil ELISA secara kualitatif
dapat diamati dengan adanyaperubahan warna menjadi kuning pada reaksi
pengujian jika sampel yang diuji mengandung antigen. Semakin tinggi
intensitas warna yang terbentuk, maka semakin tinggi pula konsentrasi antigen
pada sampel tersebut. Data ELISA biasanya digambarkan dengan nilai optical
density (OD) dan konsentrasilog untuk menghasilkan kurva sigmodial. Hal ini
dapat dilakukan dengan menggambar grafik langsung atau dengan software
MS Excel curve fitting yang ada pada ELISA reader.
Electro- Chemiluminescence Immunoassay (ECLIA) Anti-SARS-CoV-2
merupakan pemeriksaan laboratorium imunoserologi pada alat otomatik
(autoanalyzer) untuk mendeteksi antibodi terhadap SARS-CoV-2. Mulai dari
sampel dimasukkan ke dalam alat sampai didapatkan hasil, membutuhkan
waktu sekitar 18 menit. Sedangkan total waktu yang diperlukan mulai dari
pengambilan sampel sampai didapatkan hasil kurang lebih 1 jam. Pemeriksaan
semi-kuantitatif ini berguna untuk mengidentifikasi individu dengan respons
imun adaptif terhadap SARS- CoV-2, yang timbul akibat infeksi virus,
termasuk individu yang tidak bergejala dan telah sembuh. Penting untuk
dipahami bahwa pemeriksaan serologi tidak mendeteksi virus itu sendiri, tetapi
mendeteksi antibodi yang dibuat oleh sistem kekebalan tubuh.
Hasil ditentukan secara otomatis oleh perangkat lunak dengan
membandingkan sinyal electrochemiluminescence yang diperoleh dari produk
reaksi antigen-antibodi pada sampel dengan sinyal nilai batas (cutoff) yang
diperoleh dengan kalibrasi. Hasil harus selalu diinterpretasikan dengan melihat
riwayat medis pasien, pemeriksaan klinis, dan penunjang lainnya. Hasil tes
negatif tidak mengesampingkan kemungkinan infeksi dengan SARS-CoV-2.
Sampel serum atau plasma pada fase awal (pra-serokonversi) dapat negatif.
Oleh karena itu, pemeriksaan ECLIA Anti-SARS-CoV-2 tidak dapat digunakan
untuk mendiagnosis infeksi SARS-CoV-2 akut, Pemeriksaan dengan
diagnostik molekuler (misalnya, RT PCR) harus dilakukan untuk mengevaluasi
infeksi aktif pada individu yang bergejala.
Hasil pemeriksaan disajikan dalam bentuk indeks cut off (COI; sampel
sinyal/cut off), dan berupa kata reaktif atau non-reaktif. Hasil pemeriksaan
COI≥1 menunjukkan reaktif terhadap antibodi anti-SARS-CoV-2 (positif),
sebaliknya, COII menunjukkan non-reaktif terhadap antibodi anti-SARS-CoV-
2 (negatif). Alat otomatik dengan teknologi ECLIA juga dapat digunakan untuk
pemeriksaan imunoserologi yang lain, yaitu, pengukuran kadar berbagai
hormon, antigen dan antibodi patogen (virus dan bakteri), petanda keradangan,
petanda tumor. petanda fungsi jantung, dan lain-lain.
E. Hasil
No Gambar Nama Alat
1 ELISA adalah alat untuk membaca
plate ELISA untuk menentukan
konsentrasi antigen atau antibodi
yang terkandung dalam sampel.
Prinsip kerja ELISA reader dengan
mendeteksi sinyal cahaya yang
dihasilkan oleh sampel yang telah
dipipet ke dalam microplate.
2 ECLIA adalah metode untuk
mendeteksi keberadaan antigen atau
antibody dengan memanfaatkan
reaksi antara antigen dengan
antibodi yang menghasilkan suatu
cahaya. Metode ini bergantung
pada reaksi biochemistry untuk
mengukur konsentrasi suatu analit
(zat/sampel yang akan diperiksa).
F. Pembahasan
1. ELISA
a) Pengertian ELISA (Enzyme-Linked Immunosorbent Assay)
Enzyme-Linked Immunosorbent Assay (ELISA) adalah suatu
teknik biokimia yang terutama digunakan dalam bidang imunologi
untuk mendeteksi kehadiran antibodi atau antigen dalam suatu sampel.
ELISA telah digunakan sebagai alat diagnostik dalam bidang medis,
patologi tumbuhan, dan juga berbagai bidang industri. Dalam
pengertian sederhana, sejumlah antigen yang tidak dikenal
ditempelkan pada suatu permukaan, kemudian antibodi spesifik
dicucikan pada permukaan tersebut, sehingga akan berikatan dengan
antigennya. Antibodi ini terikat dengan suatu enzim, dan pada tahap
terakhir, ditambahkan substansi yang dapat diubah oleh enzim menjadi
sinyal yang dapat dideteksi. Dalam ELISA fluoresensi, saat cahaya
dengan panjang gelombang tertentu disinarkan pada suatu sampel,
kompleks antigen/antibodi akan berfluoresensi sehingga jumlah
antigen pada sampel dapat disimpulkan berdasarkan besarnya
fluoresensi.
Penggunaan ELISA melibatkan setidaknya satu antibodi dengan
spesifitas untuk antigen tertentu. Sampel dengan jumlah antigen yang
tidak diketahui diimobilisasi pada suatu permukaan solid (biasanya
berupa lempeng microtiter polistirene), baik yang non-spesifik
(melalui penyerapan pada permukaan) atau spesifik (melalui
penangkapan oleh
antibodi lain yang spesifik untuk antigen yang sama, disebut
‘sandwich’ ELISA). Setelah antigen diimobilisasi, antibody pendeteksi
ditambahkan, membentuk kompleks dengan antigen. Antibodi
pendeteksi dapat berikatan juga dengan enzim, atau dapat dideteksi
secara langsung oleh antibodi sekunder yang berikatan dengan enzim
melalui biokonjugasi. Di antara tiap tahap, plate harus dicuci dengan
larutan deterjen lembut untuk membuang kelebihan protein atau
antibodi yang tidak terikat. Setelah tahap pencucian terakhir, dalam
plate ditambahkan substrat enzimatik untuk memproduksi sinyal yang
visibel, yang menunjukkan kuantitas antigen dalam sampel. Teknik
ELISA yang lama menggunakan substrat kromogenik, meskipun
metode-metode terbaru mengembangkan substrat fluorogenik yang
jauh lebih sensitif.
Melakukan ELISA melibatkan setidaknya satu antibodi dengan
kekhususan untuk antigen tertentu.Sampel dengan jumlah yang tidak
diketahui dari antigen diimobilisasi pada dukungan yang solid
(biasanya piring polystyrene microtiter, melihat secara detail di bagian
perangkat ELISA ) baik non-spesifik (melalui adsorpsi ke permukaan)
atau secara khusus (melalui penangkapan oleh antibodi lain spesifik
terhadap antigen yang sama, dalam "sandwich" ELISA ). Setelah
antigen diimobilisasi, antibodi deteksi ditambahkan, membentuk
kompleks dengan antigen. Deteksi antibodi dapat kovalen dihubungkan
dengan enzim, atau sendiri bisa dideteksi dengan antibodi sekunder
yang terkait dengan enzim melalui bioconjugation. Bagian inkubasi
antibodi ELISA mirip dengan yang dari western blot. Antara setiap
langkah, piring biasanya dicuci dengan larutan deterjen ringan untuk
menghilangkan protein atau antibodi yang tidak secara khusus terikat.
Setelah akhir langkah mencuci, piring dikembangkan dengan
menambahkan substrat enzimatik untuk menghasilkan sinyal terlihat,
yang menunjukkan kuantitas antigen dalam sampel.
b) Prinsip Kerja ELISA
Prinsip dasar dari teknik ELISA ini secara simple dapat dijabarkan
sebagai berikut :
Pertama antigen atau antibodi yang hendak diuji ditempelkan
pada suatu permukaan yang berupa microtiter. Penempelan tersebut
dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu penempelan secara non
spesifik dengan adsorbs ke permukaan microtiter, dan penempelan
secara spesifik dengan menggunakan antibody atau antigen lain yang
bersifat spesifik dengan antigen atau antibodi yang diuji (cara ini
digunakan pada teknik ELISA sandwich).
Selanjutnya antibodi atau antigen spesifik yang telah ditautkan
dengan suatu enzim signal (disesuaikan dengan sampel => bila sampel
berupa antigen, maka digunakan antibodi spesifik , sedangkan bila
sampel berupa antibodi, maka digunakan antigen spesifik)
dicampurkan ke atas permukaan tersebut, sehingga dapat terjadi
interaksi antara antibodi dengan antigen yang bersesuaian. Kemudian
ke atas permukaan tersebut dicampurkan suatau substrat yang dapat
bereaksi dengan enzim signal. Pada saat substrat tersebut dicampurkan
ke permukaan, enzim yang bertaut dengan antibodi atau antigen
spesifik yang berinteraksi dengan antibodi atau antigen sampel akan
bereaksi dengan substrat dan menimbulkan suatu signal yang dapat
dideteksi. Pada ELISA flourescense misalnya, enzim yang tertaut
dengan antibodi atau antigen spesifik akan bereaksi dengan substrat
dan menimbulkan signal yang berupa pendaran flourescense.
Sebagian besar metode ELISA dikembangkan untuk deteksi
antigen atau antibodi terdiri dari antibodi atau antigen yang cocok
dengan yang dicari, yang kemudian dibentuk dalam fase solid, seperti
permukaan plastik dari plat polivinil atau tube polistirene, di dalamnya
sumuran yang dalam dari microdilution (cairan sejumlah mikro) atau
di bagian luar dari plastik sferis atau bead (mirip seperti kelereng kecil)
yang terbuat dari logam. Sistem tersebut dinamakan Solid Phase
Immonusrbent Assay.
c) Jenis dan bagian-bagian alat ELISA
Pelat Fase-ELISA yang Solid
ELISA Pipet
Tombol on/off
Tray
Berfungsi sebagai tempat untuk memasukkan strip yang berisi
sampel dan reagen.
Display (Layar)
Berfungsi sebagai tempat untuk menampilkan program pada
alat.
Printer
Inkubator
Berfungsi untuk proses inkubasi pada pemeriksaan, agar reaksi
lebih sempurna biasanya pada suhu 370C.
Perawatan ELISA
a. Pemeliharaan Harian:
Matikan alat setelah selesai digunakan
Bersihkan tray dari kotoran. atau debu
denganmenggunakan spondadu atau dengan tissue
b. Pemeliharaan 6 bulan :
Lakukan kalibrasi pada alat secara keseluruhan seperti :
Lampu, proses pembacaannya.
2. ECLIA
a) Pengertian ECLIA (Electro Chemiluminescense Immunoassay)
ECLIA (Electro Chemiluminescense Immunoassay) adalah
metode untuk mendeteksi keberadaan antigen atau antibody dengan
memanfaatkan reaksi antara antigen dengan antibodi yang
menghasilkan suatu cahaya. Metode ini bergantung pada reaksi
biochemistry untuk mengukur konsentrasi suatu analit (zat/sampel
yang akan diperiksa).
Sesuai dengan namanya, Metode ini berfungsi untuk melakukan
pemeriksaan dalam bidang immunoserologi seperti antigen dan
antibodi. Metode ini sering digunakan untuk mendiagnostik suatu
penyakit yang berhubungan dengan sistem imun salah satunya seperti
yang sedang banyak dibicarakan adalah COVID-19. Covid-19
merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus SARS-COV-
2 yang dapat menyerang sistem imun tubuh. Oleh karena itu selain
ELISA, metode ini juga dapat mendeteksi antibodi terhadap virus
SARS-COV-2.
Pemerikaaan semi kualitatif ini berguna untuk mengidentifikasi
individu dengan respon imun adaptif terhadap virus SARS-COV-2,
yang timbul akibat infeksi virus termasuk seseorang yang tidak
bergejala dan telah sembuh dari virus tersebut. Penting untum
dipahami, pemeriksaan ini tidak mendeteksi virus yang masuk, tetapi
mendeteksi antigen atau antibodi yang dibuat oleh sistem kekebalan
tubuh.
Electrochemiluminescence Immunoassay (ELCIA), merupakan
istilah yang mengacu pada teknik baru pengembangan immunoassay
yang menggunakan konsep electrochemiluminescence. Dalam konsep
electroluminescence, intermediet dihasilkan secara elektrokimia.
Perantara yang dihasilkan secara elektronik ini kemudian mencapai
keadaan tereksitasi dan menghasilkan emisi cahaya. Panjang
gelombang di mana cahaya dipancarkan sesuai dengan celah energi.
Chemiluminescence, dengan demikian, diproduksi karena satu
atau lebih reaktan diproduksi secara elektrokimia pada elektroda.
ECLIA adalah aplikasi analitik yang berguna dengan sensitivitas dan
spesifisitas tinggi. Ini terutama digunakan dalam mengidentifikasi
protein yang terkait dengan kondisi patologis dan medis yang berbeda.
Keunggulan utamanya meliputi rentang dinamis yang lebih luas,
keserbagunaan, kontrol spasial dan temporal dengan menerapkan
potensial elektroda, sensitivitas tinggi hingga rentang picomolar.
2. Bagian-bagian ECLIA
Microtube, yang berperan sebagai tempat pembentukkan
kompleks imun,
Measuring Flowcell dan buffrer ProCell yang berperan dalam
taham imobilisasi.
Photomultiper, berfungsi sebagai pengukur sinyal.
H. Daftar Pustaka
Marliana, Nina dan Retno Martini Widhyasih. 2018. Imunoserologi. Jakarta
Selatan: Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya
Manusia Kesehatan.
Morawati, Soufni. 2009. Kadar β-Cross Links Telopeptide Pada Wanita
Postmenopause Dengan Osteoporosis atau Osteopoeni.
Naully, Patricia Gita. 2018. Panduan Analisis Laboratorium Imunoserologi
untuk D3 Teknologi Laboratorium Medis.
Brahmana K. 1981. Immunologi, Serologi dan Tata Kerja Laboratorium. Medan.