Anda di halaman 1dari 53

Sistem Manajemen Mutu

Imunoserologi Teknik ELISA


(Enzyme-Linked Immunosorbent Assay)
Kelompok 3:1. Afifah Nurochmah 9. Fatimah
2. Alifiya Anzalina 10.Hadijah Febriyanti
3. Alya Laurenza 11.Heni Suzana
4. Ambar Maulidya 12.Indah Permata S
5. Anisah Wulansari 13.Kartika Widya
6. Dzakiyah Ghina Farhah 14.M. Irsyadul I
7. Endah Wahyuni 15.Nada Fadhilah I
8. Fadilah Hanum 16. Nona Rafika W
ELISA

Definisi Elisa
teknik biokimia yang digunakan pada imunologi

untuk mendeteksi keberadaan antibodi atau

antigen dalam sampel. yang terdiri dari :

a. Direct Elisa

b. Indirct Elisa

c. Sandwich Elisa
Elisa
mendeteksi keberadaan antigen atau antibodi yang terimobilisasi dalam sumur
menggunakan antigen atau antibodi spesifik yang terkonjugasi dengan enzim (Murphy,
12012).
2
antigen atau antibodi target
ditandai dengan terjadinya kompleks antigen dan antibodi
reaksi enzimatik. yang terbentuk mengubah
warna substrat yang
ditambahkan kedalam sumur
menjadi produk

4 3
Perubahan warna tersebut yang Proses enzimatik tersebut akan
akan dikuantifikasi menggunakan mengakibatkan terjadinya
spektrofotometer atau ELISA perubahan warna.
reader
Macam Teknik ELISA
Jenis
Direct Elisa
untuk mendeteksi dan mengukur konsentrasi suatu antigen. Antigen yang akan dideteksi akan berikatan langsung
(direct) dengan antibodi detector (antibodi yang telah dilabeli oleh enzim reporter). Antibodi yang digunakan pada
teknik direct ELISA berjumlah satu buah.

INDIRECT

untuk mendeteksi dan mengukur konsentrasi antigen atau antibodi. Teknik tersebut memiliki karakteristik yaitu
antigen tidak menempel langsung pada antibodi detector (indirect). Antigen akan berikatan dengan antibodi lain
terlebih dahulu. Antibodi tersebut kemudian akan berikatan dengan antibodi yang telah dilabeli.

SANDWICH

menggunakan dua antibodi yaitu antibodi penangkap dan antibodi yang dilabeli enzim. Antigen yang telah berikatan
dengan antobodi penangkap akan berikatan kembali dengan antibodi yang dilabeli enzim. Sandwich indirect ELISA
menggunakan tiga antibodi yaitu antibodi penangkap, antibodi detektor, dan anti-antibodi yang dilabeli enzim. Antigen
yang telah berikatan dengan antibodi penangkap akan berikatan dengan antibodi detektor dan anti-antibodi yang
dilabeli enzim (Crowther 1995: 39)
No Jenis Elisa Kekurangan Kelebihan
1 Direct Elisa cepat dan tidak terdapat reaksi silang harga pelabelan antibodi primer yang mahal,
dengan antibodi sekunder. tidak ada fleksibilitas pemilihan antibodi primer,
dan sinyal amplifikasinya sedikit (Walker & Rapley
2008: 668).
2 Indirect Elisa memiliki sensitivitas tinggi dan sinyal indirect ELISA yaitu membutuhkan waktu yang
amplifikasi yang tinggi.Kekurangan lama dan terjadi cross reaksi terjadi (Walker &
Rapley 2008: 669).Enzim bertindak sebagai
amplifier, bahkan jika hanya sedikit antibodi
terikat enzim yang tetap terikat, molekul enzim
akan memproduksi berbagai molekul sinyal.
3 Sandwich Elisa kemampuannya menguji sampel yang tidak
murni, dan mampu mengikat secara
selektif antigen yang dikehendaki. Tanpa
lapisan pertama antibodi penangkap,
semua jenis protein pada sampel
(termasuk protein serum) dapat diserap
secara kompetitif oleh permukaan
lempeng, menurunkan kuantitas antigen
yang terimobilisasi.
4 Kompetitif Elisa sampel yang kurang murni dapat sensitivitas dan spesifisitas menurun
digunakan.
Komponen Elisa
Sebagai konjugat : enzim dilabel pada
Untuk pembedaan yang terkait dengan
antigen atau antibodi.
yang bebas. Bahan : selulosa, kaca, atau
FASE ENZIM Syaat enzim: tidak memengaruhi
plastik. Plastik banyak digunakan karena
PADAT interaksi antigen-antibodi, senstitif tes
protein (antibodi/antigen) mudah
deteksinya, kemurniannya tinggi, dan
melekat di permukaan plastik.
stabil dalam penyimpanan.

untuk menentukan nilai cut off. Terdapat


dua jenis, yaitu kontrol positif & negatif. bahan kimia kromogen yang bila
Kontrol (-) berisi : PBS yang mengandung KONTROL SUBSTRAT dihidrolisis oleh enzim akan
bovine albumin. Kontrol (+) berisi : plasma berubah menjadi senyawa lain
manusia mengandung bahan yang yang berwarna.
dideteksi (antigen/albumin) dan bovine
albumin.
Komponen Elisa

Merupakan cairan pengencer sampel, Merupakan bahan kimia (asam atau


kontrol, dan sampel. Yang paling sering basa) yang digunakan untuk
BUFFER
digunakan adalah buffer phospat saline STOPPING menghentikan reaksi hidrolisis substrat
SOLUTION
mengandug kasein. SOLUTION oleh enzim. Yang biasa digunakan
adalah H2SO4 2M
Kelebihan Teknik
ELISA
 Teknik pengerjaan relatif sederhana
 Relatif ekonomis (karena jenis antibodi
yang digunakan hanya satu saja,
sehingga menghemat biaya untuk
membeli banyak jenis antibodi)
 Hasil memiliki tingkat sensitivitas yang
cukup tinggi.
 Dapat digunakan untuk mendeteksi
keberadaan antigen walaupun kadar
antigen tersebut sangat rendah
 Dapat digunakan dalam banyak macam
Kekurangan Teknik
ELISA

1 2 3 4
Jenis antibodi yang dapat Harga antibodi monoklonal Dapat terjadi kesalahan Reaksi antara enzim signal
digunakan hanya jenis relatif lebih mahal daripada pengujian akibat kontrol negatif dan substrat berlangsung
yang menunjukkan respons
antibodi monoklonal antibodi poliklonal. relatif cepat, sehingga
positif yang disebabkan
(antibodi yang hanya pembacaan harus dilakukan
inefektivitas dari larutan
mengenali satu antigen). dengan cepat.
blocking sehingga antibodi
sekunder dapat berinteraksi
dengan antibodi bertaut enzim
signal dan menimbulkan signal.
Hal yang Perlu
Diperhatikan
1. Pemipetan
 Tip baru untuk setiap sampel
dan reagen
 Presisi volume dari tip harus
bagus
 Tip jangan menyentuh pinggir
atau dasar sumur

2. Pencucian
 Cuci menurut petunjuk dalam
prosedur
 Pastikan buffer pencuci baru
 Jangan menyentuh permukaan
dalam dari sumur
 Sumur sumur jangan sampai
kering
Hal yang Perlu
Diperhatikan
3. Inkubasi
 Temperatur dan lama inkubasi
harus tepat
 Plate dan stripnya harus ditutup 5. Pembacaan
untuk menghindari penguapan
 Pastikan bahwa ukuran filter
sudah benar
 Pastikan dibuat blanko
4. Pengenceran  Hindarkan adanya titik-titik air
bekas jari, dan debu pada plate
 Sampel diencerkan dengan
buffer yang cocok
 Sampel dan bahan kontrol harus
di homogenkan dengan baik
dan benar sebelum dipakai
Pengendalian Mutu
Pemeriksaan dengan
Teknik ELISA

Pra Pasca
analitik Analitik Analiti
k

Peralatan Pengerjaan Validasi Hasil


Reagensia
Interpretasi Hasil
Spesimen
Hal yang harus diperhatikan
(Peralatan)

Peralatan yang • Identitas alat


digunakan : • Tanggal penerimaan dan tanggal pemeliharaan.
 ELISA Reader • Kondisi ketika alat diterima (alat baru/bekas atau kondisi lain)
 Sentrifuge • Instruksi pabrik atau acuan yang dibuat.
 Mikropipet • Rekaman kinerja alat yang memastikan alat layak digunakan.
Multichannel • Pemeliharaan yang dilakukan/direncanakan untuk yang akan datang.
 Inkubator • Tanggal perkiraan penggantian alat, jika mungkin.
 Freezer dan • Kalibrasi
Refrigerator • Log pemakaian alat
Alat yang Perlu Dikalibrasi
Elisa Reader
 Lakukan kalibrasi linearitas alat, stabilitas pembacaan dan ketepatan pembacaan.
 Kalibrasi dilakukan pada saat pertama kali alat dipakai, penggantian lampu, dan secara periodik
untuk memastikan ketepatan pembacaan.
Pra Analitik Reagensia

 Diamkan reagen pada suhu kamar (15-25ᵒC) sebelum digunakan.


 Reagen yang tidak digunakan harus selalu disimpan dalam suhu 2-8ᵒC.
 Untuk membuat Larutan Substrat, siapkan volume yang dibutuhkan
dengan mencampur volume SA dan SB yang sama dalam wadah plastik
bersih, dibilas dengan air deionisasi sebelum digunakan.
 Hindari kontaminasi, jangan digunakan jika reagen telah berubah warna.
 Stabilitas reagensia : Lihat Insert kit
ISI MICRO WELL
HBsAg Anti HBs Toxo IgM Toxo IgG Anti HIV Dengue Rubella
IgG IgG
antibody HbsAg antigen antigen Antigen antigen antigen
monoklona rekombi- tokso- tokso- rekombinan spesifik virus
plasma plasma yang spesifik
l (tikus, nan untuk HIV-1 dengue rubella
mab) pertama (TOXO-Ag) (TOXO-Ag) (gp120, gp41, murni
p24, p17) dan (VR-Ag)
HIV-2 (gp36)
Pra Analitik Spesimen

 Serum dan plasma dengan sitrat antikoagulan, heparin atau EDTA.


 Jangan gunakan specimen yang hemolisis.
 Spesimen yang tidak dilarutkan dapat disimpan selama 8 jam pada 15-25ᵒ, selama 5 hari
pada 2-8ᵒ, atau selama 3 bulan pada suhu -20ᵒ.
 Encerkan sampel 1+100 dengan DIL-G. Misalnya : 10 μL serum + 1 mL DIL-G. Campur hingga
merata. (untuk sample dengan instruksi pengenceran/lihat insert kit)
 Bekukan dan dicairkan sekali saja. Spesimen dicairkan harus dihomogenisasi dengan hati-
hati. Hilangkan partikulat dengan sentrifugasi atau filtrasi.
 Untuk membuat serum :
 Biarkan darah membeku terlebih dahulu pada suhu kamar selama 20-30 menit,
kemudian disentrifuge 3000 rpm selama 5-15 menit.
 Pemisahan serum dilakukan paling lambat dalam waktu 2 jam setelah pengambilan
spesimen.
HBsAg Anti HBsAg
Pemeriksaan
dengan
Teknik ELISA Toxo IgG Toxo IgM

Rubella IgG Anti HIV 1/2

Dengue IgG
HBsAg
Prinsip HBsAg

Direct
 Tes HBsAg berdasarkan pada antigen
direk teknik ELISA menggunakan
microwell yang dilapisi dengan antibody
monoklonal (tikus, mab).
 Sampel bereaksi secara serentak dengan
melumpuhkan mab dan dengan antibody
anti-HBs poliklonal (Pig guinea)
mengalami konjugasi dengan enzim
horseradish peroksidase.
Nama Keterangan
Reagen MIC Strip mikrotiter dilapisi antibodi monoklonal Anti-HBs (mouse)
&
NC HbsAg kontrol negatif (serum manusia)
Kompone
nnya PC HbsAg kontrol positif (serum manusia)
CON Enzim konjugasi Anti-HBs (marmut) Horse Radish Peroksidase
WS Larutan cuci
SA Substrat reagen A (buffer asam asetat)
SB Substrat reagen B (TetraMetilBenzidin)
STOP Stop solution (asam sulfat)
Pasca Analitik

Perhitungan Cut
Validasi Hasil
Off
• MNC = Abs sampel (B1+C1+D1)/3
• MPC = Abs sampel (E1+F1)/2 • A1 Blanko < 0,100
• COV = MNC + 0,025 • MNC < 0,100
• Cut-off value COV = MNC + 0,025 • MPC ≥ 0,600
• MPC – MNC ≥ 0,50
Anti
HBsAg
Prinsip Anti HBsAg

 HBsAg yang dilekatkan pada strip microwell polystyrene akan


menangkap anti-HBs dalam sampel, kemudian kompleks imun
tersebut akan mengikat HBsAg kedua (HRP-konjugat).
 Pencucian dimaksudkan untuk menghilangkan sampel dan HRP
konjugat yang tidak terikat.
 Penambahan larutan kromogen yang mengandung
Tetramethylbenzidine (TMB) dan urea peroksida ditambahkan ke
sumur. Kromogen yang tidak berwarna akan dihidrolisis oleh HRP
konjugat sehingga menghasilkan produk berwarna biru.
 Warna biru berubah menjadi kuning setelah reaksi dihentikan
dengan asam sulfat.Jumlah intensitas warna dapat diukur dan
sebanding dengan jumlah antibodi ditangkap di sumur.
1. Microtiter : HBsAg
Reagensi 2. CON (konjugat) : HbsAg + Herodish peroxidase

a Anti- 3. A (Substrat A) : H2O2


4. SB (Substrat B) : TMB
HBsAg
5. NC (Kon. Neg) : Serum normal
6. PC (Kon. Pos) : anti Hbs dalam buffer
7. Specimen : serum, plasma EDTA/Heparin/Oksalat
Pasca Analitik

Perhitungan Cut
Validasi Hasil
Off
• MNC = Abs sampel (B1+C1+D1)/3
• MPC = Abs sampel (E1+F1)/2 • A1 < 0,1
• COV = MNC + 0,025 • MNC < 0,2
• Cut-off value COV = MNC + 0,025 • MPC > 0,5
• MPC –MNC ≥ 0,3
• Nilai NC harus dalam( 0,5 X
MNC ) – (2,0 X MNC)
• COV = MNC + 0,025
Interpretasi Hasil

• (+) jika ≥ 1,1 x COV


• (-) jika < 0,9 x COV
• Grayzone COV ± 10 %
Interpretasi Hubungan Hasil HBsAg de

HBsAg & Anti-HBsAg


ngan Anti-HBsAg
HBsAg antiHBsAg antiHBC Keterangan

+ - - Infeksi akut dini

+ + + Kronis

- + + Ada imunitas dan infeksi

- - + Virus bereplikasi

- - - Tidak pernah terinfeksi

- + - Pasca vaksin
Rubella
IgG
Prinsip Rubella IgG

 Antibodi anti-Rubella virus IgG (anti-VR-IgG Ab) yang terkandung dalam


tes atau kontrol secara khusus terikat pada antigen yang tidak
bergerak.
 Konjugat anti-IgG (antibodi anti-IgG-manusia, dilabeli dengan
peroksidase) ditambahkan yang akan berikatan secara spesifik dengan
antibodi IgG.
 Kompleks imun yang khas terbentuk. Dengan penambahan TMB /
Substrat warna biru terbentuk lalu berubah menjadi kuning setelah
penghentian reaksi.
 Intensitas warna ini berbanding lurus dengan jumlah antibodi IgG anti-
VR dalam sampel.
Nama Keterangan

MIC Microtiter Strip


Reagen Dilapisi antigen dengue
& NC Dengue IgG Negatif
Kompone
PC Dengue IgG Positif
nnya
DIL Buffer Pengencer

CON Anti-IgG konjugat : Anti-human IgG (rabbit), dilapisi enzim peroksidase.

WS Washing Solution

SUB Reagen Substrat 33’,55’tetrametilbenzidin (TMB)

STOP STOP Solution H2SO4


Pasca Analitik

Perhitungan Cut
Validasi Hasil
Off
• MNC = Abs sampel (B1+C1)/2
• MCC = Abs sampel (D1+E1)/2 • A1 Blanko < 0,150
• MPC = Abs sampel (F1+G1)/2 • MNC ≤ MCC
• MPC ≥ 0,750
• MPC : MNC ≥ 2,5

Interpretasi Hasil

A450 (Pasien) ≥ MNC + 15% Anti-VR-IgG-Ab-Positif

A450 (Pasien) < MNC - 15% Anti-VR-IgG-Ab-Negatif


Dengue
IgG
Prinsip Dengue IgG

 ELISA untuk deteksi antibodi secara tidak langsung


menggunakan antigen spesifik dengue yang di lapisi pada
dasar mikrotiter.
 Spesimen dengue antibodi IgG (DEN-IgG-Ab) atau kontrol
berikatan dengan antigen spesifik dengue.
 Setelah inkubasi, komponen yang tidak terikat dihilangkan
melalui proses cuci, konjugat (Anti-IgG manusia +
peroksidase) ditambahkan lalu berikatan dengan anti
spesifik IgG manusia  kompleks ditambahkan substrat
TMB  berubah menjadi kuning setelah reaksi berhenti
 Intensitas warna berbanding lurus dengan konsentrasi
DEN-IgG-Ab dalam spesimen.
Nama Keterangan

MIC Microtiter Strip


Reagen Dilapisi antigen dengue
& NC Dengue IgG Negatif
Kompone
PC Dengue IgG Positif
nnya
DIL Buffer Pengencer

CON Anti-IgG konjugat : Anti-human IgG (rabbit), dilapisi enzim peroksidase.

WS Washing Solution

SUB Reagen Substrat 33’,55’tetrametilbenzidin (TMB)

STOP STOP Solution H2SO4


Pasca Analitik

Perhitungan Cut
Validasi Hasil
Off
Hitung nilai rata-rata NC di B1 dan C1 Blanko substrat (A1) < 0,100
(MNC). MNC ≤ 0,300
MNC : A450 (B1) + A450 (C1) A450 Positif Kontrol ≥ COV
2
Nilai Cut-Off (COV) = MNC + 0,35

Interpretasi Hasil

• Sampel (+) jika nilai Abs lebih tinggi 10%


dari nilai COV (anti-DEN-IgG-Ab-Positif)
• Sampel dengan nilai Abs diatas atau
dibawah 10% nilai COV. (Zona Abu-Abu)
• Sampel (-) jika nilai Abs lebih rendah 10%
dari nilai COV (anti-DEN-IgG-Ab-Negatif)
Toxo IgG
Prinsip Toxo IgG

• Antibodi spesifik yang sesuai (Antibodi TOXO IgG) terdapat pada


spesimen pasien atau kontrol yang akan berikatan dengan antigen
pada fase padat.
• Ditambahkan konjugat anti-IgG yang berikatan secara spesifik
dengan antibodi kelas igG yang menghasilkan pembentukan
kompleks imun yang khas.
• Ditambahkan substrat TMB (tahap ke-3). Warna biru berubah
menjadi kuning setelah reaksinya dihentikan
• Intensitas warna berbanding lurus dengan konsentrasi TOXO-IgG-
Ab pada specimen
Nama Keterangan
MIC Strip mikrotiter dilapisi antigen toxoplasma gondii
NC Toxo IgG kontrol negatif (serum manusia)
Reagen PC Toxo IgG kontrol positif (serum manusia)
& CC Cut-Off Control Toxo IgG (serum manusia)
Kompone
PCL Low Positive Control (serum manusia)
nnya
PCM Medium Positive Control (serum manusia)
PCH High Positivie Control (serum manusia)
DIL-G Buffer fosfat
CON Konjugat Anti-human IgG(kelinci), Horseradish Peroxidase
WS Larutan cuci
SUB Substrat tetrametilbenzidine
STOP Stop solution (asam sulfat)
Pasca Analitik

Perhitungan Cut
Validasi Hasil
Off
Nilai
  rata-rata dari Negative Control Blanko substrat (A1) < 0,150
(MNC), Cut-off Control (MCC), dan MNC ≤ MCC
Positive Control Low, Positive Control MPCM ≥ 0,750
Medium, Positive Control High (MPCL,
MPCM : MNC ≥ 5
MPCM, MPCH) dihitung berdasarkan
contoh berikut:
Interpretasi Hasil

A450 (Pasien) ≥ MNC + 15% anti-TOXO-IgG-Ab-Positive


A450 (Pasien) < MNC – 15% anti-TOXO-IgG-Ab-Negative
Toxo IgM
Prinsip Toxo IgM

• Antibodi spesifik yang sesuai (Antibodi TOXO IgM) terdapat pada


spesimen pasien atau kontrol yang akan berikatan dengan antigen
pada fase padat.
• Ditambahkan konjugat anti-IgM (anti-human IgM antibodi, konjugat
peroksida) yang berikatan secara spesifik dengan antibodi kelas igM
yang menghasilkan pembentukan kompleks imun yang khas.
• Ditambahkan substrat TMB (tahap ke-3). Warna biru berubah menjadi
kuning setelah reaksinya dihentikan
• Intensitas warna berbanding lurus dengan konsentrasi TOXO-IgM-Ab
pada specimen
Nama Keterangan

Reagen MIC Strip mikrotiter yang spesifik terhadap anti human IgM
& NC kontrol negatif (serum manusia)
Kompone PC kontrol positif (serum manusia)
nnya CC Cut-Off Control (serum manusia)
DIL-G Buffer fosfat
CON Konjugat antigen toxoplasma, Horseradish Peroxidase
WS Larutan cuci
SUB Substrat tetrametilbenzidine
STOP Stop solution (asam sulfat)
Pasca Analitik

Perhitungan Cut
Validasi Hasil
Off
 
MNC <0,150
MCC> 0,200
MPC/COV≥ 2,0
Cut Off Value Blanko ≤ 0,100
(COV) = MCC
Interpretasi Hasil
Anti-HIV
Prinsip Anti-HIV

Antibodi spesifik HIV (anti HIV IgG, IgM, IgA) dalam


spesimen akan mengikat antigen rekombinan yang tidak
bergerak dan konjugat yang membentuk kompleks antigen-
antibodi ganda. Setelah langkah pencucian untuk
menghilangkan komponen tak terikat, TMB / Substrat
ditambahkan. Warna biru berubah menjadi kuning setelah
reaksi berhenti. Intensitas warnanya berbanding lurus
dengan konsentrasi HIV-ab pada spesimen.
Nama Keterangan
Reagen MIC Strip mikrotiter yang dilapisi dengan HIV-rAg
& NC kontrol negatif (serum manusia)
Kompone PC kontrol positif (serum manusia)
nnya DIL-G Buffer fosfat
CON Konjugat HIV-rAg Horseradish Peroxidase
WS Larutan cuci
SA Substrat A tetrametilbenzidine
SB Substrat B Buffer fosfat
STOP Stop solution (asam sulfat)
Pasca Analitik

Perhitungan Cut
Validasi Hasil
Off
MNC ≤ 0,1
 
MNC :
MPC ≥ 1,5
MPC :
Nilai value ( COV ) = MNC + 0,1

Interpretasi Hasil

Hasil Interpretasi
A450 (specimen) < COV x 0,9 anti-HIV ½ ab-nonreactive

A450 (specimen) ≥ COV anti-HIV ½ ab-reactive

COVx0,9 ≤ A450 (specimen) equivocal


≤ COV
Kesehatan dan keselamatan kerja

Sarana dan prasarana Pengamanan pada keadaan darurat


• Jas laboratorium lengan panjang dan dile • Sistem tanda bahaya
ngkapi karet • Sistem evakuasi
• Sarung tangan • Perlengkapan P3K
• Masker • Spil kit
• Alas kaki tertutup • Alat komunikasi darurat
• Wastafel yang dilengkapi skin desinfektan • Pelatihan khusus berkala tentang penanganan kea
dan petunjuk cuci tangan yang baik denga daan darurat
n air mengalir • APAR,masker dan sumber air terletak pada lokasi y
• Kontainer khusus untuk insenerasi jarum, ang mudah dicapai
lanset • Alat seperti kampak, palu, obeng, tangga dan tali
• Pemancur air/ emergency shower • Nomer telepon ambulan, pemadam kebakaran dan
polisi disetiap ruang laboratorium
Kesehatan dan keselamatan kerja

Tindakan pencegahan Penanganan limbah


• Cuci tangan dengan sabun dalam 5 moment • Limbah cair melalui IPAL
• Jangan menyentuh mulut dan mata selama be • Limbah padat , dipisahkan dulu berdasarkank
kerja an sifatnya : infeksius (kantong kuning), non in
• Tidak makan, minum, merokok, atau menyimp feksius(kantong hitam), daur ulang(kantong p
an makanan/minuman di dalam laboratorium utih)
• Tidak memakai kosmetik ketika berada dalam l • Segera masukan jarum atau benda tajam ke s
aboratorium afety box tanpa menyarungkan kembali
• Menggunakan alat pelindung muka/mata jika • Semua limbah infeksi harus diolah dengan car
terdapat risiko percikan bahan infeksi saat bek a desinfeksi, dekontaminasi , sterilisasi dan ins
erja enerasi
• Bekerja dengan hati-hati
Kesehatan dan keselamatan kerja
Penanganan kecelakaan kerja

Jika tertusuk benda tajam atau terkena cairan infeksius:


• Jika pakai sarung tangan, segera buka
• Lakukan pembersihan dengan air mengalir dan sabun tanpa menekan
area yang tertusuk
• Jika terkena mata, cuci dengan air mengalir selama 15 menit, jika terk
ena mulut lakukan kumur dengan air selama 15 menit
• Buat laporan dengan menggunakan formulir kepada kepala laboratori
um
Thank you

Anda mungkin juga menyukai