Anda di halaman 1dari 26

Uji

ELISA
-1-
Sunani (002)
Maya Andani (003)
Asilla Mauri R.K (004)
Nyai Ayu S.S.P.H (005)
Kaila Keyshia M (006)
Nisrina Nurfadilah (007)
Yunitasya Guspira (008)
Anugerah Yutika (009)
Grace N Hutauruk (010)
PENGERTIAN UJI ELISA

Teknik biokimia yang dilakukan untuk mendeteksi adanya


antibodi/antigen dalam sampel. Digunakan untuk pengujian
antigen, hapten, atau antibodi lewat cara persaingan (antibodi
ganda) (Rahayu dan Nugroho, 2016).
SEJARAH UJI ELISA
Solomon Berson & Rosalyn Sussman
Yalow

Pertama kali menerbitkan Radioimmunoassay


pada tahun 1960 yang merupakan suatu teknik
menggunakan antibodi dengan pancaran sinar
radioaktif. Karena senyawa radioaktif kurang
aman maka kemudian dikembangkan sinyal
non radioaktif oleh Statis A. dan G. B.
Eva Engvall

Tahun1971
Teknik Elisa pertama kali diperkenalkan
di Belanda

Peter Perlmann

Selain digunakan sebagai uji kualitatif untuk mengetahui


keberadaan suatu antibodi atau antigen, teknik ELISA
juga dapat diaplikasikan dalam uji kuantitatif untuk
mengukur kadar antibodi atau antigen yang diuji dengan
menggunakan alat bantu berupa spektrofotometer
(Sudjadi dan Rohman, 2018).
PRINSIP UJI ELISA
Sebagian besar metode ELISA
dikembangkan untuk deteksi antigen
atau antibodi yang terdiri dari antibodi
atau antigen yang cocok dengan yang
dicari, yang kemudian dibentuk dalam
fase solid, seperti permukaan plastik
dari plat polivinil atau tube polistirene,
di dalamnya sumuran yang dalam dari
microdilution (cairan sejumlah mikro)
atau di bagian luar dari plastik sferis
atau bead (mirip seperti kelereng
kecil) (Tankeshwar, 2012).
Menurut penelitian, metode
ELISA merupakan teknik
ampuh dalam mengukur analit
yang spesifik dalam preparasi
kasar, mudah, cepat dan
memiliki sensitivitas dan
spesifisitas tinggi.Selain itu
juga, hasil penelitian
membukti-kan metode ELISA
dapat digunakan sebagai
pengganti Uji Serum
Netralisasi.

(Sudarisman, 2006).
Prinsip Kerja dan Teknik Uji Elisa
Prinsip Kerja :
Reaksi spesifik antara antibodi dan antigen menggunakan enzim penanda
(marker)
Teknik
1. Melapisi pelat microtiter dengan antigen
2. Memblokir semua situs yang tidak terikat untuk mencegah hasil positif palsu
3. Menambahkan antibodi primer (misalnya antibodi rabbit monoklonal ) ke
sumur
4. Tambahkan antibodi sekunder yang terkonjugasi ke enzim (misalnya igg anti-
rat)
5. Reaksi substrat dengan enzim untuk menghasilkan produk berwarna, sehingga
menunjukkan reaksi positif. (Riset FK Unsoed, 2017)
KLASIFIKASI UJI ELISA

1.Competitive ELISA
2.Indirect ELISA
3.Direct ELISA
4.Sandwich ELISA
Klasifikasi Uji Elisa
• Competitive Elisa
Jenis ELISA untuk mendeteksi serta
mengukur konsentrasi dari antigen. Antigen
berikatan langsung dengan antibodi detector
(Telah dilabeli oleh enzim reporter)
1 3

• Sandwich Elisa
2014 6 2018
Digunakan untuk mengukur antigen maupun
antibodi (menggunakan antibodi
penangkap/primer antibodi).

(Rahayu dan Nugroho, 2016).


Klasifikasi Uji Elisa
• Direct Elisa
• Indirect Elisa
Digunakan untuk mendeteksi respon
Digunakan untuk mendeteksi dan imun antigen yang berikatan
mengukur konsentrasi antigen atau langsung dengan antibody detector
antibodi. Antigen tidak menempel (antibody yang dilabeli oleh enzim).
langsung padaantibodi detector di mana antigen diimobilisasi pada
permukaan microplate dan
diinkubasi dengan enzyme-labeled
antibodi pada protein target (Antigen
spesifik pada protein target). Setelah
pencucian, aktivitas enzyme yang
terikat dengan microplate diukur.
(Rahayu dan Nugroho, 2016).
PROSEDUR
Memasukkan
Menyiapkan antibodi ke Inkubasi 4 C 15-
alat dan bahan setiap lubang 18 jam
Plat ELISA

Menambahkan
Melepaskan Melepas buffer
blocking buffer.
antibodi lalu pemblokir, cuci
Inkubasi 37 C 4
dicuci 3x 3x
jam

Mengencerkan
Mengeluarkan
sampel dengan Inkubasi 37 C 1
sampel dan cuci
buffer + 100 jam
5x
mikroliter
PROSEDUR
Menambahkan Menambahkan
Melepas antibodi Melepas antibodi
antibodi antibodi sekunder
pendeteksi, cuci sekunder, cuci
pendeteksi, berlabel enzim,
5x 5x.
inkubasi. inkubasi.

Mengukur
Menambahkan
Menambahkan penyerapan pada
larutan
solusi media 450nm oleh
pemberhenti.
pembaca plat

(MBL, 2017).
ALAT DAN BAHAN
UJI

96-well microtiter plate Multichannel pipettes Elisa microplate reader Washer system
(universalmedicalinc.com) (thermofisher.com) (biocompare.com) (bio-rad.com)

(Taner, 2016).

Biological fluids Purified recombinant in solution Cell culture


(medscape.com) (recombinanttrypsin.com) (biocellcorp.co.nz)
HASIL KUALITATIF
Hasil uji kualitatif dari uji ELISA adalah perubahan
warna pada well plate yang mengindikasikan bahwa
terjadi reaksi yang spesifik antara antigen dengan
antibodi. Perubahan warna tersebut dihasilkan oleh
reaksi antara substrat dengan enzim yang terdapat di
antibodi. Ag(serum) + Ab E Ag- Ab E kompleks 
cuci
(Crowther, 2001).
HASIL KUANTITATIF
Hasil uji kuantitatif adalah perhitungan analisis hasil ELISA
reader (spektrofotometer). Berupa besaran konsentrasi dan
nilai adsorbsi (y) pada sampel.Pengukuran y pada hasil
ELISA menggunakan mesin ELISA reader yang prinsipnya
sama dengan mesin spektrofotometer. Intensitas cahaya
yang diserap oleh sampel pada panjang gelombang tertentu
berbanding lurus dengan besar nilai y. Jika semakin banyak
intensitas cahaya yang diserap, maka semakin besar nilai y.
Semakin kecil nilai intensitas cahaya yang diserap oleh
sampel, semakin kecil pula nilai y. (Crowther, 2001).
KELEBIHAN ELISA TEST
1. Hasil memiliki tingkat sensitivitas yang cukup tinggi
2. Dapat digunakan dalam berbagai macam pengujian
(Sejumlah tes dapat dilakukan sekaligus dengan
menggunakan ELISA)
3. Teknik pengerjaan relative sederhana
4. Dapat digunakan untuk mendeteksi keberadaan
antigen walaupun kadar antigen tersebut sangat
rendah (Lequin, R.M., 2005).
KEKURANGAN ELISA TEST
1. Hanya dapat menggunakan jenis antibodi monoklonal,
yaitu antibodi yang hanya mengenali satu antigen adanya
reaksi silang antara antigen yang satu dengan antigen lain

2. Harga antibodi monoklonal relatif lebih mahal daripada


antibodi poliklonal, sehingga pengujian teknik ELISA ini
membutuhkan biaya yang relatif mahal Reaksi antara
enzim signal dan substrat berlangsung relatif cepat,
sehingga pembacaan harus dilakukan dengan cepat
(Lequin, R.M., 2005).
APLIKASI
1. Screening test untuk HIV (National Institute of Health,
2018). Pada industri makanan digunakan untuk
menemukan zat alergen seperti susu, kacang, dan telur
(FDA, 2001).

2. Diagnosa in vitro di laboratorium, mendeteksi :


Mycobacterium antibodi pada tuberkulosis, Rotavirus
pada feses, Hepatitis B marker pada serum, Enterotoxin
pada E. coli di feses
pada serum yaitu antibody HIV dideteksi menggunakan teknik
penangkapan berlapis.
• Dasar pemeriksaan jika teridentifikasi antibody dalam serum,
maka akan terperangkap dalam laisan antara antigen HIV yang
melekat dalam test well dan enzymes yang ditambahkan ke dalam
tes well.
• Kemudian dilakukan pencucian untuk melepaskan enzim yang
tidak berikat.
• Reagen pewarna ditambahkan, setiap enzim yang berikat akan
dikatalisasi sehingga terjadi perubahan warna pada well.
APLIKASI

3. ELISA digunakan untuk mendeteksi IgG yang


diproduksi setelah infeksi.
IgG terbentuk setelah IgM yang merupakan respon paling
awal dan jumlah terbanyak ketika vaksinasi pertama.
IgG adalah antibodi utama yang dihasilkan setelah vaksinasi.
Selain itu, IgG membangun sistem pertahanan terhadap
bakteri dan virus.

(Akonor et al., 2018).


UJI ELISA

Sumber : https://www.youtube.com/watch?v=zR_xlV5v_f4
PERTANYAAN
1. Bagaimana cara memblokir semua situs yang tidak terikat untuk mencegah hasil positif palsu ?

Pada microplate, terdapat antigen yang akan diberi serum yang terdapat antibody di dalamnya,
dikarenakan tidak semua antibody akan berikatan dengan antigen, dilakukan pencucian menggunakan
PBS/ Phosphate-buffered saline . Pencucian ini akan menghilangkan antibody yang tidak berikatan
dengan antigen, sehingga hasil Elisa test tidak positif palsu.

2. Apa perbedaan direct, indirect, dan sandwich test ?


Indirect test = Digunakan untuk mendeteksi dan mengukur konsentrasi antigen atau antibodi.
Direct test = Digunakan untuk mendeteksi respon imun antigen yang berikatan langsung dengan
antibody detector (antibody yang dilabeli oleh enzim).
Sandwich test = Digunakan untuk mengukur antigen maupun antibodi (menggunakan antibodi
penangkap/primer antibodi).
DAFTAR PUSTAKA

Akonor M., Kwasi O., Paa T., & Holly S. (2018). Widespread exposure to
infectious bronchitis virus and Mycoplasma gallisepticum in chickens in the Ga-
East district of Accra, Ghana. Coagent Foof & Agriculture, (4) 1439260,1-11.
BOSTER Biological Technology,2017. ELISA HANDBOOK : Principle,
Troubleshooting, Sampel Preparation and Assay Protocols. Available at:
https://www.bosterbio.com/ebooks. [diakses pada tanggal 14 September 2019]
Chernecky, C.C dan Barbara J.B. 2013. Laboratory Test and Diagnostic Procedures
6ed. US : ELSEVIERS.
Crowther, J.R. 2001. The ELISA Guidebook. New Jersey : Humana Press.
Food & Drug Administration (FDA). 2001. Food Allergen Partnership.
https://www.fda.gov/Food/GuidanceRegulation/GuidanceDocumentsReg
ulatoryInformation/Allergens/ucm106779.htm [pada 15 September 2019].
Jiang W., Sarah C., Julian N.R., George A.O., Bradley J.S.O., & Donald P.W.
(2014). A Rapid LiveCell ELISA for Characterizing Antibodies Against Cell
Surface Antigens of Chlamydomonas Reinhardtii and Its Use in Isolating
Algae from Natural Environments with Related Cell Wall Components. BMC Plant
Biology, 14(244), 1-12
KPL. (2013). Technical Guide for ELISA. Sera Care Life Science: 10. Lequin
R.M. 2005. Enzyme immunoassay (EIA) / Enzyme-linked immunosorbent
assay (ELISA). Clinical Chemistry. Vol. 51 : 2415-2418.
Lougovskaia N., Andrei A., Yuri A.B., Galina V.B., Natalia S.M., Vlamidir
V.D., Alexander V.B., Vladimir V.B., & Anatoly A.G. (2010). Deteksi dan Estimasi
Antigen Virus Bronkitis Menular Burung dengan Fase Liquid Tidak Langsung
Novel Memblokir Enzim-Linked Immunosorbent Assay Menggunakan Ayam
dan Kelinci Afinitas Imunoglobulin Dimurnikan. Avian Patologi, (31), 549-557.
National Institutes of Health. 2018. Screening and Diagnosis of HIV. Diakses
online di https://medlineplus.gov/ency/article/003538.html [diaskes pada tangga
16 September 2019]
Rahayu, D.A dan Nugroho E.D. 2016. Penuntun Praktikum Bioteknologi.
Riset FK. 2017. Prinsip Elisa. Tersedia online di
http://riset.fk.unsoed.ac.id/2017/04/16/prinsip-elisa/ [Diakses online pada
15 September 2019].
Sudarisman. 2006. Enzyme- Linked Immunosorbent Assay untuk
Mendeteksi Antibodi Virus Distemper Anjing. Jurnal Ilmu Ternak dan
Veteriner Vol. 11 No. 1.
Sudjadi dan Rohman, A. 2018. Analisis Derivat Babi. Yogyakarta : UGM
Press.
Taner, Ferdiye. 2016. Enzym Linked Immunosorbent Assay (ELISA).
Diakses online di https://neu.edu.tr/wp-
content/uploads/2016/06/ELISA.pdf [pada 15 September 2019]
 

Anda mungkin juga menyukai