Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

IMUNOHEMATOLOGI DAN BANK DARAH


“INFEKSI MENULAR LEWAT TRANSFUSI DARAH (IMLTD)”

Disusun Oleh :

Nama : Emilianti Selitra Maskal


Nim : 18 3145 453 128
Kelas : 18D

PRODI DIII TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS


FAKULTAS TEKNOLOGI KESEHATAN
UNIVERSITAS MEGAREZKY MAKASSAR
2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya serta taufik dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini yang berjudul “Infeksi Menular Lewat
Transfusi Darah”. Makalah ini disusun dalam rangka untuk memenuhi
Matakuliah TRANSFUSI DAN BANK DARAH dapat selesai dengan waktu yang
telah ditentukan.
Penulis menyadari seutuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu,
penulis meminta maaf bilamana terdapat terdapat kesalahan dalam penulisan
laporan ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Makassar, 15 Januari 2021

Emilianti Selitra Maskal


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………………….


DAFTAR ISI ……………………………………………………………………....
BAB I PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
………………………………………………………………..
b. Rumusan Masalah
…………………………………………………………….
c. Tujuan
…………………………………………………………………………
d. Manfaat
……………………………………………………………………….
BAB II PEMBAHASAN
a. Pengertian IMLTD
……………………………………………………………
b. Prinsip dalam IMLTD ………………………………………………………..
BAB III PENUTUP
a. Kesimpulan …………………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………..
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Untuk mewujudkan kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya perlu
diselenggarakan berbagai upaya kesehatan yang dilaksanakan melalui
kegiatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit,
penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan. Pelayanan transfusi darah
sebagai salah satu upaya kesehatan dalam rangka penyembuhan penyakit dan
pemulihan kesehatan sangat membutuhkan ketersediaan darah atau komponen
darah yang cukup, aman, mudah diakses dan terjangkau oleh masyarakat.
Upaya memenuhi ketersediaan darah untuk kebutuhan pelayanan
kesehatan selama ini telah dilakukan oleh Palang Merah Indonesia melalui
Unit-unit Transfusi Darah (UTD) yang tersebar di seluruh Indonesia
berdasarkan penugasan oleh pemerintah sebagaiman telah diatur dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1980 tentang Transfusi Darah.
Dalam rangka memberikan perlindungan kepada masyarakat penerima
pelayan, pelayanan transfusi darah hanya dapat dilakukan pleh tenaga
kesehatan yang memiliki kompetensi dan kewenangan, dan hanya dapat
dilaksanakan pada fasilitas kesehatan yang memenui persyaratan. Hal ini
diperlukan untuk mencegah timbulnya berbagai risiko, terjadinya penularan
penyakit baik bagi penerima pelayanan transfuse darah maupun bagi tenaga
kesehatan sebagai pemberi pelayanan kesehatan.
Pengamanan pelayanan darah harus dilaksanakan pada setiap tahapan
kegiatan mulai dari seleksi donor, proses pengambilan darah, uiji saring
penyakit yang dapat menular melalui transfusi darah, pemeriksaan serologi
golongan darah dan uji silang serasi, penyimpanan darah, pengolahan darah,
pendistribusian darah, sampai tindakan medis pemberian darah kepada
pasien.
B. Tujuan
1. Tersedianya standart acuan bagi Rumah Sakit dalam melaksanakan
pelayanan tranfusi darah yang berkualitas sebagai pendukung pelayanan
prima Rumah Sakit.
2. Terselenggaranya pelayanan darah yang aman dan berkualitas, sesuai
dengan standar.
3. Agar mahasiswa dapat memahami tugas dan tanggung jawab dalam
pelayanan darah yang aman.

C. Manfaat
Mendapatkan data mengenai prevalensi IMLTD pada darah donor di
UDD PMI kota sehingga dapat dilakukan pengelolahan yang lebih awal, tepat
dan lebih baik serta mengetahui berbagai penyakit menular yang disebabkan
oleh darah donor di UDD PMI kota.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian IMLDT
IMLDT adalah infeksi menular lewat transfusi darah yang didapatkan
dari proses transfusi darah dengan penderita yang terinfeksi hepatitis B,
hepatitis A, sifilis, HIV/AIDS, Gonorhea, Malariae, demam berdarah dengue.
Dalam transfusi darah keamanan tindakan transfusi darah bergantung pada
seleksi donor, proses dari pengeluaran darah dari vena donor sampai dengan
tindakkan memasukkan darah ke vena pasien, juga ketepatan indikasi.
B. Meningkatkan kualitas darah lewat transfusi darah
Masalah infeksi menular lewat transfusi darah dapat disebabkan oleh
virus, bakteri, dan protozoa, virus merupakan penyebab utama yang paling
umum ditularkan melalui transfusi. Virus merupakan bentuk kehidupan yang
paling sederhana, dan dapat menginfeksi semua bentuk kehidupan.
Bakteri merupakan sel individu yang memiliki dinding-dinding sel dan
kapsul yang mengandung antigen yang dappat menyebabkan timbulnya
respon umum. Contoh bakteri yang umum dan infeksi bakteri :
a) Treponema pallidum : syphilis
b) Vibro chlolerae : cholera
c) Clostridium tetanii : tetanus
d) Selain virus dan bakteri, infeksi dapat juga disebabkan oleh jamur.
 Pelayanan transfusi darah yang aman harus memenuhi prinsip yaitu:
a) Darah berasal dari donor sukarela, sehat dan memenuhi kriteria sebgai
donor darah resiko rendah terhadap tertular penyakit infeksi menular
lewat transfusi darah.
b) Seluruh proses pengamanan, pengolahan dan penyimpanan serta
kualitas bahan habis pakai sesuai standar.
c) Distribusi dilakukan dengan rantai dingin oleh petugas yang berwenang
serta mengikuti standar prosedur operasional
d) Pemakaian secara rasional, indikasi dan pemilihan komponen
berdasarkan analisa medis yang tepat.

 Uji saring bagi penyebab infeksi


Transfusi darah merupakan jalur ideal bagi penularan penyebab
infeksi tertentu dari donor kepada penerima darah. Resiko dapat dikurangi
dengan cara sebagai berikut :
a) Seleksi donor yang hati-hati untuk memastikan bahwa darah tidak
dikumpulkan dari orang yang mungkin merupakan pembawa infeksi.
b) Uji saring langsung dari darah yang didonasi untuk membuktikan
tidak adanya penyebab infeksi.
c) Pengabilan komponen khusus dari darah yang dianggap
menyembunyikan penyebab infeksi; contohnya, dengan filtrasi darah
untuk mengkat sel darah putih.
C. Prinsip kerja CLIA dengan AIA (ELISA)
CLIA hamper sama dengan teknik EIA dan ELISA kecuali bahwa
pengujian enzim reseptor akhir digantikan dengan bekas chemiliminescent
diikuti oleh pengukuran dari emisi cahaya sebagai akibat reaksi kimia.
EIA, dengan sensitifitas yang tinggi akan mendeteksi petanda target dari
infeksi. Reagen yang telah dievaluasi dengan baik untuk tujuan diagnostic
maupun uji saring harus memenuhi standar. Pemeriksaan ini bisa dikerjakan
secara manual atau system otomatik yang spesifik (system tertutup).
EIA dan CLIA mempunyai solid phase yang berbeda untuk melakukan
imobilisasi terhadap antigen atau abtibodi. Umumnya solid phase yang
digunakan adalah :
a) Bagian dasar atau sisi dari microwwll polystyrene
b) Bagaian permukaan daro polystyrene atau bahan lain
c) Microparticle
d) Permukaan dari alat disposable khusus yang digunakan pada system
reagen otomatik, bervariasi tergantung pabrik, umumnya polystyrene.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Meningkatkan kualitas darah lewat tranfusi darah bertujuan untuk
mengurangi infeksi menular dengan pelayanan tranfusi darah yang aman. Uji
saring dilakukan untuk mengurangi penyebab infeksi dengan metode yang
sesuai dengan standart yang berlaku.
Metode CLIA (chemiluminescence immunoassay) adalah sbuah tipe
immunoassay yaitu sebuah tes biokimia yang mengukur konsentarsi suatu
substansi dalam cairan. Biasanya substasinya berupa serum darah atau air seni
dengan melihat reaksi antibody terhadap antigennya. Metode CLIA
bergantung pada deteksi sinar yang dipancarkan dan diasosiasikan dengan
penghilangan energy dari substansi elektronik sebagai akibat reaksi
elektokimia.
Metode CLIA bila dibandingkan dengan metode ELISA lebih unggul
karena system reseptor ELISA dan EIA mengukur konsentrasi substansi
sangat rendah hingga beberapa nanograms (10-9 gram). CLIA dapat
mengukur kosentrasi substansi dalam femtogram.
DAFTAR PUSTAKA

Buku pedoman pelayanan transfuse darah UTD PMI Pusat : buku 4 (lampiran).
Kegiatan unit transfuse darah penanganan donor dan kepuasan pelanggan

Buku pedoman pelayanan transfuse darah Depkes. Modul 2 : uji saring untuk
penyakit infeksi

http://analisqmateri.blogspot.co.id/2010/09/mikrositik.html

Anda mungkin juga menyukai