Anda di halaman 1dari 4

TUGAS URINALISA

ANALISIS CAIRAN OTAK

Disusun Oleh:

Emilianti Selitra Maskal 18 3145 453 128

PROGRAM STUDI DIII TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK


FAKULTAS FARMASI, ADMINISTRASI RUMAH SAKIT DAN
INFORMATIKA

UNIVERSITAS MEGAREZKY
MAKASSAR
2019/2020
CAIRAN OTAK
A. Pengertian Cairan Otak
Cairan serebrospinal adalah cairan yang mengisi sistem ventrikel dan
ruang subarachnoid yang bertujuan melindungi otak dari benturan, bakteri dan
juga berperan sebagai pembersih lingkungan otak. Jumlah cairan serebsospinal
pada orang dewasa berkisar antara 75-150 ml.
Fungsi cairan otak
1. Pelindung otak dari goncangan
2. Mengatur volume otak dengan jalan mengatur cairan otak
3. Sebagai alat transport zat-zat makanan dari sistem metabolisme.
B. Macam_macam pemeriksaan
1. Pemeriksaan Kimia
a. Glukosa
Normal kadar glukosa berkisar 45-80 mg %. Kadar glukosa cairan
serebrospinal sangat bervariasi didalam susunan saraf pusat, kadarnya
munkin menurun dan mulai tempat pembuatannya di ventrikel, sisterna
dan ruang subrachnoid lumbar. Rasio normal kadar glukosa cairan
serebrospinal lumbal dibandingkan kadar glukosa serum adalah >0,6.
Perpindahan glukosa dari darah kecairan serebrospinal secara difusi
difasilitasi tranportasi membrane. Bila kadar glukosa cairan
serebrospinalis rendah, pada keadaan hipoglekimia, rasio kadar glukosa
cairan serebsopinalis , glukosa serum tetap terpeluhara.
b. Protein
Kadar protein normal cairan serebrospinal pada ventrikel adalah
5-15 mg% pada sisterna 10-25 mg% dan pada daearah lumbal adalah
15-45 mg% kadar gamma globulin normal 5-15 mg% dari total protein.
Kadar protein lebih dari 150 mg% akan menyebabkan cairan
serebrospinal berwarna xantrocrom, pada peningkatan kadar protein
yang ekstrim lebih dari 1,5 gr% akan menyebabkan pada permukaan
tempak serang laba-laba (pellicle) atau bekuan yang menunjukkan
tingginya kadar fibrinogen.
c. Klorida
Dalam keadaan normal terdapat 720-750 mg klorida dalam
cairan otak. Bandingkanlah nilai normal dalam plasma darah 550-620
mg/dl sebagai Nacl. Penetapan kadar klorida berguna dalam diagnose
meningitis. Pada meningitis acuta kadar itu akan merendah hingga
kurang dari 680 mg/dl.
2. Pemeriksaan Bakteriologi
Walaupun sensitivitasnya tidak tinggi, pemeriksaan sediaan sedimen
atau jaring-jaring fibrin dengan pewarnaan tahan asam diindikasikan pada
kecurigaan meningitis tuberculosis. Periksalah dengan teliti sediaan yang
diwarnai dengan pewarnaan tahan asam selama sedikitnya 15 menit.

DAFTAR PUSTAKA
Vandepitte, j. 2005. Prosedur Laboratorium Dasar untuk Bakteriologi klinis. EGC.
Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai