Anda di halaman 1dari 5

1.

Definisi Laboratorium Medis


Menurut Permenkes RI No.41/Menkes/Per/III/2010, Laboratorium
Medis adalah laboratorium kesehatan yang melaksanakan pelayanan
kesehatan spesimen klinik untuk mendapatkan informasi tentang kesehatan
perorangan untuk menunjang upaya diagnosis penyakit, dan memulihkan
kesehatan (Mardiana dkk, 2017).
Laboratorium Medis adalah laboratorium dimana berbagai macam tes
dilakukan pada spesimen biologis untuk mendapatkan informasi tentang
kesehatan pasien. Laboratorium ini sering dibagi atas sejumlah bagian :
Mikrobiologi, Parasitologi, Hematologi, Koagulasi, Kimia klinik,
Toksikologi, Imunologi, Histologi, Sitologi, Virologi dan Patologi.
2. Jenis dan Klasifikasi Laboratorium Medis
Laboratorium Medis/klinik berdasarkan jenis pelayanannya terbagi
menjadi laboratorium medis umum dan laboratorium medis khusus.
Penjelasannya sebagai berikut :
1) Laboratorium medis umum adalah laboratorium yang melaksanakan
pelayanan pemeriksaan spesimen klinik di bidang hematologi, kimia
klinik, mikrobiologi klinik, parasitologi klinik, dan imunologi klinik.
Contohnya adalah Laboratorium Rumah Sakit (Mardiana dkk, 2017).
Laboratorium medis umum diklasifikasikan menjadi :
a. Laboratorium medis umum pratama
b. Laboratorium medis madya
c. Laboratorium medis utama
2) Laboratorium medis khusus adalah laboratorium yang melaksanakan
pelayanan pemeriksaan spesimen klinik pada 1 (satu) bidang
pemeriksaan khusus dengan kemampuan tertentu (Mardiana dkk,
2017).
Laboratorium medis khusus diklasifikasikan menjadi :
a. Laboratorium mikrobiologi klinik
b. Laboratorium Parasitologi klinik
c. Laboratorium Patologi anatomi
3. Pengertian Kesehatan dan Keselamatan Kerja serta Kesehatan dan
Keselamatan Kerja di Laboratorium Medis
Secara umum K3 adalah suatu sistem program yang dibuat bagi
pekerja maupun pengusaha sebagai upaya pencegahan (preventif)
timbulnya kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja dalam
lingkungan kerja dengan cara mengenali hal-hal yang berpotensi
menimbulkan kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja, dan
tindakan antisifatif bila terjadi hal demikian (Suardi ,2011).

Adapun Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) Laboratorium


medis/klinik adalah semua upaya untuk menjamin keselamatan dan
kesehatan pekerja laboratorium dari risiko-risiko yang ada di laboratorium
medis (Suardi, 2011).

4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kecelakaan Kerja di Laboratorium


Medis
Kecelakaan kerja pada dasarnya disebabkan oleh tiga faktor yaitu
factor manusia, pekerjaan dan faktor lingkungan di tempat kerja (Rejeki,
2015).
a) Faktor manusia
1) Umur
2) Tingkat Pendidikan
3) Pengalaman Kerja
b) Faktor pekerjaan
1) Giliran kerja (shift)
2) Jenis Pekerjaan
3) Faktor Lingkungan
c) Lingkungan Fisik
1) Lingkungan Fisik
2) Lingkungan Kimia
3) Lingkungan Biologi
5. Tujuan K3 di Laboratorium Medis
Tujuan dari keselamatan dan kesehatan kerja di laboratorium medis
adalah sebagai berikut:
a. Agar setiap pegawai mendapat jaminan keselamatan dan kesehatan kerja
baik secara fisik, sosial, dan psikologis.
b. Agar setiap perlengkapan dan peralatan kerja digunakan sebaik-baiknya
selektif mungkin.
c. Agar semua hasil produksi dipelihara keamanannya.
d. Agar adanya jaminan atas pemeliharaan dan peningkatan kesehatan gizi
pegawai.
e. Agar meningkatkan kegairahan, keserasian kerja, dan partisipasi kerja.
f. Agar terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh
lingkungan atau kondisi kerja.
g. Agar setiap pegawai merasa aman dan terlindungi dalam bekerja
(Mangkunegara, 2010).
6. Penyakit Akibat Kerja serta Pencegahannya di Laboratorium Medis
Penyakit akibat kerja (PAK) adalah penyakit yang disebabkan oleh
pekerjaan dan lingkungan kerja. Faktor-faktor yang menjadi penyebab PAK
serta berisiko menjadi penyebab harus segera diketahui dan dikendalikan
dengan benar sehingga dampaknya akan dapat diminimalisir sekecil
mungkin .
Menurut Peraturan menteri Tenaga kerja dan Transmigrasi
NO.PER-01/MEN/1981 dan Keputusan Presiden RI No 22/1993 terdapat
31 jenis penyakit akibat kerja di laboratorium medis diantaranya yaitu
sebagai berikut :
1. Pneumokoniosis
2. Asma
3. Alveolitis allergika yang disebabkan oleh faktor dari luar sebagai akibat
penghirupan debu organic.
4. Penyakit yang disebabkan oleh benzene atau hemoglobin yang beracun.
5. Kelainan pendengaran yang disebabkan oleh kebisingan.
6. Penyakit yang disebabkan oleh getaran mekanik
7. Penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus, bakteri atau parasit
8. Penyakit yang disebabkan oleh suhu tinggi atau rendah atau panas
radiasi atau kelembaban udara tinggi.
9. Penyakit yang disebabkan oleh bahan kimia lainnya termasuk bahan
oba (Mardiana dkk, 2017).
7. Standar operasional prosedur laboratorium (standar kesehatan dan
keselamatan kerja di laboratorium medis)
1. Pakailah jas laboratorium saat berada dalam rang pemeriksaan atau di
ruang laboratorium. Tinggalkan jas laboratorium ei ruangan laboratorium
setelah selesai bekerja.
2. Cuci tangan sebelum pemeriksaan
3. Menggunakan alat pelindung diri ( masker, sarung tangan, kacamata dan
sepatu tertutup)
4. Semua specimen harus di anggap infeksius (sumber penular), oleh karena
itu harus ditangani dengan sangat hati hati

5. Semua bahan kimia harus di anggap berbahaya,

6. Tidak makan, minum dan merokok dalam laboratorium

7. Tidak menyentuh mulut dan mata saat bekerja

8. Tidak diperbolehkan menyimpan makanan di dalam lemari pendingin


yang digunakan untuk menyimpan bahan-bahan klinik atau riset

9. Tidak diperbolehkan melakukan pengisapan pipet melalui mulut gunakan


peralatan mekanik seperti penghisap karet (pipet otomatis)

10. Tidak membuka sentrifuge sewaktu masih berputar

11. Menutup ujung tabung penggumpal darah dengan kertas atau kain,
jauhkan dari muka sewaktu membuka

12. Bersihkan semua peralatan bekas pakai dengan desinfektan larutan klorin
0,5 % dengan cara merendam selama 20-30 menit
13. Bersihkan permukaan tempat bekerja atau meja kerja setiap kali selesai
bekerja dengan menggunakan larutan klorin 0,5 %

14. Pakai sarung tangan rumah tangga sewaktu membersihkan alat-alat


laboratorium dari bahan gelas

15. Gunakan tempat anti tembus dan anti bocor untuk menempatkan bahan-
bahan yang tajam

16. Letakan bahan-bahan limbah infeksi di dalam kantong plastik atau wadah
dengan penutup yang tepat

17. Cuci tangan dengan sabun dan beri desinfektan setiap kali selesai bekerja
(Depkes RI, 2010).

Anda mungkin juga menyukai