DAN VIRUS
Rosdiana. Mus,S.Si.,M.Biomed
BIOINSEKTISIDA ?
1. Insektisida Mikrobial
Insektisida mikrobial mengandung mikroorganisme sebagai bahan aktif
(contohnya bakteri, fungi, virus, dan protozoa). Jenis insektisida mikrobial
yang paling banyak digunakan adalah bakteri Bacillus thuringiensis, virus,
dan fungi karena banyak menyerang serangga dengan tingkat penyebaran
dan serangan lebih intensif dibanding kelompok mikroorganisme lain.
2. Insektisida Biokimia
Insektisida biokimia adalah bahan yang terjadi secara alami yang dapat
mengendalikan hama dengan mekanisme non-toksik. Insektisida
biokimia mencakup bahan-bahan seperti feromon seks dan berbagai
ekstrak tanaman yang memikat serangga hama kepada perangkap.
Insektisida hayati tumbuhan atau insektisida nabati dimasukkan ke
dalam kelompok insektisida biokimia karena mengandung biotoksin.
BIOINSEKTISIDA MIKROBA
Isolat Bt dapat diisolasi dari tanah, bagian tumbuhan, kotoran hewan, serangga dan
bangkainya
Salah satu cara isolasi yang cukup efektif adalah dengan seleksi asetat. Beberapa gram
sumber isolat disuspensikan ke dalam media pertumbuhan,bakteri yang mengandung
natrium asetat kemudian dikocok. Media asetat tersebut menghambat pertumbuhan spora
Bt. menjadi sel vegetatif. Setelah beberapa jam media tersebut dipanaskan pada suhu 80°C
selama beberapa menit. Pemanasan ini akan membunuh sel-sel bakteri atau
mikroorganisme yang sedang tumbuh termasuk spora bakteri lain yang tumbuh.
Kemudian sebagian kecil dari suspensi yang telah dipanaskan diratakan pada media padat.
Koloni-koloni yang tumbuh kemudian dipindahkan ke media sporulasi Bt. Koloni yang
tumbuh pada media ini dikonfirmasi keberadaan spora atau protein kristalnya untuk
menentukan apakah koloni tersebut termasuk isolat Bt.
ISOLASI GEN TOKSIN B. THURINGIENSIS
Hasil panen dapat diserang oleh lebih dari satu jenis spesies
insekta. Oleh karena itu, perlu untuk membuat toksin insektisida
yang efektif melawan insekta target pada spektrum yang luas.
Toksin insektisida yang mempunyai spesifisitas yang luas dapat
diperoleh melalui transfer gen toksin tertentu (misalnya toksin
terhadap diptera) ke dalam strain B. thuringiensis yang
normalnya mensintesis toksin spesifik terhadap spesies yang
berbeda (misalnya toksin terhadap coleoptera) atau
Menggabungkan dua gen toksik spesifik terhadap spesies yang
berbeda sehingga dihasilkan toksin yang bekerja ganda (toksin
hybrid).
APLIKASI BIOTEKNOLOGI BIOINSEKTIDA
MIKROBA
Aplikasi berbagai jenis insektisida mikroba B. thuringiensis
terhadap serangan hama H. robusta dan belalang Valanga
nigricornis pada tanaman mahoni diLampung
Aplikasi insektisida mikroba B. thuringiensis (Florbac FC)
terhadap hama kutu sisik (Chionapsis sp.) yang menyerang daun
dan ranting tanaman mangrove diBali, memberikan hasil yang
lebih baik dalam menekan serangan hama kutu
sisikdibandingkan perlakuan insektisida kimia
BIOINSEKTISIDA VIRUS