Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH PARASITOLOGI III

“Blattella asahinai”

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Parasitologi III

Dosen Mata Kuliah:


Novi Utami Dewi, S. Si., M. Kes

Disusun Oleh :
Amanda Afifah Syahlindi P17334119448
Annisa Tri Assyahra P17334119452
Fadhla Nur Kasih P17334119457
Fajril Umar P17334119458
Fariha Fathiasari P17334119459
Fauzia Zalfa Badjuri P17334119462
Fitri Nurjanah P17334119463
Xena Nuriana P17334119487

Kelas: D4 2B

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNG


JURUSAN ANALIS KESEHATAN
Jalan Babakan Loa No.10 A
Pasir Kaliki Kec. Cimahi Utara Kota Cimahi 40154
Telp: (022) 6628141 Fax: (022) 66281432
2021
Kata Pengantar

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami mampu menyelesaikan makalah ini sebagai tugas mata kuliah
Parasitologi III. Shalawat dan salam kami junjungkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah
memberikan makna bagi kehidupan di dunia ini.
Penulisan makalah ini merupakan perwujudan dari hasil pemahaman kami berdasarkan
dari beberapa sumber bacaan yang telah kami baca dan kami telah berusaha menyajikan isi
makalah sesuai yang diharapkan oleh dosen pembimbing. Makalah ini kami susun dengan judul
“Blattella asahinai”.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, ini disebabkan karena
terbatasnya ilmu yang kami miliki. Untuk itu masukan dari berbagai pihak sangat kami harapkan
demi perbaikan di masa mendatang.
Demikianlah makalah ini kami susun, semoga dapat berguna dan memberikan banyak
manfaat khususnya bagi kami dan umumnya bagi para pembaca untuk memperluas wawasan.

Cimahi, 10 Maret 2021

Kelompok 4

i
Daftar Isi
Kata Pengantar...........................................................................................................................i
Daftar Isi......................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................1
A. Latar Belakang..................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................................1
C. Tujuan...............................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................2
A. Taksonomi Blattella asahinai...........................................................................................2
B. Morfologi kecoa................................................................................................................2
C. Siklus hidup Blattella asahinai.........................................................................................4
D. Cara Pengendalian Blattella asahinai...............................................................................5
BAB III PENUTUP.....................................................................................................................6
A. Kesimpulan.......................................................................................................................6
Daftar Pustaka.............................................................................................................................7

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kecoa merupakan salah satu jenis serangga yang sering ditemui disekitar
lingkungan tempat tinggal kita. Spesies kecoa hingga kini tercatat lebih dari 4.500 telah
diidentifikasi. Kecoa merupakan salah satu serangga yang berbahaya bagi manusia,
karena beberapa spesies kecoa diketahui dapat menularkan penyakit pada manusia seperti
TBC, tifus, asma, kolera, dan hepatitis (Depkes, 2012).
Kecoa sangat mudah ditemui didalam rumah khususnya di kawasan yang panas
dan lembab seperti ruangan bawah tanah dan lemari pakaian. Kecoa juga bisa ditemukan
ditempat yang kering dan memiliki akses ke sumber air. Sumber makanan kecoa adalah
bahan-bahan organik yang sudah membusuk dan bisa memakan hampir semua bahan,
namun kecoa lebih menyukai bahan yang manis (Baskoro dkk, 2011).
Kecoa termasuk phyllum arthropoda, kelas Insekta, dan salah satu insekta yang
termasuk ordo orthoptera (bersayap dua) dengan sayap yang didepan menutupi sayap
yang dibelakang dan melipat seperti kipas. Diantara spesies yang paling terkenal adalah
kecoa Amerika (Periplaneta americana), yang memiliki panjang 3 cm, kecoa Jerman
(Blattella germanica), dengan panjang ±1½ cm, dan kecoa Asia (Blattella asahinai),
dengan panjang juga sekitar 1½ cm (Rusdhy, 2012).

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana klasifikasi dari Blattela asahinai?
2. Bagaimana morfologi dari Blattella asahinai?
3. Bagaimana siklus hidup dari Blatella asahinai?
4. Bagaimana cara penanganan dan pencegahan Blatella asahinai?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui klasifikasi dari Blattella asahinai
2. Untuk mengetahui morfologi dari Blattella asahinai
3. Untuk mengetahui siklus hidup dari Blattella asahinai
4. Untuk mengetahui cara pengendalian Blattella asahinai

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Taksonomi Blattella asahinai


a. Kingdom : Animalia
b. Filum : Arthropoda
c. Kelas : Insecta
d. Upkelas : Pterygota
e. Infrakelas : Neoptera
f. Superordo : Dictyoptera
g. Ordo : Blattodea
h. Famili : Blaberidae, Blattellide, Blattidae, Cryptocercidae, Polyphagiadae
i. Genus : Periplanate, Blattella
j. Spesies : Asahinai

B. Morfologi kecoa
Kecoa Asia hampir identik dengan kecoak Jerman. Analisis kimia dengan
kromatografi gas akan mengkonfirmasi spesies tersebut. Namun, ada juga sedikit
perbedaan morfologis antara Blattella asahinai dan Blattella germanica. Kecoa dewasa
Asia memiliki sayap yang lebih panjang dan lebih sempit dibandingkan dengan kecoak
Jerman.

Gambar 1. Jantan dewasa Asia (kiri), Blattella asahinai Mizukubo, dan Jerman (kanan),
Blattella germanica (Linnaeus), kecoak, pandangan perut. Perhatikan sayap kecoa Asia
melewati ujung perut. Foto oleh Dina L. Richman, Universitas Florida.

Ada juga perbedaan antara spesies dalam bentuk kelenjar tergal jantan. Kecoa asia
betina menghasilkan kapsul telur yang lebih kecil dan nimfa yang lebih kecil
dibandingkan dengan kecoa jerman. Instar pertama kecoa Asia memiliki 23 segmen
antena sedangkan instar pertama kecoa Jerman memiliki 24 hingga 25. Terakhir, margin

2
perut dan bintik-bintik di sepanjang bagian tengah perut instar akhir Blattella asahinai
tampak putih, sedangkan area tersebut berpigmen ringan di Blattella germanica.

Gambar 2. Tampak ventral dari tahap akhir kecoa Asia betina hamil (kiri), Blattella
asahinai Mizukubo, dan kecoa Jerman betina hamil (kanan), Blattella germanica
(Linnaeus). Perhatikan bahwa ootheca dari kecoa Asia betina tidak keluar sejauh sayap
dewasa seperti ootheca dari kecoa Jerman betina. Foto oleh Dina L. Richman, Universitas
Florida.

Gambar 3. Ootheca kecoa Asia betina (kiri), Blattella asahinai Mizukubo, tidak keluar
sejauh sayap dewasa seperti ootheca dari kecoa betina Jerman (kanan), Blattella
germanica (Linnaeus). Foto oleh Dina L. Richman, Universitas Florida.

Gambar 4. Instar awal Jerman (kiri), Blattella germanica (Linnaeus), Asia (kanan),
Blattella asahinai Mizukubo, kecoak, tampilan punggung. Foto oleh Dina L. Richman,
Universitas Florida.
3
Gambar 5. Instar Jerman akhir (kiri), Blattella germanica (Linnaeus), dan Asia (kanan),
Blattella asahinai Mizukubo, kecoak, tampilan punggung. Bintik-bintik di sepanjang
bagian tengah kecoa Asia tampak putih, sedangkan area tersebut berpigmen ringan pada
kecoa Jerman. Nimfa kecoa Asia juga lebih kecil dari nimfa kecoa Jerman. Foto oleh
Dina L. Richman, Universitas Florida.

Gambar 6. Jantan dewasa Jerman (kiri), Blattella germanica (Linnaeus), Asia (kanan),
Blattella asahinai Mizukubo, kecoak, pandangan punggung. Garis-garis pronotal kecoa
Asia lebih gelap dan lebih tegas dibandingkan dengan garis-garis pada kecoa Jerman.
Foto oleh Dina L. Richman, Universitas Florida.

C. Siklus hidup Blattella asahinai


Seekor kecoa Asia betina menghasilkan sekitar empat kapsul telur (oothecae),
masing-masing rata-rata 37 butir telur, selama hidupnya. Nimfa membutuhkan waktu
sekitar 67 hari untuk mencapai usia dewasa. Betina dewasa hidup rata-rata 104 hari dan
jantan dewasa rata-rata hidup 49 hari. Betina dewasa menghasilkan kapsul telur
pertamanya 13 hari setelah eklosi, dan dapat menghasilkan lagi 20 hari kemudian. Orang
dewasa berlimpah di Februari hingga Mei dan Agustus hingga September. Nimfa
mendominasi Mei hingga Agustus.

4
D. Cara Pengendalian Blattella asahinai
Pengendalian kecoa Asia sulit dilakukan karena mobilitas dan kemampuan
beradaptasi mereka ke berbagai habitat. Perawatan tradisional dengan menggunakan
semprotan sisa di dalam dan di sekeliling bangunan tidak efektif karena infestasi di area
mulsa dan hutan. Ditambah kecoa dewasa memasuki rumah melalui jendela dan pintu,
menghindari area yang biasanya dirawat untuk pengendalian kecoak Jerman. Lampu uap
natrium untuk penerangan keamanan dan lampu pijar kuning untuk penerangan teras
kurang menarik bagi orang dewasa dan mengurangi daya tarik serangga dewasa terhadap
penerangan di dekat bangunan. Meskipun kecoak Asia rentan terhadap banyak pestisida,
umpan pelet beracun yang tersebar di luar ruangan telah memberikan pengendalian yang
paling andal.

BAB III

5
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kecoa merupakan salah satu jenis serangga yang sering ditemui disekitar
lingkungan tempat tinggal kita. Kecoa bisa ditemukan ditempat yang kering dan memiliki
akses ke sumber air. Spesies ini termasuk phyllum arthropoda, kelas Insekta, dan salah
satu insekta yang termasuk ordo orthoptera (bersayap dua) dengan sayap yang didepan
menutupi sayap yang dibelakang dan melipat seperti kipas. Kecoa Asia hampir identik
dengan kecoak Jerman. Kecoa dewasa Asia memiliki sayap yang lebih panjang dan lebih
sempit dibandingkan dengan kecoak Jerman. Siklus hidup dari kecoa ini mulai dari telur -
nimfa - dewasa. Upaya pengendalian kecoa ini sulit dilakukan karena mobilitas dan
kemampuan beradaptasi ke berbagai habitat.

DAFTAR PUSTAKA

6
Fadilla, A., 2019. Repository. [Online] Poltekkes TJK Available at: http://repository.poltekkes-
tjk.ac.id/505/5/BAB%20II.pdf [Accessed 10 March 2021].

Rahayu , Kharisma Dwi Istin (2018) Efektivitas Perasan Umbi Gadung (Dioscorea hispidia


Dennst) Terhadap Lama Waktu Kematian Kecoa Amerika (Periplaneta
americana). Diploma thesis, Universitas Muhammadiyah Surabaya.
Richman, Dina L. 2020. Asian cockroach - Blattella asahinai Mizukubo.
http://entnemdept.ufl.edu/creatures/urban/roaches/asian_cockroach.htm

Anda mungkin juga menyukai