dan tikus. Pada manusia cacing ini menyebabkan penyakit yang di sebut trikinosis. Cacing ini di
temukan di seluruh penjuru dunia, terutama negara yang penduduknya pemakan babi setengah
matang. Di Indonesia adanya penyakit ini belum pernah di laporkan. Bentuk dewasanya halus
seperti rambut, yang betina panjangnya 3-4 mm, sedangkan yang jantan kira-kira 1,5 mm. Ujung
depannya halus, sedangkan ujung belakang cacing betina membundar,sedangkan pada cacing
jantan ekornya melengkung ke bagian perut dan mempunyai dua tonjolan. Pada bagian
kerongkongnya terdapat sel-sel berbentuk seperti rantai tasbih dan di sebut tikosit, cacing betina
bersifat vivipar, sehingga dalam rahimnya terdapat larva(Koesirianto ,2009).
Klasifikasi dari trichinella spiralis
Kelas:Nematoda
Superfamilia :Trichuroidea
Famili : Trichinellidae
Genus :Trichinella
2.5 ResponImun
Patologi Klinis
Gejala trikinosis tergantung pada beratnya infeksi yang disebabkan oleh cacing dewasa dan
stadium larva.
pada saat cacing dewasa mengadakan invansi ke mukosa usus,timbul gejala usus seperti
sakit perut,diare,mual dan muntah.masa tunas 1-2 hari sesudah infeksi.
Larva tersebar diotot 7-28 hari sesudah infeksi.pada saat itu timbul nyeri otot(mialgia)dan
radang otot (miositis) yang disertai demam,easinofilia dan hipereosinofilia.,biasanya
penderita sembuh secara perlahan-lahan bersamaan dengan dibentuknya kista dalam otot.
Pada infeksi berat(5000 ekor larva/kg berat badan) penderita mungkin meninggal dalam
waktu 2-3 minggu,tetapi biasanya kematian terjadi dalam waktu 4-8 minggu sebagai
akibat kelainan paru,otak atau kelainan jantung.
2.7 Diagnosis Trichinella Spiralis
Diagnosa Untuk mendiagnosis terjadinya infeksi oleh Trichinella Spiralis, tidak cukup hanya
dengan melihat tanda dan gejala klinis yang terjadi pada pasien.Diagnosis pasti penyakit karena
trichinella spiralis adalah dengan melakukan pemeriksaan laboratorium melalui tes kulit dengan
memakai antigen yang terbuat dari larva Trichinella. Pemeriksaan laboratorium tersebut dapat
memberikan memberikan reaksi positif kira-kira pada minggu ke 3 atau minggu ke-4. Reaksi
yang timbul jika penderita memang mengalami infeksi oleh trichinella spiralis adalah berupa
benjolan memutih pada kulit dengan diameter sebesar 5 mm atau lebih yang dikelilingi daerah
eritema.Pemeriksaan lainnya adalah berupa reaksi imunologi seperti tes ikat komplemen, dan tes
presipitin.Diagnosis pasti karena infeksi cacing ini juga dapat ditegakkan dengan mencari larva
yang ada di dalam darah dan cairan otak yang dapat dilakukan pada hari ke 8-14 sesudah infeksi.
Diagnosis pasti juga dapat ditegakkan dengan melakukan biopsi otot, larva Trichinella dapat
ditemukan pada minggu ke-3 atau ke-4 sesudah infeksi