I.
Sejarah
II.
Klasifikasi
Class : Flagelata
Family : Hexamitidae
Genus : Giardia
Species
: Giardia lamblia
Morfologi
Parasit ini mempunyai 2 stadium yaitu:
1. Trofozoit: Ukuran 12-15 mikron; berbentuk simetris bilateral seperti buah
III.
jambu
monyet
yang
bagian
anteriornya
membulat
dan
bagian
dan
kiri
.sepasang
aksonema
yang
agak
(disebut
dan
yang
melengkung
area konkaf yang menutupi setengah dari permukaan ventral. Dua buah
nuclei yang terletak simetris bilateral. Nuklei tersebut mengandung sedikit
kromatin perifer namun memiliki kariosom besar yang berada di tengah.
Sebuah axostyle, terdiri dari 2 axonema yang membagi dua tubuhnya.
Dua buah median bodies (parabasal bodies), diduga memiliki peranan
dalam proses metabolisme. Empat flagella yang terletak di lateral, 2
lateral di ventral, dan 2 terletak di kaudal.
2. Kista: Berbentuk oval berukuran 8-12 mikron, mempunyai dinding yang
tipis dan kuat. Sitoplasmanya berbutir halus dan letaknya jelas terpisah
dari dinding kista. Kista yang baru terbentuk mempunyai 2 inti; yang
matang mempunyai 4 inti, letaknya pada satu kutub. waktu kista dibentuk
,trofozoit menarik kembali flagel-flagel
tampak sebagai 4 pasang benda sabit yaitu sisa dari flag.G.lamblia hidup
di rongga usus kecil,yaitu duodenum dan bagian proksimal yeyenum dan
kadang-kadang di saluran dan kandung empedu dengan pergerakaqn
flagel yang cepat trofozoit bergerak dari Satu tempat ke tempat yang lain
dengan batil isap ,melekatkan diri pada epitel usus.trofozoit berkembang
biak dengan belah pasang longitudinal dalam tinja cair biasanya hanya
ditemukan trofozoit.el.enkistasi terjadi dalam perjalanan ke kolon,bila tinja
mulai padat.bila kista matang tertelan oleh hospes maka terjadi eksistasi
di duodenum ,kemudian sitoplasmanya membelah dan flagel tumbuh dari
aksonema sehingga terbentuklah 2 trofozoit.
IV.
Siklus Hidup
Manusia adalah hospes alamiah Giardia lamblia, selanjutnya spesies dan
morfologi yang sama ditemukan pada berbagai hewan, penyakit yang
disebabkannya disebut Giardiasis, Lamblias, dengan distribusi geografik
bersifat kosmolit dan lebih sering ditemukan di daerah beriklim panas dari
pada di daerah beriklim dingin, dan parasite ini juga ditemukan di Indonesia.
Dalam silkus hidupnya, G. Lamblia mengalami 2 stadium, yaitu stadium
trofozoit yang dapat hidup bebas di dalam usus halus manusia dan kista
stadium
infektif
yang
keluar
ke
lingkungan
melalui
feses
manusia.
Tertelannya kista dari air minum dan makanan yang terkontaminasi atau
dapat juga melalui kontak individu merupakan awal dari infeksi. Setelah
melewati gaster, kista menuju usus halus. Ekskistasi terjadi di duodenum,
setelah itu multiplikasi terjadi melalui pembelahan biner dengan interval
kurang lebih 8 jam. Trofozoit menempel pada mukosa duodenum dengan
menggunakan sucking disc yang dimilikinya. Enkistasi terjadi saat trofozoit
masuk ke usus besar. Stadium trofozoit dan kista dapat ditemukan pada feses
penderita
giardiasis.
Kedua
hal
tersebur
dapat
dijadikan
alat
untuk
V.
Dapat juga disertai dengan demam ringan, dan kemudian diikuti dengan
diare cair yang berbau busuk, kram perut, dan perut terasa kembung karena
ada gas di dalamnya. Pada tinja, biasanya jarang ditemukan lendir dan darah.
Gejala akut biasanya berlangsung selama 3-4 hari dan dapat sembuh secara
spontan (self-limit).
Sebaliknya, giardiasis/lambliasis dapat berubah menjadi fase kronis
berupa diare yang hilang timbul selama 2 tahun atau lebih. Pada fase ini,
penderita merasa lemah, sakit kepala, myalgia, dan juga dapat disertai
dengan penurunan berat badan dan malabsorpsi.
Pada penderita yang asimtomatik, secara histologi tidak ditemukan
kelainan mukosa, duodenum, dan jejenum.
Gejala klinis:
1. Demam.
2. Anemia.
3. Tinja besar dan bau.
4. Flatulen.
5. Distensi abdomen, mual.
6. Cholecystopathy.
7. Enteritis kronis.
8. Sindrom malabsorpsi.