Sekumpulan penyakit paru akibat reaksi paru yang terjadi saat menghirup debu.
Penyebab utamanya adalah paparan di tempat kerja. Penyakit paling banyak diderita pekerja.
ILO menyatakan dari 1 jt kematian pekerja, 5% disebabkan pneumoconiosis. Tahun 2013, 30-
50% pekerja di Negara berkembang mengalami pneumoconiosis. 9% penambang batu bara di
Indonesia menderita pneumokoniosis
Beberapa jenis pneumoconiosis primer:
- Asbestosis disebabkan terhirupnya serat asbestos
- Silicosis silica
- Coal Workers’ pneumoconiosis (Black Lung) debu batu bara
Jadi bagaimana ini terjadi dipengaruhi oleh lama terpaparnya seseorang dengan debu, jumlah
debu yang terpapar pada seseorang, dan bagaimana tubuh bereaksi terhadap paparan tersebut.
Biasanya seseorang akan mulai merasakan penyakitnya apabila telah terpapar dalam waktu yang
cukup lama. 5-15 tahun.
Beberapa jenis pneumoconiosis lain:
- Alumunium
- Antimony
- Barium
- Graphite
- Iron
- Kaolin
- Mica
- Talc
- Kapas
Selain rontgen thorax, diagnosis juga dapat ditegakkan melalui CT scan, studi fungsi paru,
biopsy.
Pengobatan yang dapat dilakukan terutama ketika gejala yang terjadi berat adalah
mengendalikan gejala, menjaga gejala agar tidak lebih buruk dengan menghindari paparan debu,
menggunakan oksigen, pemberian obat-obatan sesuai gejala terutama pemberian bronkodilator
untuk membuka jalur pernapasan.
Komplikasi yang dapat terjadi yaitu gagal napas progresif, kanker paru, TB, Gagal jantung
karena peningkatan tekanan dalam paru.
Pencegahan:
- Menggunakan masker
- Mengendalikan debu di area kerja
- Mandi saat pulang kerja
- Tidak merokok
- Pemeriksaan kesehatan rutin agar dapat mengetahui penyakit Pneumokoniosis lebih dini.
- Mencuci tangan sebelum makan pada jam istirahat kerja