Anda di halaman 1dari 13

Antrakosis / Black Lung Disease

Oleh:
Arshy Febita Dayanti – 1807101030074
Khaziatun Nur - 1807101030059

Pembimbing:
dr. Cut Mustika, M.Si

BAGIAN/ SMF ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA
2020
Latar Belakang
• Penyakit paru dan pernafasan merupakan penyakit yang sering
dijumpai di tempat kerja.
• Banyaknya kasus penyakit paru-paru dipengaruhi oleh mudah
masuknya bahan berbahaya yang berukuran sangat kecil kedalam
rongga pernapasan.
• ILO pada tahun 2003 menyertakan penyakit paru akibat kerja dalam
Major Occupational Illnesses, dan pada daftar penyakit akibat kerja ILO.

Pemerintah indonesia dalam keputusan Presiden RI No.22 tahun 1993 mengakui


kehadiran penyakit paru akibat kerja yaitu dengan menyertakan penyakit paru ke
dalam penyakit akibat kerja ( occuparional Diseases

? Penyakit paru akibat kerja merupakan penyakit atau kelainan paru yang
terjadi akibat terhirupnya pratikel, kabut, uap atau gas yang berbahaya
saat seseorang sedang bekerja
Definisi
Penyakit Antrakosis adalah
penyakit saluran pernapasan
yang disebabkan oleh debu
batubara.

 Biasanya ditemui pada pekerja


tambang batubara atau
pekerjaan yang melibatkan
penggunaan batubara.

 Masa inkubasi penyakit ini


antara 2 – 4 tahun sejak
terpapar debu batubara
Etiologi
disebabkan oleh
 penimbunan partikel debu arang batu dalam paru
 inhalasi kronis debu yang mengandung karbon tinggi
seperti antrasit, bituminus dan jarang terhadap grafit,
secara tipikal selama > 20 tahun
Patofisiologi

 Makrofag alveolar memfagosit debu arang batu (benda


asing),
 Melepaskan sitokin yang merangsang inflamasi dan
mengumpulkan didalam interstisium disekitar bronkiolus
dan alveoli (coal macule)
 Nodul-nodul arang batu berkembang menjadi kolagen
yang menggumpal
 Emfisema fokal berkembang selagi didinding bronkiolus
melemah dan melebar.
Histopatologi
 Gambaran histopatologis yang
khas yaitu seperti adanya
akumulasi pigmen karbon serta
debu yang tampak sebagai flek
hitam di bidang sayatan organ
paru.

 Perubahan lain yang tampak


selain adanya flek hitam, secara
mikroskopis terlihat juga
• Emfisema
• Kongesti
• Edema
• Fibrosis
• Hiperemi
• Hemoragi
Silikoantrakosis
Klasifikasi 3  Penyakit Antrakosis kadang
disertai dengan penyakit
Silikosis,
 Karena debu batu bara
Antrakosis Murni terkadang juga terdapat debu
 Disebabkan debu batubara silikat.
 Relatif tidak begitu berbahaya
(onset lama)
 Penyakit ini menjadi berat bila Tuberkolosilikoantrakosis
disertai dengan komplikasi  Lebih mudah dibedakan
atau emphysema yang
dibanding kedua jenis
memungkinkan terjadinya
kematian.
Antrakosis sebelumnya
 Hasil foto thorax dan
pemeriksaan sputum dahak
dan darah, terdapat bakteri
tuberkulosis pada
pemeriksaan sputum dahak.
Faktor risiko

Kebiasaan
Debu batu bara Umur Status Gizi Merokok
Semakin besar Berpengaruh terhadap • Kekurangan gizi Kebiasaan merokok
kemungkinan kerja sistem organ akan mengganggu pada pekerja yang
terkena gangguan kapasital vital paru terpapar oleh debu
pernapasan,
seseorang. memperbesar
pernapasan • Kondisi lingkungan • Mempengaruhi daya
kemungkinan
semakin besar yang buruk tahan seseorang untuk terjadinya
terjangkit • Penyakit, terhadap efek gangguan fngsi
penyakit dan • Maka kemungkinan debu/patogen. paru.
sebaliknya. terjadinya penurunan
fungsi paru yang
terjadi lebih besar.
Gejala
 Asimptomatis
 Batuk
 Sputum berwarna hitam
 Sesak Napas
 Dada terasa berat

Kebanyakan pekerja yang terdiagnosis berusia <50 tahun

Diagnosis
 Anamnesis
 Pemeriksaan Fisik
 Pemeriksaan Penunjang (Chest X-Ray, CT-Scan, Fungsi Paru)
Komplikasi
 Bronkitis kronis
 PPOK
 Kanker Paru

Tatalaksana
 Tidak ada pengobatan spesifik yang dapat diberikan
 Inhaler
 Oksigen
 Rehabilitasi paru
 Transplantasi paru
Pencegahan
• Memakai Alat Peindung Diri (APD) pernafasan:
 Masker
 Respirator
 Gloves
 Safety shoes
 Apron/jubah pelindung
• Bagi perokok sebaiknya berhenti merokok, karena akan
memperparah keadaan paru-paru.
• Rehabilitasi paru
• Melakukan pemeriksaan fungsi paru, chest x-ray rutin
• Imunisasi pneumonia
Kesimpulan
• Pekerja pada pertambangan baru bara memiliki faktor risiko
tinggi menderita penyakit antrakosis
• Perjalanan penyakit antrakosis berlangsung tahunan
• Gejala klinis bervariasi (asimptomatis – parah)
• Tidak terdapat pengobatan spesifik
• Pencegahan dengan memakai APD sangat penting untuk
mencegah antrakosis
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai