Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

TUBERKULOSIS PARU

KELOMPOK : I
FITRIANINGSIH
NURASIAH JAMIL
MUHAMMAD SUKRON HADI
MUSPI EDWIN MAULANA
M.ARIF RAHMAN
Latar Belakang
 Tuberkulosis paru merupakan salah satu penyakit infeksi
paru yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis.
Penyebaran infeksi melalui udara yang tercemar dengan
bakteri Mycobacterium tuberculosis dilepaskan pada
saat penderita batuk. TB paru merupakan penyakit
dengan frekuensi cukup tinggi di negara berkembang
seperti di Indonesia dan sebagian besar penduduk,
terutama di daerah-daerah endemis. Menurut data WHO
pada tahun 2017, ditemukan 9,5 juta kasus TB paru di
negara-negara berkembang. Jumlah kasus laki-laki
paling banyak ditemukan dalam rentang usia 25 – 45
tahun, dan pada kasus perempuan paling banyak
ditemukan pada rentang usia 25 – 34 tahun (WHO,
2018).
Anatomi dan Fisiologi Sistem Pernapasan

 Pernapasan merupakan proses


memasukkan oksigen dari
lingkungan ke dalam tubuh serta
membuang gas karbondioksida dan
uap air dari dalam tubuh ke
lingkungan. Tujuannya ialah untuk
memperoleh energi dengan
memecah molekul kompleks
menjadi molekul yang lebih
sederhana (Sarwandi &
Linangkung, 2014).
Saluran pernapasan dibagi menjadi 2

1. Saluran 2. Saluran
Pernapasan Atas Pernapasan Bawah
• Rongga Hidung • Trakea
• Faring • Bronkus
• Laring • Bronkiolus
• Alveolus
• Paru-paru
Definisi Tuberkulosis Paru

Tuberkulosis paru adalah salah


satu penyakit yang menyerang
sistem pernapasan yang
disebabkan oleh Mycobacterium
tuberculosis dan dapat
ditularkan secara droplet atau
melalui udara.
Etiologi Tuberkulosis Paru

 Penyakit TB paru disebabkan oleh kuman TB,


yaitu Mycobacterium tuberculosis. Kuman ini
mempunyai sifat khusus yaitu tahan terhadap
asam pada pewarnaan. Oleh karena itu disebut
pula sebagai Basil Tahan Asam (BTA), kuman
TB cepat mati dengan sinar matahari langsung,
tetapi dapat bertahan hidup beberapa jam
ditempat yang gelap dan lembab. (Utama,
2018).
Tanda dan Gejala Tuberkulosis Paru

 Batuk
 Batuk darah
 Sesak napas
 Nyeri dada
 Sesak napas
 Nyeri dada
 Demam
 Anoreksia, berat badan menurun, dan malaise.
 Keringat dimalam hari
 Gejala Tuberkulosis Ekstra Paru
Faktor Risiko Tuberkulosis Paru

 Terpapar dengan Pengidap TB Aktif


Orang yang sering terpapar dengan pengidap TB
aktif memiliki risiko lebih tinggi untuk menderita
penyakit ini.
 Kekebalan Tubuh Yang Menurun
Orang yang memiliki kekebalan tubuh yang tidak
adekuat juga lebih mudah terkena infeksi TB. Pada
populasi ini, manifestasi TB juga biasanya lebih berat.
Pemeriksaan Penunjang Tuberkulosis Paru

 Sputum BTA
 Tes kulit PPD (Purified Protein Derivatve), Mantoux, Vollmer
 Foto thorax
 Histologi atau kultur jaringan (termasuk bilasan lambung, urine, cairan
serebrospinal biopsi kulit).
 Biopsi jarum pada jaringan paru: positif untuk granuloma TB, adanya giant
cell menunjukkan nekrosis.
 Laboratorium darah rutin LED
 Limfosit
 Elektrolit
 Analisa gas darah
 Tes fatal paru
Cara Penularan Penyakit TBC

 Penularan penyakit TBC adalah melalui udara yang tercemar


oleh Mikobakterium tuberkulosa yang dilepaskan/dikeluarkan
oleh si penderita TBC saat batuk, dimana pada anak-anak
umumnya sumber infeksi adalah berasal dari orang dewasa
yang menderita TBC. Bakteri ini masuk kedalam paru-paru
dan berkumpul hingga berkembang menjadi banyak (terutama
pada orang yang memiliki daya tahan tubuh rendah), Bahkan
bakteri ini pula dapat mengalami penyebaran melalui
pembuluh darah atau kelenjar getah bening sehingga
menyebabkan terinfeksinya organ tubuh yang lain seperti otak,
ginjal, saluran cerna, tulang, kelenjar getah bening dan lainnya
meski yang paling banyak adalah organ paru.
Pencegahan TB Paru (Suryo, 2010)
 Menutup mulut pada waktu batuk dan bersin.
 Meludah hendaknya pada tempat tertentu yang sudah diberi desinfektan.
 Imunisasi BCG siberikan pada bayi berumur 3-14 bulan.
 Menghindari udara dingin.
 Mengusahakan sinar matahari dan udara segar masuk secukupnya kedalam tempat
tidur.
 Menjemur kasur, bantal, dan tempat tidur terutama pagi hari.
 Semua barang yang digunakan penderita harus terpisah begitu juga dengan
mencucinya dan tidak boleh digunakan oleh orang lain.
 Makanan harus tinggi karbohidrat dan tinggi protein.
 Jangan minum susu sapi mentah, sebaiknya di pasteurisasi, yaitu dengan memasak
susu sampai dengan suhu sekitar 70°C.
 Tidak melakukan kontak udara dengan penderita.
 Hidup secara sehat. 
Pengobatan TB Paru

Farmakologi Non Farmakologi

 Rifampisin  Edukasi tentang Batuk


 INH (Iso Niacid  Edukasi tentang
Hydrazide) Asupan Diet
 Streptomisin  Edukasi tentang Prinsip
 Pirazinamid Rumah dan Lingkungan
Sehat
 Etambutol
Komplikasi Tuberkulosis Paru
Komplikasi pada penderita TB paru stadium lanjut
(Hermayanti, 2017):
 Hemoptosis berat (perdarahan dari saluran nafas bawah) yang dapat
mengakibatkan kematian karena syok hipovolemik atau tersumbatnya jalan
nafas.
 Kolaps dari lobus akibat retraksi bronkial.
 Bronkietaksis (pelebaran bronkus setempat) dan fibrosis (pembentukan
jaringan ikat pada proses pemulihan atau reaktif) pada paru.
 Pneumothoraks (adanya udara di dalam rongga pleura) spontan : kolaps
spontan karena kerusakan jaringan paru.
 Penyebaran infeksi ke organ lain seperti otak, tulang, ginjal dan
sebagainya.
 Insufisiensi Kardio Pulmoner (Cardio Pulmonary Insufficiency).
Selain komplikasi diatas, menurut Sudoyo, Setiyohadi, Alwi, K.,
& Setiati (2017) komplikasi dibagi menjadi 2, yaitu komplikasi
dini dan komplikasi lanjut.

 Komplikasi dini: pleuritis, efusi pleura, empiema,


laringitis, usus, Poncet’s arthropathy.
 Komplikasi lanjut: obstruksi jalan napas
menyebabkan SOPT (Sindrom Obstruksi Pasca
Tuberkulosis), kerusakan parenkim paru dapat
menyebabkan fibrosis paru, korpulmonal,
amiloidosis, karsinoma paru, sindrom gagal napas
dewasa (ARDS), sering terjadi pada TB milier dan
kavitas TB.

Anda mungkin juga menyukai