PENDAHULUAN
Mansjoer, 2004). Kuman ini mempunyai berbagai jenis spesies sesuai dengan
manusia adalah tipe humane, sedangkan tipe bovine secara alami bersifat
parasit terhadap sapi atau infeksi pada manusia terjadi melalui makanan, susu
Setiap 30 detik ada satu pasien di Asia meninggal dunia akibat penyait ini.
diantaranya Banglades, China, India, Indonesia, dan Pakistan. Empat dari lima
Indonesia angka kematian akibat TB mencapai 140.000 orang per tahun atau
8 % dari korban meninggal di seluruh dunia. Jumlah penderita TB di Indonesia
Tuberkulosis paru dapat bersifat akut dan mungkin menjadi kronik yang dapat
mengembalikan (CO2) dari jaringan ke paru, untuk mencapai hal ini sel darah
merah mengandung protein spesial yaitu hemoglobin. Tiap sel darah merah
mengandung 640 juta molekul hemoglobin (Hb). Hemoglobin (Hb) merupakan zat protein yang
ditemukan dalam sel darah merah, yang memberi warna merah pada darah. Hemoglobin terdiri
atas zat besi yang merupakan pembawa oksigen. Tujuan pemeriksaan hemoglobin
antara lain untuk memantau kadar hemoglobin dalam sel darah merah, untuk
cara yang banyak dipakai di laboratorium klinik adalah yang dikenal dengan
ini berkisar 2%. Nilai normal kadar hemoglobin adalah : Wanita 11-16 gr/dl,
pria 13-18 gr/dl, bayi 14-23 gr/dl (Buku panduan praktikum hematologi).
bahwa kadar hemoglobin darah pada penderita TB Paru di Puskesmas Poasia Kota Kendari
sebanyak 9 (30,0%) orang memiliki kadar Hemoglobin normal dan 21 (70,0%) orang memiliki
Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul
“Gambaran Kadar Hemoglobin Pada penderita TB Paru di Rumah Sakit Umum Daerah Raden
Mataher Jambi “
1.2 Rumusan masalah
hemoglobin (Hb)
Untuk mengetahui gambaran kadar hemoglobin pada penderita TB Paru di Rumah Sakit
paru diRumah Sakit Umum Daerah Raden Mataher Jambi.Sampel dalam penelitian
berjumlah 30 orang pasien tuberkulosis paru.penelitian akan dilaksanakan pada bulan April
TINJAUAN PUSTAKA
terbentuk nodul yang khas yakni tubercle (Bahar, A., 1990 : 715).
2.1.1 Sejarah
Hal ini terbukti dari adanya sisa-sisa penyakit yang didapatkan pada mummi
dari zaman Mesir kuno dan adanya tulisan tentang penyakit ini dalam Pen
Tsao yakni medika China yang sudah berumur 5000 tahun (Bahar, A., 1990 :
Robert Koch pada tahun 1882. Karena itu bakteri tuberkulosis sering disebut
bahwa bakteri tuberkulosis adalah gram positif dan bersifat tahan asam,
Kuman dapat tahan hidup pada udara kering maupun dalam keadaan
dingin, dan dapat tahan hidup bertahun-tahun dalam lemari es. Sifat lain
kuman ini adalah hidup dalam suasana aerob (Bahar, A., 1990 : 715).
Komposisi sebagian besar kuman terdiri dari asam lemak (lipid). Lipid
inilah yang membuat kuman lebih tahan terhadap asam dan lebih tahan
terhadap gangguan kimia dan fisik (Bahar, A., 1990 : 715). Basil tuberkulosis
mineral, glukosa atau gliserol sebagai sumber karbon, dengan asam amino
Bakteri tuberkulosis paru akan mati oleh pemanasan 100 oC selama 5-10
menit atau dalam proses pemanasan sesuatu sampai pada suhu sedang
Tuberkulosis paru pada manusia dapat dijumpai pada dua bentuk, yaitu :
1. Tuberkulosis Primer
dibersinkan keluar menjadi droplet nuklei dalm udara. Partikel infeksi ini
dapat menetap dalam udara bebas selama 1-2 jam, tergantung pada ada
tidaknya sinar ultra violet, ventilasi yang bai dan kelembaban. Dalam
berbulan-bulan.
Bila partikel infeksi ini terhisap oleh orang sehat, maka partikel ini
akan menempel pada jalan nafas atau paru-paru, kebanyakan partikel ini
akan mati atau dibersinkan oleh makrofag keluar dari cabang trakea-
bronkial beserta gerakan silia dengan sekretnya. Kuman ini juga dapat
masuk melalui luka pada kulit atau mukosa, tetapi hal ini sangan jarang
terjadi.
primer. Sarang primer ini dapat terjadi dimana saja pada bagian paru-paru.
Dari sarang primer akan timbul peradangan saluran getah bening hilus
(limfangitis lokal), dan juga diikuti pembesaran kelenjar getah bening hilus
Tuberulosis post primer ini dimulai dengan sarang dini yang berlokasi
kecil. Dalam 3-10 minggu sarang ini menjadi tuberkel, yakni suatu
(sel besar dengan banyak inti) yang dikelilingi oleh sel-sel limfosit dan
keju dibatukkan keluar maka akan terjadi kavitas. Kavitas ini mula-mula
seakan tidak terbebas dari serangan ini. Keadaan seperti ini sangat
b. Batuk
batuk biasanya mulai ringan, akan tetapi makin lama main hebat.
c. Sesak Nafas
Pada penyakit yang ringan belum dirasakan sesak nafas. Hal ini hanya
d. Nyeri Dada
menimbulkan plueritis.
e. Maleise
menurun, meriang, nyeri otot, keringat malam, dll. Gejala maleise ini
2.2 Hemoglobin
Hemoglobin merupakan senyawa protein yang terdapat pada sel darah merah. Setiap monomer
hemoglobin terikat pada gugus prostetik hem dan keseluruhannya mempunyai berat molekul
64.450 Dalton. Darah mengandung 12,6 sampai dengan 18,4 gram/dL hemoglobin, tergantung
pada jenis kelamin dan umur suatu individu ( Soewoto, H.Dr., dkk. 2001 )
Hemoglobin di dalam darah membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh jaringan tubuh
dan membawa kembali karbondioksida dari seluruh sel ke paru-paru untuk dikeluarkan dari tubuh.
Mioglobin berperan sebagai reservoir oksigen : menerima, menyimpan dan melepas oksigen
4. Untuk mengetahui apakah seseorang itu kekurangan darah atau tidak, dapat diketahui
globin.
Suksinil Glisin
Asam δ-aminolevulinat
Porfobilinogen
Protoporfirin IX
Besi
Hem
Globin
Hemoglobin
Globin
Hematin
Besi
Biliverdin
Bilirubin
Bilirubin Terkonjugasi
Globin dibentuk dari rantai polipeptida di ribosom yang diatur oleh DNA.
Sifat yang ditentukan oleh DNA akan diteruskan oleh messenger RNA
dalam sitoplasma asam amino diikat oleh transfer RNA yang kemudian
Penyebaran kuman tuberulosis dapat melalui lesi yang meluas. Aliran limfe
tuberkulosis diberbagai organ, antara lain : pluera, selaput otak, ginjal dan
1996 : 8)
Oksigen dapat ditranspor dari paru-paru ke jaringan-jaringan melalui 2
jalan, yaitu secara fisik larut dalam plasma atau secara kimia yang
hemoglobin rata-rata dalam darah pria dewasa berkisar sekitar 15 gram per
100 ml, maka 100 ml darah dapat mengangkut (15 X 1,34 = 20,1) 20,1
mloksigen kalau darah jenuh sekali. Akan tetapi apabila darah yang
97% dan 19,5% volume diangkut ke jaringan. (Prince, A. A., 1995 : 656)
I. Cara Tallquist
Cara ini menentukan kadar Hb tidak teliti, kesalahan kira – kira 50 %. Cara ini
hanya mendapat kesan kadar Hb saja. Kecuali bila tidak ada hemoglobinometer, cara
ini dapat dipakai. Sebagai dasar diambil ialah 100 % = 15,8 gram Hb per 100 ml
darah. Tallquist mempergunakan suatu skala warna dala m suatu baku, mulai dari
merah muda (10 %). Di tengah - tengahnya ada lubang, di mana tempat darah yang
cara ini tidak tepat 100 % akan tetapi masih dianggap cukup baik untuk mengetahui
%. Kelemahan cara Sahli ini, ialah berdasarkan kenyataan bahwa hematin - asam itu
bukanlah merupakan larutan sejati dan juga alat hemoglobinometer itu sukar ditera
(distandar kan). Selain daripada tersebut di atas, tidak semua macam hemoglobin dapat
Sulfhemoglobin.
buatan Erka, Hellige Asistent, Clay - Adams, dan lain - lain. Tiap - tiap alat mempunyai
perlengkapan sendiri, satu sama lain tidak dapat ditukarkan. Karena tiap Hemometer
1. a) Alat pembanding warna (batang standar) yang terdapat dalam alat tersebut. Batang
2. b) Tabung pengencer terbuat dari kaca, ada yang persegi dan ada yang bulat. Tiap
tabung mempunyai garis tanda pada kedua belah sisinya. Satu menyatakan kadar Hb
dalam persen (%) dan satu lagi menyatakan kadar Hb dalam gram per 100 ml darah.
3. c) Pipet darah mempunyai garis tanda 20, artinya bila darah dhiisap sampai angka ini
4. d) Pipet pengencer darah, ialah pipet polos untuk mencampurkan darah dengan air
suling. Penyebutan kadar Hemoglobin Kadar Hb dapat dinyatakan sebagai persen (%)
darah. Karena dengan cara persen tidak ada keseragaman pendapat dalam memberikan
6. Kadar Hb 100 % misalnya tidak sama pada tiap - tiap orang berkisar antara 14 - 18
gram Hb/100 ml darah pada laki - laki dewasa dan 12 – 16 gram Hb/100 ml darah pada
wanita dewasa. Jadi jika disebutkan dalam persen, maka penilaian itu ada bermacam -
macam. Hubungan persen dengan gram persen ini dapat dilihat pada tabung pengencer
dari alat - alat hemoglob inometer. Tiap alat mempunyai standar (sudah ditera),
Cara ini hanya dipakai untuk menetap kan kadar Hb dari donor yang diperlukan untuk
transfusi darah. Sehingga tidak mendapat kadar Hb dengan tepat, tetapi hanya kesan -
kesan saja. Untuk pemeriksaan klinik, cara kupersulfat tidak dapat digunakan. Hasil
dari metodik ini ialah persen Hb. Perlu diketahui bahwa kadar Hb dari seorang donor
cukup kira - kira 80 % Hb. Cara ini masih digunakan pada PMI untuk mengetahui
klinis. Cara ini ideal sekali karena memiliki standar Hemoglobin. Standar ini dapat
dibeli. Penetapan kadar Hb dengan Photoelektrik Kolorimeter ini banyak cara yang
a. Cara Cyanmethemoglobin
b. Cara Oxihemoglobin
c. Cara Alkali- hematin19
Diantara ketiga methodik ini yang paling tepat adalah menurut cara
Cyanmethemoglobin.
Cara ini sangat bagus untuk laboratorium dan sangat dianjurkan untuk penetapan kadar
kadarnya bersifat stabil dan dapat dibeli. Ketelitian cara ini dapat mencapai ± 2%.
belakang tanda desimal, melaporkan dua digit sesudah tanda desimal melampaui
ketelitian adanya ketetapan yang dapat dicapai dengan metode ini. Variasi - variasi
fisiologis juga menyebabkan digit kedua di belakang tanda desimal menjadi tanpa
Pada umumnya standar ini tahan 1 tahun. Standar ini dijual dengan bermacam - macam
umumnya larutan standar mengandung rata – rata 60 mg Hb per 100 ml darah (60 mg
% Hb). Tetapi kadar tepatnya dapat dilihat pada etiket larutan standar tersebut.
Cara ini lebih singkat dan sederhana. Kelemahan metode ini ialah tidak ada larutan
oxyhemoglobin yang stabil, maka untuk menera photokolorimeter dapat dipakai nilai
hematokrit. Kadar Hb seseorang sehat dihitung dengan g % sama dengan 1/3 nilai
hematokritnya.
methemoglobin atau sulphemoglobin. Cara ini kurang teliti bila dibandingkan dengan
METODOLOGI PENELITIAN
METODOLOGI PENELITIAN
Penderita
Kadar hemoglobin
Tuberkulosis Paru
a. Laki-Laki
3.4.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua penderita TB paru yang datang
3.4.2 Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi yang diambil dari objek yang diteliti dan
X : Kadar hemoglobin
N : Jumlah pasien
3.7Instrumen Penelitian
3.7.1 Bahan
1. Darah EDTA
2. Sputum (Dahak)
3. Pewarnaan
4. Alkohol 30%
6. Asam Alkohol
7. Methylene blue
4 Alat
1. Spektrofotometer
2. Spuit
3. Kaca benda
4. Ose
5. Bunsen
Basil tahan asam berwarna merah, sedangkan basil tidak tahan asam
berwarna biru.
pemeriksaan BTA
membentuk oval
yang ditemukan
serapannya
- Hasilnya dicatat.
DAFTAR PUSTAKA
Bahar, A., Ilmu Penyakit Dalam, Soeparman (Ed), Jilid II, Balai Penerbit FKUI,
Jakarta, 1990.
Baron, D. N., Kapita Selekta Patologi Klinik, Edisi IV, Alih bahasa Petrus Andrianto,
Hoffbrand, A. V., dan J. E. Pettit., Kapita Selekta Kedokteran, Edisi II, Alih bahasa
Soemasto, S. A., Kapita Selekta Kedokteran, Media Asculapius FKUI, Jakarta, 2000.