Menjelaskan konsep teori TB Paru Menjelaskan asuhan keperawatan yang harus diberikan pada klien dengan TB Paru Tuberculosis secara global tergolong “ Global Public Health Emergency” TB Paru merupakan salah satu dari sepuluh tertinggi penyebab kematian di seluruh dunia.. Sekitar 2 milyar orang atau 1/3 penduduk dunia diperkirakan terkena TB Paru. Epidemiologi Tuberculosis paru di Indonesia masih cukup tinggi. Prevalensi Tuberculosis semua bentuk sebesar 660 per 100.000 penduduk (SPTB 2013-4) Insiden Kasus Tuberculosis : ◦ 403 per 100.000 penduduk ◦ Sekitar 1.000.000 kasus Tuberculosis baru per tahun. Insiden TB Resisten obat 1.4% pada Sudah berkomitmen untuk mengakhiri Tuberculosis sebagai “ Public Health Problem”
Perlu percepatan dalam kemajuan
program eliminasi tuberculosis di Indonesia Indonesia mentargetkan untuk mengakhiri tuberculosis pada di tahun 2030. Tuberculosis paru adalah suatu penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium Tuberculosis. Sebagian bersar kuman tuberculosis menyerang paru tetapi juga dapat menyerang organ tubuh lainnya (Depkes, 2008) Tuberkulosis merupakan infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis yang dapat menyerang pada berbagai organ tubuh mulai dari paru dan Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Mycobacterium tuberculosis ditemukan oleh Robet Koch pada tahun 1882. Basil tuberculosis dapat hidup dan tetap virulen beberapa minggu dalam keadaan kering, tetapi dalam cairan mati dalam suhu 600 C dalam 15-20 menit. Fraksi protein basil tuberkulosis menyebabkan nekrosis jaringan, sedangkan lemaknya menyebabkan sifat tahan asam dan merupakan faktor terjadinya fibrosis dan terbentuknya sel epiteloid dan tuberkel.(FKUI, 2005) Ada dua macam micobakterium tuberculosis yaitu Tipe human ◦ Basil tipe human bisa berada di bercak ludah (droplet) di udara yang berasal dari penderita TBC terbuka dan orang yang rentan terinfeksi TBC ini bila menghirup bercak ini. Tipe bovin. ◦ Basil tipe bovin berada dalam susu sapi Perjalanan TBC setelah terinfeksi melalui udara. Bakteri juga dapat masuk ke sistem pencernaan manusia melalui benda/bahan makanan yang terkontaminasi oleh bakteri. Sehingga dapat menimbulkan asam lambung meningkat dan dapat menjadikan infeksi lambung Gejala yang dapat muncul antara lain : 1. Demam 2. Malaise 3. Anoreksia 4. Penurunan berat badan 5. Batuk ada atau tidak (berkembang secara perlahan selama berminggu – minggu sampai berbulan – bulan) 6. Peningkatan frekuensi pernapasan 7. Ekspansi buruk pada tempat yang sakit Udara tercemar mycobacterium TB dihirup individu yg rentan masuk paru reaksi inflamasi / peradangan penurunan eksudat dalam alveoli Tuberkel produksi sekret berlebih Penyebaran hepatogen limfogen Peritonium dan difusi o2 Komplikasi Dini : pleuritis, efusi pleura, empiema, laringitis, poncet’s arthropathy. Komplikasi lanjut : ◦ Obstruksi jalan nafas => SOFT ( Sindrome Obstruksi Pasca Tuberculosis) ◦ Kerusakan parenkim berat fibrosis paru, kor pulmonal, amiloidosis, karsinoma paru, sindrome gagal nafas dewasa dan sering terjadi TBC miller dan kavitas TBC Komplikasi Penderita stadium lanjut adalah hemoptisi berat (perdarahan saluran nafas bawah ) yg dpt menyebabkan kematian karena syok. Menurut Somantri (2008), pemeriksaan penunjang pada pasien tuberkulosis adalah: 1. Sputum Culture 2. Ziehl neelsen: Positif untuk BTA 3. Skin test (PPD, mantoux, tine, and vollmer, patch) 4. Chest X-ray 5. Histologi atau kultur jaringan: positif untuk Mycobacterium tuberculosis 6. Needle biopsi of lung tissue: positif untuk granuloma TB, adanya selsel besar yang mengindikasikan nekrosis 7. Elektrolit TB Paru dapat dicegah dengan pemberian vaksin. Yang disarankan dilaikukan sbelumbayi berusia 2 bulan. Selain itu pencegahan juga dapat dilakukan dengan cara: Tindakan pencegahan orang yg belum terinfeksi o Mengurangi kontak dgn penderita o Menjaga standar hidup yg baik Tindakan pencegahan penderita agar tidak menularkan o Menggunakan masker o Jangan meludah disembarang tempat o Menghindari udara dingin dan usahakan pancaran sinar matahari cukup dan udara masuk rauangan cukup o Tidak menggunakan sharing penggunaan barang Pemeriksaan umum : demam subfebris atau bahkan ke febris (40-41), batuk dan sesak, nyeri dada, malaise dan cianosis dan perlu ditanyakan pasien tinggal dgn siapa ajha.(penyakit infeksi menular) Pemeriksaan fisik : terdapat Ronchi basah dan nyaring, hipersonor/timpani. Pada keadaan lanjut terjadi atropi, retraksi intercostal dan fibrosa. Radiologi : pada foto thoraks dapat ditemukan infiltrat, konsolidasi sampai gambaran ARDS. Laboratorium : sputum kultur, skin test dan darah. Thank U