Anda di halaman 1dari 6

RESUME TUBERCULOSIS (TBC)

DISUSUN OLEH :
SARAH FEBRI KUSUMANINGRUM
1801046
PRODI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH KLATEN


TAHUN AJARAN 2018/2019
TUBERCULOSIS
A. DEFINISI
Tuberculosis paru adalah suatu penyakit menular langsung yang disebabkan oleh
kuman Mycrobacterium Tuberculosis.Sebagian bersar kuman tuberculosis menyerang
paru tetapi juga dapat menyerang organ tubuh lainnya (Depkes, 2008).
Tuberkulosis merupakan infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis
yang dapat menyerang pada berbagai organ tubuh mulai dari paru dan organ di luar
paruseperti kulit, tulang, persendian, selaput otak, usus serta ginjal yang sering disebut
dengan ekstrapulmonal TBC (Chandra,2012)
B. ETIOLOGI
Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium
tuberculosis. Mycobacterium tuberculosis ditemukan oleh Robet Koch pada tahun 1882.
Basil tuberculosis dapat hidup dan tetap virulen beberapa minggu dalam keadaan kering,
tetapi dalam cairan mati dalam suhu 600 C dalam 15-20 menit. Fraksi protein basil
tuberkulosis menyebabkan nekrosis jaringan, sedangkan lemaknya menyebabkan sifat
tahan asam dan merupakan faktor terjadinya fibrosis dan terbentuknya sel epiteloid dan
tuberkel.(FKUI,2005)
Basil ini tidak berspora sehingga mudah dibasmi dengan pemanasan sinar matahari dan
sinar ultraviolet. Ada dua macam mikobakterium tuberculosis yaitu tipe human dan tipe
bovin. Basil tipe bovin berada dalam susu sapi yang menderita mastitis tuberkulosis usus.
Basil tipe human bisa berada di bercak ludah (droplet) di udara yang berasal dari
penderita TBC terbuka dan orang yang rentan terinfeksi TBC ini bila menghirup bercak
ini. Perjalanan TBC setelah terinfeksi melalui udara. Bakteri juga dapat masuk ke sistem
pencernaan manusia melalui benda/bahan makanan yang terkontaminasi oleh bakteri.
Sehingga dapat menimbulkan asam lambung meningkat dan dapat menjadikan infeksi
lambung. (Wim de Jong, 2005)
C. PATOFISIOLOGI
Patofisiologi Tuberkulosis paru (TB paru) melibatkan inhalasi Mycobacterium
tuberculosis, suatu basil tahan asam (acid-fast bacilli). Setelah inhalasi, ada beberapa
kemungkinan perkembangan penyakit yang akan terjadi, yaitu pembersihan langsung dari
bakteri tuberkulosis, infeksi laten, atau infeksi aktif.
Ketika seorang pengidap TB paru aktif batuk, bersin, menyanyi, atau meludah, orang
ini dapat mengeluarkan titik-titik air liur kecil (droplets) ke udara bebas.  Droplets yang
berisi Mycobacterium tuberculosis ini, apabila terinhalasi orang lain akan masuk sampai
di antara terminal alveoli paru. Organisme kemudian akan tumbuh dan berkembang biak
dalam waktu 2-12 minggu sampai jumlahnya mencapai 1000-10.000. Jumlah tersebut
akan cukup untuk mengeluarkan respon imun seluler yang mampu dideteksi melalui
reaksi terhadap tes tuberkulin. Namun, tubuh tidak tinggal diam, dan akan mengirimkan
pertahanan berupa sel-sel makrofag yang memakan kuman-kuman TB ini.  Selanjutnya,
kemampuan basil tahan asam ini untuk bertahan dan berproliferasi dalam sel-sel
makrofag paru menjadikan organisme ini mampu untuk menginvasi parenkim, nodus-
nodus limfatikus lokal, trakea, bronkus (intrapulmonary TB), dan menyebar ke luar
jaringan paru (extrapulmonary TB). Organ di luar jaringan paru yang dapat diinvasi
oleh Mycobacterium tuberculosis diantaranya adalah sum-sum tulang belakang, hepar,
limpa, ginjal, tulang, dan otak.  Penyebaran ini biasanya melalui rute hematogen.
Apabila terjadi keterlibatan multi organ, maka TB paru akan memerlukan pengobatan
yang lebih lama, hal ini biasanya sebagai konsekuensi terhadap ketidakpatuhan penderita
terhadap tatalaksana pengobatan TB, atau keterlambatan diagnosis.
D. MANIFESTASI KLINIS
Menurut Wong (2008) tanda dan gejala tuberkulosis adalah:

 Demam
 Malaise
 Anoreksia
 Penurunan berat badan
 Batuk ada atau tidak (berkembang secara perlahan selama berminggu – minggu
sampai berbulan – bulan)
 Peningkatan frekuensi pernapasan
 Ekspansi buruk pada tempat yang sakit
 Bunyi napas hilang dan ronkhi kasar, pekak pada saat perkus.
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Menurut Somantri (2008), pemeriksaan penunjang pada pasien tuberkulosis adalah:

 Sputum Culture
 Ziehl neelsen: Positif untuk BTA
 Skin test (PPD, mantoux, tine, and vollmer, patch)
 Chest X-ray
 Histologi atau kultur jaringan: positif untuk Mycobacterium tuberculosis
 Needle biopsi of lung tissue: positif untuk granuloma TB, adanya selsel besar yang
mengindikasikan nekrosis
 Elektrolit
 Bronkografi
 Test fungsi paru-paru dan pemeriksaan darah
PATHWAYS

F. PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN
Promontif
1.    Penyuluhan kepada masyarakat apa itu TBC
2.    Pemberitahuan baik melalui spanduk/iklan tentang bahaya TBC, cara penularan, cara
pencegahan, faktor resiko
3.    Mensosialisasiklan BCG di masyarakat.

Preventif
1.    Vaksinasi BCG
2.    Menggunakan isoniazid (INH)
3.    Membersihkan lingkungan dari tempat yang kotor dan lembab.
4.    Bila ada gejala-gejala TBC segera ke Puskesmas/RS, agar dapat diketahui secara dini.
G. PENATALAKSANAAN MEDIS
 Dalam pengobatan TB paru dibagi 2 bagian :
1.      Jangka pendek.
Dengan tata cara pengobatan : setiap hari dengan jangka waktu 1 – 3 bulan.
          * Streptomisin injeksi 750 mg.
          * Pas 10 mg.
          * Ethambutol 1000 mg.
          * Isoniazid 400 mg.
2.   Jangka panjang
Tata cara pengobatan : setiap 2 x seminggu, selama 13 – 18 bulan, tetapi setelah
perkembangan pengobatan ditemukan terapi.
Terapi TB paru dapat dilakukan dengan minum obat saja, obat yang diberikan dengan jenis
:
    * INH.
          * Rifampicin.
          * Ethambutol.
Dengan fase selama 2 x seminggu, dengan lama pengobatan kesembuhan menjadi 6-9
bulan.
3.      Dengan menggunakan obat program TB paru kombipack bila ditemukan dalam
pemeriksan sputum BTA ( + ) dengan kombinasi obat :
          * Rifampicin.
          * Isoniazid (INH).
          * Ethambutol.
          * Pyridoxin (B6).

Anda mungkin juga menyukai