Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PENDAHULUAN

DENGAN GANGGUAN OKSIGENASI (TUBERCULLOSIS PARU AKTIF)


DI RUANG WIJAYA KUSUMA IV RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SALATIGA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktik Klinik Keperawatan Medikal Bedah I


Dosen Pembimbing : Ns. Dwi Mulianda, M.Kep

Disusun Oleh :

Nama : Putri Nur Fitriani


NIM : 20101440120071

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KESDAM IV/ DIPONEGORO SEMARANG
2022
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. PENGERTIAN
Tuberculosis paru adalah suatu penyakit menular langsung yang disebabkanoleh
kuman Mycrobacterium  Tuberculosis. Sebagian bersar kuman tuberculosismenyerang
paru tetapi juga dapat menyerang organ tubuh lainnya (Depkes, 2010). Tuberkulosis
(TB) paru- paru adalah infeksi pada paru- paru dan kadang padastruktur- struktur
disekitarnya, yang disebabkan oleh bakteri Mycobacteriumtuberculosis (Saputra,
2010). Tuberkulosis paru-paru merupakan penyakit infeksi yang menyerang
parenkim paru yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis (Soemantri, 2008).
Tuberkulosis merupakan infeksi yang disebabkan oleh Mycobacteriumtuberculosis
yang dapat menyerang pada berbagai organ tubuh mulai dari paru danorgan di luar
paruseperti kulit, tulang, persendian, selaput otak, usus serta ginjal yangsering disebut
dengan ekstrapulmonal TBC (Chandra,2012).
B. ETIOLOGI
Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium
tuberculosis. Mycobacterium tuberculosis ditemukan oleh Robet Koch pada tahun
1882. Basil tuberculosis dapat hidup dan tetap virulen beberapa minggu dalam
keadaan kering, tetapi dalam cairan mati dalam suhu 600C dalam 15-20 menit. Fraksi
protein basil tuberkulosis menyebabkan nekrosis jaringan,sedangkan lemaknya
menyebabkan sifat tahan asam dan merupakan faktor terjadinya fibrosis dan
terbentuknya sel epiteloid dan tuberkel.(FKUI,2007). Basil ini tidak berspora
sehingga mudah dibasmi dengan pemanasan sinar matahari dan sinar ultraviolet.
Ada dua macam mikobakterium tuberculosis yaitu tipe human dan tipe bovin.
Basil tipe bovin berada dalam susu sapi yang menderita mastitis tuberkulosis usus.
Basil tipe human bisa berada di bercak ludah (droplet) di udara yang berasaldari
penderita TBC terbuka dan orang yang rentan terinfeksi. TBC ini bila
menghirup bercak ini. Perjalanan TBC setelah terinfeksi melalui udara. Bakteri juga d
apat masuk ke sistem pencernaan manusia melalui benda/bahan makanan yang
terkontaminasi oleh bakteri. Sehingga dapat menimbulkan asam lambung meningkat
dan dapat menjadikan infeksi lambung. (Wim de Jong, 2005)
C. MANIFESTASI KLINIS
Menurut Wong (2008) tanda dan gejala tuberkulosis adalah:
a. Demam
b. Malaise
c. Anoreksia
d. Penurunan berat badan
e. Batuk atau tidak (berkembang secara perlahan selama berminggu-minggu sampai
berbulan-bulan.
f. Peningkatan frekuensi pernapasan
g. Ekspansi buruk pada temat yang sakit
h. Bnyii napas hilang dan ronkhi kasal, pekak pasa saat perkusi
i. Demam persisten
j. Manifestasi gejala yang umum : pucat, anemia, kelemahan dan penurunan berat
badan.
D. PATOFISIOLOGI
Menurut Somantri (2008), infeksi diawali karena seseorang menghirup basil
Mycobacterium tuberculosis. Bakteri menyebar melalui jalan napas menuju alveoli
lalu berkembang biak dan terlihat bertumpuk. Perkembangan
Mycobacteriumtuberculosis juga dapat menjangkau sampai ke area lain dari paru
(lobus atas).
Basil juga menyebar melalui sistem limfe dan aliran darah ke bagian tubuh lain(ginjal
,tulang dan korteks serebri) dan area lain dari paru (lobus atas). Selanjutnya sistem
kekebalan tubuh memberikan respons dengan melakukan reaksi inflamasi.
Neutrofildan makrofag melakukan aksi fagositosis (menelan bakteri), sementara
limfositspesifik-tuberkulosis menghancurkan (melisiskan) basil dan jaringan normal.
Infeksiawal biasanya timbul dalam waktu 2-10 minggu setelah terpapar
bakteri.Interaksiantara Mycobacterium tuberculosis dan sistem kekebalan tubuh pada
masa awalinfeksi membentuk sebuah massa jaringan baru yang disebut granuloma.
Granulomaterdiri atas gumpalan basil hidup dan mati yang dikelilingi oleh makrofag
sepertidinding. Granuloma selanjutnya berubah bentuk menjadi massa jaringan
fibrosa.Bagian tengah dari massa tersebut disebut ghon tubercle. Materi yang terdiri
atasmakrofag dan bakteri yang menjadi nekrotik yang selanjutnya membentuk
materiyang berbentuk seperti keju (necrotizing caseosa).Hal ini akan menjadi
klasifikasidan akhirnya membentuk jaringan kolagen, kemudian bakteri
menjadi nonaktif.
Menurut Widagdo (2011), setelah infeksi awaljika respons sistem imun
tidakadekuat maka penyakit akan menjadi lebih parah. Penyakit yang kian parah
dapattimbul akibat infeksi ulang atau bakteri yang sebelumnya tidak aktif kembali
menjadiaktif, Pada kasus ini, ghon tubercle mengalami ulserasi sehingga
menghasilkannecrotizing caseosa di dalam bronkus. Tuberkel yang ulserasi
selanjutnya menjadisembuh dan membentuk jaringan parut. Paru-paru yang terinfeksi
kemudianmeradang, mengakibatkan timbulnya bronkopneumonia, membentuk
tuberkel, danseterusnya.Pneumonia seluler ini dapat sembuh dengan sendirinya.
Proses ini berjalan terus dan basil terus difagosit atau berkembang biak di dalam
sel. Makrofagyang mengadakan infiltrasi menjadi lebih panjang dan sebagian bersatu
membentuksel tuberkel epiteloid yang dikelilingi oleh limfosit (membutuhkan 10-20
hari).Daerah yang mengalami nekrosis dan jaringan granulasi yang dikelilingi sel
epiteloiddan fibroblas akan memberikan respons berbeda kemudian pada akhirnya
membentuksuatu kapsul yang dikelilingi oleh tuberkel.
E. KOMPLIKASI
1. Hepatitis karena efek terapi obat-obatan
2. TB miliaris
3. Dermatitis
4. Gangguan GI
5. Hiperurisemia
6. Neuritis optika
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Laboratorium
1) Kultur Sputum
Positif untuk Mycobacterium tuberculosis pada tahap aktif penyakit
2) Ziehl-Neelsen (pemakaian asam cepat pada gelas kaca untuk usapan
cairandarah) : Positif untuk basil asam-cepat.
3) Tes kulit (Mantoux, potongan Vollmer) : Reaksi positif (area indurasi 10mm atau
lebih besar, terjadi 48-72 jam setelah injeksi intradcrmal antigen)menunjukkan
infeksi masa lalu dan adanya antibodi tetapi tidak
secara berarti menunjukkan penyakit aktif. Reaksi bermakna pada pasien yangsec
ara klinik sakit berani bahwa TB aktif tidak dapat diturunkan atauinfeksi
disebabkan oleh mikobakterium yang berbeda.
4) Histologi atau kultur jaringan (termasuk pembersihan gaster; urine dancairan
serebrospinal, biopsi kulit): Positif untuk Mycobacteriumtuberculosis.
5) Biopsi jarum pada jaringan paru: Positif untuk granuloma TB; adanya selraksasa
menunjukkan nekrosis.
6) Elektrolit : Dapat tak normal tergantung pada lokasi dan beratnya infeksi;contoh
hiponatremia disebabkan oleh tak normalnya retensi air dapatditemukan pada TB
paru kronis luas.
7) Pemeriksaan fungsi paru : Penurunan kapasitas vital, peningkatan rasioudara
residu dan kapasitas paru total, dan penurunan saturasi oksigensekunder terhadap
infiltrasi parenkim/fibrosis, kehilangan jaringan parudan penyakit pleural
(Tuberkulosis paru kronis luas). b.
Pemeriksaan Radiologis : 
Foto thorak: Dapat menunjukkan infiltrasi lesi awal pada area paru atas,simpanan
kalsium lesi sembuh primer, atau effusi cairan. Perubahanmenunjukkan lebih luas TB
dapat termasuk rongga, area fibrosa
G. PENATALAKSANAAN
Tuberkulosis paru terutama diobati degan agens kemoterapi selama periode 6-12
bulan. 5 Medikasi garis depan digunakan : isoniazid (INH), rifampin (RIF),
streptomisin (SM), etambutol (EMB) dan Pirasinamid (PZA).
Pengobatan yang direkomendasikan bagi kasus tuberculosis paru yang baru
didiagnosa adalah regimen pengobatan beragam, terutama INH, RIF, PZA selama 4
bulan, dengan INH dan RIF dilanjutkan untuk tambahan 2 bulan (totalnya 6 bulan).
H. PATHWAY

Bersihan Jalan
Nafas Tidak
Efektif
BAB III
KONSEP KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1. Pengkajian keperwatan
Identitas pasien seperti nama, usia, jenis kelamin, agama, suku bangsa,
alamat, pendidikan, nama orang tua dan pekerjaan orang tua.
2. Keluhan utama
Keluhan atau gejala yang menyebabkan pasien dibawa berobat. Keluhan
utama tidak selalu merupakan keluhan yang pertama disampaikan oleh
orang tua pasien. Pada gangguan oksigenasi keluhan utama yang muncul
adalah terkait pernafasannya, batuk berdahak atau tidak, ada nyeri dada
atau tidk.
3. Riwayat penyakit sekarang
Kapan mulai sakit, tanggal berapa mulai sakit, faktor yang menyebabkan
sakit
4. Riwayat penyakit dahulu
Riwayat penyakit yang pernah diderita merupakan kesehatan sebelum saat
ini, terutama yang berhubungan dengan sakitnya yang sekarang. Yang
perlu dikaji apakah anak dulu pernah menderita suatu penyakit yang serius
sehingga menimbulkan penyakit yang sekarang.
5. Riwayat penyakit keluarga
Berguna untuk mengetahui anggota keluarga ada yang pernah menderita
penyakit yang sama.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit ditandai dengan suhu
tubuh diatas nilai normal, kulit merah (D.0130)
2. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan sekresi yang
tertahan dibuktikan dengan batuk efektif, pola nafas berubah ( D.0001)
3. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera biologis di tandai dengan
gelisah, tampak meringis, frekuensi nadi meningkat, sulit tidur, pola nafas
berubah, nafsu makan berubah, proses berpikir terganggu. (D. 0077)
4. Defisit Nutrisi berhubungan dengan peningkatan kebutuhan metabolism
dibuktikan dengan berat badan menurun minial 10% dibawah rentang
ideal, membrane mukosa pucat, nafsu makan menurun (D.0019)
5. Gangguan sirkulasi spontan berhubungan dengan hipoksia dibuktikan
dengan takikardi (D.0010)
6. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan keseimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen dibuktikan dengan mengeluh lelah, frekuensi jantung
meningkat > 20 % dari kondisi istirahat, dipsnea setelah aktivittas, merasa
tidak nyaman setelah beraktivitas, merasa lemah, tekanan darah berubah
>20% dari kondisi istirahat (D. 0056)
7. Ansietas berhubungan dengan ancaman terhadap konsep diri dibuktikan
dengan merasa khawatir dengan akibat dari kondisi yang dihadapi, sulit
berkonsentrasi, tampak gelisah, sulit tidur (D. 0080)
C. INTERVENSI KEPERAWATAN

Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi


Keperawatan Hasil
Hipertermi Setelah dilakukan Manajemen Hipertermi (I.
berhubungan dengan tindakan keperawatan 15506)
proses penyakit selama 3x8 jam Observasi
ditandai dengan diharapkan - Identifikasi
suhu tubuh diatas termogulasi membaik penyebeab
nilai normal, kulit dengan kriteria hasil : hipertermia
merah (D.0130) - Menggigil dengan - Monitor suhu tubuh
skala 3 sedang - Monitor kadar
menjadi menurun elektrolit
dengan skala 5 Terapeutik
- Suhu tubuh dengan - Sediakan
skala 2 cukup lingkungan yang
memburuk menjasi dingin
skala 1 membaik - Longgarkan atau
- Suhu kulit cukup lepaskan pakaian
memburuk menjadi - Basahi dan kipasi
membaik dng skala permukaan tubh
5 - Berikan cairan oral
- Tekanan darah - Ganti linen ssetiap
sedan dengan skala hari atau lebih jika
3 menjadi mengalami
membaik dengan hyperhidrosis
skala 5 - Lakukan
pendinginan
eksternal
- Hindari pemberian
antipiretik atau
aspirin
- Berikan oksigen
jika perlu
Edukasi
- Anjurkan tirah
baring
Kolaborasi
- Kolaborasi
pemberian cairan
dan elektrolit
intravena, jika perlu

Bersihan jalan nafas Setelah dilakukan Manajemen Jalan napas


tidak efektif tindakan keperawatan (I.01011)
berhubungan dengan selama 3 x8jam Observasi
sekresi yang diharapkan bersihan - Monitor pola napas
tertahan dibuktikan jalan napas meningkat - Monitor bunyi napas
dengan batuk dengan kriteria hasil : tambahan
efektif, pola nafas - Batuk efektif - Monitor sputum
berubah ( D.0001) cukup menurun Terapeutik
dengan skala 2 - Posisikan semi fowler
menjadi meingkat atau fowler
dengan skala 5 - Berikan minum hangat
- Produksi sputum - Lakukan fisioterapi
meningkat dengan dada
skala 1 menjadi - Berikan oksigen jika
menurun dengan perlu
skala 5 Edukasi
- Frekuensi napas - Anjurkan asupan cairan
sedang dengan 2000 ml/hari, jika tidak
skala 3 menjadi kontraindikasi
membaik dengan - Ajarkan teknik batuuk
skala 5 efektif
- Pola napas cukup Kolaborasi
memburuk dengan Kolaborasi pemberian
skala 2 menjadi bronkodilator, jika perlu
membaik dengan
skala 5
Nyeri akut Setelah dilakukan Manajemen nyeri (I.08238)
berhubungan dengan tindakan keperawatan Observasi
agen pencedera selama 3 x8 jam - Identifikasi lokasi,
biologis di tandai diharapkan tingkat karakteristik, durasi,
dengan gelisah, nyeri menurun dengan frekuensi, kualitas,
tampak meringis, kriteria hasil : intensitas nyer
frekuensi nadi - Keluhan nyeri - Identifikasi skala
meningkat, sulit meningkat dengan nyeri
tidur, pola nafas skala 1 menjadi - Identifikasi respon
berubah, nafsu menurun dengan nyeri non verbal
makan berubah, skala 5 - Identidikasi faktor
proses berpikir - Meringis memperberat nyeri
terganggu. (D. meningkat dengan - Identifikasi
0077) skal 1 menjadi pengaruh nyeri
menurun dengan terhadap kualitas
skala 5 hidup
- Sikap protektif
Terapeutik
meningkat dengan
skala 1 menjadi
- Berikan teknik non
menurun dengan
farmakologis untuk
skala 5
mengurangi rasa
- Gelisah
nyeri (mis. TENS,
meningkat dengan
hypnosis,
skala 1 menjadi
akupresur, terapi
menurun dengan
music, dll)
skala 5
- Kontrol lingkungan
- Kesulitan tidur
yang memperberata
meningkat dengan
nyeri
skala 1 menjadi
- Fasilitasi istirahat
menurun dengan
dn tidur
skala 5
- Pertimbangkan jenis
- Frekuensi nadi
dan sumber nyeri
memburuk
dalam pemilihan
dengan skala 1
strategi meredakan
menjadi membaik
nyeri.
dengan skala 5
Edukasi

- Jelaskan penyebab,
periodem dan
pemicu nyeri
- Jelaskan strategi
meredakan nyeri
- Anjurkan
memonitor nyeri
secara mandiri
- Anjurkan
menggunakan
analgetik secara
tepat
- Ajarkan teknik non
farmakologis
untukmengurrrangi
rasa nyeri

Kolaborasi :

Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu.
Defisit Nutrisi Setelah dilakukan Manajemen nutrisi
berhubungan dengan tindkan keperawatan (I.03119)
peningkatan selama 3 x 8 jam Observasi :
kebutuhan diharapkan status - Identifikasi status
metabolism nutrisi membaik nutrisi
dibuktikan dengan dengan kriteria hasil : - Identifikasi alergi
berat badan - Porsi makan makanan dan
menurun minial yang toleransi makanan
10% dibawah dihabiskan - Identifikasi
rentang ideal, menurun makanan yang
membrane mukosa dengan skala 1 disukai
pucat, nafsu makan menjadi - Identifikasi
menurun, mual, meningkat kebutuhan kalori
muntah (D.0019) dengan skala 5 dan jenis nutrient
- Perasaan cepat - Identifikasi
kenyang perlunya
meningkat penggunaan selang
dengan skala 1 nasogastric
menjadi - Monitor asupan
menurun makanan
dengan skala 5 - Monitor berat badan
- Berat badan
Terapeutik
memburuk
dengan skala 1
- Lakukan oral
menjadi
hygiene jika perlu
membaik
- Fasilitasi
dengan skala 5
menentukan
- Indeks masa
pedoman diet
tubuh
- Sajikan secara
memburuk
menarik dan suhu
menjadi
yang sesuai
membaik
- Berikan makanan
dengan skala 5
tinggi serat untuk
- Frekuensi
mencegah
makan
konstipasi
memburuk
- Berikan makanan
dengan skala 1
tinggi kalori dan
menjadi
tinggi protein
membaik
- Berikan suplemen
dengan skalaa
makanan, jika perlu
5
- Nafsu makan Edukasi
memburuk
- Anjurkan posisi
dengan skala 1
duduk, jika mamapu
menjadi
- Ajarkan diet yang
membaik
dengan skala 5 diprogramkan

Kolaborasi

- Kolaborasi
pemberian medikasi
sebelum makan
- Kolaborasi dengan
ahli gizi untuk
menentukan jumlah
kalori dan jenis
nutrient yang
dibutuhkn.

Gangguan sirkulasi Setelah dilakukan Dukungan Ventilasi (I.


spontan tindakan keperawatan 01002)
berhubungan dengan selama 3 x 8 jama Observasi :
hipoksia dibuktikan diharapkan ventilasi - Identifikasi adanya
dengan takikardi spontan meningkat kelelahan otot bantu
(D.0010) dengan kriteria hasil : napas
- Dipsnea - Identifikasi efek
meningkat perubhan posisi
dengan skala 1 terhadap status
menjadi pernapsan
menurun - Monitor status
dengan skala 5 respirasi dan
- Gelisah oksigenasi
meningkat
Terapeutik
dengan skala 1
menjadi
- Pertahankan
menurun
kepaenan jalan
dengan skala 5 nafas
- Berikan posisi
fowler atau semi
fowler
- Fasilitasi mengubah
posisi senyaman
mungkin
- Berikan oksigenasi
sesuai kebutuhan

Edukasi :

- Ajarkan melakukan
teknik relaksasi
napa dalam
- Ajarkan mengubah
posisi secara
mandiri
- Ajarkan teknik
batuk efektif

Kolaborasi :

- Kolaborasi
pemberian
bronkodilator, jika
perlu

Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan Manajemen Energi (I.


berhubungan dengan tindakan keperawatan 05178)
keseimbangan selama 3x8jam Observasi
antara suplai dan diharapkan toleransi - Identifikasi
kebutuhan oksigen aktivitas meningkat gangguan fungsi
dibuktikan dengan dengan kriteria hasil : tubuh yang
mengeluh lelah, - Frekuensi nadi mengakibatkan
frekuensi jantung menurun lelah
meningkat > 20 % dengan skala 1 - Monitor kelelahan
dari kondisi menjadi fisik
istirahat, dipsnea meningkat - Monitor pola dan
setelah aktivittas, dengan sakala jam tidur
merasa tidak 5
Terapeutik
nyaman setelah - Saturasi
beraktivitas, merasa oksigen
- Sediakan
lemah, tekanan menurun
lingkungan nyaman
darah berubah >20% dengan skala 1
dan rendah stimulus
dari kondisi istirahat menjadi
- Lakukan latihan
(D. 0056) meningkat
rentang gerak pasif/
dengan skala 5
aktif
- Keluhan lelah
- Berikan aktivitas
meningkat
distraksi yang
dengan skala 1
menenangkan
menjadi
- Fasilitasi duduk di
menurun
sisi tempat tidur,
dengan skala 5
jika tidak dpat
- Dipsnea
berpindah atau
setelah
berjalan
aktivitas
meningkat Edukasi
dengan skala 1
- Anjurkan tirah
menjadi
baring
menurun
- Anjurkan
dengan skala 5
menghubungi
perawat jika tanda
dan gejala kelelahan
tidak berkurang
- Ajarkan strategy
koping
untukmengurangi
kelelahan

Kolaborasi

Kolaborasi dengan ahli gizi


Ansietas Setelah dilakukan Reduksi Ansietas (I. 09314)
berhubungan dengan tindakan keprawatan Observasi
ancaman terhadap selama 3 x 8 jam - Identifikasi saar
konsep diri diharapkan Tingkat tingkat ansietas
dibuktikan dengan ansietas menurun berubah
merasa khawatir dengan kriteria hasil : - Identifikasi
dengan akibat dari - Verbalisasi kemamuan
kondisi yang kebingungan mengambil
dihadapi, sulit meningkt dengan keputusan
berkonsentrasi, skala 1 menjadi - Monitor tanda-tanda
tampak gelisah, sulit menurun dengan ansietas
tidur (D. 0080) skala 5
Terapeutik
- Perilaku
khawatir
- Ciptakan suasans
meningkt
terapeutik
dengan skala 1
- Temani pasien
menjadi
untuk mengurangi
menurun dengan
kecemasan
skala 5
- Pahami situasi yg
- Perilaku tegang
membuat ansietas
meningkt
- Dengarkan dengan
dengan skala 1
menjadi penuh perhatian
menurun dengan
Edukasi
skala 5
- Keluhan pusing
Jelaskan prosedur termasuk
meningkt
sensasi mungin yang
dengan skala 1
dialami
menjadi
menurun dengan Anjurkan keluarga untuk
skala 5 tetap bersama pasien, jika
- Konsentrasi prlu
memburuk
Kolaborasi
dengan skala 1
menjadi
Kolabotasi pemberian obat
membaik
antiansietas, jika perlu
dengan skala 5
- Pola tidur
memburuk
dengan skala 1
menjadi
membaik
dengan skala 5

D. IMPEMENTASI KEPERAWATAN
Komponen ini merupakan rangkaian prilaku atau aktivitas yang dikerjakan
oleh perawat untuk mengimlementasikan itervensi keperawatan. Tindakna
keperawatan mencakup tindakan observasi, terapeutik, edukasi, mandiri dan
kolaborasi. Implementasi keeprawatann adalah tindakan yang telah
direncanakan mencakup tinsakan mandiri. Tindakan mandiri adalah tindakan
keperawatan berdasarkan analisis dan kesimpulan perawat serta bukan ats
petunjuk tenaga kesehatan lain. Tindakan kolaboratif adalah tindakan
keeprawatan yang didasarkan oleh hasil keputusan bersama dengan dokter,
atau petugas kesehatan lain (Mitayani, 2016).
E. EVALUASI
Evaluasi keperawatan merupakan penilaian perkembangan hasil
implementasi keperawatan dengan berpedoman kepada hasil dan tujuan yang
hendak dicapai. Evaluasi diharapkan pada pasien kembalinya fungsi fisiologis
dan tidak terjadi komplikasi akibat penatalaksanaan keperawatan maupun
medis. (Mutaqin & Sari 2019).

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Tuberculosis paru adalah suatu penyakit menular langsung yang disebabkanoleh
kuman Mycrobacterium Tuberculosis. Sebagian bersar kuman tuberculosismenyerang
paru tetapi juga dapat menyerang organ tubuh lainnya (Depkes, 2010). Tuberkulosis (TB)
paru- paru adalah infeksi pada paru- paru dan kadang padastruktur- struktur disekitarnya,
yang disebabkan oleh bakteri Mycobacteriumtuberculosis (Saputra, 2010).
Mycobacterium tuberculosis ditemukan oleh Robet Koch pada tahun 1882. Basil
tuberculosis dapat hidup dan tetap virulen beberapa minggu dalam keadaan kering, tetapi
dalam cairan mati dalam suhu 600C dalam 15-20 menit. Fraksi protein basil tuberkulosis
menyebabkan nekrosis jaringan,sedangkan lemaknya menyebabkan sifat tahan asam dan
merupakan faktor terjadinya fibrosis dan terbentuknya sel epiteloid dan tuberkel.
(FKUI,2007). Basil ini tidak berspora sehingga mudah dibasmi dengan pemanasan sinar
matahari dan sinar ultraviolet.

DAFTAR PUSTAKA

Chandra. B. 2012. Ilmu Kedokteran Pencegahan dan Komunitas,EGC,Jakarta.


Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2012.Pedoman Penanggulangan Nasional TBC .

Depkes RI, Jakarta.

PDPI. 2016.  Pedoman  Diagnosis & Penatalaksanaan Tuberkulosis di Indonesia,

 Perhimpunan Dokter Paru Indonesia

Putra, A.K. 2012. Kejadian Tuberkulosis Pada Anggota Keluarga Yang TinggalSerumah

dengan Penderita TB Paru BTA Positif. Fakultas KedokteranUniversitas Sumatera Utara Medan.

Ulfa, N.M., 2012, Asuhan Keperawatan Pada Tn. J Dengan Gangguan SistemPernapasan : TB

Paru Di Ruang Cempaka III RSUD Pandan Arang Boyolali,

Tugas Akhir, Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta

Werdhani, R.A., 2015, Patofisiologi, Diagnosis, Dan Klafisikasi Tuberkulosis

,Departemen Ilmu Kedokteran Universitas IndonesiaWidagdo, 2011 , Masalah dan Tatatlaksana

Penyakit Infeksi pada Anak  , Sagung Seto,Jakarta.

PPNI, T. P. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta: PPI.


PPNI, T. P. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta: PPI.
PPNI, T. P. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta: PPI.

Anda mungkin juga menyukai