TINJAUAN PUSTAKA
Korupsi merupakan istilah yang berasal dari bahasa latin corruptio atau
corruptus. Selanjutnya disebutkan bahwa corruption itu berasal pula dari kata
asal corrumpere, suatu kata dalam bahasa latin yang lebih tua. Dari bahasa
latin itulah turun ke banyak bahasa Eropa seperti Inggris, yaitu corruption,
(korruptie),dapat atau patut diduga istilah korupsi berasal dari bahasa Belanda
memberikan suatu keuntungan yang tidak sesuai dengan kewajiban resmi dan
untuk orang lain, bersamaan dengan kewajibannya dan hak- hak dari pihak
1
Febri Diansyah. Dkk, Laporan Penelitian Penguatan Pemberantasan Korupsi melalui
Fungsi Koordinasi dan Supervisi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Indonesia
Corruption Watch, Jakarta, 2011. hlm. 21.
2
R. Subekti, Kamus Hukum, Sinar Grafika, Jakarta, 2002. hlm.37
arti korupsi yang telah diterima dalam perbendaharaan kata bahasa Indonesia,
dalam bukunya Andi Hamzah yaitu: “Korupsi adalah suatu hal yang sangat
buruk dengan bermacam ragam artinya, bervariasi menurut waktu, tempat, dan
menguraikan arti istilah korupsi dari berbagai bidang, yakni yang menyangkut
putih (white collar crime), Korupsi adalah suatu perbuatan atau serentetan
perbuatan yang bersifat ilegal dimana dilakukan secara fisik dengan akal bulus
4 jenis yaitu :
3
Suyatno.Korupsi Kolusi dan Nepotisme, Alumni.Bandung, 1983. hlm.27
nampaknya bersifat sah, bukanlah praktik-praktik yang dapat
perbuatan yang buruk seperti penggelapan uang, penerimaan uang sogok dan
sebagai berikut:
suatu badan.
4 Gurnar Myrdal , Korupsi di Indonesia, Masalah dan Pemecahannya, cet- ke II, PT.
Korupsi. Dalam Pasal 2 ayat (1) dan Pasal 3 dijelaskan pengertian korupsi
1. Melawan hukum,
5
Darwan Prinst, Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, citra aditya bakti,
Bandung, 2002. hlm. 45
3. Dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara.
sampai hingga saat ini masih terus dilakukan upaya untuk menanganinya.
Tipikor belum berfungsi efektif dan efisiensi. Oleh karena itu dibentuklah
KPK ini sebagai lembaga independen dan bebas dari pengaruh kekuasaan
kekuasaan manapun”.7
Yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN), Undang -
6
Ridwan Zachrie Wijayanto, Korupsi Mengorupsi Indonesia, Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta, 2009, hlm. 30.
7
Djoko Prakoso, dan Ali Suryati, Upetisme ditinjau dari undang-undang pemebrantasan
tindak pidana korupsi , cetakan ke- I, bina aksara, Jakarta , 1986. hlm 34.
Undang Nomor 28 Tahun 1999 Tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih
Pemberantasan Korupsi.
ini dibentuk dengan tujuan untuk meningkatkan daya guna dan daya hasil
8
Krisna Harahap, Pemberantasan Korupsi Jalan Tiada Ujung, PT. Grafitri, bandung,
2006. hlm. 13
pengambilan keputusan pemerintah serta meningkatkan akses masyarakat
terhadap pemerintah.
pencegahan Tindak Pidana Korupsi yang handal, yaitu antara lain dengan:
koordinasi setiap pekerjaan dari individu karyawan maka tujuan lembaga tidak
organisasi”9.
pekerjaan yang cocok kepada masing-masing dan menjaga agar kegiatan itu
sasaran dan kegiatan dari unit-unit kerja yang terpisah untuk dapat mencapai
adalah suatu usaha yang sinkron atau teratur untuk menyediakan jumlah dan
9
S.P. Hasibuan, Tindak Pidana Korupsi. Ed.2 . Jakarta: Sinar Grafika,2009. hlm. 46
10
Handaya Ningrat, : “Peranan KPK Sebagai Koordinasi dan Supervisi Dalam Proses
Penyelidikan, Penyidikan, dan Penuntutan Terhadap Tindak Pidana Korupsi”, Purwokerto:
Universitas Jenderal Soedirman, 2010, hlm. 39
tindakan yang seragam dan harmonis pada sasaran yang telah ditentukan.
syarat-syarat yakni:
per bagian.
3. Team Spirit, satu sama lain per bagian harus saling menghargai.
bersemangat.
dan pekerjaan yang dilakukan oleh seseorang atau bagian yang satu dengan
11
Rony Rahman, Tegakan Hukum Gunakan Hukum, PT.Kompas media nusantara,
Jakarta, 2000, hlm,32
bagian yang lain. Dengan koordinasi ini diartikan sebagai suatu usaha ke arah
Hal ini berarti pekerjaan akan dapat dilaksanakan secara efektif dan
manusia dan sumber daya lain yang dimiliki organisasi tersebut. Kekuatan
12
Satjipto Rahardjo, Penegakan Hukum, Suatu Tinjauan Sosiologis, Genta Publishing,
Yogyakarta, 2009, hlm. 24
akan semakin mudah melakukan koordinasi. Jika perencanaan disusun
dengan baik dan hubungan rencana jangka panjang dan rencana jangka
pidana korupsi.
13
Soedjono Dirjosisworo, Fungsi Perundang-Undangan Pidana Dalam Penanggulangan
Korupsi di Indonesia, CV. Sinar Baru, Bandung, 1984. hlm. 17