Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

KORUPSI DARI BERBAGAI MACAM PERSPEKTIF DAN DAMPAKNYA


PADA NEGARA SERTA MASYARAKAT

Dosen Pengampu: Thoha Putra, M.Pd.

Disusun oleh:
Eva Elinda (202248470164)
Hendra Kurniawan (202248470169)

PROGRAM STUDI S1 TADRIS BAHASA INGGRIS


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM HASANUDDIN
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yg atas karunia-Nya serta hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada waktunya.
Adapun judul dari makalah ini adalah " Korupsi Dari Berbagai Macam Perspektif
Dan Dampaknya Pada Negara Serta Masyarakat ". Makalah ini menjelaskan
tentang korupsi yang artinya penyelewengan atau penyalahgunaan uang negara
(perusahaan, organisasi, yayasan dan sebagainya) untuk keuntungan pribadi atau
orang lain, serta dampak negatifnya yang sangat merugikan orang-orang di
sekitarnya.
Pada kesempatan kali ini kami mengucapkan banyak terima kasih kepada
bapak dosen pengampu mata kuliah PAK/Pendekar, yang telah memberikan tugas
serta membimbing kami dalam merangkai makalah ini.
Jauh dari kata sempurna. Ini adalah langkah yang baik dari pembelajaran
yang sesungguhnya. Oleh karena itu, karena keterbatasan waktu dan kemampuan
kami dalam menyusun makalah ini, maka kritik dan saran yang membantu
senantiasa kami harapkan sehingga makalah ini dapat berguna bagi kami
khususnya dan juga pihak lain yang berkepentingan pada umumnya.

Kediri, 04 Oktober 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………….………..ii

DAFTAR ISI……………………………………………………………………iii

A. PENDAHULUAN………………………………………………………….1
1. LATAR BELAKANG……………………………………………………1
2. RUMUSAN MASALAH………………………………………………...2

B. PEMBAHASAN…………………………………………………….……..2
1. PENGERTIAN KORUPSI………………………………………………2
2. KORUPSI DILIHAT DARI BERBAGAI MACAM PERSPEKTIF……4
3. DAMPAK-DAMPAK NEGATIF KORUPSI……………………….…..5

C. KESIMPULAN……………………………………………………………7

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….8

iii
A. PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Korupsi merupakan masalah yang serius di Indonesia, karena tindakan


korupsi telah menyerang secara masif dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,
dan bukan saja merugikan kondisi keuangan negara, tetapi juga merugikan
masyarakat umum.

Korupsi bukanlah suatu bentuk kejahatan baru dan bukan pula suatu
kejahatan yang hanya berkembang di Indonesia, melainkan merupakan perbuatan
anti sosial yang dikenal di berbagai belahan dunia.

Korupsi melibatkan lebih dari satu orang dan pada umumnya melibatkan
keserbarahasiaan, serta melibatkan elemen kewajiban dan keuntungan.

Terdapat hambatan dalam melakukan pemberantasan korupsi, antara lain


berupa hambatan struktural, kultural, instrumental, dan manajemen.

Oleh karena itu, perlu adanya upaya pemberantasan korupsi yang efektif
dan efisien, baik melalui penegakan hukum yang tegas, penerapan akuntabilitas
dan transparansi publik, maupun penguatan koordinasi dan supervisi oleh
lembaga yang berwenang.

2. RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian korupsi dalam pandangan sosial, politik, agama,


masyarakat, dan lain-lain?

2. Apa dampak buruk adanya korupsi pada suatu negara, instansi, &
lembaga?

1
B. PEMBAHASAN
1. PENGERTIAN KORUPSI
Istilah "korupsi" berasal dari bahasa Latin, yaitu "corruptio" atau
"corruptus". "Corruptio" memiliki beragam makna, termasuk tindakan merusak,
menghancurkan, kebusukan, keburukan, kebejatan, ketidakjujuran, kemampuan
untuk disuap, tidak bermoral, penyimpangan dari kesucian, kata-kata atau ucapan
yang menghina atau memfitnah.

Kata "corruptio" kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris


sebagai "corruption" dan dalam bahasa Belanda menjadi "corruptie". Istilah
"corruptie" dalam bahasa Belanda kemudian masuk ke dalam bahasa Indonesia
sebagai "korupsi". Sesuai dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),
"korupsi" merujuk pada penyelewengan atau penyalahgunaan uang negara
(perusahaan, organisasi, yayasan, dan lainnya) untuk keuntungan pribadi atau
pihak lain.Definisi lainnya dari korupsi disampaikan World Bank pada tahun
2000, yaitu “korupsi adalah penyalahgunaan kekuasaan publik untuk keuntungan
pribadi". Definisi World Bank ini menjadi standar internasional dalam
merumuskan korupsi.

Pengertian korupsi juga disampaikan oleh Asian Development Bank


(ADB), yaitu kegiatan yang melibatkan perilaku tidak pantas dan melawan hukum
dari pegawai sektor publik dan swasta untuk memperkaya diri sendiri dan orang-
orang terdekat mereka. Orang-orang ini, lanjut pengertian ADB, juga membujuk
orang lain untuk melakukan hal-hal tersebut dengan menyalahgunakan jabatan.

Lembaga Transparency International yang setiap tahunnya merilis Indeks


Persepsi Korupsi (IPK) mendefinisikan korupsi sebagai perbuatan tidak pantas
dan melanggar hukum oleh pejabat publik, baik politisi atau pegawai negeri, demi
memperkaya diri sendiri atau orang-orang terdekat dengan menyalahgunakan
wewenang yang dipercayakan oleh publik.

Sementara Hong Kong Independent Commission Against Corruption


(ICAC) menyebutkan bahwa korupsi adalah penyalahgunaan kekuasaan dan

2
wewenang oleh pejabat publik dengan melakukan pelanggaran hukum terkait
tugas mereka, demi mencari keuntungan untuk diri dan pihak ketiga.

Dalam Pasal 8 UN Convention Against Transnational Organized Crime


and The Protocol Thereto yang digagas Kantor PBB Urusan Narkoba dan
Kejahatan (United Nations Office on Drugs and Crime-UNODC), korupsi
memiliki dua definisi.

Pertama, korupsi adalah menjanjikan, menawarkan, atau memberikan


kepada pejabat publik, baik secara langsung maupun tidak langsung, suatu
keuntungan yang tidak semestinya, baik untuk dirinya sendiri maupun untuk
orang atau badan lain, agar pejabat tersebut bertindak atau tidak bertindak dalam
menjalankan tugas resminya

Kedua, korupsi adalah permintaan atau penerimaan oleh pejabat publik,


secara langsung atau tidak langsung, untuk keuntungan yang tidak semestinya,
baik untuk pejabat itu sendiri maupun orang atau badan lain, agar pejabat tersebut
bertindak atau tidak bertindak dalam atau tidak bertindak dalam pelaksanaan tugas
resminya.

UNODC dalam situsnya menyebut korupsi adalah fenomena sosial,


politik, dan ekonomi yang kompleks. Korupsi, ujar UNODC, telah merendahkan
institusi demokrasi, memperlambat pertumbuhan ekonomi, dan menyebabkan
ketidakstabilan pemerintahan.

Sementara Kofi Annan Sekjen PBB periode 1997-2006 dalam


sambutannya pada United Nations Convention against Corruption (UNCAC)
mengatakan adalah wabah mengerikan yang memiliki dampak merusak bagi
masyarakat. Korupsi, kata Annan, menyebabkan pelanggaran HAM, merusak
pasar, mengikis kualitas hidup, dan memunculkan kejahatan terorganisir,
terorisme, serta ancaman lainnya bagi kehidupan manusia.

Indonesia sendiri melalui UU No. 31 Tahun 1999 yang telah diubah


dengan UU No. 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
telah mengelompokkan korupsi ke dalam 7 jenis utama. Ketujuh jenis tersebut

3
adalah kerugian keuangan negara, suap-menyuap, penggelapan dalam jabatan,
pemerasan, perbuatan curang, benturan kepentingan dalam pengadaan,
dan gratifikasi.
Sementara Hong Kong Independent Commission Against Corruption (ICAC)
menyebutkan bahwa korupsi adalah penyalahgunaan kekuasaan dan wewenang
oleh pejabat publik dengan melakukan pelanggaran hukum terkait tugas mereka,
demi mencari keuntungan untuk diri dan pihak ketiga.

2. KORUPSI DILIHAT DARI BERBAGAI MACAM PERSPEKTIF

Korupsi dapat dilihat dari berbagai sudut pandang, yang mencakup:

Politik; Korupsi dapat terjadi di semua bentuk pemerintahan dan rentan


terjadi dalam praktiknya. Beratnya korupsi berbeda-beda, dari yang paling ringan
dalam bentuk penggunaan pengaruh dan dukungan untuk memberi dan menerima
pertolongan, sampai dengan korupsi berat yang diresmikan. Titik ujung korupsi
adalah kleptokrasi, yang artinya pemerintahan oleh para pencuri, di mana pura-
pura bertindak jujur pun tidak ada sama sekali.

Hukum; Korupsi adalah setiap orang yang secara melawan hukum


melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri, orang lain, atau suatu korporasi
yang dapat merugikan keuangan negara dan perekonomian negara. Tindak pidana
korupsi secara garis besar mencakup unsur-unsur sebagai berikut: perbuatan
melawan hukum, penyalahgunaan kewenangan, kesempatan, atau sarana,
memperkaya diri sendiri, orang lain, atau suatu korporasi yang dapat merugikan
keuangan negara dan perekonomian negara.

Budaya; Korupsi dapat diartikan sebagai perbuatan menyangkut sesuatu


yang bersifat amoral, sifat dan keadaan yang busuk, menyangkut jabatan instansi
atau aparatur pemerintah, penyelewengan kekuasaan dalam jabatan karena
pemberian, menyangkut faktor ekonomi dan politik, serta penempatan keluarga
atau golongan ke dalam kedinasan di bawah kekuasaan jabatan.

4
Agama; Korupsi dapat diartikan sebagai kebusukan, keburukan, kebejatan,
ketidakjujuran, dapat disuap, tidak bermoral, dan penyimpangan dari kesucian.
Dalam perspektif agama, khususnya agama Islam, korupsi dilarang dan dianggap
sebagai perbuatan tercela yang merugikan masyarakat. Korupsi jelas dilarang dan
termasuk dalam salah satu perbuatan merugikan. Korupsi adalah perbuatan yang
dilakukan dengan tujuan mengambil keuntungan pribadi dari harta, waktu,
maupun wewenang yang bukan menjadi haknya. Islam mengajarkan bahwa
penindasan, kesewenang-wenangan, dan penyelewengan adalah sikap hidup yang
dapat menyakiti manusia lain.

Dalam perspektif agama, korupsi dianggap sebagai perbuatan tercela yang


merugikan masyarakat. Agama-agama mengajarkan pentingnya menjaga
kejujuran, keadilan, dan kebijaksanaan dalam kehidupan bermasyarakat. Untuk
mencegah korupsi, perlu dilakukan upaya pencegahan melalui penanaman nilai-
nilai agama yang dapat disampaikan dalam berbagai bidang kehidupan[3].

Sosial; Korupsi menjadi salah satu penyebab utama proses pemiskinan


yang terjadi di masyarakat. Masyarakat kurang menyadari bahwa korban utama
korupsi adalah masyarakat sendiri. Anggapan masyarakat umum terhadap
peristiwa korupsi, sosok yang paling dirugikan adalah negara. Padahal bila negara
merugi, esensinya yang paling rugi adalah masyarakat juga, karena proses
anggaran pembangunan bisa berkurang sebagai akibat.

3. DAMPAK DAMPAK NEGATIF KORUPSI

Korupsi adalah masalah global yang telah menghantui masyarakat selama


berabad-abad. Dalam artikel ini, kita akan menjelaskan dampak negatif korupsi
terhadap perkembangan sosial dan ekonomi suatu negara. Korupsi, yang
umumnya merujuk pada penyalahgunaan kekuasaan atau posisi untuk
mendapatkan keuntungan pribadi, memiliki efek yang merusak pada berbagai
aspek masyarakat.
1. Menghambat Pembangunan Ekonomi

5
Salah satu dampak paling terlihat dari korupsi adalah menghambat
pertumbuhan ekonomi. Korupsi mempengaruhi investasi, perdagangan, dan bisnis
secara negatif. Investor dan perusahaan cenderung menghindari negara-negara
dengan tingkat korupsi tinggi karena risiko bisnis yang tinggi dan biaya tambahan
yang terkait dengan suap dan pemerasan. Hal ini mengurangi aliran modal ke
negara tersebut dan menghambat perkembangan sektor ekonomi.
2. Meningkatkan Kemiskinan
Korupsi juga berdampak langsung pada kemiskinan. Dana publik yang
seharusnya digunakan untuk pembangunan infrastruktur, layanan kesehatan, dan
pendidikan sering kali digunakan untuk kepentingan pribadi oleh pejabat yang
korup. Akibatnya, masyarakat yang lebih miskin menjadi korban utama, karena
mereka kehilangan akses terhadap layanan dasar dan peluang ekonomi yang
seharusnya mereka nikmati.
3. Memperburuk Ketidaksetaraan Sosial
Korupsi juga memperburuk ketidaksetaraan sosial. Ketika korupsi
merajalela, keuntungan dari sumber daya alam dan kebijakan pemerintah tidak
tersebar merata di masyarakat. Sejumlah kecil individu dan kelompok elit
mengambil sebagian besar keuntungan, sementara mayoritas penduduk
terpinggirkan. Ini menciptakan ketidaksetaraan yang mendalam dalam distribusi
kekayaan dan kesempatan.
4. Menghancurkan Kepercayaan Masyarakat
Dampak tak terlihat namun signifikan dari korupsi adalah penghancuran
kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah dan institusi publik. Ketika warga
merasa bahwa pemerintah mereka korup, mereka cenderung kehilangan
kepercayaan pada lembaga-lembaga demokratis, yang dapat mengganggu
stabilitas politik dan sosial.
5. Mendorong Kejahatan Lainnya
Korupsi juga berkontribusi pada peningkatan tingkat kejahatan lainnya.
Korupsi yang melibatkan aparat penegak hukum dapat mengurangi efektivitas
penegakan hukum dan memperburuk masalah seperti kejahatan terorganisir,
perdagangan manusia, dan narkotika.

6
6. Menyebabkan Kerugian Lingkungan
Tidak hanya merusak masyarakat dan ekonomi, korupsi juga dapat
merugikan lingkungan. Ketika proyek-proyek lingkungan seperti pengelolaan
limbah atau perlindungan alam dirusak oleh korupsi, hal ini dapat menyebabkan
kerusakan lingkungan yang serius dan berdampak pada kesejahteraan jangka
panjang.

C. KESIMPULAN

Korupsi adalah masalah yang memiliki akar yang sangat dalam dan
dampak yang merusak. Istilah "korupsi" berasal dari bahasa Latin, yang
mengandung makna tindakan merusak dan keburukan. Dalam berbagai perspektif,
korupsi diartikan sebagai penyalahgunaan kekuasaan atau posisi untuk
keuntungan pribadi, yang merugikan masyarakat dan negara secara keseluruhan.

Dampak negatif korupsi sangat luas, termasuk menghambat pertumbuhan


ekonomi, meningkatkan kemiskinan, memperburuk ketidaksetaraan sosial, dan
menghancurkan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah. Korupsi juga dapat
memicu kejahatan lainnya dan menyebabkan kerusakan lingkungan.

Pemahaman yang lebih baik tentang korupsi, baik dari segi definisi
maupun dampaknya, penting dalam upaya pencegahan dan penanganan korupsi.
Korupsi adalah tantangan global yang memerlukan peran aktif dari masyarakat,
pemerintah, dan lembaga internasional untuk mengatasi dampak negatifnya dan
mempromosikan tata kelola yang baik serta keadilan sosial.

7
DAFTAR PUSTAKA

Hamzah, Andi, Korupsi di Indonesia dan Pemecahannya, (Jakarta: PT.


Gramedia Pustaka Utama, 1991).
Jay Green, David, Investment Behavior and The Economic Crisis in
Indonesia, Journal of Asian Economics, Vol. 15, No. 2, April 2004, New
Brunswick: Rutger University, Elsevier Group.
Setiadi, Wicipto, KORUPSI DI INDONESIA (Penyebab, Bahaya,
Hambatan dan Upaya Pemberantasan, Serta Regulasi), Jurnal LEGISLASI
INDONESIA Vol 15 No.3 - November 2018 : 249-2602, Fakultas Hukum
Universitas Pembangunan Nasional (UPN) “Veteran” Jakarta
Diansyah, Febri, Yuntho, Emerson, Penguatan Pemberantasan Korupsi
melalui Fungsi Koordinasi dan Supervisi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK),
Jakarta Selatan, Indonesia Corruption Watch, 2011. (www.antikorupsi.org)
Ghoffar, Abdul, Winata, Muhammad Reza, “Implikasi Dan Implementasi
Putusan Mahkamah Konstitusi Dalam Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Di
Indonesia”, Pusat Penelitan dan Pengkajian Perkara, dan Pengelolaan
Perpustakaan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia 2020
Ardisasmita, Syamsa, Definisi Korupsi Menurut Perspektif Hukum Dan E-
Announcement Untuk Tata Kelola Pemerintahan Yang Lebih Terbuka,
Transparan Dan Akuntabel, Deputi Bidang Informasi dan Data KPK, 2006

Anda mungkin juga menyukai