Oleh :
Kelompok II (Dua)
SI KESEHATAN MASYARAKAT
DELI TUA
2023
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada Allah Swt atas Berkat dan Rahmatnya sehingga
kami dapat menyusun tugas makalah dengan tepat waktu. Terima kasih kepada Bapak Dosen
Hengki Frengki Manulang,M.Pd.(HFM) Selaku dosen pengampu mata kuliah Pendidikan
Anti Korupsi atas arahan dan bimbingan yang diberikan, tidak lupa juga kami berterima kasih
kepada semua pihak yang telah turut membantu menyelesaikan tugas ini.
Kami, menyadari bahwa dalam tugas makalah ini, masih banyak kekurangan dan
kelemahan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna
kesempurnaan tugas ini. Akhir kata kami ucapkan terima kasih, semoga makalah ini dapat
bermanfaat dan bisa menambah pengetahuan bagi pembaca.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................2
DAFTAR ISI.................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................4
A. Latar Belakang..................................................................................4
B. Rumusan Masalah............................................................................6
C. Tujuan................................................................................................6
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................6
A. Pengertian Korupsi...........................................................................7
B. Jenis Korupsi.....................................................................................8
C. Dampak Korupsi ditinjau dari beberapa bidang.....................8-15
A. Simpulan............................................................................................16
B. Saran..................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................17
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tindak pidana korupsi merupakan salah satu bagian dari hukum pidana khusus di
samping mempunyai spesifikasi tertentu yang berbeda dengan hukum pidana khusus, seperti
adanya penyimpangan hukum acara serta apabila ditinjau dari materi yang diatur maka tindak
pidana korupsi secara langsung maupun tidak langsung dimaksudkan menekan seminimal
mungkin terjadinya kebocoran dan penyimpangan terhadap keuangan dan perekonomian
negara. Dengan diantisipasi sedini dan seminimal mungkin penyimpangan tersebut,
diharapkan roda perekonomian dan pembangunan dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya
sehingga lambat laun akan membawa daampak adanya peningkatan pembangunan dan
kesejahteraan masyarakat pada umumnya (Lilik Mulyadi, 2000:1-2). Di berbagai belahan
dunia, korupsi selalu mendapatkan perhatian yang lebih dibandingkan dengan tindak pidana
lainnya. Fenomena ini dapat dimaklumi mengingat dampak negatif yang ditimbulkan oleh
tindak pidana ini. Dampak yang ditimbulkan dapat menyentuh berbagai bidang kehidupan.
Korupsi merupakan masalah serius, tindak pidana ini dapat membahayakan stabilitas dan
keamanan masyarakat, membahayakan pembangunan sosial ekonomi, dan juga politik, serta
dapat merusak nilai-nilai demokrasi dan moralitas karena lambat laun perbuatan ini seakan
menjadi budaya. Korupsi merupakan ancaman terhadap cita-cita menuju masyarakat adil dan
makmur.
Selama ini korupsi lebih banyak dimaklumi oleh berbagai pihak daripada
memberantasnya, padahal tindak pidana korupsi adalah salah satu jenis kejahatan yang dapat
menyentuh berbagai kepentingan yang menyangkut hak asasi, ideologi negara,
perekonomian, keuangan negara, moral bangsa, dan sebagainya, yang merupakan perilaku
jahat yang cenderung sulit untuk ditanggulangi. Sulitnya penanggulangan tindak pidana
korupsi terlihat dari banyak diputusbebasnya terdakwa kasus tindak pidana korupsi atau
minimnya pidana yang ditanggung oleh terdakwa yang tidak sebanding dengan apa yang
dilakukannya. Hal ini sangat merugikan negara dan menghambat pembangunan bangsa. Jika
ini terjadi secara terus-menerus dalam waktu yang lama, dapat meniadakan rasa keadilan dan
rasa kepercayaan atas hukum dan peraturan perundang-undangan oleh warga negara.
4
Perasaaan tersebut memang telah terlihat semakin lama semakin menipis dan dapat
dibuktikan dari banyaknya masyarakat yang ingin melakukan aksi main hakim sendiri kepada
pelaku tindak pidana di dalam kehidupan masyarakat dengan mengatasnama- kan keadilan
yang tidak dapat dicapai dari hukum, peraturan perundang-undangan, dan juga para penegak
hukum di Indonesia (Evi Hartanti, 2005:1-2). Korupsi di Indonesia dewasa ini sudah
merupakan patologi social (penyakit social) yang sangat berbahaya yang mengancam semua
aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Korupsi telah mengakibatkan
kerugian materiil keuangan negara yang sangat besar. Namun yang lebih memprihatinkan
lagi adalah terjadinya perampasan dan pengurasan keuangan negara yang dilakukan secara
kolektif oleh kalangan anggota legislatif dengan dalih studi banding, THR, uang pesangon
dan lain sebagainya di luar batas kewajaran. Bentuk perampasan dan pengurasan keuangan
negara demikian terjadi hampir di seluruh wilayah tanah air.
Hal itumerupakan cerminan rendahnya moralitas dan rasa malu, sehingga yang menonjol
adalah sikap kerakusan dan aji mumpung. Persoalannya adalah dapatkah korupsi diberantas?
Tidak ada jawaban lain kalau kita ingin maju, adalah korupsi harus diberantas. Jika kita tidak
berhasil memberantas korupsi, atau paling tidak mengurangi sampai pada titik nadi yang
paling rendahmaka jangan harap negara ini akan mampu mengejar ketertinggalannya
dibandingkan negara lain untuk menjadi sebuah negara yang maju. Karena korupsi membawa
dampak negatif yang cukup luas dan dapat membawa negara ke jurang kehancuran. Maka
pemberantasan korupsi sangatlah perlu karena korupsi membawa dampak negatif yang cukup
luas dan dapat membawa negara kejurang kehancuran Sorotan masyarakat yang demikian
tajam tersebut harus difahami sebagai bentuk kepedulian dan sebagai motivator untuk terus
berjuang mengerahkan segala daya dan strategi agar maksud dan tujuan pemberantasan
korupsi dapat lebih cepat, dan selamat tercapai. Selain itu, diperlukan dukungan yang besar
dari segenap kalangan akademis untuk membangun budaya anti korupsi sebagai komponen
masyarakat berpendidikan tinggi.
5
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari korupsi?
2. Apa saja jenis dari korupsi?
3. Apa dampak korupsi terhadap ekonomi, sosial dan kemiskinan masyarakat, birokrasi
pemerintahan, politik dan birokrasi, penegakan hukum, pertahanan dan keamanan dan
terhadap kerusakan lingkungan?
C. Tujuan
Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk mengetahui konsep dari korupsi dan jenis
dari korupsi serta dampak tindakan korupsi terhadap ekonomi, sosial dan kemiskinan
masyarakat, birokrasi pemerintahan, politik dan birokrasi, penegakan hukum,
pertahanan dan keamanan dan terhadap kerusakan lingkungan.
6
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Korupsi
Korupsi atau rasuah.(bahasa Latin: corruptio dari kata kerja corrumpere yang bermakna
busuk,rusak, menggoyahkan, memutarbalik, menyogok) adalah tindakan pejabat publik,
baik politisi maupunpegawai negeri, serta pihak lain yang terlibat dalam tindakan itu yang
secara tidak wajar dan tidaklegal menyalahgunakan kepercayaan publik yang dikuasakan
kepada mereka untuk mendapatkan keuntungan sepihak. Dalam arti yang luas, korupsi atau
korupsi politis adalah penyalahgunaan jabatan resmi untuk keuntungan pribadi. Semua
bentuk pemerintahan rentan korupsi dalam prakteknya. Beratnya korupsi berbeda-beda, dari
yang paling ringan dalam bentuk penggunaan pengaruh dan dukungan untuk memberi dan
menerima pertolongan, sampai dengan korupsi berat yang diresmikan, dan sebagainya. Titik
ujung korupsi adalah kleptokrasi, yang arti harafiahnya pemerintahan oleh para
pencuri, dimana pura-pura bertindak jujur pun tidak ada sama sekali.
Korupsi yang muncul di bidang politik dan birokrasi bisa berbentuk sepele atau berat,
terorganisasi atau tidak. Walau korupsi sering memudahkan kegiatan kriminal seperti
penjualan narkotika, pencucian uang, dan prostitusi, korupsi itu sendiri tidak terbatas dalam
hal-hal ini saja. Untuk mempelajari masalah ini dan membuat solusinya, sangat penting untuk
membedakan antara korupsi dan kejahatan. Tergantung dari negaranya atau wilayah
hukumnya, ada perbedaan antara yang dianggap korupsi atau tidak. Sebagai contoh,
pendanaan partai politik ada yang legal di satu tempat namun ada juga yang tidak legal di
tempat lain.
Menurut Undang - Undang :
Menurut Undang-Undang No.31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi, yang termasuk dalam tindak pidana korupsi adalah: “Setiap orang yang
dikategorikan melawan hukum, melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri,
menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi, menyalahgunakan
kewenangan maupun kesempatan atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau
kedudukan yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara.”
Menurut Para Ahli: Haryatmoko : Korupsi adalah upaya campur tangan menggunakan
kemampuan yang didapat dari posisinya untuk menyalahgunakan informasi,
keputusan, pengaruh, uang atau kekayaan demi kepentingan keuntungan dirinya.
7
B. Jenis-jenis Korupsi
Adminstrative Coruption
Dimana segala sesuatu yang dijalankan adalah sesuai dengan hukum/peraturan yang
berlaku.Akan tetapi individu-individu tetentu memperkaya dirinya sendiri.Misalnya
proses rekruitmen pegawai negeri,dimana dilakukan dalam negeri,dimana dilakukan
ujian seleksi mulai dari seleksi administratif sampai ujian pengetahuan atau
kemampuan,akan tetapi yang harus diluluskan sudah tertentu orangnya.
Against The Rule Corruption
Artinya korupsi yang dilakukan adalah sepenuhnya bertentangan dengan
hukum,misalnya penyuapan,penyalahgunaan jabatan untuk memperkaya diri sendiri
atau orang lain atau korporasi.
8
Menurunnya Pendapatan Negara dari Pajak
APBN dibiayai oleh pajak sebesar 70%. Pajak Penghasilan (PPh) dan Pajak
Pertambahan Nilai (PPN) adalah jenis pajak yang paling banyak menyumbang untuk
pendapatan negara. Penurunan pendapatan ini karena kenyataan bahwa banyak oknum
pegawai pajak yang memanfaatkan kesempatan buruk ini untuk memperkaya dirinya
sendiri. Hal ini juga mengakibatkan ketidakpercayaan masyarakat terhadap pegawai
pajak, dan tentunya akan menghambat proses pembangunan dan merugikan
masyarakat.
Meningkatkan Utang Negara
Korupsi tentunya akan memperburuk keuangan negara. Selain sebelumnya negara
memang sudah punya hutang dengan negara lain, dengan adanya korupsi justru
hutang itu akan semakin bertambah. Para maling uang rakyat ini tidak sadar diri
bahwa apa yang ia lakukan dapat memperburuk keadaan negara. Mereka hanya
memikirkan keuntungan pribadi.
Menurunnya Pertumbuhan Ekonomi dan Investasi
Dengan adanya tindak korupsi di suatu negara akan menyebabkan para investor dari
luar negeri tidak percaya lagi dengan kepastian hukum dalam tindak korupsi untuk
menanamkan modal di industri suatu negara. Kondisi ini mempersulit pembangunan
ekonomi. Dalam sektor privat ini, korupsi merugikan pada sektor niaga karena
kerugian dari pembayaran ilegal, risiko pembatalan perjanjian karena penyelidikan,
dan ongkos manajemen dalam negosiasi dengan pejabat.
Rendahnya Kualitas Barang dan Jasa
Korupsi juga akan menghambat pertumbuhan negara sendiri karena uang negara
dibuat untuk memperkaya diri sendiri. Kualitas barang dan jasa menjadi rendah dan
tidak layak digunakan untuk publik. Beras dengan kualitas buruk yang tidak layak
untuk dimakan, terhambatnya perbaikan untuk jembatan dan bangunan yang ambruk,
tabung gas yang tidak layak berpotensi meledak dan merusak fasilitas umum dan
pribadi masyarakat.Korupsi juga akan menurunkan kualitas pondasi dari proyek
pembangunan, karena di dalamnya terdapat suap, pengurangan bahan untuk dikorupsi.
Semua itu dilakukan untuk menguntungkan diri sendiri.
9
Menambah Beban dalam Transaksi Ekonomi
Adanya suap, pungli, penyelewengan dana dalam sebuah perekonomian membuat
biaya transaksi akan semakin besar. Besarnya biaya transaksi akan menyebabkan
tidak efisien dalam perekonomian seperti, penggunaan sumber daya untuk penciptaan,
penggunaan, pemeliharaan, perubahan, dan sebagainya. Sistem kelembagaan akan
lebih efisien jika biaya transaksi rendah, namun jika sebaliknya maka sistem
kelembagaan tidak akan efektif. Sudah bukan menjadi rahasia lagi bahwa Indonesia
biasa melakukan pungli dalam pembuatan berbagai dokumen seperti, akta kelahiran,
Surat Izin Mengemudi (SIM), dan lain-lain. Ini menyebabkan besarnya biaya
transaksi dan sistem kelembagaan menjadi buruk.
Ketimpangan Pendapatan
Tindakan korupsi ini menyebabkan perpindahan sumber daya untuk publik ke tangan
pelaku. Hal ini membuat uang pembelanjaan pemerintah menjadi berkurang. Dengan
adanya tindakan korupsi ini ketimpangan pendapatan akan terjadi antara elit koruptor
dengan masyarakat karena pindahnya sumber daya untuk publik tadi. Beberapa
negara pasti selalu berupaya untuk mengurangi tindakan korupsi untuk mencegah
ketimpangan pendapatan karena koruptor mengeruk uang publik untuk kepentingan
pribadi. Namun Unslaner (2011) menyatakan bahwa dampak dari korupsi terhadap
ketimpangan pendapatan bersifat timbal balik. Artinya korupsi menyebabkan
ketimpangan pendapatan, dan ketimpangan pendapatan juga menyebabkan korupsi.
10
4. Kemiskinan struktural, artinya kemiskinan yang terjadi karena ketidakberdayaan
seseorang atau sekelompok masyarakat terhadap kebijakan tertentu dan membuat
sistem yang tidak adil, sehingga terjebak dalam kemiskinan.
Korupsi ini menjadi penyebab kemiskinan masyarakat. Selain menimbulkan efek
langsung, korupsi juga menimbulkan efek tidak langsung terhadap kemiskinan. Alur korupsi
ini awalnya memberikan dampak penurunan pertumbuhan perekonomian yang akhirnya
menyebabkan angka kemiskinan yang naik. Masyarakat yang mengalami kemiskinan akan
merasakan mahalnya harga pelayanan publik, rendahnya kualitas pelayanan, akses air,
kesehatan, dan pendidikan. Harga bahan pokok juga tidak dapat dijangkau oleh masyarakat
miskin, rumah layak huni, kesehatan dan lain-lain sangat sulit untuk diakses karena informasi
hukum yang tidak berpihak pada masyarakat miskin. Dengan naiknya angka kemiskinan
tentunya angka kriminalitas juga akan naik. Masyarakat kecil juga akan melakukan korupsi,
tidak hanya pejabat tinggi. Sesuai dengan paparan mengenai ketimpangan pendapatan yang
memiliki timbal balik, dalam hal ini akan terjadi. Dimana masyarakat miskin akan melakukan
segala cara untuk tetap hidup, salah satunya dengan korupsi.
11
4. Dampak Korupsi Terhadap Politik dan birokrasi
Politik
Pemimpin Koruptor
Adanya praktik suap dari para calon-calon pemimpin partai saat pesta demokrasi akan
membuat bayangan bahwa mereka juga akan menjadi calon koruptor. Tradisi ini
sudah lama terjadi, para calon pemimpin selalu memberikan uang ataupun dalam
bentuk sembako agar masyarakat memilih dia saat pemilihan. Masyarakat seolah-olah
dituntut untuk memilih pemimpin koruptor. Mereka hanya menjanjikan hal-hal yang
mungkin tidak akan dilakukan ketika ia menjabat. Tradisi seperti ini harus kita
hentikan.
Publik Tidak Lagi Percaya Demokrasi
Korupsi juga menyebabkan publik tidak lagi percaya pada demokrasi. Semua pejabat
negara, legislatif, maupun petinggi pejabat negara tidak lagi dipercaya oleh publik
karena banyaknya koruptor dari dalam sana. Bahkan publik bisa saja tidak akan
memilih siapapun saat pemilihan umum karena tindakan korupsi ini, ini dapat jadi
pertimbangan publik. Keadaan seperti ini harus diatasi dengan kepemimpinan yang
bersih, jujur, dan adil.
Menguatnya Plutokrasi
Plutokrasi adalah sistem politik yang dikuasai oleh kamu yang memiliki modal besar.
Setiap perusahaan besar memiliki hubungan dengan partai-partai tertentu. Beberapa
pengusaha juga menjadi ketua partai politik tertentu. Ini membuat kepentingan
perusahaan dan partai menjadi tidak sesuai. Ketua partai ini dapat melakukan tindakan
suap dengan mudah jika mereka ingin menang karena banyaknya modal yang mereka
punya.
Kedaulatan Rakyat Hancur
Dunia politik hanya milik sekelompok orang di dalam partai politik saja. Mereka akan
terus bersaing dengan partai lain hanya untuk meraih kemenangan mereka semata.
Tentunya yang menang akan dapat menguasai semuanya. Hanya mereka-mereka lah
sekelompok orang di dalam partai politik yang menang, rakyat hanya ada pada
kemiskinan dan masa depan negara yang tidak jelas.
12
Birokrasi
Birokrasi Tidak Efisien, Birokrasi memiliki tujuan untuk memberikan pelayanan
kepada publik. Namun bagaimana jika pelayanannya sangat sulit dan berbelit-belit.
Tentunya masyarakat akan merasa kesulitan jika ingin mengurus dokumen-
dokumennya. Belum lagi jika untuk mempercepat pelayanan masyarakat diharuskan
untuk membayar, inilah yang dinamakan pungli. Birokrasi pemerintahan seharusnya
gratis untuk masyarakat dan tidak mempersulit. Seharusnya birokrasi pemerintahan
ini mengedepankan kepentingan masyarakat, bukan kepentingan pribadi dan
kelompok saja. Jika banyak pungli dan suap negara tidak akan maju, korupsi terus
akan terjadi di mana-mana.Dampak korupsi terhadap birokrasi pemerintah pada
akhirnya merugikan masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan ketidakadilan serta
pemihakan yang dilakukan oleh aparat penegak hukum maupun penyedia layanan
publik. Ketidakadilan dan pemihakan berimbas pada ketidakpuasan masyarakat
terhadap layanan publik tersebut.
13
6. Dampak Korupsi Terhadap pertahanan dan keamanan
Kerawanan Pertahanan dan Keamanan
Negara memang seharusnya memiliki pertahanan dan keamanan dari udara, darat, dan
laut. Pertahanan dan keamanan ini harus dijaga dan difasilitasi dengan baik agar tidak
ada pengganggu kedaulatan negara. Namun hal ini akan mustahil jika anggaran untuk
pertahanan dan keamanan dikorupsi oleh koruptor. Tentunya akan membuat fasilitas
persenjataan serta hal-hal lain dalam pertahanan dan keamanan menjadi tidak baik. Ini
yang menimbulkan rawannya pertahanan dan keamanan untuk melindungi negara.
Garis Batas Negara yang Lemah
Korupsi juga menyebabkan masyarakat yang berada di garis batas negara mengalami
kemiskinan. Tidak ada armada yang menjaga garis batas negara. Anggaran untuk
rakyat dikorupsi, hal ini menjadikan masyarakat yang berada di batas negara kesulitan
mengakses air, listrik, pendidikan, dan lain-lain. Perekonomian hanya cenderung ke
daerah perkotaan, sedangkan daerah perbatasan semakin memburuk karena tidak
diurus. Ini dapat menjadi penyebab banyak masyarakat yang pindah negara karena
tidak ada kepedulian dari pemerintah. Daerah ini juga menjadi rawan penyelundupan
barang ilegal.
Kekerasan dalam Masyarakat
Kepercayaan masyarakat sudah hilang karena korupsi. Apa yang dikatakan
pemerintah tidak dihiraukan lagi. Semua kebijakan pemerintah pun masyarakat tidak
akan peduli. Mereka menganggap program pemerintah tidak akan mengubah apapun.
Hal ini mengakibatkan mereka akan melindungi diri sendiri dan orang-orang terdekat
untuk bertahan hidup dengan menggunakan cara-cara yang negatif. Kekerasan dan
perkelahian akan timbul jika keadaan ini terjadi.
14
Kualitas Hidup yang Menurun
Dengan adanya kerusakan lingkungan dan rendahnya kualitas lingkungan akan
memengaruhi kualitas hidup kita juga. Mulai dari kerusakan hutan yang mengurai
oksigen, polusi udara dari pabrik industri yang semakin banyak, perairan yang
tercemar karena limbah beracun, dan ikan yang mati dari limbah beracun. Jika semua
yang kita butuhkan telah terkontaminasi oleh racun dan polusi maka di dalam tubuh
kita juga banyak penyakit yang timbul. Inilah kualitas hidup yang menurun. Manusia
dan bayi tidak dapat mencukupi kebutuhan gizi yang baik karena lingkungan yang
rusak. Fisik akan melemah dan gampang sakit.
15
BAB III
PENUTUP
Perbuatan korupsi tidak mungkin hapus dari muka bumi ini hanya denagn mengeluarkan
sebuah peraturan, bahkan dengan mengeluarkan sebuah peraturan, bahkan dengan ancaman
pidana yang cukup berat, yaitu pidana mati pun. Usaha pembentuk undang-undang melalui
pembuatan paraturan tersebut terbatas, apabila tida dibarengi dengan pemberantasan korupsi
ini dengan tindakan-tindakan lain, seperti bidang politik, ekonomi, pendidikan, dan lainnya.
Gejala yang dialami oleh Indonesia tersebut juga muncul di negara-negara berkembang yang
lain di dunia. Dampak yang diakibatkan oleh tindak pidana korupsi di segala bidang membuat
Indonesia semakin terpuruk karena banyak sekali terjadi kasus korupsi di Indonesia yang
merugikan baik pemerintah maupun masyarakat. Tindak pidana korupsi ini yang membuat
Indonesia semakin miskin.
Cara atau upaya memberantas tindak pidana korupsi yang paling utama adalah gerakan
“moral” yang secara terus menerus mensosialisasikan bahwa korupsi adalah kejahatan besar
bagi kemanusiaan yang melanggar harkat dan martabat manusia. Melalui gerakan moral
diharapkan tercipta kondisi lingkungan sosial masyarakat yang sangat menolak, menentang,
dan menghukum perbuatan korupsi dan akan menerima, mendukung, dan menghargai
perilaku anti korupsi. Langkah ini antara lain dapat dilakukan melalui lembaga pendidikan,
sehingga dapat terjangkau seluruh lapisan masyarakat terutama generasi muda sebagai
langkah yang efektif membangun peradaban bangsa yang bersih dari moral korup.
16
Daftar Pustaka
Buku Panduan Dosen Pembelajaran Pendidikan Anti Korupsi Untuk Perguruan Tinggi
Hamzah, Jur Andi. 2005. Pemberantasan Korupsi. PT. Raja Grafind Persada, Jakarta.
Hamzah, Andi. 2008. Pemberantasan Korupsi Melalui Hukum Pidana Nasional dan
Internasional. PT Rajawali Pers, Jakarta.
Koeswadji, Hermien Hadiati. 1994. Korupsi di Indonesia dari Delik Jabatan ke Tndak Pidana
Korupsi. PT. Citra Aditya Bakti, Bandung.
Mulyadi, Lilik. 2000. Tindak Pidana Korupsi (Tinjauan Khusus Terhadap Proses Penyidikan,
Penuntutan, Peradilan Serta Upaya Hukumnya Menurut Undang-undang Nomor 31
Tahun 1999). PT. Citra Aditya Bakti, Bandung.
Prinst, Darwan. 2002. Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. PT. Citra Aditya Bakti,
Bandung.
Undang-Undang Republik Indonesia No. 31 Tahun 1999 Jo. Undang-Undang No. 20 Tahun
2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
Yudha Erlangga, 2014. Panduan Pendidikan Anti Korupsi. Esensi, Erlangga Group, Jakarta.
Assegaf, F. (2009, Januari 21). Kupang, kota paling korup di Indonesia. Retrieved from
https://nasional.tempo.co/read/156263/kupang-kota-paling-korup-di-indonesia, on 12
Juli 2019.
Badan Pemeriksaan Keuangan. (2012, Januari 9). Upaya pencegahan dan penanggulangan
korupsi pada pengelolaan APBN/APBD. Retrieved from
http://www.bpkp.go.id/public/upload/unit/investigasi/files/uppk_bumn_bumd.pdf, on
10 Februari 2017.
Bauhr, M., & Nasiritousi, N. (2011). Why pay bribes? Collective action and anti corruption
efforts. Sweden: University of Gothenburg Press.
Fauzan, M., Bahtaruddin., & Nuraini, H. (2012). Implementasi pemerintahan yang bersih
dalam kerangka rencana aksi daerah pemberantasan korupsi: studi di Kabupaten
Pemalang. Jurnal Dinamika Hukum, 12(3), 448-463.
Ferryono, B. & Sutaryo. (2017). Manfaat akuntansi basis akrual dan akuntansi basis kas
menuju akrual dalam pengambilan keputusan internal pemerintah daerah. Jurnal
Dinamika Akuntansi dan Bisnis, 4(1), 143-160.
17