Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

PENDIDIKAN ANTI KORUPSI

Di Susun Oleh:
NAMA: 1. INA AMELIA SUTARMAN
(202383207010)
2. VENI ALYA SUTRIYANI
(202383207008)

Dosen Pengampu:
DON JAYA PUTRA, S.PD.,M.SI.P.

JURUSAN PENDIDIKAN KOMPUTER


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUSAMUS MERAUKE
2023
MAKALAH
PENDIDIKAN ANTI KORUPSI

Di Susun Oleh:
NAMA: 1. INA AMELIA SUTARMAN
(202383207010)
2. VENI ALYA SUTRIYANI
(202383207008)

Dosen Pengampu:
DON JAYA PUTRA, S.PD.,M.SI.P.

JURUSAN PENDIDIKAN KOMPUTER


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUSAMUS MERAUKE
2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Segala puji Penulis panjatkan atas berkah rahmat yang di


berikan Allah kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik tanpa ada halangan yang berarti. Makalah ini di susun dengan
maksud untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Anti Korupsi.
Terciptanya makalah ini, tidak hanya hasil dari kerja keras penulis, melainkan
banyak pihak-pihak yang memberikan dorongan-dorongan motivasi. Sekali lagi
penulis mengucapkan banyak terimakasih atas terselesainya makalah ini. Sebagai
penyusun, penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesan
sempurna. Untuk itu mohon kritik dan saran yang membangun untuk
memperbaiki makalah ini di waktu mendatang.

Merauke, September 2023

ii
DAFTAR ISI

JUDUL...........................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.................................................................................................ii
DAFTAR ISI...............................................................................................................iii
BAB 1............................................................................................................................1
PENDAHULUAN........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................1
BAB II...........................................................................................................................2
PEMBAHASAN...........................................................................................................2
2.1 Pengertian Korupsi..............................................................................................2
2.2 Faktor Penyebab serta dampak negatif Korupsi.................................................3
2.3 Nilai-Nilai dan Prinsip Anti-Korupsi..................................................................5
2.4 Pendidikan Anti Korupsi Serta Peran Mahasiswa Dalam Gerakan Anti
Korupsi.....................................................................................................................12
BAB III.......................................................................................................................15
PENUTUPAN.............................................................................................................15
3.1 Kesimpulan........................................................................................................15
3.2 Saran.................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................17

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia salah satu negara di ASEAN dengan jumlah penduduk yang
banyak, luas wilayah yang besar dengan berbagai kekayaan sumber daya alam
yang melimpah baik di darat maupun laut. Akan tetapi, pada kenyataannya
Negara Indonesia termasuk salah satu negara termiskin di dunia. Sumber daya
alam banyak dikuasi oleh pihak asing serta golongan-golongan konglomerat.
Negara yang seharusnya mengelola sumber daya alam tersebut untuk
kepentingan dan kesejahteraan rakyat pada kenyataannya kalah dengan
kepentingan segelintir orang dan kelompok. Para penyelenggara negara seakan-
akan sudah tidak berorientasi lagi untuk memajukan bangsa ini, mereka lebih
mengutamakan kepentingan kelompok mereka.
Tingginya angka korupsi di negeri ini menjadi masalah mendasar yang sudah
sangat mengkhawatirkan. Korupsi sudah mendarah daging di negeri ini, semua
aspek kehidupan di berbagai bidang apabila dicermati secara detail tidak akan
terlepas oleh tindakan korupsi.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan kami bahas dalam makalah ini adalah sebagai
berikut :
1. Apa pengertian korupsi?
2. Apa saja faktor penyebab serta dampak negatif korupsi?
3. Bagaimana nilai dan prinsip anti korupsi itu?
4. Bagaimana pendidikan anti korupsi di perguruan tinggi serta peran mahasiswa
dalam gerakan anti-korupsi?

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Korupsi


Korupsi atau rasuah (Bahasa Latin: corruptio dari kata kerja corrumpere
yang bermakna busuk, rusak, menggoyahkan, memutar baik, menyogok) adalah
tindakan pejabat publik, baik politisi maupun pegawai negeri, serta pihak lain
yang terlibat dalam tindakan itu yang secara tidak wajar dan tidak legal
menyalahgunakan kepercayaan publik yang dikuasakan kepada mereka untuk
mendapatkan keuntungan sepihak.
Dari sudut pandang hukum, tindak pidana korupsi secara garis besar
memenuhi unsur-unsur sebagai berikut:
1. Perbuatan melawan hukum,
2. Penyalahgunaan kewenangan, kesempatan, atau sarana,
3. Memperkaya diri sendiri, orang lain, atau korporasi, dan
4. Merugikan keuangan negara atau perekonomian negara.
Jenis tindak pidana korupsi di anataranya, namun bukan semuanya adalah
1. Memberi atau menerima hadiah atau janji (penyuapan),
2. Penggelapan dalam jabatan,
3. Pemerasan dalam jabatan,
4. Ikut serta dalam pengadaan (bagi pegawai negeri/penyelenggara negara),
dan
5. Menerima gratifikasi (bagi pegawai negeri/penyelenggara negara).
Dalam arti yang luas, korupsi atau korupsi politis adalah penyalahgunaan
jabatan resmi untuk keuntungan pribadi. Semua bentuk pemerintahan rentan
korupsi dalam praktiknya. Beratnya korupsi berbeda-beda, dari yang paling
ringan dalam bentuk penggunaan pengaruh dan dukungan untuk memberi dan
menerima pertolongan, sampai dengan korupsi berat yang diresmikan, dan

2
sebagainya. Titik ujung korupsi adalah kleptokrasi, yang arti harafiahnya
pemerintahan oleh para pencuri, di mana pura-pura bertindak jujur pun tidak ada
sama sekali.
2.2 Faktor Penyebab Serta Dampak Negatif Korupsi
Beberapa kondisi yang menjadi faktor-faktor terjadinya korpsi di Indonesia
diantaranya:
1. Konsentrasi kekuasaan di pengambil keputusan yang tidak bertanggung
jawab langsung kepada rakyat, seperti yang sering terlihat di rezim-rezim
yang bukan demokratik,
2. Kurangnya transparansi di pengambilan keputusan pemerintah,
3. Kampanye-kampanye politik yang mahal, dengan pengeluaran lebih besar
dari pendanaan politik yang normal,
4. Proyek yang melibatkan uang rakyat dalam jumlah besar,
5. Lingkungan tertutup yang mementingkan diri sendiri dan jaringan "teman
lama",
6. Lemahnya ketertiban hukum,
7. Lemahnya profesi hukum,
8. Kurangnya kebebasan berpendapat atau kebebasan media massa,
9. Gaji pegawai pemerintah yang sangat kecil.
Sedangkan beberapa dampak yangditimbulkan oleh korupsi sendiri antara lain
sebagai berikut:
1. Demokrasi
Korupsi menunjukan tantangan serius terhadap pembangunan. Di dalam
dunia politik, korupsi mempersulit demokrasi dan tata pemerintahan yang baik
(good governance) dengan cara menghancurkan proses formal. Korupsi di
pemilihan umum dan di badan legislatif mengurangi akuntabilitas dan perwakilan
di pembentukan kebijaksanaan; korupsi di sistem pengadilan menghentikan
ketertiban hukum; dan korupsi di pemerintahan publik menghasilkan ketidak-

3
seimbangan dalam pelayanan masyarakat. Secara umum, korupsi mengkikis
kemampuan institusi dari pemerintah, karena pengabaian prosedur, penyedotan
sumber daya, dan pejabat diangkat atau dinaikan jabatan bukan karena prestasi.
Pada saat yang bersamaan, korupsi mempersulit legitimasi pemerintahan dan
nilai demokrasi seperti kepercayaan dan toleransi.
2. Ekonomi
Korupsi juga mempersulit pembangunan ekonomi dan mengurangi kualitas
Pelayanan pemerintahan. Korupsi juga mempersulit pembangunan ekonomi
dengan membuat distorsi dan ketidak efisienan yang tinggi. Dalam sektor
private, korupsi meningkatkan ongkos niaga karena kerugian dari pembayaran
ilegal, ongkos manajemen dalam negosiasi dengan pejabat korup, dan risiko
pembatalan perjanjian atau karena penyelidikan. Walaupun ada yang menyatakan
bahwa korupsi mengurangi ongkos (niaga) dengan mempermudah birokrasi,
konsensus yang baru muncul berkesimpulan bahwa ketersediaan sogokan
menyebabkan pejabat untuk membuat aturan-aturan baru dan hambatan baru.
Dimana korupsi menyebabkan inflasi ongkos niaga, korupsi juga mengacaukan
"lapangan perniagaan". Perusahaan yang memiliki koneksi dilindungi dari
persaingan dan sebagai hasilnya mempertahankan perusahaan-perusahaan yang
tidak efisien.
Korupsi menimbulkan distorsi (kekacauan) di dalam sektor publik dengan
mengalihkan investasi publik ke proyek-proyek masyarakat yang mana sogokan
dan upah tersedia lebih banyak. Pejabat mungkin menambah kompleksitas
proyek masyarakat untuk menyembunyikan praktik korupsi, yang akhirnya
menghasilkan lebih banyak kekacauan. Korupsi juga mengurangi pemenuhan
syarat-syarat keamanan bangunan, lingkungan hidup, atau aturan-aturan lain.
Korupsi juga mengurangi kualitas pelayanan pemerintahan dan infrastruktur; dan
menambahkan tekanan-tekanan terhadap anggaran pemerintah.
Para pakar ekonomi memberikan pendapat bahwa salah satu faktor
keterbelakangan pembangunan ekonomi di Afrika dan Asia, terutama di Afrika,

4
adalah korupsi yang berbentuk penagihan sewa yang menyebabkan perpindahan
penanaman modal (capital investment) ke luar negeri, bukannya diinvestasikan
ke dalam negeri (maka adanya ejekan yang sering benar bahwa ada diktator
Afrika yang memiliki rekening bank di Swiss). Berbeda sekali dengan diktator
Asia, seperti Soeharto yang sering mengambil satu potongan dari semuanya
(meminta sogok), namun lebih memberikan kondisi untuk pembangunan, melalui
investasi infrastruktur, ketertiban hukum, dan lain-lain. Pakar dariUniversitas
Massachussetts memperkirakan dari tahun 1970 sampai 1996, pelarian modal
dari 30 negara sub-Sahara berjumlah US $187 triliun, melebihi dari jumlah utang
luar negeri mereka sendiri. [1] (Hasilnya, dalam artian pembangunan (atau
kurangnya pembangunan) telah dibuatkan modelnya dalam satu teori oleh
ekonomis Mancur Olson). Dalam kasus Afrika, salah satu faktornya adalah
ketidak-stabilan politik, dan juga kenyataan bahwa pemerintahan baru sering
menyegel aset-aset pemerintah lama yang sering didapat dari korupsi. Ini
memberi dorongan bagi para pejabat untuk menumpuk kekayaan mereka di luar
negeri, di luar jangkauan dari ekspropriasi pada masa depan.
3. Kesejahteraan umum negara
Korupsi politis ada di banyak negara, dan memberikan ancaman besar bagi
warga negaranya. Korupsi politis berarti kebijaksanaan pemerintah sering
menguntungkan pemberi sogok, bukannya rakyat luas. Satu contoh lagi adalah
bagaimana politikus membuat peraturan yang melindungi perusahaan besar,
namun merugikan perusahaan-perusahaan kecil (SME). Politikus-politikus "pro-
bisnis" ini hanya mengembalikan pertolongan kepada perusahaan besar yang
memberikan sumbangan besar kepada kampanye pemilu mereka.
2.3 Nilai-Nilai Dan Prinsip Anti-Korupsi
Dalam berbagai buku dan pembahasan disebutkan bahwa nilai-nilai anti
korupsi berjumlah 9 buah, yaitu :
1. Kejujuran
Kejujuran berasal dari kata jujur yang dapat di definisikan sebagai sebuah

5
tindakan maupun ucapan yang lurus, tidak berbohong dan tidak curang. Dalam
berbagai buku juga disebutkan bahwa jujur memiliki makna satunya kata dan
perbuatan. Jujur ilah merupakan salah satu nilai yang paling utama dalam anti
korupsi, karena tanpa kejujuran seseorang tidak akan mendapat kepercayaan
dalam berbagai hal, termasuk dalam kehidupan sosial. Bagi seorang mahasiswa
kejujuran sangat penting dan dapat diwujudkan dalam bentuk tidak melakukan
kecurangan akademik, misalnya tidak mencontek, tidak melakukan plagiarisme
dan tidak memalsukan nilai. Lebih luas, contoh kejujuran secara umum
dimasyarakat ialah dengan selalu berkata jujur, jujur dalam menunaikan tugas
dan kewajiban, misalnya sebagai seorang aparat penegak hukum ataupun sebagai
masyarakat umum dengan membaya pajak.
2. Kepedulian
Arti kata peduli adalah mengindahkan, memperhatikan dan menghiraukan.
Rasa kepedulian dapat dilakukan terhadap lingkungan sekitar dan berbagai hal
yang berkembang didalamnya.Nilai kepedulian sebagai mahasiswa dapat
diwujudkan dengan berusaha memantau jalannya proses pembelajaran,
memantau sistem pengelolaan sumber daya dikampus serta memantau kondisi
infrastruktur di kampus. Selain itu, secara umum sebagai masyarakat dapat
diwujudkan dengan peduli terhadap sesama seperti dengan turut membantu jika
terjadi bencana alam, serta turut membantu meningkatkan lingkungan sekitar
tempat tinggal maupun di lingkungan tempat bekerja baik dari sisi lingkungan
alam maupun sosial terhadap individu dan kelompok lain.
3. Kemandirian
Di dalam beberapa buku pembelajaran, dikatakan bahwa mandiri berarti
dapat berdiri diatas kaki sendiri, artinya tidak banyak bergantung kepada orang
lain dalam berbagai hal. Kemandirian dianggap sebagai suatu hal yang penting
harus dimiliki oleh seorang pemimpin, karena tampa kemandirian seseorang
tidak akan mampu memimpin orang lain.

6
4. Kedisiplinan
Definisi dari kata disiplin ialah ketaatan atau kepatuhan kepada peraturan.
Sebaliknya untuk mengatur kehidupan manusia memerlukan hidup yang disiplin.
Manfaat dari disiplin ialah seseorang dapat mencpai tujuan dengan waktu yang
lebih efisien. Kedisiplinan memiliki dampak yang sama dngan nilai-nilai
antikorupsi lainnya yaitu dapat menumbuhkan kepercayaan dari orang lain dalam
berbagai hal. Kedisiplinan dapat diwujudkan antara lain dalam bentuk
kemampuan mengatur waktu dengan baik, kepatuhan kepada seluruh peraturan
dan ketentuan yang berlaku, mengerjakan segala sesuatu dengan tepat waktu, dan
fokus pada pekerjaan.
5. Tanggung Jawab
Kata tanggung jawab adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatunya
(kalau terjadi apa-apa boleh dituntut, dipersalahkan dan diperkarakan). Seseorang
yang memiliki tanggung jawab akan memiliki kecenderungan menyelesaikan
tugas dengan lebih baik. Seseorang yang dapat menunaikan tanggung jawabnya
sekecil apa-pun itu dengan baik akan mendapatkan kepercayaan dari orang lain.
Penerapan nilai tanggung jawab antara lain dapat diwujudkan dalam bentuk
belajar dengan sungguh-sungguh, lulus tepat waktu dengan nilai baik,
mengerjakan tugas akademik dengan baik, menjaga amanah dan kepercayaan
yang diberikan.
6. Kerja Keras
Kerja keras didasari dengan adanya kemauan. Di dalam kemauan
terkandung ketekadan, ketekunan, daya tahan, daya kerja, pendirian keberanian,
ketabahan, keteguhan dan pantang mundur. Bekerja keras merupakan hal yang
penting guna tercapainya hasil yang sesuai dengan target. Akan tetapi bekerja
keras akan menjadi tidak berguna jika tanpa adanya pengetahuan.
7. Kesederhanaan
Gaya hidup merupakan suatu hal yang sangat penting bagi interaksi dengan
masyarakat disekitar. Dengan gaya hidup yang sederhana manusia dibiasakan

7
untuk tidak hidup boros, tidak sesuai dengan kemampuannya. Dengan gaya
hidup yang sederhana, seseorang juga dibina untuk memprioritaskan kebutuhan
diatas keinginannya.
8. Keberanian
Keberanian dapat diwujudkan dalam bentuk berani mengatakan dan
membela kebenaran, berani mengakui kesalahan, berani bertanggung jawab, dan
sebagainya. Keberanian sangat diperlukan untuk mencapai kesuksesan dan
keberanian akan semakin matang jika diiringi dengan keyakinan, serta keyakinan
akan semakin kuat jika pengetahuannya juga kuat.
9. Keadilan
Berdasarkan arti katanya, adil adalah sama berat, tidak berat sebelah dan
tidak memihak. Keadilan dari sudut pandang bangsa Indonesia disebut juga
keadilan sosial, secara jelas dicantumkan dalam pancasila sila ke-2 dan ke-5,
serta UUD 1945. Keadilan adalah penilaian dengan memberikan kepada
siapapun sesuai dengan apa yang menjadi haknya, yakni dengan bertindak
proposional dan tidak melanggar hukum. Keadilan berkaitan erat dengan hak,
dalam konsepsi bangsa Indonesia hak tidak dapat dipisahkan dengan kewajiban.
Dalam konteks pembangunan bangsa Indonesia keadilan tidak bersifat sektoral
tetapi meliputi ideologi. Untuk menciptakan masyarakat yang adil dan makmur.
Adil dalam kemakmuran dan makmur dalam keadilan.

Prinsip-prinsip anti korupsi


1. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kesesuaian antara aturan dan pelaksanaan kerja. Semua
lembaga mempertanggung jawabkan kinerjanya sesuai aturan main baik dalam
bentuk konvensi (de facto) maupun konstitusi (de jure), baik pada level budaya
(individu dengan individu) maupun pada level lembaga. Akuntabilitas publik
secara tradisional dipahami sebagai alat yang digunakan untuk mengawasi dan
mengarahkan perilaku administrasi dengan cara memberikan kewajiban untuk

8
dapat memberikan jawaban (answerability) kepada sejumlah otoritas eksternal
(Dubnik: 2005). Selain itu akuntabilitas publik dalam arti yang lebih fundamental
merujuk kepada kemampuan seseorang terkait dengan kinerja yang diharapkan.
(Pierre : 2007). Seseorang yang diberikan jawaban ini haruslah seseorang yang
memiliki legitimasi untuk melakukan pengawasan dan mengharapkan kinerja
(Prasojo : 2005). Akuntabilitas publik memiliki pola-pola tertentu dalam
mekanismenya, antara lain adalah akuntabilitas program, akuntablitas proses,
akuntailitas keuangan, akuntabilitas outcome, akuntabilitas hukum, dan
akuntabilitas politik (Puslitbang, 2001). Dalam pelaksanaannya, akuntabilitas
harus dapat diukur dan dipertanggungjawabkan melalui mekanisme pelaporan
dan pertanggungjawaban atas semua kegiatan yang dilakukan. Evaluasi atas
kinerja administrasi, proses pelaksanaan, dampak dan manfaat yang diperoleh
masyarakat baik secara langsung maupun manfaat jangka panjang dari sebuah
kegiatan.
2. Transparansi
Prinsip transparansi penting karena pemberantasan korupsi dimulai dari
transparansi dan mengharuskan semua proseskebijakan dilakukan secara terbuka,
sehingga segala bentuk penyimpangan dapat diketahui oleh publik. Transparansi
menjadi pintu masuk sekaligus kontrol bagi seluruh proses dinamika struktural
kelembagaan. Dlam bentuk yang paling sederhana, transparansi mengacu pada
keterbukaan dan kejujuran untuk saling menjunjung tinggi kepercayaan (trust)
karena kepercayaan, keterbukaan, dan kejujuran ini merupakan modal awal yang
sangat berharga bagi semua orang untuk melanjutkan hidupnya di masa
mendatang. Dalam prosesnya transparansi dibagi menjadi lima, yaitu :
1. Proses penganggaran,
2. Proses penyusunan kegiatan,
3. Proses pembahasan,
4. Proses pengawasan, dan
5. Proses evaluasi.

9
Proses penganggaran bersifat bottom up, mulai dari perencanaan,
implementasi, laporan pertanggungjawaban dan penilaian (evaluasi) terhadap
kinerja anggaran. Di dalam proses penyusunan kegiatan atau proyek
pembangunan terkait dengan proses pembahasan tentang sumber-sumber
pendanaan (anggaran pendapatan) dan alokasi anggaran (anggaran
belanja).Proses pembahasan membahas tentang pembutan rancangan peraturan
yang berkaitan dengan strategi penggalangan (pemungutan dana), mekanisme
pengelolaan proyek mulai dari pelaksanaan tender, pengerjaan teknis, pelaporan
finansial dan pertanggungjawaban secara teknis.
Proses pengawasan dalam pelaksanaan program dan proyek pembangunan
berkaitan dengan kepentingan publik dan lebih khusus lagi adalah proyek-proyek
yang diusulkan oleh masyarakat sendiri. Proses evaluasi ini berlaku terhadap
penyelenggaraan proyek dijalankan secara terbuka dan bukan hanya pertanggung
jawaban secara administratif, tapi juga secara teknis dan fisik dari setiap output
kerja-kerja pembangunan.
3. Kewajaran
Prinsip fairness atau kewajaran ini ditunjukkan untuk mencegah terjadinya
manipulasi (ketidakwajaran) dalam penganggaran, baik dalam bentuk mark up
maupun ketidakwajaran dalam bentuk lainnya. Sifat-sifat prinsip ketidakwajaran
ini terdiri dari lima hal penting komperehensif dan disiplin, fleksibilitas,
terprediksi, kejujuran dan informatif. Komperehensif dan disiplin berarti
mempertimbangkan keseluruhan aspek, berkesinambungan, taat asas, prinsip
pembebanan, pengeluaran dan tidak melampaui batas (off budget). Fleksibilitas
artinya adalah adanya kebijakan tertentu untuk mencapai efisiensi dan efektifitas.
Terprediksi berarti adanya ketetapan dlam perencanaan atas dasar asas value for
money untuk menghindari defisit dalam tahun anggaran berjalan. Anggaran yang
terprediksi merupakan cerminan dari adanya prinsip fairness di dalam proses
perencanaan pembangunan. Kejujuran mengandung arti tidak adanya bias
perkiraan penerimaan maupun pengeluaran yang disengaja yang berasal dari

10
pertimbangan teknis maupun politis. Kejujuran merupakan bagian pokok dari
prinsip fairness. Penerapan sifat informatif agar dapat tercapainya sistem
informasi pelaporan yang teratur dan informatif. Sistem informatif ini dijadikan
sebagai dasar penilaian kinerja, kejujuran dan proses pengambilan keputusan
selain itu sifat ini merupakan ciri khas dari kejujuran.
4. Kebijakan
Kebijakan ini berperan untuk mengatur tata interaksi agar tidak terjadi
penyimpangan yang dapat merugikan negara dan masyarakat. Kebijakan anti
korupsi ini tidak selalu identik dengan undang-undang anti korupsi, namun bisa
berupa undang-undang kebebasan mengakses informasi, undang-undang
desentralisasi, undang-undang anti-monopoli, maupun lainnya yang dapat
memudahkan masyarakat mengetahui sekaligus mengontrol terhadap kinerja dan
penggunaan anggaran negara oleh para pejabat negara. Aspek-aspek kebijakan
terdiri dari isi kebijakan, pembuat kebijakan, pelaksana kebijakan, kultur
kebijakan. Kebijakan anti korupsi akan efektif apabila didalamnya terkandung
unsur-unsur yang terkait dengan persoalan korupsi dan kualitas dari isi kebijakan
tergantung pada kualitas dan integritas pembuatnya. Kebijakan yang telah dibuat
dapat berfungsi apabila didukung oleh aktor-aktor penegak kebijakan yaitu
kepolisian, kejaksaan, pengadilan, pengacara, dan lembaga pemasyarakatan.
Eksistensi sebuah kebijakan tersebut terkait dengan nilai-nilai, pemahaman,
sikap, persepsi dan kesadaran masyarakat terhadap hukum atau undang-undang
anti korupsi. Lebih jauh lagi kultur kebijakan ini akan menentukan tingkat
partisipasi masyarakat dalam pemberantasan korupsi.
5. Kontrol Kebijakan
Kontrol kebijakan merupakan upaya agar kebijakan yang dibuat betul-betul
efektif dan mengeliminasi semua bentuk korupsi. Bentuk kontrol kebijakan
berupa partisipasi, evolusi dan reformasi. Kontrol kebijakan partisipasi yaitu
melakukan kontrol terhadap kebijakan dengan ikut serta dalam penyusunan dan
pelaksanaannya. Kontrol kebijakan evolusi yaitu dengan menawarkan alternatif

11
kebijakan baru yang dianggap lebih layak. Kontrol kebijakan reformasi yaitu
mengontrol dengan mengganti kebijakan yang dianggap tidak sesuai.
2.4 Pendidikan Anti Korupsi perta peran Mahasiswa dalam gerakan Anti
Korupsi
Salah satu upaya bukti dalam membentuk karakter bangsa yaitu dengan
melaksanakan Pendidikan Anti Korupsi di seluruh perguruan tingi di Indonesia.
Sesuai dengan PP 71 Th. 2000: “Peran serta masyarakat adalah peran aktif
perorangan, Ormas, atau LSM dalam pencegahan dan pemberantasan tindak
pidana korupsi.” Maka dari itulah mahasiswa harus turut andil dalam upaya
pencegahan serta pemberantasan tindak pidana korupsi.
Program Pendidikan Anti Korupsi mempunyai visi yaitu terwujudnya sarjana
Indonesia berkarakter bersih korupsi. Sedangkan misi dari Pendidikan Anti
Korupsi diantaranya :
1. Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman mahasiswa terhadap bahaya
korupsi,
2. Meningkatkan kesadaran mahasiswa terhadap bahaya korupsi,
3. Meningkatkan peran mahasiswa dalam gerakan anti korupsi,
4. Melakukan pendidikan dan pengajaran anti korupsi.
Tujuan diadakannya Pendidikan Anti Korupsi di Indonesia adalah
Membangun budaya anti korupsi di kalangan mahasiswa dengan;
1. Memberikan pengetahuan tentang korupsi dan pemberantasannya
2. Menanamkan nilai-nilai anti korupsi
3. Menyiapkan mahasiswa sebagai agent of change bagi kehidupan
bermasyarakat dan bernegara yang bersih dan bebas dari korupsi.
Peran pokok mahasiswa dalam upaya pemberantasan tindak pidana korupsi
terbagi dalam 3 tahap yaitu :

12
a. Tahap Pencegahan
Pendidikan Anti Korupsi:
• Mewajibkan Pemimpin Mahasiswa untuk Mengikuti Pendidikan Anti
Korupsi,
• Mendorong adanya Pendidikan Anti Korupsi di Kampus,
• Mengadakan Seminar Anti-Korupsi,
• Adanya Materi Pendidikan Anti-Korupsi di Kaderisasi Mahasiswa.
Kampanye Ujian Bersih:
• Pembuatan Media Prograganda (Baliho, Spanduk, dan Poster),
• Pembuatan Media On-line untuk mengkampanyekan Ujian Bersih,
• Menanamkan Nilai Kejujuran/Ujian Bersih di Kaderisasi Mahasiswa.
b. Tahap Opini
Gagasan / Ide
• Memperbanyak opini mengenai kasus korupsi ke media,
• Membuat Bunga Rampai (buku) mengenai Anti-Korupsi,
• Membuat audiovisual interaktif terkait anti-korupsi.
Metode Pencegahan Korupsi
• Gagasan untuk pencegahan korupsi sejak dini (PAUD, SD, SMP, SMA),
• Membuat Korps Anti Korupsi di Tingkat Universitas,
• Adanya Tata Etika dan Norma diantara Mahasiswa.
Mengangkat Isu Korupsi Lokal-Nasional
• Mahasiswa diharapkan dapat lebih peka dan siaga menanggapi isu
Korupsi lokal yang terjadi,
• Advokasi dan Pengawalan Penyusunan Anggaran serta pelaksanaan
pembangunan di daerah/nasional.

13
c. Tahap Gerakan Moral
Gerakan moral untuk mendorong pemerintah menindaklanjuti kasus
korupsi yang terjadi
 Sebagai kelompok penyeimbang bagi gerakan yang mendukung
koruptor,
 Mendorong Penguatan institusi KPK sebagai lembaga pemberantasan
korupsi yang kredibel, kokoh, dan transparan.

14
BAB III
PENUTUPAN

3.1 Kesimpulan
Korupsi yang terjadi di Indonesia sudah sangat mengkhawatirkan dan
berdampak buruk luar biasa pada hampir seluruh sendi kehidupan. Korupsi telah
menghancurkan sistem perekonomian, sistem demokrasi, sistem politik, sistem
hukum, sistem pemerintahan, dan tatanan sosial kemasyarakatan di negeri ini.
Dilain pihak upaya pemberantasan korupsi yang telah dilakukan selama ini belum
menunjukkan hasil yang optimal. Korupsi dalam berbagai tingkatan tetap saja
banyak terjadi seolah-olah telah menjadi bagian dari kehidupan kita yang bahkan
sudah dianggap sebagai hal yang biasa. Jika kondisi ini tetap kita biarkan
berlangsung maka cepat atau lambat korupsi akan menghancurkan negeri ini. Ini
dapat menjadi indikator bahwa nilai-nilai dan prinsip anti korupsi seperti yang
telah diterangkan diatas penerapannya masih sangat jauh dari harapan. Banyak
nilai-nilai yang terabaikan dan tidak dengan sungguh-sungguh dijalani sehingga
penyimpangannya menjadi hal yang biasa.
Pendidikan memang menjadi hal pokok untuk merubah keadaan ini. Akan
tetapi, semua itu tidak akan berjalan dengan lancar apabila tidak didukung oleh
lingkungan masyarakat serta lingkungan keluarga. Oleh karena itulah tugas kita
sebagai mahasisa untuk membangkitkan lagi nilai-nilai serta prinsip-prinsip anti
korupsi tersebut dalam kehidupan sehari-hari demi kemajuan bangsa dan negara
Indonesia.
3.2 SARAN
Mahasiswa sebagai calon penerus bangsa ini sudah selayaknya lebih peka dan
peduli akan kondisi bangsa dan negara. Pendidikan Anti Korupsi yang didapat
dari bangku perkuliahan harusnya dapat diimplementasikan dalam kehidupan
sehari-hari. Apabila sudah mengenali dan memahami korupsi, alangkah baiknya

15
kita dapat mencegahnya mulai dari diri kita sendiri kemudian setelah itu baru
mencegah orang lain.

16
DAFTAR PUSTAKA

Bilal, M. (2016). Pendidikan Anti Korupsi.

Apriyadi, Muhammad. 2015. Nilai dan Prinsip Antikorupsi.

Alatas, Syed Hussain. 1987. Korupsi.

Aceng Abdullah (2017), Komunikasi Korupsi, Bandung, Simbiosa Rekatama Media

Suniarti. 2007. Pendidikan Antikorupsi, dalam jurnal pemikiran Alternatif

Pendidikan P3M STAIN Purwokerto INSANIA. Vol.12. No.2

17

Anda mungkin juga menyukai