Anda di halaman 1dari 14

TUGAS ANTI KORUPSI

Oleh :
1. Ni Luh Karisma Yuni (12)
2. Putu Yulia Agustina Darma Yani (37)
3. I Gusti Ayu Dwityawati (38)
4. Ni Luh Ade Lia Sugiantari (39)

POLTEKKES KEMENKES DENPASAR


TAHUN AJARAN 2022/2023

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberika kami

berkatnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Terima kasih juga kami

ucapkan kepada dosen pembimbing mata kuliah Anti korupsi yang telah membantu penulis dan

mendukung penulis sehingga makalah ini dapat di susun dengan baik dan tepat waktu .
Penulis menyadari ,bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna baik dari segi penyusunan,

bahasa,maupun penulisannya. Oleh Karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang

membangun dari semua pembaca guna menjadi acuan agar makalah ini bisa menjadi lebih baik lagi

kedepannya. Semoga makalah ini dapat menambah wawasan pembaca dan bisa bermanfaat untuk

perkembangan dan peningkatan di bidang ilmu pengetahuan.

Denpasar , 5 Februari 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………………………………………… i

DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………….. ii

BAB I PENDAHULUAN …………………………………………..………………………… 1

1.1 Latar Belakang ……………………………………………………………………. 1

1.2 Rumusan Masalah …………………………………………………………………. 2

1.3 Tujuan Penulisan …………………………………………………………………... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA……………………………………………………………… 3

BAB III KASUS KORUPSI………………………………………………………………….... 12

BAB IV PEMBAHASAN KASUS

BAB V PENUTUP

3.1 Kesimpulan ………………………………………………………………………... 12

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………………......... 13

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Korupsi di Indonesia sudah tidak terkendali lagi . Banyak kasus korupsi yang mulai terkuat .Tak
tanggung-tanggung kasus banyak melibatkan pejabat tinggi negara dan menjamur di hampir semua
kalangan kasus korupsi di Indonesia dalam berbagai macam servei ,Indonesia masuk dalam salah satu
daftar negara terkorup di dunia . Berbagai macam kasus korupsi mulai yang sedang hingga kasus
korupsi kecil terjadi secara terus menerus tanpa bisa di hentikan. Hukum tindak pidana korupsi yang
tidak ada efek Jera bagi pelaku menyebabnya para koruptor tetap menjalanikan aksi korupsi. Di tambah
hukum di Indonesia yang bisa di beli . Hal ini bisa dilihat dari banyaknya aparat hukum yang terlibat
kasus suap.
Dalam kasus ini negara pun menanggung kerugian material yang sangat besar kerugian ini
terjadi di berbagai bidang baik demokrasi ekonomi dan kesejahteraan umum negara agar akhir ini kasus
korupsi yang tidak pernah selesai adalah kasus korupsi Soeharto yang terkenal adalah menyangkut
tentang penggunaan uang negara oleh 7 buah Yayasan miliknya yaitu Yayasan dana Sejahtera Mandiri,
Yayasan Supersemar, Yayasan Dharma Bakti sosial ( Dharmais ), Yayasan dana Abadi Karya Bakti
(Dakab), Yayasan Amal Bhakti Muslim Pancasila, Yayasan Dana Gotong Royong
Kemanusiaan,Yayasan Trikora.

1.2 Rumusan Masalah


1) Apa yang dimaksud dengan korupsi?
2) Bagaimana gambaran umum korupsi di Indonesia?
3) Apa yang melatarbelakangi terjadinya korupsi dan dampaknya bagi negara?
4) Bagaimana kasus korupsi yang dilakukan oleh Soeharto?
5) Apa dampak yang terjadi atas kasus korupsi Soeharto?
6) Bagaimana peran pemerintah dalam menangani kasus korupsi Soeharto?

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan penulis masalah ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui pengertian korupsi ?
2. Mengetahui penyebab atau latar belakang terjadinya korupsi dan dampak bagi negara?
3. Mengetahui kasus korupsi yang dilakukan oleh Soeharto?
4. Mengetahui dampak yang terjadi atas kasus korupsi Soeharto?
5. Mengetahui peran pemerintah dalam menangani kasus korupsi Soeharto ?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Korupsi

Pengertian Korupsi Korupsi atau rasuah (bahasa Latin : corruptio dari kata kerja
corrumpere yang bermakna busuk, rusak, menggoyahkan, memutar balik, menyogok) adalah
tindakan pejabat publik baik politisi maupun pegawai negeri serta pihak lain yang terlibat dalam
tindakan itu yang secara tidak wajar dan tidak legal menyalahgunakan kepercayaan publik yang
dikuasakan kepada mereka untuk mendapatkan keuntungan sepihak.

Dari sudut pandang hukum tindak pidana korupsi secara garis besar memenuhi unsur-unsur
sebagai berikut :

 Perbuatan melawan hukum


 Perbuatan kewenangan, kesempatan, atau sarana
 Memperkaya diri sendiri, orang lain, atau korporasi
 Merugikan keuangan negara atau perekonomian negara.
Beberapa jenis tindak pidana korupsi diantaranya adalah :
 Memberi atau menerima hadiah atau janji (penyuapan)
 Penggelapan dalam jabatan
 Pemerasan dalam jabatan
 Ikut serta dalam pengadaan (bagi pegawai negeri / penyelengara negara)
 Menerima gratifikasi (bagi pegawai negeri / penyelenggara negara).
Pengertian korupsi menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 28 tahun 1999 tentang
Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme Pasal 1 Ayat 3
adalah tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam ketentuan peraturan perundang-undangan yang
mengatur tindak pidana korupsi.

B. Gambaran Umum Korupsi di Indonesia


Korupsi di Indonesia berkembang secara sistemik. Bagi banyak orang korupsi bukan lagi
merupakan pelanggaran hukum, melainkan hanya sekedar kebiasaan. Dalam seluruh penelitian
perbandingan korupsi antaenegara Indonesia selalu menempati posisi paling rendah. Keadaan ini
bisa menyebabkan pemberantasan korupsi di Indonesia semakin ditingkatkan oleh pihak yang
berwenang.
Perkembangan korupsi di Indonesia juga mendorong pemberantasan korupsi di Indonesia. Namun
hingga kini pemberantasan korupsi di Indonesia belummenunjukan titik terang melihat peringkat
Indonesia dalam perbandingan

korupsi antarnegara yang tetap rendah (Mochtar Lubis, 2001). Hal ini juga ditunjukan dari
banyaknya kasus-kasus korupsi di Indonesia seperti :
1. Kasus dugaan korupsi Soeharto : dakwaan atas tindak korupsi di tujuh yayasan.
2. Pertamina : dalam technical assistance contract dengan PT Ustaindo Pertrogas.
3. Kasus korupsi Edi Tansil / PT. Golden Key.
4. Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) : penyimpangan penyaluran dan BLBI.
5. Kasus Hambalang yang melibatkan Andi Malarangeng, Angelina Sondhaq, dan pejabat lainnya.
6. Kasus korupsi Bank Century Dan masih banyak kasus korupsi yang terjadi di Indonesia.

C. Latar Belakang Terjadinya Korupsi dan Dampaknya Bagi Negara


Latar Belakang Terjadinya Korupsi dan Dampaknya Bagi Negara Latar belakang terjadinya
korupsi disebabkan beberapa kondisi yang mendukung munculnya korupsi, diantaranya sebagai
berikut :
1. Konsentrasi kekuasaan dipengambil keputusan yang tidak bertanggung jawab langsung kepada
rakyat, seperti yang sering terlihat di rezim-rezim yang bukan demokratik.
2. Kurangnya transparansi dipengambilan keputusan pemerintah.
3. Kampanye-kampanye yang mahal, dengan pengeluaran lebih besar dari pendanaan politik yang
normal.
4. Proyek yang melibatkan uang rakyat dalam jumlah besar.
5. Lingkungan tertutup yang mementingkan diri sendiri dan jaringan “teman lama”.
6. Lemahnya ketertiban hukum.
7. Lemahnya profesi hukum.
8. Kurangnya kebebasan berpendapat atau kebebasan media massa.
9. Gaji pegawai pemerintah yang kecil.
Dampak yang ditimbulkan dari korupsi bagi negara diberbagai bidang antara lain :
Demokrasi, korupsi menunjukkan tantangan serius terhadap pembangunan. Didalam dunia
politik, korupsi mempersulit demokrasi dan tata pemerintah yang baik (good governance) dengan
cara menghancurkan proses formal. Korupsi di pemilihan umum dan di bidang legilatif mengurangi
akuntabilitas dan perwakilan di pembentukan kebijaksanaan; korupsi di sistem pengadilan
menghentikan ketertiban hukum, dan korupsi di pemerintahan publik menghasilkan
ketidakseimbangan dalam pelayanan masyarakat. Secara unum, korupsi mengikis kemampuan
institusi dari pemerintah, karena pengabaian prosedur, penyedotan sumber daya, dan pejabat
diangkat atau dinaikkan jabatan bukan karena prestasi. Pada saat yang bersamaan, korupsi
mempersulit legitimasi pemerintahan dan nilai demokrasi seperti kepercayaan dan toleransi.
Ekonomi, korupsi juga mempersulit pembangunan ekonomi dengan membuat distorsi dan
keefisienan yang tinggi. Dalam sektor privat, korupsi meningkatkan ongkos niaga karena kerugian
dari pembayaran ilegal, ongkos manajemen dalam negosiasi dengan pejabat korup, dan resiko
pembatalan perjanjian atau karena penyelidikan. Korupsi menimbulkan distrosi (kekacauan) didalam
sektor publik dengan mengalihkan investasi publik ke proyek-proyek masyarakat yang mana
sogokan dan upah tersedia lebih banyak. Pejabat mungkin menambah kompleksitas proyek
masyarakat untuk menyembunyikan praktek korupsi, yang akhirnya menghasilkan lebih banyak
kekacauan. Korupsi juga mengurangi pemenuhan syarat-syarat keamanan bangunan, lingkungan
hidup, atau aturan-aturan lain. Korupsi juga mengurangi kualitas layanan pemerintahan dan
inprastruktur, dan menambah tekanan-tekanan terhadap anggaran pemerintah.
Kesejahteraan Umum Negara, korupsi politis ada dibanyak negara, dan memberikan ancaman
besar bagi warga negaranya. Korupsi politis berarti kebijaksanaan pemerintah sering
menguntungkan pemberi sogok, bukannya rakyat luas. Satu contoh lagi adalah bagaimana politikus
membuat peraturan yang melindungi perusahaan besar, namun merugikan perusahaan-perusahaan
kecil (SME). Politikus-politikus “pro-bisnis” ini hanya mengembalikan pertolongan kepada
perusahaan besar yang memberikan sumbangan besar kepada kampanye pemilu mereka (wikipedia,
2014).
 
BAB III

KASUS KORUPSI

 
Kasus Korupsi Soeharto
Siapa yang tidak tau akan bapak Presiden Soeharto ? Beliaumerupakan bapak presiden republik
indonesia yang ke-2, yang terkenaldengan slogannya " Pie Kabare, Isih Penak Jamanku Toh ! ".
Sebagai presiden seharusnya dia bisa menjadi contoh yang baik untuk seluruh warganegaranya, tetapi
bebedabeda dengan bapak presiden yang satu ini. Dialahsatu-satunya presiden yang menjabat paling
lama di indonesia yaitu selama32 tahun, dan selama itu pula telah banyak penderitaan rakyat
melalui banyaknya kasus dugaan korupsi yang terus dilakukan oleh pak Soeharto.Kasus korupsi

Soeharto yang terkenal adalah menyangkut tentang penggunaan uang negara oleh 7 buah


yayasan miliknya, yaitu Yayasan DanaSejahtera Mandiri, Yayasan Supersemar, Yayasan Dharma
Bhakti Sosial(Dharmais), Yayasan Dana Abadi Karya Bhakti (Dakab), Yayasan AmalBhakti Muslim
Pancasila, Yayasan Dana Gotong Royong Kemanusiaan,Yayasan Trikora. Hasil dari penyidikan kasus 7
yayasan Soeharto inimenghasilkan berkas setebal lebih dari dari 2000 halaman. Berkas ini berisihasil
pemeriksaan 134 saksi perkara dan 9 saksi ahli. Korupsi terbesarSoeharto ini erat kaitannya dengan
penyalahgunaan kekuasaan
dan pengaruhnya sebagai presiden, selain presiden ia juga sebagai panglimatertinggi ABRI yang paling
berkuasa pada masa Orde Baru.

Menurut informasi majalah Time Asia korupsi yang


dilakukan bapak Soeharto ini mencapai $US 15 Milyar atau sekitar Rp. 150 Triliun,Fantastis !. Kasus
korupsi ini juga merupakan kasus korupsi dengankerugian terbesar di dunia dan Pak harto menyandang
predikat sebagaiPresiden paling korup sepanjang sejarah dunia dan tentunya indonesia.Banyak kasus
korupsi pada masa Presiden soeharto merupakan dari
sistem politik Orde Baru yang hanya menguntungkan sekelompok orang saja.Melihat besarnya harta
haram hasil korupsi yang telah dikumpulkan oleh Soeharto, jelas lah bagi banyak orang indonesia
Soeharto merupakan pengkhianat terbesar rakyat Indonesia.

Usaha untuk mengadili Soeharto selalu gagal karena kesehatannyayang semakin memburuk. Dan setelah
menderita sakit berkepanjangan, iameninggal dunia di Jakarta pada 27 Januari 2008. Sampai saat ini pun
proseshukum tentang kasus korupsi ini belum menemui titik terang dan penyelesainnya.

BAB IV
PEMBAHASAN

Penyebab

Dikarekan penyalahgunaan kekuasaannya sebagai Presiden dan panglima TNI tertinggi saat
itu, Soeharto dapat menguasai segala keuangan negara lalu disalurkan untuk keluarganya terlebih
dahulu. Sistem politik yang ada pada jaman Orde Baru pun membuat partai Golongan Karya saat
itu menjadi pilihan wajib rakyat, maka dari itu Soeharto dapat menjabat selama 32 tahun.

Dampak

Indonesia mengalami kerugian yang amat sangat besar meskipun pada saat itu rakyat merasa
makmur, padahal dibalik itu semua presiden mereka juga lebih memakmurkan keluarganya.
Kerugian negara yang ditinggalkan Soeharto kurang lebih sekitar Rp. 150 Triliun dan akhirnya
terjadilah Krisis Moneter.

E. Pemimpin Ideal

Berbicara masalah pemimpin tentu dalam benak kita timbul sebuah pertanyaan mengenai
sosok pemimpin yang ideal untuk memimpin suatu daerah atau negara. Pemimpin yang ideal
harus memiliki sifat – sifat yang baik, yang pertama yaitu jujur. Kejujuran adalah syarat mutlak
untuk menjadi seorang pemimpin. Masyarakat akan selalu mempercayai setiap apa yang menjadi
kebijakan untuk mensejahterakan rakyatnya. Pemimpin yang memiliki sifat jujur juga akan lebih
dicintai oleh rakyatnya karena janji-janji yang diucapkannya pada saat kampaye tidak sekedar
“silat lidah” semata(Adair, 1999) Selanjutnya yang kedua, seorang pemimpin harus komunikatif.
Seorang pemimpin harus mempunyai sifat terbuka kepada seluruh masyarakatnya. Apa yang
telah menjadi kebijakannya harus disampaikan kepada rakyatnya. Selain itu, seorang pemimpin
juga mempunyai kewajiban untuk menyampaikan yang benar dan yang salah agar
masyarakatnya tidak terjerumus kedalam jurang kenistaan.

Kemudian pemimpin yang ideal juga harus mempunyai sifat cerdas. Seorang pemimpin
seyogyanya harus memiliki kecerdasaran di atas rata-rata masyarakatnya. Hal ini dimaksudkan
agar pemimpin tersebut memiliki rasa percaya diri untuk memimpin rakyatnya. Kecerdasan
merupakan modal utama untuk menjadi seorang pemimpin. Karena hal itu akan membantunya
dalam memecahkan persoalan yang dihadapi oleh masyarakatnya. Kecerdasan atau ilmu yang
dimiliki oleh seorang pemimpin itu ibarat bahan bakar yang digunakan untuk menjalankan roda
kepemimpinannya (Goleman, 2006).

Selain itu, pemimpin yang ideal juga harus memiliki sifat amanah yang artinya terpercaya.
Dengan memiliki sifat amanah, maka pemimpin akan senantiasa menjaga kepercayaan
masyarakat yang telah diserahkan diatas pundaknya.

Bangsa kita kini mengalami krisis pemimpin yang amanah. Hal itu terbukti dengan
banyaknya pemimpin kita yang berbondong-bondong masuk penjara karena terjerat kasus
korupsi. Jabatan yang disandangnya telah disalahgunakan yaitu dengan memanfaatkan jabatan
mereka sebagai alat untuk menumpuk kekayaan.

F. Peran Pemerintah dalam Menangani Kasus Dugaan Korupsi Soeharto

Pemerintah mempunyai peran aktif dalam menyelenggarakan negara untuk mencapai


kesejahteraan masyarakat, khususnya terhadap problematika yang dihadapi Indonesia,
pemerintah harus mampu mengatasi dan memberikan penyelesaian atau solusi sehingga dapat
mengatasi permasalahan yang dihadapi. Korupsi merupakan salah satu tugas wajib pemerintah
untuk menyelesaikan dan mengatasi agar orientasi memperkaya diri yang dilakukan oleh
aparatur negara dapat diminimalisir bahkan di hilangkan.

Kepolisian, Kejaksaan, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), dan Pengadilan


merupakan lembaga yang berwenang dalam menangani pemberantasan kasus korupsi. Dari ke
empat lembaga ini KPK memiliki peran khusus dalam memberantas kasus korupsi, KPK harus
lebih memiliki nilai dan integritas yang tinggi sehingga wewenang yang telah diberikan
berdasarkan ketentuannya dapat dijalankan dan diimplementasikan dengan baik. Dari ke empat
lembaga tersebut dapat juga dimungkinkan adanya pihak-pihak tertentu akan terlibat dalam
kasus korupsi, karena perlu kita ketahui bahwa korupsi itu bukan personal tetapi corporation atau
kelompok, kecil kemungkinan bahwa korupsi hanya di lakukan oleh seorang saja, pasti ada
pihak-pihak lain yang terlibat dalam kasus korupsi untuk memperlancar urusan yang
menyimpang dari ketentuan.

Tujuan dibentuknnya KPK tidak lain adalah meningkatkan daya guna dan hasil guna
terhadap upaya pemberantasan tindak pidana korupsi. KPK dibentuk karena institusi (Kepolisian,
Kejaksaan, Peradilan, Partai Politik dan Parlemen) yang seharusnya mencegah korupsi tidak
berjalan bahkan larut dan terbuai dalam korupsi. Pemberantasan tindak pidana korupsi yang
terjadi sampai sekarang belum dapat dilaksanakan secara optimal. Oleh karena itu
pemberantasan korupsi perlu ditingkatkan secara professional, intensif, dan berkesinambungan.
Karena korupsi telah merugikan keuangan negara, perekonomian negara, dan menghambat
pembangunan nasional. Begitu parahnya maka korupsi di Indonesia sudah dikategorikan sebagai
tindak pidana luar biasa atau extra ordinary crime.

Cara penanganan korupsi harus dengan cara yang luar biasa. Untuk itulah dibentuk KPK
yang mempunyai wewenang luar biasa, sehingga kalangan hukum menyebutnya sebagai suatu
lembaga super (super body).Untuk mencegah dan mengatasi keberadaan mafia hukum,
pemerintah yang mana antara kepolisian, kejaksaan, KPK dan Pengadilan harus memperkuat
koordinasi dan sinkronisasi

Agar kepastian hukum dapat terjamin dan kecilnya kemungkinan terjadi penyimpangan
berkelanjutan. Perlu kita ketahui disetiap instansi terdapat peluang dimungkinkan terjadinya
korupsi oleh aparatur negara tersebut.

Pada 31 Maret 2000, kejaksaan menetapkan Soeharto sebagai tersangka atas dugaan korupsi
tujuh yayasan yang dipimpinnya. Kemudian, pada Agustus 2000, perkara masuk tahap
persidangan. Mengingat upaya menghadirkan Soeharto dalam persidangan selalu gagal,
maka pada 11 Mei 2006 kejaksaan memilih menerbitkan Surat Ketetapan Penghentian
Penuntutan Soeharto karena perkara ditutup demi hukum, yaitu gangguan kesehatan
permanen pada Soeharto sehingga persidangan tidak mungkin dilanjutkan.

Pada 9 Juli 2007, Kejaksaan Agung menggugat Soeharto secara perdata. Yayasan
Supersemar termasuk yang digugat jaksa. Hasilnya, pengadilan melalui berbagai putusan
mulai Putusan PN sampai putusan peninjauan kembali (PK) menyatakan Yayasan
Supersemar terbukti telah melakukan perbuatan melawan hukum. MA menghukum Yayasan
Supersemar mengembalikan dana sebesar Rp 4,4 triliun ke negara.

Dalam putusannya, MA tegas menyatakan bahwa Soeharto selaku Ketua Yayasan


Supersemar melakukan perbuatan melawan hukum yang membawa kerugian keuangan
negara. Dana negara yang masuk ke kas Yayasan Supersemar oleh Soeharto dibelokkan di
luar tujuan pendidikan dan disalurkan ke kroninya.
Dengan telah jelasnya putusan negara, baik dalam bentuk Tap MPR maupun putusan
pengadilan, maka sebenarnya tidak perlu lagi perdebatan perihal terbukti-tidaknya Soeharto
melakukan praktik penyalahgunaan wewenang yang merugikan keuangan negara. Justru saat
ini semua kelompok masyarakat seharusnya bersatu untuk mencegah agar segala bentuk
penyelewengan selama masa Soeharto tidak terulang

Usaha untuk mengadili Soeharto selalu gagal karena kesehatannyayang semakin memburuk. Dan setelah
menderita sakit berkepanjangan, iameninggal dunia di Jakarta pada 27 Januari 2008. Sampai saat ini pun
proseshukum tentang kasus korupsi ini belum menemui titik terang dan penyelesainnya.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Korupsi adalah tindakan pejabat publik baik politisi maupun pegawai negeri serta pihak lain
yang terlibat dalam tindakan itu yang secara tidak wajar dan tidak legal menyalahgunakan
kepercayaan publik yang dikuasakan kepada mereka untuk mendapatkan keuntungan
sepihak. Saat ini banyak kasus-kasus korupsi di Indonesia. Hal tersebut menyebabkan
Indonesia menjadi salah satu negara terkorup di dunia. Latar belakang terjadinya korupsi
karena lemahnya tertib hukum, profesi hukum, masih rendahnya gaji pegawai, kampanye-
kampanye yang mengeluarkan uang berlebihan sehingga timbul rasa untuk mengembalikan
uang tersebut dengan jalan korupsi. Kasus Akil Mochtar merupakan kasus korupsi terbesar di
Indonesia. Kedudukan Akil Mochtar sebagai ketua Mahkamah Konstitusi yang korupsi
mencerminkan seorang pemimpin yang tidak bertanggung jawab. Pemimpin yang ideal
seharusnya memiliki beberapa sifat yaitu diantaranya jujur, cerdas, amanah, dan komunikatif.
Berbagai kasus korupsi melemahkan Indonesia dalam berbagai bidang yaitu demokrasi,
ekonomi, dan kesejahteraan umum negara. Oleh karena itu perlu adanya peran pemerintah
yang lebih maksimal dalam menangani kasus-kasus korupsi di Indonesia.

B. Saran

Demikian makalah yang penulis buat, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Lebih khusus bagi teman-teman mahasiswa dalam mempelajari mata kuliah pendidikan
kewarganegaraan terutama mengenai kasus korupsi.

Adapun mengingat keterbatasan penulis dan penyusun makalah ini, jika ada kekeliruan atau
kesalahan dalam penyusunan, maka sebagai penulis mohon kritik dan saran dari teman-teman
atau pembaca.
12

DAFTAR PUSTAKA

Adair, John. 1999. Membina Calon Pemimpin (Sepuluh Prinsip Pokok). Jakarta : Bumi Aksara.
Anonim. 2013. Ada Narkoba di Ruangan Akil. http://www.Kompas.com (diunduh 27 April 2014).
Anonim. 2013. Akil Mochtar Tersangka Kasus Sengketa Pemilukada. http://Metrotvnews.com (diunduh 27 April
2014).
Anonim. 2013. SBY Pecat Akil Mochtar. http://m.okezone.com (diunduh 27 April 2014).
Anonim. 2014. Korupsi di Indonesia. http://wikipedia.org (diunduh 26 April 2014).
Anonim. 2014. Korupsi. http://wikipedia.org (diunduh 26 April 2014).
Goleman, Daniel. 2006. Kepemimpinan Berdasarkan Kecerdasan Emosi. Jakarta : Gramedia.
Lubis, Mochtar. 2001. Manusia Indonesia : (Sebuah Pertanggungjawaban). Jakarta. Yayasan Obor Indonesia.

Artikel detiknews, ”Ini Fakta Keputusan Hukum ke Soeharto di Kasus Korupsi” selengkapnya
https://news.detik.com/berita/d-4322272/ini-fakta-keputusan-hukum-ke-soeharto-di-kasus-korupsi.
13

Anda mungkin juga menyukai