Oleh :
1. Ni Luh Karisma Yuni (12)
2. Putu Yulia Agustina Darma Yani (37)
3. I Gusti Ayu Dwityawati (38)
4. Ni Luh Ade Lia Sugiantari (39)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberika kami
berkatnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Terima kasih juga kami
ucapkan kepada dosen pembimbing mata kuliah Anti korupsi yang telah membantu penulis dan
mendukung penulis sehingga makalah ini dapat di susun dengan baik dan tepat waktu .
Penulis menyadari ,bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna baik dari segi penyusunan,
bahasa,maupun penulisannya. Oleh Karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari semua pembaca guna menjadi acuan agar makalah ini bisa menjadi lebih baik lagi
kedepannya. Semoga makalah ini dapat menambah wawasan pembaca dan bisa bermanfaat untuk
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB V PENUTUP
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Korupsi di Indonesia sudah tidak terkendali lagi . Banyak kasus korupsi yang mulai terkuat .Tak
tanggung-tanggung kasus banyak melibatkan pejabat tinggi negara dan menjamur di hampir semua
kalangan kasus korupsi di Indonesia dalam berbagai macam servei ,Indonesia masuk dalam salah satu
daftar negara terkorup di dunia . Berbagai macam kasus korupsi mulai yang sedang hingga kasus
korupsi kecil terjadi secara terus menerus tanpa bisa di hentikan. Hukum tindak pidana korupsi yang
tidak ada efek Jera bagi pelaku menyebabnya para koruptor tetap menjalanikan aksi korupsi. Di tambah
hukum di Indonesia yang bisa di beli . Hal ini bisa dilihat dari banyaknya aparat hukum yang terlibat
kasus suap.
Dalam kasus ini negara pun menanggung kerugian material yang sangat besar kerugian ini
terjadi di berbagai bidang baik demokrasi ekonomi dan kesejahteraan umum negara agar akhir ini kasus
korupsi yang tidak pernah selesai adalah kasus korupsi Soeharto yang terkenal adalah menyangkut
tentang penggunaan uang negara oleh 7 buah Yayasan miliknya yaitu Yayasan dana Sejahtera Mandiri,
Yayasan Supersemar, Yayasan Dharma Bakti sosial ( Dharmais ), Yayasan dana Abadi Karya Bakti
(Dakab), Yayasan Amal Bhakti Muslim Pancasila, Yayasan Dana Gotong Royong
Kemanusiaan,Yayasan Trikora.
A. Pengertian Korupsi
Pengertian Korupsi Korupsi atau rasuah (bahasa Latin : corruptio dari kata kerja
corrumpere yang bermakna busuk, rusak, menggoyahkan, memutar balik, menyogok) adalah
tindakan pejabat publik baik politisi maupun pegawai negeri serta pihak lain yang terlibat dalam
tindakan itu yang secara tidak wajar dan tidak legal menyalahgunakan kepercayaan publik yang
dikuasakan kepada mereka untuk mendapatkan keuntungan sepihak.
Dari sudut pandang hukum tindak pidana korupsi secara garis besar memenuhi unsur-unsur
sebagai berikut :
korupsi antarnegara yang tetap rendah (Mochtar Lubis, 2001). Hal ini juga ditunjukan dari
banyaknya kasus-kasus korupsi di Indonesia seperti :
1. Kasus dugaan korupsi Soeharto : dakwaan atas tindak korupsi di tujuh yayasan.
2. Pertamina : dalam technical assistance contract dengan PT Ustaindo Pertrogas.
3. Kasus korupsi Edi Tansil / PT. Golden Key.
4. Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) : penyimpangan penyaluran dan BLBI.
5. Kasus Hambalang yang melibatkan Andi Malarangeng, Angelina Sondhaq, dan pejabat lainnya.
6. Kasus korupsi Bank Century Dan masih banyak kasus korupsi yang terjadi di Indonesia.
KASUS KORUPSI
Kasus Korupsi Soeharto
Siapa yang tidak tau akan bapak Presiden Soeharto ? Beliaumerupakan bapak presiden republik
indonesia yang ke-2, yang terkenaldengan slogannya " Pie Kabare, Isih Penak Jamanku Toh ! ".
Sebagai presiden seharusnya dia bisa menjadi contoh yang baik untuk seluruh warganegaranya, tetapi
bebedabeda dengan bapak presiden yang satu ini. Dialahsatu-satunya presiden yang menjabat paling
lama di indonesia yaitu selama32 tahun, dan selama itu pula telah banyak penderitaan rakyat
melalui banyaknya kasus dugaan korupsi yang terus dilakukan oleh pak Soeharto.Kasus korupsi
Usaha untuk mengadili Soeharto selalu gagal karena kesehatannyayang semakin memburuk. Dan setelah
menderita sakit berkepanjangan, iameninggal dunia di Jakarta pada 27 Januari 2008. Sampai saat ini pun
proseshukum tentang kasus korupsi ini belum menemui titik terang dan penyelesainnya.
BAB IV
PEMBAHASAN
Penyebab
Dikarekan penyalahgunaan kekuasaannya sebagai Presiden dan panglima TNI tertinggi saat
itu, Soeharto dapat menguasai segala keuangan negara lalu disalurkan untuk keluarganya terlebih
dahulu. Sistem politik yang ada pada jaman Orde Baru pun membuat partai Golongan Karya saat
itu menjadi pilihan wajib rakyat, maka dari itu Soeharto dapat menjabat selama 32 tahun.
Dampak
Indonesia mengalami kerugian yang amat sangat besar meskipun pada saat itu rakyat merasa
makmur, padahal dibalik itu semua presiden mereka juga lebih memakmurkan keluarganya.
Kerugian negara yang ditinggalkan Soeharto kurang lebih sekitar Rp. 150 Triliun dan akhirnya
terjadilah Krisis Moneter.
E. Pemimpin Ideal
Berbicara masalah pemimpin tentu dalam benak kita timbul sebuah pertanyaan mengenai
sosok pemimpin yang ideal untuk memimpin suatu daerah atau negara. Pemimpin yang ideal
harus memiliki sifat – sifat yang baik, yang pertama yaitu jujur. Kejujuran adalah syarat mutlak
untuk menjadi seorang pemimpin. Masyarakat akan selalu mempercayai setiap apa yang menjadi
kebijakan untuk mensejahterakan rakyatnya. Pemimpin yang memiliki sifat jujur juga akan lebih
dicintai oleh rakyatnya karena janji-janji yang diucapkannya pada saat kampaye tidak sekedar
“silat lidah” semata(Adair, 1999) Selanjutnya yang kedua, seorang pemimpin harus komunikatif.
Seorang pemimpin harus mempunyai sifat terbuka kepada seluruh masyarakatnya. Apa yang
telah menjadi kebijakannya harus disampaikan kepada rakyatnya. Selain itu, seorang pemimpin
juga mempunyai kewajiban untuk menyampaikan yang benar dan yang salah agar
masyarakatnya tidak terjerumus kedalam jurang kenistaan.
Kemudian pemimpin yang ideal juga harus mempunyai sifat cerdas. Seorang pemimpin
seyogyanya harus memiliki kecerdasaran di atas rata-rata masyarakatnya. Hal ini dimaksudkan
agar pemimpin tersebut memiliki rasa percaya diri untuk memimpin rakyatnya. Kecerdasan
merupakan modal utama untuk menjadi seorang pemimpin. Karena hal itu akan membantunya
dalam memecahkan persoalan yang dihadapi oleh masyarakatnya. Kecerdasan atau ilmu yang
dimiliki oleh seorang pemimpin itu ibarat bahan bakar yang digunakan untuk menjalankan roda
kepemimpinannya (Goleman, 2006).
Selain itu, pemimpin yang ideal juga harus memiliki sifat amanah yang artinya terpercaya.
Dengan memiliki sifat amanah, maka pemimpin akan senantiasa menjaga kepercayaan
masyarakat yang telah diserahkan diatas pundaknya.
Bangsa kita kini mengalami krisis pemimpin yang amanah. Hal itu terbukti dengan
banyaknya pemimpin kita yang berbondong-bondong masuk penjara karena terjerat kasus
korupsi. Jabatan yang disandangnya telah disalahgunakan yaitu dengan memanfaatkan jabatan
mereka sebagai alat untuk menumpuk kekayaan.
Tujuan dibentuknnya KPK tidak lain adalah meningkatkan daya guna dan hasil guna
terhadap upaya pemberantasan tindak pidana korupsi. KPK dibentuk karena institusi (Kepolisian,
Kejaksaan, Peradilan, Partai Politik dan Parlemen) yang seharusnya mencegah korupsi tidak
berjalan bahkan larut dan terbuai dalam korupsi. Pemberantasan tindak pidana korupsi yang
terjadi sampai sekarang belum dapat dilaksanakan secara optimal. Oleh karena itu
pemberantasan korupsi perlu ditingkatkan secara professional, intensif, dan berkesinambungan.
Karena korupsi telah merugikan keuangan negara, perekonomian negara, dan menghambat
pembangunan nasional. Begitu parahnya maka korupsi di Indonesia sudah dikategorikan sebagai
tindak pidana luar biasa atau extra ordinary crime.
Cara penanganan korupsi harus dengan cara yang luar biasa. Untuk itulah dibentuk KPK
yang mempunyai wewenang luar biasa, sehingga kalangan hukum menyebutnya sebagai suatu
lembaga super (super body).Untuk mencegah dan mengatasi keberadaan mafia hukum,
pemerintah yang mana antara kepolisian, kejaksaan, KPK dan Pengadilan harus memperkuat
koordinasi dan sinkronisasi
Agar kepastian hukum dapat terjamin dan kecilnya kemungkinan terjadi penyimpangan
berkelanjutan. Perlu kita ketahui disetiap instansi terdapat peluang dimungkinkan terjadinya
korupsi oleh aparatur negara tersebut.
Pada 31 Maret 2000, kejaksaan menetapkan Soeharto sebagai tersangka atas dugaan korupsi
tujuh yayasan yang dipimpinnya. Kemudian, pada Agustus 2000, perkara masuk tahap
persidangan. Mengingat upaya menghadirkan Soeharto dalam persidangan selalu gagal,
maka pada 11 Mei 2006 kejaksaan memilih menerbitkan Surat Ketetapan Penghentian
Penuntutan Soeharto karena perkara ditutup demi hukum, yaitu gangguan kesehatan
permanen pada Soeharto sehingga persidangan tidak mungkin dilanjutkan.
Pada 9 Juli 2007, Kejaksaan Agung menggugat Soeharto secara perdata. Yayasan
Supersemar termasuk yang digugat jaksa. Hasilnya, pengadilan melalui berbagai putusan
mulai Putusan PN sampai putusan peninjauan kembali (PK) menyatakan Yayasan
Supersemar terbukti telah melakukan perbuatan melawan hukum. MA menghukum Yayasan
Supersemar mengembalikan dana sebesar Rp 4,4 triliun ke negara.
Usaha untuk mengadili Soeharto selalu gagal karena kesehatannyayang semakin memburuk. Dan setelah
menderita sakit berkepanjangan, iameninggal dunia di Jakarta pada 27 Januari 2008. Sampai saat ini pun
proseshukum tentang kasus korupsi ini belum menemui titik terang dan penyelesainnya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Korupsi adalah tindakan pejabat publik baik politisi maupun pegawai negeri serta pihak lain
yang terlibat dalam tindakan itu yang secara tidak wajar dan tidak legal menyalahgunakan
kepercayaan publik yang dikuasakan kepada mereka untuk mendapatkan keuntungan
sepihak. Saat ini banyak kasus-kasus korupsi di Indonesia. Hal tersebut menyebabkan
Indonesia menjadi salah satu negara terkorup di dunia. Latar belakang terjadinya korupsi
karena lemahnya tertib hukum, profesi hukum, masih rendahnya gaji pegawai, kampanye-
kampanye yang mengeluarkan uang berlebihan sehingga timbul rasa untuk mengembalikan
uang tersebut dengan jalan korupsi. Kasus Akil Mochtar merupakan kasus korupsi terbesar di
Indonesia. Kedudukan Akil Mochtar sebagai ketua Mahkamah Konstitusi yang korupsi
mencerminkan seorang pemimpin yang tidak bertanggung jawab. Pemimpin yang ideal
seharusnya memiliki beberapa sifat yaitu diantaranya jujur, cerdas, amanah, dan komunikatif.
Berbagai kasus korupsi melemahkan Indonesia dalam berbagai bidang yaitu demokrasi,
ekonomi, dan kesejahteraan umum negara. Oleh karena itu perlu adanya peran pemerintah
yang lebih maksimal dalam menangani kasus-kasus korupsi di Indonesia.
B. Saran
Demikian makalah yang penulis buat, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Lebih khusus bagi teman-teman mahasiswa dalam mempelajari mata kuliah pendidikan
kewarganegaraan terutama mengenai kasus korupsi.
Adapun mengingat keterbatasan penulis dan penyusun makalah ini, jika ada kekeliruan atau
kesalahan dalam penyusunan, maka sebagai penulis mohon kritik dan saran dari teman-teman
atau pembaca.
12
DAFTAR PUSTAKA
Adair, John. 1999. Membina Calon Pemimpin (Sepuluh Prinsip Pokok). Jakarta : Bumi Aksara.
Anonim. 2013. Ada Narkoba di Ruangan Akil. http://www.Kompas.com (diunduh 27 April 2014).
Anonim. 2013. Akil Mochtar Tersangka Kasus Sengketa Pemilukada. http://Metrotvnews.com (diunduh 27 April
2014).
Anonim. 2013. SBY Pecat Akil Mochtar. http://m.okezone.com (diunduh 27 April 2014).
Anonim. 2014. Korupsi di Indonesia. http://wikipedia.org (diunduh 26 April 2014).
Anonim. 2014. Korupsi. http://wikipedia.org (diunduh 26 April 2014).
Goleman, Daniel. 2006. Kepemimpinan Berdasarkan Kecerdasan Emosi. Jakarta : Gramedia.
Lubis, Mochtar. 2001. Manusia Indonesia : (Sebuah Pertanggungjawaban). Jakarta. Yayasan Obor Indonesia.
Artikel detiknews, ”Ini Fakta Keputusan Hukum ke Soeharto di Kasus Korupsi” selengkapnya
https://news.detik.com/berita/d-4322272/ini-fakta-keputusan-hukum-ke-soeharto-di-kasus-korupsi.
13