Anda di halaman 1dari 10

STRATEGI PENEGAKAN HUKUM DALAM MENCEGAH

DAN MENINDAK KORUPSI

(LOGO)

Disusun oleh:
Nama:
NIM:
Mata Kuliah:

FAKULTAS
UNIVERSITAS
2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.............................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Pembahasan...................................................................................2
C. Tujuan Pembahasan......................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
A. Definisi Korupsi............................................................................................3
B. Dampak Korupsi Bagi Masyarakat dan Negara............................................4
C. Peran Penegakan Hukum dalam Pencegahan dan Penindakan Kasus
Korupsi.................................................................................................................5
BAB III PENUTUP.................................................................................................7
A. Kesimpulan...................................................................................................7
B. Saran..............................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................8

i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kasus korupsi di Indonesia telah menjadi masalah serius yang
merugikan keuangan negara dan mengancam keadilan sosial. Korupsi tidak
hanya terjadi di sektor publik, tetapi juga di sektor privat, dan telah merasuki
berbagai aspek kehidupan masyarakat. Fenomena korupsi ini telah
berkembang secara sistemik dan terstruktur, merugikan keuangan negara, dan
melanggar hak-hak sosial serta ekonomi masyarakat secara luas. 1 Korupsi di
Indonesia tidak lagi dianggap sebagai kejahatan biasa, melainkan sebagai
kejahatan luar biasa yang memerlukan penanganan serius. Pemberantasan
korupsi di Indonesia telah menjadi fokus utama pihak berwenang, namun
masih memerlukan upaya yang lebih besar untuk mencapai hasil yang
memuaskan.2
Korupsi di Indonesia juga telah merambah ke berbagai lini kehidupan,
melibatkan tidak hanya pejabat negara, tetapi juga keluarga dan kroninya. Hal
ini mengancam eksistensi negara dan membahayakan kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.3 Upaya pemberantasan korupsi di
Indonesia melibatkan lembaga penegak hukum seperti Komisi Pemberantasan
Korupsi (KPK), kepolisian, dan kejaksaan. Meskipun telah ada upaya keras
dari pihak berwenang, pemberantasan korupsi di Indonesia masih
memerlukan peningkatan yang signifikan.4
Pemberantasan korupsi di Indonesia juga memerlukan kesadaran
hakim akan pentingnya menjatuhkan putusan yang memberikan efek jera
terhadap pelaku korupsi. Hal ini penting untuk mencegah korupsi yang

1
Nyoman Serikat Putra Jaya, Tindak Pidana Korupsi, Kolusi Dan Nepotisme Di Indonesia
(Semarang: Badan Penerbit Undip, 2005), 2.
2
Syahroni, Korupsi, Bukan Budaya Tetapi Penyakit (Yogyakarta: Deepublish Publisher, 2018), 3.
3
Romli Atmasasmita, Sekitar Masalah Korupsi, Aspek Nasional Dan Aspek Internasional
(Bandung: Mandar Maju, 2004), 1.
4
Abdul Latif, Hukum Administrasi Dalam Praktik Tindak Pidana Korupsi (Jakarta: Prenada Media,
2016), 5.

1
merajalela dan merugikan keuangan negara serta masyarakat luas. Selain itu,
kerja sama internasional dan pemahaman yang lebih baik terhadap
mekanisme perampasan aset hasil tindak pidana korupsi juga menjadi hal
yang penting dalam upaya pemberantasan korupsi di Indonesia. 5 Dengan
demikian, kasus korupsi di Indonesia merupakan masalah serius yang
memerlukan upaya bersama dari pemerintah, lembaga penegak hukum, dan
masyarakat untuk memberantas korupsi secara efektif dan menyeluruh.
B. Rumusan Pembahasan
Dalam pembahasan ini, maka dirumuskanlah beberapa rumusan
masalah yang akan dibahas secara mendetail yakni:
1. Apa yang dimaksud dengan korupsi?
2. Apa saja dampak korupsi bagi masyarakat dan negara?
3. Bagaimana peran penegakan hukum dalam pencegahan dan penindakan
kasus korupsi?
C. Tujuan Pembahasan
Setelah menentukan rumusan masalah, maka tujuan pembahasan dapat
ditentukan sebagai berikut:
1. Ingin mengetahui definisi korupsi
2. Ingin mengetahui dampak korupsi bagi masyarakat dan negara
3. Ingin mengetahui peran penegakan hukum dalam pencegahan dan
penindakan kasus korupsi

5
Dwi Supriyadi, Ensiklopedia Antikorupsi (Surakarta: Borobudur Inspira Nusantara, 2017), 20.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Korupsi
Korupsi adalah suatu bentuk ketidakjujuran atau tindak pidana
yang dilakukan oleh seseorang atau suatu organisasi yang dipercayakan
dalam suatu jabatan atau kekuasaan untuk memperkaya diri sendiri atau
pihak lain, dan merugikan keuangan atau perekonomian negara. 6 Korupsi
dapat terjadi di sektor publik maupun sektor privat, dan merugikan
masyarakat secara luas. Korupsi di Indonesia telah menjadi masalah serius
yang memerlukan upaya bersama dari pemerintah, lembaga penegak
hukum, dan masyarakat untuk memberantas korupsi secara efektif dan
menyeluruh. Upaya pemberantasan korupsi di Indonesia melibatkan
lembaga penegak hukum seperti Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK),
kepolisian, dan kejaksaan.7 Meskipun telah ada upaya keras dari pihak
berwenang, pemberantasan korupsi di Indonesia masih memerlukan
peningkatan yang signifikan. Berdasarkan sumber yang ditemukan,
terdapat beberapa jenis korupsi yang umum terjadi di Indonesia, yaitu:8
1) Kerugian Keuangan Negara: Korupsi terkait dengan merugikan
keuangan negara
2) Suap Menyuap: Memberikan atau menerima suap untuk
mempengaruhi keputusan atau tindakan
3) Penggelapan dalam Jabatan: Penyalahgunaan kekuasaan atau posisi
untuk tujuan pribadi
4) Pemerasan: Memaksa seseorang untuk memberikan sesuatu dengan
ancaman atau tekanan

6
Asmorojati dan Anom Wahyu, “Urgensi Pendidikan Anti Korupsi Dan KPK Dalam Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi Di Indonesia,” URECOL, vol.1, no. 1 (2017): 491–498.
7
Muhtar dan Mohamad Hidayat, “Model Politik Hukum Pemberantasan Korupsi Di Indonesia
Dalam Rangka Harmonisasi Lembaga Penegak Hukum,” Jambura Law Review, vol.1, no. 1 (2019):
73.
8
Wicipto Setiadi, “Korupsi Di Indonesia,” Jurnal Legislasi Indonesia, vol.15, no. 3 (2018): 255.

3
5) Perbuatan Curang: Melakukan tindakan tidak jujur atau tidak adil
untuk keuntungan pribadi
6) Benturan Kepentingan dalam Pengadaan: Terlibat dalam konflik
kepentingan dalam proses pengadaan barang atau jasa
7) Gratifikasi: Pemberian hadiah atau imbalan kepada pejabat yang
dapat mempengaruhi keputusan atau tindakan
Dari jenis-jenis korupsi tersebut, dapat dilihat bahwa korupsi dapat
terjadi dalam berbagai bentuk dan skala, mulai dari korupsi kecil-kecilan
hingga korupsi kelas kakap yang merugikan negara secara besar-besaran

B. Dampak Korupsi Bagi Masyarakat dan Negara


Salah satu contoh kasus korupsi yang dapat diambil dari sumber
adalah kasus korupsi Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI). Kasus
ini merupakan salah satu kasus korupsi terbesar di Indonesia yang
merugikan negara hingga Rp 3,7 triliun. BLBI adalah program pinjaman
dari Bank Indonesia kepada sejumlah bank yang mengalami masalah
pembayaran kewajiban saat menghadapi krisis moneter 1998. Bank yang
telah mengembalikan bantuan mendapatkan Surat Keterangan Lunas
(SKL), namun belakangan diketahui SKL itu diberikan sebelum bank
tertentu melunasi bantuan. Menurut keterangan dari KPK, kerugian negara
akibat kasus megakorupsi ini mencapai Rp 3,7 triliun. Kasus ini menjerat
banyak pihak, termasuk politisi, pengusaha, dan pejabat pemerintah. 9
Kasus BLBI menjadi salah satu contoh kasus korupsi yang merugikan
negara secara besar-besaran dan menunjukkan betapa seriusnya masalah
korupsi di Indonesia. Adapun dampak dari korupsi bagi masyarakat dan
negara sangat serius, antara lain:10
1) Kesejahteraan Masyarakat: Korupsi menghambat investasi dan
pertumbuhan ekonomi, serta merugikan kesejahteraan umum
negara
9
Ceri Febila Sari et al., “TIKUS BERDASI AKAR DARI MASALAH EKONOMI,” Prosiding Seminar
Nasional Hukum, Bisnis, Sains dan Teknologi, vol.3, no. 1 (2023): 444.
10
Rachmawati dan Amalia Fadhila, “Dampak Korupsi Dalam Perkembangan Ekonomi Dan
Penegakan Hukum Di Indonesia,” Eksaminasi: Jurnal Hukum, vol.1, no. 1 (2021): 12–19.

4
2) Kualitas Pelayanan Publik: Korupsi berdampak pada penurunan
kualitas barang dan jasa publik, serta membuat layanan publik
menjadi lebih mahal
3) Ketidakadilan dan Ketimpangan: Korupsi merusak tatanan hukum,
mengakibatkan ketimpangan pendapatan, dan meningkatkan
kemiskinan
4) Kualitas Moral dan Akhlak: Korupsi berdampak pada penurunan
kualitas moral dan akhlak, serta meningkatkan ketamakan dan
kerakusan terhadap penguasaan aset dan kekayaan
5) Kesehatan dan Pendidikan: Korupsi mempengaruhi sektor
kesehatan dan pendidikan, mengancam nyawa masyarakat, dan
menyebabkan terbatasnya fasilitas pendidikan dan kesehatan
6) Kedisiplinan dan Profesionalisme: Korupsi merusak kedisiplinan,
menghambat profesionalisme, dan menciptakan kekacauan politik
7) Kebencian Sosial: Korupsi memicu kebencian sosial dan
menggerus kearifan lokal, menggantinya dengan tabiat yang buruk
Dengan demikian, korupsi memiliki dampak yang merugikan bagi
masyarakat dan negara secara luas, baik dari segi ekonomi, sosial, maupun
moral.
C. Peran Penegakan Hukum dalam Pencegahan dan Penindakan Kasus
Korupsi
Peran penegakan hukum dalam pencegahan dan penindakan kasus
korupsi sangat penting untuk memberantas praktik korupsi. Berdasarkan
sumber yang ditemukan, berikut adalah beberapa poin terkait peran
penegakan hukum dalam pencegahan dan penindakan kasus korupsi:11
1) Sinergitas antara Aparat Penegak Hukum (APH): Pentingnya
sinergitas antara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dengan
aparat penegak hukum (APH) dalam penanganan korupsi

11
Marten Bunga, “Urgensi Peran Serta Masyarakat Dalam Upaya Pencegahan Dan
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi,” Law Reform, vol.15, no. 1 (2019): 85–97.

5
2) Peran KPK yaitu KPK memiliki peran penting dalam penanganan
kasus korupsi, dengan fokus pada pemberantasan tindak pidana
korupsi dalam sistem peradilan pidana
3) Koordinasi antar Aparat Penegak Hukum: Koordinasi antar aparat
penegak hukum, terutama Kepolisian dan Kejaksaan, merupakan
unsur penting dalam menyelesaikan kasus korupsi
4) Profesionalisme dan Sinergi: Diperlukan aparatur penegak hukum
yang terlatih, jujur, berintegrasi, dan profesional dalam upaya
pemberantasan korupsi
5) Penerapan Hukum Pidana dan di Luar Hukum Pidana: Penegakan
hukum dalam pemberantasan korupsi dapat dilakukan melalui
pendekatan penal (penerapan hukum pidana) dan nonpenal
(pendekatan di luar hukum pidana)
Berdasarkan pemaparan diatas, terlihat bahwa peran penegakan
hukum, termasuk KPK dan aparat penegak hukum lainnya, sangat penting
dalam pencegahan dan penindakan kasus korupsi. Sinergi, koordinasi,
profesionalisme, dan penerapan hukum pidana serta di luar hukum pidana
merupakan hal-hal yang ditekankan dalam upaya pemberantasan korupsi
di Indonesia.
.

6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kasus korupsi di Indonesia menjadi sebuah tantangan serius yang
mengancam keuangan negara dan keadilan sosial. Korupsi telah merasuki
berbagai sektor kehidupan masyarakat, baik di sektor publik maupun privat,
dan berkembang secara sistemik. Meskipun upaya pemberantasan telah
menjadi fokus utama, masih diperlukan upaya lebih besar untuk mencapai
hasil yang memuaskan. Penegakan hukum melalui lembaga seperti Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK), kepolisian, dan kejaksaan merupakan kunci
dalam upaya mencegah dan menindak kasus korupsi. Namun, kesadaran
hakim akan pentingnya putusan yang memberikan efek jera, kerja sama
internasional, dan pemahaman yang lebih baik terhadap perampasan aset hasil
korupsi juga menjadi aspek krusial. Kasus megakorupsi, seperti kasus BLBI,
menunjukkan dampak serius korupsi terhadap kesejahteraan masyarakat,
kualitas pelayanan publik, ketidakadilan, moral, kesehatan, dan pendidikan.
Oleh karena itu, upaya bersama dari pemerintah, lembaga penegak hukum,
dan masyarakat sangat diperlukan untuk memberantas korupsi secara efektif
dan menyeluruh di Indonesia. Sinergi, koordinasi, profesionalisme, dan
penerapan hukum pidana serta di luar hukum pidana merupakan kunci
keberhasilan dalam menangani masalah korupsi yang merajalela.

B. Saran
Dengan adanya makalah ini, mungkin terdapat beragam pendapat
yang dapat dikritisi karena ilmu memiliki cakupan yang luas dan bisa berasal
dari berbagai sumber. Selain itu, penting untuk memberikan saran yang
konstruktif guna perbaikan makalah ini. Mohon maaf atas segala kekurangan
yang mungkin ada, dan terima kasih banyak atas perhatiannya

7
DAFTAR PUSTAKA

Asmorojati, dan Anom Wahyu. “Urgensi Pendidikan Anti Korupsi Dan KPK
Dalam Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Di Indonesia.” URECOL,
vol.1, no. 1 (2017): 491–498.

Atmasasmita, Romli. Sekitar Masalah Korupsi, Aspek Nasional Dan Aspek


Internasional. Bandung: Mandar Maju, 2004.

Bunga, Marten. “Urgensi Peran Serta Masyarakat Dalam Upaya Pencegahan Dan
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.” Law Reform, vol.15, no. 1 (2019):
85–97.

Latif, Abdul. Hukum Administrasi Dalam Praktik Tindak Pidana Korupsi. Jakarta:
Prenada Media, 2016.

Muhtar, dan Mohamad Hidayat. “Model Politik Hukum Pemberantasan Korupsi Di


Indonesia Dalam Rangka Harmonisasi Lembaga Penegak Hukum.”
Jambura Law Review, vol.1, no. 1 (2019): 73.

Putra Jaya, Nyoman Serikat. Tindak Pidana Korupsi, Kolusi Dan Nepotisme Di
Indonesia. Semarang: Badan Penerbit Undip, 2005.

Rachmawati, dan Amalia Fadhila. “Dampak Korupsi Dalam Perkembangan


Ekonomi Dan Penegakan Hukum Di Indonesia.” Eksaminasi: Jurnal
Hukum, vol.1, no. 1 (2021): 12–19.

Sari, Ceri Febila, Ade Intan Rahmawati, Anggita Norma Diwanti, Farah Adiba
Nuraini, Febryana Ratnasari, Ika Firhandini, Faizzah Nadhif, Nadila
Rahmawati, Nevine Viara, dan Dewi Kuncorowati. “TIKUS BERDASI
AKAR DARI MASALAH EKONOMI.” Prosiding Seminar Nasional
Hukum, Bisnis, Sains dan Teknologi, vol.3, no. 1 (2023): 444.

Setiadi, Wicipto. “Korupsi Di Indonesia.” Jurnal Legislasi Indonesia, vol.15, no. 3


(2018): 255.

Supriyadi, Dwi. Ensiklopedia Antikorupsi. Surakarta: Borobudur Inspira Nusantara,


2017.

Syahroni. Korupsi, Bukan Budaya Tetapi Penyakit. Yogyakarta: Deepublish


Publisher, 2018.

Anda mungkin juga menyukai