KELOMPOK :
ANGGOTA KELOMPOK:
1. SUMARNI [E1M019087]
2. SUNI FIKRIYANTI [E1M019089]
3. SYARIFA HATIMAH MULAHELA [E1M019091]
4. DEWITA PUJA FIRDAYANTI [E1M019014]
UNIVERSITAS MATARAM
2020
KATA PENGANTAR
Terima kasih juga saya ucapkan kepada Dosen Pembimbing yang selalu memberikan
dukungan serta bimbingannya. Dan teman-teman yang telah berkontirbusi dengan
memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi.
Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca.
Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi
terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.
penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................i
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………....ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang………………………………………………………………………...1
B. Rumusan Masalah....………………………………………………………………......2
C. Tujuan…………………………....…………………………………………………....2
D. Manfaat..........................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Korupsi………………………………………………………………........3
B. Faktor Pendorong Terjadinya Korupsi di Indonesia.....................................................3
C. Dampak negatif korupsi……………………………………………………………....4
D. Solusinya Pemecahannya……………………………………………………………..5
A. Kesimpulan……………………………………………………………………………6
B. Saran…………………………………………………………………………………..6
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia, sebagai salah satu negara yang telah merasakan dampak dari tindakan
korupsi, terus berupaya secara konkrit, dimulai dari pembenahan aspek hukum, yang sampai
saat ini telah memiliki banyak sekali rambu-rambu berupa peraturan – peraturan, antara lain
Tap MPR XI tahun 1980, kemudian tidak kurang dari 10 UU anti korupsi, diantaranya UU
No. 20 tahun 2001 tentang perubahan UU No. 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi, Kemudian yang paling monumental dan strategis, Indonesia memiliki UU
No. 30 Tahun 2002, yang menjadi dasar hukum pendirian Komisi Pemberantasan Korupsi
(KPK). Dengan demikian pemberantasan dan pencegahan korupsi telah menjadi gerakan
nasional. Seharusnya dengan sederet peraturan, dan partisipasi masyarakat tersebut akan
semakin menjauhkan sikap, dan pikiran kita dari tindak korupsi.
Masyarakat Indonesia bahkan dunia terus menyoroti upaya Indonesia dalam mencegah
dan memberantas korupsi. Masyarakat dan bangsa Indonesia harus mengakui, bahwa hal
tersebut merupakan sebuah prestasi, dan juga harus jujur mengatakan, bahwa prestasi
tersebut, tidak terlepas dari kiprah KPK sebagai lokomotif pemberantasan dan pencegahan
korupsi di Indonesia. Berbagai upaya pemberantasan korupsi, pada umumnya masyarakat
masih dinilai belum menggambarkan upaya sunguh-sunguh dari pemerintah dalam
pemberantasan korupsi di Indonesia. Berbagai sorotan kritis dari publik menjadi ukuran
bahwa masih belum lancarnya laju pemberantasan korupsi di Indonesia. Masyarakat menduga
masih ada praktek tebang pilih dalam pemberantasan korupsi di Indonesia.
Sorotan masyarakat yang demikian tajam tersebut harus difahami sebagai bentuk
kepedulian dan sebagai motivator untuk terus berjuang mengerahkan segala daya dan strategi
agar maksud dan tujuan pemberantasan korupsi dapat lebih cepat, dan selamat tercapai. Selain
itu, diperlukan dukungan yang besar dari segenap kalangan akademis untuk membangun
budaya anti korupsi sebagai komponen masyarakat berpendidikan tinggi.
1. Pengertian korupsi.
2. Faktor pedorong terjadinya korupsi di Indonesia.
3. Dampak akibat korupsi.
4. Solusi Pemecahannya
C. Tujuan
Tujuan dari pembuatan malakah ini adalah untuk mensosialisasikan apa itu korupsi, dan
bagaimana korupsi itu terjadi di Indonesia, serta bagaimana upaya dalam pemberantasan
masalah terbesar negara ini . Diharapkan dari pembuatan makalah ini kita lebih mengerti
bagaimana cara untuk bisa memerangi korupsi di negeri ini . Kita pun dapat sedikit
berpartisipasi memberantasi korupsi setelah kita mengerti dengan jelas korupsi di Indonesia .
D. Manfaat
A. Pengertian Korupsi
Dalam arti yang luas, korupsi atau korupsi politis adalah penyalahgunaan jabatan
resmi untuk keuntungan pribadi. Semua bentuk pemerintah pemerintahan rentan korupsi
dalam prakteknya. Beratnya korupsi berbeda-beda, dari yang paling ringan dalam bentuk
penggunaan pengaruh dan dukungan untuk memberi dan menerima pertolongan, sampai
dengan korupsi berat yang diresmikan, dan sebagainya. Titik ujung korupsi adalah
kleptokrasi, yang arti harafiahnya pemerintahan oleh para pencuri, dimana pura-pura
bertindak jujur pun tidak ada sama sekali.
Korupsi yang muncul di bidang politik dan birokrasi bisa berbentuk sepele atau berat,
terorganisasi atau tidak. Walau korupsi sering memudahkan kegiatan kriminal seperti
penjualan narkotika, pencucian uang, dan prostitusi, korupsi itu sendiri tidak terbatas dalam
hal-hal ini saja. Untuk mempelajari masalah ini dan membuat solusinya, sangat penting untuk
membedakan antara korupsi dan kriminalitas kejahatan. Tergantung dari negaranya atau
wilayah hukumnya, ada perbedaan antara yang dianggap korupsi atau tidak. Sebagai contoh,
pendanaan partai politik ada yang legal di satu tempat namun ada juga yang tidak legal di
tempat lain.
1. Terhadap demokrasi
2. Terhadap perekonomian
Korupsi juga mempersulit pembangunan ekonomi dengan membuat distorsi dan ketidak
efisienan yang tinggi. Dalam sektor private, korupsi meningkatkan ongkos niaga karena
kerugian dari pembayaran illegal, ongkos manajemen dalam negosiasi dengan pejabat korup,
dan risiko pembatalan perjanjian atau karena penyelidikan. Walaupun ada yang menyatakan
bahwa korupsi mengurangi ongkos (niaga) dengan mempermudah birokrasi, konsensus yang
baru muncul berkesimpulan bahwa ketersediaan sogokan menyebabkan pejabat untuk
membuat aturan-aturan baru dan hambatan baru. Dimana korupsi menyebabkan inflasi ongkos
niaga, korupsi juga mengacaukan “lapangan perniagaan”. Perusahaan yang memiliki koneksi
dilindungi dari persaingan dan sebagai hasilnya mempertahankan perusahaan-perusahaan
yang tidak efisien.
Korupsi politis ada di banyak negara, dan memberikan ancaman besar bagi warga
negaranya. Korupsi politis berarti kebijaksanaan pemerintah sering menguntungkan pemberi
sogok, bukannya rakyat luas. Satu contoh lagi adalah bagaimana politikus membuat peraturan
yang melindungi perusahaan besar, namun merugikan perusahaan-perusahaan kecil. Politikus-
politikus “pro-bisnis” ini hanya mengembalikan pertolongan kepada perusahaan besar yang
memberikan sumbangan besar kepada kampanye pemilu mereka.
D. Solusinya Pemecahannya
Kalau korupsi dibiarkan secara terus menerus tanpa upaya menanggulanginya, maka
akan terbiasa dan menjadi subur dan akan menimbulkan sikap mental pejabat yang selalu
mencari jalan pintas yang mudah dan menghalalkan segala cara (the end justifies the means).
Meskipun berbagai upaya belum tentu dapat menghilangkan korupsi, tapi paling tidak dapat
menguranginya. Untuk itu, korupsi perlu ditanggulangi secara tuntas dan bertanggung jawab
dan masif dengan pendekatan simultan. Ada beberapa upaya penggulangan korupsi yang
ditawarkan para ahli yang masing-masing memandang dari berbagai segi dan pandangan.
Caiden (dalam Soerjono, 1980) memberikan langkah-langkah untuk menanggulangi korupsi
sebagai berikut :
a. Adanya kesadaran rakyat untuk ikut memikul tanggung jawab guna melakukan
partisipasi politik dan kontrol sosial, dengan bersifat acuh tak acuh.
b. Menanamkan aspirasi nasional yang positif, yaitu mengutamakan kepentingan
nasional.
c. para pemimpin dan pejabat memberikan teladan, memberantas dan menindak korupsi.
d. Adanya sanksi dan kekuatan untuk menindak, memberantas dan menghukum tindak
korupsi.
e. Reorganisasi dan rasionalisasi dari organisasi pemerintah, melalui penyederhanaan
jumlah departemen, beserta jawatan dibawahnya.
f. Adanya sistem penerimaan pegawai yang berdasarkan “achievement” dan bukan
berdasarkan sistem “ascription”.
g. Adanya kebutuhan pegawai negeri yang non-politik demi kelancaran administrasi
pemerintah.
h. Menciptakan aparatur pemerintah yang jujur
i. Sistem budget dikelola oleh pejabat-pejabat yang mempunyai tanggung jawab etis
tinggi, dibarengi sistem kontrol yang efisien.
j. Herregistrasi (pencatatan ulang) terhadap kekayaan perorangan yang mencolok
dengan pengenaan pajak yang tinggi.
4. PENUTUP
Kesimpulan
Melihat dari uraian di atas, tidak dapat kita pungkiri korupsi memang benar-benar telah
menjadi sebuah masalah yang cukup berat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Melihat dari hal-hal yang telah dijelaskan di atas, maka dapat ditarik sebuah kesimpulan
mengenai pengaruh dan upaya penuntasan tindak pidana korupsi di Indonesia.
1) Sebuah Negara akan maju dan berkembang apabila didukung dengan pemerintahan
yang adil dan bersih dari unsur-unsur korupsi.
2) Sikap korup para pejabat dan elit politik merupakan penyebab timbulnya masalah
kesejahteraan masyarakat di Indonesia.
3) Dibutuhkan sebuah sikap yang tegas dan profesional untuk memberantas tindak
pidana korupsi di Indonesia.
Saran