Oleh:
KARMILA
PBD21131
Puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Esa yang telah memberikan kita
berbagai macam nikmat, sehingga aktifitas hidup yang kita jalani ini akan selalu
membawa keberkahan, baik kehidupan di alam dunia ini, lebih-lebih lagi pada
kehidupan akhirat kelak, sehingga semua cita-cita serta harapan yang ingin kita
capai menjadi lebih mudah dan penuh manfaat.
Terima kasih sebelum dan sesudahnya kami ucapkan kepada Dosen serta
teman-teman sekalian yang telah membantu, baik bantuan berupa moril maupun
materil, sehingga makalah ini terselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan.
Kami menyadari, didalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan serta banyak kekurangan-kekurangnya, baik dari segi tata bahasa
maupun dalam hal pengkonsolidasian kepada dosen serta teman-teman sekalian,
untuk itu besar harapan kami jika ada kritik dan saran yang membangun untuk
lebih menyempurnakan makalah-makah kami dilain waktu.
Harapan yang paling besar dari penyusunan makalah ini ialah, mudah-
mudahan apa yang kami susun ini penuh manfaat, baik untuk pribadi, teman-
teman, serta orang lain yang ingin mengambil atau menyempurnakan lagi atau
mengambil hikmah dari judul ini ( Upaya Pencegahan Korupsi ) sebagai
tambahan dalam menambah referensi yang telah ada.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..................................................................................... i
KATA PENGANTAR.................................................................................. ii
DAFTAR ISI ................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................. 4
C. Tujuan Masalah ..................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Korupsi ................................................................................ 5
B. Jenis-jenis Korupsi................................................................................. 5
C. Upaya Pencegahan Korupsi................................................................... 8
D. Contoh Kasus Korupsi di Indonesia....................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA
iii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah korupsi bukan lagi sebagai masalah baru dalam persoalan hukum
dan ekonomi bagi suatu negara, karena masalah korupsi telah ada sejak ratusan
tahun yang lalu baik di negara maju maupun di negara berkembang termasuk di
Indonesia. Korupsi di Indonesia saat ini sudah demikian parah ibarat sebuah
lingkaran setan yang tidak diketahui ujung pangkalnya dari mana menguraikan
dan mencegahnya serta menjadi masalah yang luar biasa karena telah berjangkit
ke seluruh lapisan masyarakat sehingga sudah merupakan bagian kebudayaan
masyarakat.
Korupsi telah dianggap sebagai hal yang biasa, dengan dalih “sudah sesuai
prosedur”. Koruptor tidak lagi memiliki rasa malu dan takut, sebaliknya
memamerkan hasil korupsinya secara demonstratif. Politisi tidak lagi mengabdi
kepada konstituennya. Partai Politik bukannya dijadikan alat untuk
memperjuangkan kepentingan rakyat banyak, melainkan menjadi ajang untuk
2
mengeruk harta dan ambisi pribadi. Padahal tindak pidana korupsi merupakan
masalah yang sangat serius, karena tindak pidana korupsi dapat membahayakan
stabilitas dan keamanan Negara dan masyarakat, membahayakan pembangunan
sosial, politik dan ekonomi masyarakat, bahkan dapat pula merusak Nilai-nilai
Demokrasi serta moralitas bangsa karena dapat berdampak membudayanya tindak
pidana korupsi tersebut. Sehingga harus disadari meningkatnya tindak pidana
korupsi yang tidak terkendali akan membawa dampak yang tidak hanya sebatas
kerugian Negara dan perekonomian Nasional tetapi juga pada kehidupan
berbangsa dan bernegara. Perbuatan tindak pidana korupsi merupakan
pelanggaran terhadap hak-hak sosial dan hak hak ekonomi masyarakat, sehingga
tindak pidana korupsi tidak dapat lagi digolongkan sebagai kejahatan biasa
(ordinary crimes) melainkan telah menjadi kejahatan luar biasa (extra-ordinary
crimes). Sehingga dalam upaya pemberantasannya tidak lagi dapat dilakukan
“secara biasa”, tetapi dibutuhkan “cara-cara yang luar biasa” (extra-ordinary
crimes).
Dalam arti yang luas, korupsi atau korupsi politis adalah penyalahgunaan
jabatan resmi untuk keuntungan pribadi. Semua bentuk pemerintah pemerintahan
rentan korupsi dalam prakteknya. Beratnya korupsi berbedabeda dari yang paling
ringan dalam bentuk penggunaan pengaruh dan dukungan untuk memberi dan
menerima pertolongan, sampai dengan korupsi berat yang diresmikan, dan
sebagainya. Titik ujung korupsi adalah kleptokrasi, yang arti harfiahnya
pemerintahan oleh para pencuri, dimana pura-pura bertindak jujur pun tidak ada
sama sekali.
bernegara, tidak ada pengetahuan pada bidang pekerjaan yang dilakukan oleh
pejabat pemerintah; Kurangnya transparansi di pengambilan keputusan
pemerintah; Kampanye-kampanye politik yang mahal, dengan pengeluaran lebih
besar dari pendanaan politik yang normal; Proyek yang melibatkan uang rakyat
dalam jumlah besar.; Lingkungan tertutup yang mementingkan diri sendiri dan
jaringan “teman lama”; Lemahnya ketertiban hukum; Lemahnya profesi hukum;
Gaji pegawai pemerintah yang sangat kecil; Rakyat yang apatis, masa bodoh,
tidak tertarik, atau mudah dibohongi; Ketidakadaannya kontrol yang cukup untuk
mencegah penyuapan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalah yang diangkat dalam
pembahasan makalah dengan tema korupsi adalah :
1. Apa pengertian korupsi ?
2. Apa jenis-jenis korupsi ?
3. Bagaimana cara pencegahan kasus korupsi ?
4. Contoh kasus korupsi yang terjadi di Indonesia ?
C. Tujuan Makalah
Berdasarkan rumusan masalah diatas, adapun tujuan dari pembuatan
makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengertian korupsi.
2. Untuk mengetahui jenis-jenis korupsi.
3. Untuk mengetahui cara pencegahan kasus korupsi.
4. Untuk mengetahui Contoh kasus korupsi yang terjadi di Indonesia.
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Korupsi
Wijayanti (2016:1) menyatakan bahwa korupsi atau rasuah (bahasa
Latin : corruption dari kata kerja corrumpere yang bermakna busuk, rusak,
menggoyahkan, memutar balik, menyogok) adalah tindakan pejabat publik,
baik politis maupun pegawai negeri, serta pihak lain yang terlibat dalam
tindakan itu yang secara tidak wajar dan tidak legal menyalahgunakan
kepercayaan publik yang dikuasakan kepada pejabat publik untuk
mendapatkan keuntungan sepihak. Wibowo (2013:22) menjelaskan bahwa
korupsi merupakan penyalahgunaan wewenang yang ada pada seseorang
khususnya pejabat atau pegawai negeri, demi keuntungan pribadi, keluarga,
rekanan, dan teman atau kelompoknya. Berdasarkan uraian mengenai korupsi
oleh dua para ahli dapat ditarik kesimpulan bahwa korupsi adalah tindakan
sangat merugikan bagi negara, menjadikan masyarakat miskin serta
menghambat kesejahteraan masyarakat.
Menurut Undang-Undang No.31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi, yang termasuk dalam tindak pidana korupsi adalah
“Setiap orang yang dikategorikan melawan hukum, melakukan perbuatan
memperkaya diri sendiri, menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau
suatu korporasi, menyalahgunakan kewenangan maupun kesempatan atau
sarana yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan yang dapat
merugikan keuangan negara atau perekonomian negara.”
B. Jenis-jenis Korupsi
Tindakan korupsi dimulai dari tindakan kecil seperti datang tidak tepat
waktu, berbohong, menerima hadiah. Tindakan yang berawal kecil kemudian
menjadi sebuah kebiasaan yang sering dilakukan, hal tersebut akan berdampak
buruk. Alatas dalam Chaerudin, dkk (2008:2) menjelaskan jenis-jenis korupsi
sebagai berikut:
6
1) Pencegahan (preventif).
2) Penindakan (reprseif).
3) Peran serta masyarakat.
Secara umum upaya dan pencegahan dari korupsi itu sendiri adalah
sebagai berikut :
1) Membentuk lembaga independen yang khusus menangani korupsi
2) Mewajibkan pejabat public melaporkan dan mengumumkan jumlah
kekayaan yang dimiliki baik sebelum dan sesudah menjabat. Masyarakat
ikut memantau tingkat kewajaran peningkatan jumlah kekayaan setelah
selesai menjabat. Kesulitan timbul ketika kekayaan yang didapatkan
dengan melakukan korupsi dialihkan kepemilikannya ke orang lain
3) Memberi hak kepada masyarakat untuk mendapatkan akses terhadap
informasi. Perlu dibangun system dimana masyarakat (termasuk media)
diberikan hak meminta segalain formasi sehubungan dengan kebijakan
pemerintah yangberkaitan dengan hajat hidup orang banyak.
4) Pemberantasan tindak pidana korupsi harus dimulai dari diri sendiri dari
hal-hal yang kecil dan mulai hari ini agar setiap daerah terbebas dari
korupsi
5) Perlupemantauan dan evaluasi terhadap seluruh pekerjaan atau kegiatan
pemberantasan korupsi agar diketahui capaian yang telah dilakukan.
Melalui pemantauan dan evaluasi dapat dilihat strategi atau program yang
sukses dan gagal. Program yang sukses sebaiknya silanjutkan, sementara
yang gagal dicari penyebabnya.
D. Contoh Kasus Korupsi yang terjadi di Indonesia
Adapun deretan kasus korupsi yang terjadi di Indonesia adalah sebagai
berikut:
1. Siti Fadilan Supari
Siti Fadilan Supari yang menjabat sebagai Menteri Kesehatan pada
2004-2009 dan 2010 sampai 2014 terjerat kasus pengadaan alat kesehatan
pada tahun 2005 serta telah menerima gratifikasi.
10
2. Andi Mallarangeng
Andi Mallarangeng sebagai menteri Pemuda dan Olahraga pada
periode 2009 - 2012 telah terjerat korupsi proyek pembangunan lanjutan
pusat pendidikan dan Sekolah Olahraga atau P3SON hambalang.
3. Suryadarma Ali
Suryadarma Ali menjabat Menteri Agama pada tahun 2009 sampai
2014 telah terjerat kasus korupsi mengenai penyelenggaraan dana haji
pada tahun 2010 sampai 2013.
4. Jero Wacik
Jero Wacik yang menjabat sebagai Menteri ESDM pada tahun
2011 sampai 2014 telah terjerat kasus penyalahgunaan dana dan
operasional menteri serta telah menerima gratifikasi.
5. Idrus Mahram
Idrus Mahram yang merupakan Menteri Sosial pada periode
Januari sampai Agustus 2018 telah terjerat kasus suap proyek PLTU
Muluta Tamang Riau - 1 sehingga dijerat 2 tahun penjara serta denda
sebesar Rp50 juta.
6. Imam Nahrawi
Imam Nahrawi selaku Menteri Pemuda dan Olahraga pada periode
2014 sampai 2918 telah tersandung kasus Suap serta gratifikasi dari
sejumlah pejabat Kemenpora serta Komite Olahraga Nasional atau KONI.
7. Edhy Prabowo
Edhy Prabowo merupakan Menteri Kelautan dan Perikanan pada
Kabinet Indonesia Maju telah tersandung kasus dugaan suap terkait
perizinan tambak, usaha dan atau pengelolaan perikanan atau komoditas
perairan jenis lainnya pada tahun 2020 saat ini berstatus sebagai tersangka.
8. Juliari P Batubara
Juliari P Batubara yang juga masih satu kabinet dengan Edhy
Prabowo telah tersandung kasus pengadaan bantuan sosial Covid-19 untuk
wilayah Jabodetabek
11
9. Fayakhun Andriadi
KPK menetapkan anggota Komisi Pertahanan DPR Fayakhun
Andriadi menjadi tersangka kasus suap terkait proyek pengadaan drone
dan satelit monitoring di Badan Keamanan Laut (Bakamla) pada 14
Februari 2018. KPK menyangka politikus Golkar itu menerima suap
senilai Rp 12 miliar untuk mengawal anggaran proyek tersebut di DPR.
10. Amin Santono
Menerima hadiah atau janji terkait usulan dana perimbangan
keuangan daerah pada RAPBN Perubahan Tahun Anggaran 2018. KPK
mendakwa Amin dibantu orang kepercayaannya Eka Kamaludin,
mencari para kepala daerah yang ingin mengajukan tambahan anggaran
menggunakan usulan atau aspirasinya dengan kompensasi 7 persen dari
dana yang diterima daerah.
11. Eni Maulani Saragih
KPK menangkap Wakil Ketua Komisi Energi DPR Eni Maulani
Saragih pada 13 Juli 2018. KPK menyangka politikus Partai Golkar itu
menerima suap Rp 4,75 miliar dari pemilih Blackgold Natural Resources
Ltd Johannes Budisutrisno Kotjo. Menurut KPK, Kotjo memberikan
uang itu supaya Eni membantunya memfasilitasi pertemuan dengan salah
satunya, Direktur Utama PLN Sofyan Basir.
12. Lutfi Hasan Ishaaq
Anggota DPR sekaligus Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS),
Lutfi Hasan Ishaaq terjerat kasus korupsi suap terkait pemberian
rekomendasi kuota impor daging kepada Kementerian Pertanian.
13. Anas Urbaningrum
Mantan Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum terlibat
kasus korupsi proyek Hambalang. Ia diduga telah menerima pemberian
hadiah terkait proyek Hambalang saat masih menjadi anggota DPR RI.
Sebelum menjabat sebagai Ketua Umum Partai Demokrat, Anas
merupakan Ketua Fraksi Partai Demokrat di DPR RI.
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Korupsi adalah suatu tindak perdana yang memperkaya diri yang
secara langsung merugikan negara atau perekonomian negara. Jadi, unsur
dalam perbuatan korupsi meliputi dua aspek. Aspek yang memperkaya diri
dengan menggunakan kedudukannya dan aspek penggunaan uang Negara
untuk kepentingannya.Adapun penyebabnya antara lain, ketiadaan dan
kelemahan pemimpin,kelemahan pengajaran dan etika, kolonialisme,
penjajahan rendahnya pendidikan, kemiskinan, tidak adanya hukuman yang
keras, kelangkaan lingkungan yang subur untuk perilaku korupsi, rendahnya
sumber daya manusia, serta struktur ekonomi.
B. Saran
Sikap untuk menghindari korupsi seharusnya ditanamkan sejak
dini.Dan pencegahan korupsi dapat dimulai dari hal yang kecil. Dan
seharusnya pemerintah lebih tegas terhadap terpidana korupsi. Undang-
undang yang adapun dapat dipergunakan dengan sebaik-baiknya. Agar
korupsi tidak lagi menjadi budaya di negara ini.
DAFTAR PUSTAKA