PEREKONOMIAN
DOSEN :
Zaenah, S.H, M.H.
DI SUSUN OLEH :
Nama : Muhamad Fajar Pradana
NPM : 183112700120093
Program Studi : TEKNIK MESIN
Mata Kuliah : Pendidikan Anti Korupsi
UNIVERSITAS NASIONAL
2019
KATA PENGANTAR
Penulis
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 3
BAB II PEMBAHASAN
A. Dampak Korupsi Terhadap Ekonomi…………………………………... 6
1. Penurunan Produktifitas ........................................................... 8
2. Rendahnya Kualitas Barang dan Jasa Bagi Publik .................. 8
3. Menurunnya Pendapatan Negara dari Sektor Pajak ................. 9
4. Meningkatnya Hutang Negara ................................................. 9
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................................... 15
B. Saran ..................................................................................................... 15
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Korupsi di tanah negeri, ibarat “warisan haram” tanpa surat wasiat. Ia tetap
lestari sekalipun diharamkan oleh aturan hukum yang berlaku dalam tiap orde yang
datang silih berganti. Hampir semua segi kehidupan terjangkit korupsi. Apabila
disederhanakan penyebab korupsi meliputi dua faktor yaitu faktor internal dan
faktor eksternal. Faktor internal merupakan penyebab korupsi yang datang dari diri
pribadi sedang faktor eksternal adalah faktor penyebab terjadinya korupsi karena
sebab-sebab dari luar. Faktor internal terdiri dari aspek moral, misalnya lemahnya
keimanan, kejujuran, rasa malu, aspek sikap atau perilaku misalnya pola hidup
konsumtif dan aspek sosial seperti keluarga yang dapat mendorong seseorang untuk
berperilaku korup. Faktor eksternal bisa dilacak dari aspek ekonomi misalnya
pendapatan atau gaji tidak mencukupi kebutuhan, aspek politis misalnya instabilitas
politik, kepentingan politis, meraih dan mempertahankan kekuasaan, aspek
managemen & organisasi yaitu ketiadaan akuntabilitas dan transparansi, aspek
hukum, terlihat dalam buruknya wujud perundang-undangan dan lemahnya
penegakkan hukum serta aspek sosial yaitu lingkungan atau masyarakat yang
kurang mendukung perilaku anti korupsi.
4
kualitas sumber daya manusianya. Kualitas tersebut bukan hanya dari segi
pengetahuan atau intelektualnya tetapi juga menyangkut kualitas moral dan
kepribadiannya.
5
pencucian uang, dan prostitusi, korupsi itu sendiri tidak terbatas dalam hal-hal ini
saja. Untuk mempelajari masalah ini dan membuat solusinya, sangat penting untuk
membedakan antara korupsi dan kriminalitas kejahatan.
B. RUMUSAN MASALAH
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
7
definisi yang berbunyi “financial manipulations and deliction injurious to the
economy are often labeled corrupt”.
Menurut Dr. Kartini Kartono, korupsi adalah tingkah laku individu yang
menggunakan wewenang dan jabatan guna mengeduk keuntungan, dan merugikan
kepentingan umum. Korupsi menurut Huntington (1968) adalah perilaku pejabat
publik yang menyimpang dari norma-norma yang diterima oleh masyarakat, dan
perilaku menyimpang ini ditujukan dalam rangka memenuhi kepentingan pribadi.
Maka dapat disimpulkan korupsi merupakan perbuatan curang yang merugikan
Negara dan masyarakat luas dengan berbagai macam modus.
Banyak para ahli yang mencoba merumuskan korupsi, yang jka dilihat dari
struktrur bahasa dan cara penyampaiannya yang berbeda, tetapi pada hakekatnya
mempunyai makna yang sama. Kartono (1983) memberi batasan korupsi sebagi
tingkah laku individu yang menggunakan wewenang dan jabatan guna mengeduk
keuntungan pribadi, merugikan kepentingan umum dan negara. Jadi korupsi
merupakan gejala salah pakai dan salah urus dari kekuasaan, demi keuntungan
pribadi, salah urus terhadap sumber-sumber kekayaan negara dengan menggunakan
wewenang dan kekuatankekuatan formal (misalnya denagan alasan hukum dan
kekuatan senjata) untuk memperkaya diri sendiri.
Korupsi terjadi disebabkan adanya penyalahgunaan wewenang dan jabatan
yang dimiliki oleh pejabat atau pegawai demi kepentingan pribadi dengan
mengatasnamakan pribadi atau keluarga, sanak saudara dan teman. Wertheim
(dalam Lubis, 1970) menyatakan bahwa seorang pejabat dikatakan melakukan
tindakan korupsi bila ia menerima hadiah dari seseorang yang bertujuan
mempengaruhinya agar ia mengambil keputusan yang menguntungkan kepentingan
si pemberi hadiah. Kadang-kadang orang yang menawarkan hadiahdalam bentuk
balas jasa juga termasuk dalam korupsi. Selanjutnya, Wertheim menambahkan
bahwa balas jasa dari pihak ketiga yang diterima atau diminta oleh seorang pejabat
untuk diteruskan kepada keluarganya atau partainya/ kelompoknya atau orang-
orang yang mempunyai hubungan pribadi dengannya, juga dapat dianggap sebagai
korupsi.
8
BAB III
PEMBAHASAN
9
diterima oleh si miskin. Menurut Tanzi (2002), perusahaan perusahaan kecil adalah
pihak yang paling sering menjadi sasaran korupsi dalam bentuk pungutan tak resmi
(pungutan liar). Bahkan, pungutan tak resmi ini bisa mencapai hampir dua puluh
persen dari total biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan ini amat
mengkhawatirkan, dikarenakan pada negara negara berkembang seperti Indonesia,
perusahaan kecil (UKM adalah mesin pertumbuhan karena perannya yang banyak
menycrap tenaga kerja).
10
1. Penurunan Produktifitas
Ini adalah sepenggal kisah sedih yang dialami masyarakat kita yang tidak
perlu terjadi apabila kualitas jalan raya baik sehingga tidak membahayakan
pengendara yang melintasinya. Hal ini mungkin juga tidak terjadi apabila tersedia
sarana angkutan umum yang baik, manusiawi dan terjangkau. Ironinya pemerintah
dan departemen yang bersangkutan tidak merasa bersalah dengan kondisi yang ada,
selalu berkelit bahwa mereka telah bekerja sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.
11
Korupsi juga mengurangi kualitas pelayanan pemerintahan dan infrastruktur dan
menambahkan tekanan-tekanan terhadap anggaran pemerintah.
Sebagian besar negara di dunia ini mempunyai sistem pajak yang menjadi
perangkat penting untuk membiayai pengeluaran pemerintahnya dalam
menyediakan barang dan jasa publik, sehingga boleh dikatakan bahwa pajak adalah
sesuatu yang penting bagi negara. Di Indonesia, dikenal beberapa jenis pajak seperti
Pajak penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai (PPn), Pajak Bumi dan
Bangunan (PBB), Bea Meterai (BM), dan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan/atau
Bangunan (BPHTB).
12
negara-negara tersebut untuk melakukan hutang untuk mendorong
perekonomiannya yang sedang melambat karena resesi dan menutup biaya
anggaran yang defisit, atau untuk membangun infrastruktur penting. Bagaimana
dengan hutang Indonesia?
Bila melihat kondisi secara umum, hutang adalah hal yang biasa, asal
digunakan untuk kegiatan yang produktif hutang dapat dikembalikan. Apabila
hutang digunakan untuk menutup defisit yang terjadi, hal ini akan semakin
13
memperburuk keadaan. Kita tidak bisa membayangkan ke depan apa yang terjadi
apabila hutang negara yang kian membengkak ini digunakan untuk sesuatu yang
sama sekali tidak produktif dan dikorupsi secara besar-besaran.
14
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
15
DAFTAR PUSTAKA
http://forester-untad.blogspot.co.id/2014/05/makalah-dampak-tindakan-
korupsi.html.
http://nothing-page.blogspot.co.id/2013/09/korupsi-data-makalah.html.
16