PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang.
Dua persoalan yang penting dalam Ukur Tambang ialah : mulai dari arah
mana pengeboran dan penemuan bahan galian pada jarak tertentu sehingga
pekerjaan penambangan dapat terlaksana dengan hasil yang objektif. Cara
permulaan utuk membuat suatu berskala dalam arah yang tertentu dan harus
mengetahui berapa jarak lubang tersebut harus digali (dibuat). Persoalan ini akan
kita temui dalam bidang (daerah) horizontal dan vertikal. Pemecahan soal ini
dapat dilakukan dengan sistem koordinat, dengan membuat suatu skala, apabila
keterangan kasar persoalan ini dapat dilakukan dengan suatu protektor atau skala.
Bila skala dari suatu peta tersebut1 : 600 hasilnya akan kasar sekali.
Apabila didapat titik yang bertempat disegi panjang, jarak utara selatan
diantaranya diperoleh dengan mengurangi koordinat yang besar dengan koordinat
yang kecil.Hubungan dengan underground termasuk didalamnya elevasi juga arah
dan jarak maka perbedaan dalam elevasi antara dua titik tersebut harus diketahui.
Setelah data-datat tersebut dihitung dan sudut-sudut sudah ditentukan, kemudian
di plotkan pada penggambaran dengan skala sehingga dapat diketahui salah atau
tidak.
1.2 Rumusan masalah
Apa saja arah dan jarak dalam ilmu ukur tambang?
2. Tujuan
Mengetahui penentuan arah dan jarak dalam ilmu ukur tambang.
BAB II
PEMBAHASAN
Tahap-tahap penentuan arah dan jarak ilmu ukur tambang antara lain
2.1 Mengikat titik konsesi ke titik sesi lainya.
Gambar berikut menunjukkan problem yang sering terjadi pada ilmu ukur
tanah.
HD =
( Y) 2 ( X) 2
Contoh :
Gambar diatas menunjukkan koodinat Utara titik 2 adalah N 1000 dan
koordinat M adalah N 406,72, E 2458,57 setelah pengamatan rintisan 1,2,3
dan seterusnya.
Berapakah HD K M dan bearing K M ?
Perbedaan latitude ( Y = 1.000,00 406,72 = 593,28 feet
Perbedaan departure = 2458,57 1.000,00 = 1.658,57 feet
Jarak K M =
(593,28 2 ) (1.458,57 2 )
= 1574,61 feet
1.458,57
593,26
= 680 08 E
Jika hubungan itu pendek dan digunakan untuk ventilasi, maka koordinat
cukup diperoleh dari sistem pengukuran underground yang teratur. Tapi bila
panjang dari drift tersebut digunakan untuk pengangkutan atau tamming, maka
perlu diuji patok-patok 427 dan 420 dengan pengukuran yang bebas. Problem
Ini lazim dalam ukur lubang dan akan dibicarakan lebih lanjut.
2.
3.
4.
Grade =
VD
HD
x 100 %
5.
6.
(1.090,00) 2 2.240,00 2
= 2.491,1 feet
Grade =
12,00
249,1
x 100 % = 0,48 %
berfungsi
untuk
Pengukuran jarak.
Prosedur Kerja
-
Ukur jarak lantai terhadap titik ukur, kemudian bentangkan roll meter
panjang dari ujung unting-unting A ke front lubang naik B.
Pemegang roll meter pada ujung A membaca jarak dan pemegang pada
ujung B dan memberi tanda posisi ujung roll meter dengan lampu sorot.
Titik B memberikan tanda dengan lampu sorot, titik yang akan dibidik ,
kemudian catat arah A-B.
Ukur kiri-kanan front dan tinggi titik B terhadap lantai raise dan atap raise.
Data yang ad dapat di plot, dan dimulai dari titik pengukuran (Transverse
Station) yang telah diketahui koordinatnya.
dengan
rumus-rumus
trigonometri
atau
dengan
rumus
HD 2 VD 2
Contoh :
Lihat gambar berikut. Hitung bearing A 216, bearing A, sudut
vertikal , slope distance, sudut lurus 215 216 A dan sudut lurus 111 A
- 216
HD A 216 =
145,22 2 154,29 2
= 211,88 feet
Bearing = tan-1 =
145,22
154,29
= 430 16
tan-1 =
109,48
206,88
= 270 53
10
2) Metode lain ialah dari tempat dua titik pada garis, meregangkan rod
antara titik-titik ini dan menggerakkan mesin sampai rod menjadi sama.
Setelah lubang di mulai, didapat koordinat collar.Inklinasi diukur
dengan klinometer atau kompas Brunton.
Gambar 22 menunjukkan tahapan yang perlu dilakukan:
Cara yang lebih baik untuk pengerjaan ini ialah mengukur atau
rintisan dari 616 ke pemboran yang terdekat, yaitu A.Koordinat A
ditentukan dan dengan koordinat destinasi, bearing dapat di hitung
( surveyor mengambil arah underground pada 615 sampai 616 dan
koordinat 615 ).Didapat sudut lurus 616-A.dengan transit A dan BS
616 sudut yang diputar.
Gambar 2.2b menunjukkan collar the hole.Dengan asumsi data yang
ada betul.Untuk lubang yang dalam, harus diselidiki sehingga
penyimpanan itu terencana.
Bearing 429 A = 1800 - 450 + 1520 00 - 1800
= s 730 E
HD
VA A x = arc. Tan
522,6
1077,2
= -250 53
11
Bearing A x = tan-1
1016,6
356,3
= N 700 41 E
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
13
Tahap tahap penentuan arah dan jarak dalam ilmu ukur tambang antara
lain:
1.
2.
3.
ditentukann
DAFTAR PUSTAKA
http://fileq.wordpress.com/2012/03/17/ilmu-ukur-tanah/
14
http://ilmusurveypemetaan.wordpress.com/2012/05/17/materi-2-manfaatpekerjaan-survey-dan-pemetaan/
http://teorikuliah.blogspot.com/2009/08/ilmu-ukur-tanah-surveying.html
http://teorikuliah.blogspot.com/2009/08/prinsip-dasar-surveying.html
ml.scribd.com/doc/108602256/Materi-Kuliah-Ilmu-Ukur-Tambang
minernote.blogspot.com/2012/04/buku-buku-pertambangan.html
15