Anda di halaman 1dari 17

TA-2121 SISTEM PENAMBANGAN

BAB V
TEKNIK PENAMBANGAN BAWAH TANAH

5.1. KEGIATAN PENAMBANGAN BAWAH TANAH


Tambang dalam/tambang bawah tanah (underground mining) adalah metode
penambangan yang segala kegiatan atau aktivitas penambangannya dilakukan
di bawah permukaan bumi, dan tempat kerjanya tidak langsung berhubungan
dengan udara luar.
Penambangan bawah tanah meliputi beberapa kegiatan seperti pembuatan
jalan masuk, penggalian bijih dari badan bijih di massa batuan dan
pengangkutan bijih ke permukaan. Guna menunjang beberapa aktivitas
tersebut dibutuhkan penggalian sejumlah lubang bukaan dengan berbagai
bentuk, ukuran dan orientasi yang sesuai dengan fungsinya. Gambaran umum
dari model tambang bawah tanah dapat dilihat pada Gambar 5.1.
Ada tiga macam penggalian pada tambang bawah tanah yang ditunjukkan pada
Gambar 5.1 tersebut, yaitu:
1. Sumber pengambilan bijih atau lombong (stope);
2. Jalan masuk ke lombong, jalan masuk untuk pelayanan dan awal
pembangunan lombong; dan
3. Jalan masuk permanen dan jalan masuk pelayanan. Kesamaan antara
fungsi dan perilaku geomekanik yang dibutuhkan dari berbagai tipe
penggalian non produktif selalu ada dan tidak tergantung kepada metode
penambangan yang dipakai.

Lombong adalah tempat dimana bijih dihasilkan. Sekumpulan lombong yang


dibuat selama penggalian bijih biasanya membentuk suatu lubang bukaan yang
besar. Operasi penggalian bijih pada lombong adalah inti dari proses
penambangan. Oleh karena itu, pemahaman terhadap perilaku batuan yang
berada di dalam badan bijih dan dalam massa batuan di sekitar badan bijih
(country rock) menjadi sangat penting dalam memastikan rancangan tambang,
efisiensi operasi tambang dan analisis keekonomian dari setiap lombong dan

TEKNIK PENAMBANGAN BAWAH TANAH V-1


TA-2121 SISTEM PENAMBANGAN

tambang secara keseluruhan.


Jalan masuk permanen dan jalan masuk pelayanan (lihat Gambar 5.1) harus
memenuhi spesifikasi tertentu, seperti dapat terbuka dengan aman selama
penggalian penambangan badan bijih berlangsung. Sebagai contoh, shaft untuk
pelayanan dan pengangkutan bijih dan buangan harus mampu menerima
getaran terus menerus akibat operasi pengangkutan (cage dan skip) yang
berjalan dengan cepat.

Gambar 5.1. Skema tambang metal bawah tanah yang ideal.

TEKNIK PENAMBANGAN BAWAH TANAH V-2


TA-2121 SISTEM PENAMBANGAN

5.2. SIFAT-SIFAT BADAN BIJIH YANG MEMPENGARUHI METODE


PENAMBANGAN
Metode penambangan terdiri atas suatu urutan operasi produksi yang
dilaksanakan secara berulang di dalam lombong dengan membagi badan bijih
menjadi beberapa blok. Operasi penambangan bijih meliputi penggalian atau
pemberaian, pemuatan dan pengangkutan merupakan kegiatan utama dalam
semua metode penambangan, sedangkan kegiatan penunjangnya mungkin
secara spesifik dapat berbeda dari satu metode ke metode lainnya.

5.2.1. Geometri Badan Bijih


Sifat ini menyatakan letak (posisi) ukuran dan bentuk badan bijih. Hal ini
berhubungan dengan proses pembentukannya. Badan bijih yang berbentuk
lapisan, placer, atau perlapisan yang merupakan hasil sedimentasi selalu
meluas dalam bentuk dua dimensi. Urat bijih (vein) dan lensa adalah bentuk
badan bijih yang juga meluas dalam dua dimensi dan biasanya merupakan
hasil proses hidrotermal atau malihan (metamorfosa). Dalam cebakan masif,
bentuk badan bijih lebih beraturan, contohnya badan bijih tembaga porfiri.

5.2.2. Disposisi dan Orientasi


Masalah ini berkaitan dengan sifat-sifat geometri badan bijih, seperti kedalaman
dari permukaan, kemiringan dan arah kemiringan serta konformasinya.
Konformasi disini menjelaskan bentuk badan bijih dan kemenerusan yang
ditentukan oleh sejarah pembentukannya seperti patahan dan lipatan. Sebagai
contoh, di daerah yang memiliki banyak patahan mungkin memerlukan sistem
penambangan yang fleksibel dan selektif agar dapat menampung perubahan-
perubahan mendadak dalam geometri dan kadar (mutu) endapan bijih.

5.2.3. Ukuran
Dimensi absolut dan relatif penting untuk diketahui dalam menentukan metode
penambangan yang cocok. Cebakan berukuran teratur dan besar mungkin
cocok untuk penambangan mekanis mass-mining seperti block caving.
Cebakan kecil dengan tipe bijih yang sama mungkin perlu metode selective
mining dan ketepatan ground-control agar operasinya menguntungkan.

TEKNIK PENAMBANGAN BAWAH TANAH V-3


TA-2121 SISTEM PENAMBANGAN

5.2.4. Geomekanika
Sifat-sifat batuan utuh adalah kekuatan, karakteristik deformasi (sifat elastik,
plastik dan rayapan) serta karakteristik pelapukan. Sifat-sifat massa batuan
ditentukan oleh kehadiran, geometri dan sifat-sifat mekanis dari kekar, patahan,
zona geser dan bidang-bidang diskontinyu lainnya. Kondisi tegangan insitu
awal di dalam batuan induk juga merupakan parameter penting.

5.3. PERSIAPAN PEMBUKAAN TAMBANG BAWAH TANAH


5.3.1. Pengertian dan Tujuan
Yang dimaksud dengan persiapan pembukaan tambang bawah tanah ialah
semua pekerjaan dalam rangka penyiapan atau pembangunan fasilitas kerja
untuk kelancaran produksi tambang bawah tanah. Pekerjaan ini dibagi menjadi
dua bagian yaitu:
1. Pembangunan fasilitas permukaan (surface facilities)
2. Pembangunan fasilitas bawah tanah (underground facilities)

Fasilitas kerja di permukaan berfungsi untuk membantu atau menunjang


kegiatan di bawah tanah, meliputi jalan angkut, gedung perkantoran, gudang
peralatan, gudang bahan baku dan bahan bantu, perbengkelan, stasiun bahan
bakar minyak, gudang bahan peledak, pembangkit tenaga listrik, dan
emplasemen (stockyard).
Fasilitas bawah tanah berupa lubang-lubang bukaan berfungsi sebagai:
1. Jalan masuk dan keluar bagi karyawan dan alat angkut yang bergerak: truk,
lori, skip dan cage
2. Menempatkan peralatan: trafo, sistem telekomunikasi, ban berjalan, winch,
fan, pipa air, pipa angin, pipa lumpur, dan ruang makan
3. Mengangkut material: peralatan penyangga (kayu, balok, besi profil, steel
arches, hydraulic props, rock bolt, resin dll), bahan peledak dan
perlengkapannya, air, udara segar, dan batu hasil penambangan
4. Lubang khusus ventilasi
5. Untuk penirisan, sumur dan open channel
6. Keselamatan kerja (penyelamatan jika terjadi kecelakaan)

TEKNIK PENAMBANGAN BAWAH TANAH V-4


TA-2121 SISTEM PENAMBANGAN

Mengingat fungsinya yang sangat spesifik tersebut, maka selain karyawan


tambang yang sedang bertugas dilarang masuk, kecuali bagi orang-orang
tertentu yang mendapat izin seperti siswa/mahasiswa praktek, dan tamu
tertentu.
Berdasarkan posisinya lubang-lubang bukaan dapat berupa (lihat Gambar 5.1):
1. Lubang masuk utama (main entries), misalnya :
a) Sumuran tegak / miring ( vertical / inclined shaft),
b) Terowongan (tunnel / adit)
2. Lubang masuk sekunder, misalnya: lubang sejajar (drift) dan level
3. Lubang masuk tersier, misalnya:
a) Lubang naik (raise),
b) Lubang turun (winze),
c) Sumuran buntu (blind shaft),
d) Ramp

5.3.2. Bentuk dan Geometri Lubang Bukaan


Bentuk dan geometri (ukuran) lubang bukaan disesuaikan dengan fungsinya.
Lubang bukaan dapat berbentuk lingkaran, tapal kuda, segi empat, elips,
trapesium (lihat Gambar 5.2).
Penentuan bentuk ini selain disesuaikan dengan fungsinya, juga harus
memperhitungkan faktor kemantapan (stabilitas). Ditinjau dari aspek mekanika
batuan, lubang bukaan yang paling baik kemantapannya ialah yang berbentuk
lingkaran, karena beban di sekitar lubang bukaan akan didistribusikan merata di
sekitar dinding lubang bukaan tersebut. Sedangkan pada lubang bukaan
berbentuk segi empat misalnya, akan terjadi konsentrasi tegangan (stress)
pada sudut-sudutnya (lihat Gambar 5.3).

TEKNIK PENAMBANGAN BAWAH TANAH V-5


TA-2121 SISTEM PENAMBANGAN

Gambar 5.2. Berbagai bentuk lubang bukaan.

Gambar 5.3. Distribusi tegangan di sekitar lubang bukaan.

5.3.3. Teknik Penggalian Lubang Bukaan


5.3.3.1. Metode dan siklus penggalian
Penggalian suatu lubang bukaan dapat dilakukan dengan salah satu dari
beberapa metode penggalian yang umum seperti
1. Metode penggalian bebas, dilakukan dengan cara sederhana, yaitu
menggunakan alat-alat sederhana seperti ganco, linggis, sekop.
2. Metode mekanis dengan menggunakan road header, tunnel boring machine
(TBM), drum shearer.

TEKNIK PENAMBANGAN BAWAH TANAH V-6


TA-2121 SISTEM PENAMBANGAN

3. Metode pemboran dan peledakan (drilling & blasting).

Cara yang akan dipilih tergantung pada ukuran lubang bukaan, karakteristik
massa batuan, dan peralatan yang mampu disediakan.
Secara garis besar, siklus penggalian suatu lubang bukaan adalah sbb :
1. Penggalian (breaking/excavation)
2. Pembersihan asap ledakan (smoke clearing), jika menggunakan peledakan
3. Pembersihan atap (scaling)
4. Penyanggaan (supporting): penyanggaan sementara dan permanen.
5. Pengumpulan dan pemuatan material hasil penggalian (mucking & loading)
6. Pengangkutan material (hauling)

5.3.3.2. Penggalian mekanis


Jika batuan tidak terlalu kompak/kuat, misalnya batulanau (siltstone), batu-
lempung (claystone), dan sebagainya, maka penggalian dapat dilakukan
dengan alat mekanis sejenis Road Header (Gambar 5.4). Alat ini memiliki pisau
pemotong berbentuk menyerupai mahkota atau bola bergerigi. Di bagian
belakangnya terdapat chain conveyor untuk memindahkan material dan
ditumpahkan ke belt conveyor untuk diangkut keluar.
Beberapa lubang bukaan horisontal yang mempunyai penampang berbentuk
lingkaran, alat gali TBM (Tunnel Boring Machine) seperti terlihat pada Gambar
5.5 juga dapat digunakan.

TEKNIK PENAMBANGAN BAWAH TANAH V-7


TA-2121 SISTEM PENAMBANGAN

Gambar 5.4. Tipe-tipe road header.

Gambar 5.5. Tunnel Boring Machine.

5.3.3.3. Penggalian menggunakan peledakan


Peledakan dipakai jika batuan yang akan digali sangat kuat dan kompak dan
tidak ada alat lain yang tersedia atau dapat digunakan. Pertama-tama dibuat
lubang-lubang ledak (blasthole) dengan diameter, kedalaman dan pola tertentu,
menggunakan mesin bor jack hammer atau jumbo drill (lihat Gambar 5.6). Tipe
mesin bor yang akan dipilih tergantung pada diameter lubang tembak dan
kecepatan pemboran yang diinginkan.
Untuk mengatur urutan ledakan, digunakan detonator tunda (delayed
detonator). Nomor pada tiap lubang menyatakan nomor urutan ledakan.
Kemajuan penggalian per peledakan dikatakan baik jika kemajuan yang dicapai

TEKNIK PENAMBANGAN BAWAH TANAH V-8


TA-2121 SISTEM PENAMBANGAN

sekitar 90 % dari kedalaman lubang tembaknya.

Gambar 5.6. Jumbo drill pada kegiatan development tambang bawah tanah.

5.3.4. Material Penyangga dan Perkuatan Lubang Bukaan


Tidak semua lubang bukaan yang dibuat dalam batuan memerlukan
penyanggaan. Hal ini terutama tergantung pada kekuatan massa batuan dan
atau endapan mineralnya, dan beberapa faktor lain seperti beban batuan,
ukuran lubang bukaan, kondisi air tanah, struktur geologi, dan tegangan batuan.
Berdasarkan kekuatannya, massa batuan dapat dibedakan menjadi dua
kategori yaitu batuan kompeten dan batuan non-kompeten. Pada batuan
kompeten, lubang bukaan yang dibuat di dalamnya tidak runtuh meskipun tidak
disangga dengan penyangga buatan. Contohnya batuan beku dan metamorf
yang masih segar. Sebaliknya, jika lubang bukaan yang dibuat memerlukan
penyanggaan buatan, maka massa batuannya disebut batuan non-kompeten.
Contohnya batuan lapuk, beberapa batuan sedimen seperti batulempung,
batulanau, batupasir, batubara.
Pengertian penyanggaan (support) perlu dibedakan dengan perkuatan
(enforcement). Penyanggaan di sini ialah penyanggaan struktural yang terbuat

TEKNIK PENAMBANGAN BAWAH TANAH V-9


TA-2121 SISTEM PENAMBANGAN

dari balok kayu, besi baja, atau beton. Sedangkan perkuatan berfungsi
memperkuat ikatan massa batuan di sekitar lubang bukaan, menggunakan baut
batuan (rock bolt), beton-tembak (shotcrete) dan anyaman kawat (wire mesh).
Maka berdasarkan pembedaan tersebut, jenis material penyangga dan
perkuatan adalah :
1. Material penyangga
• Pasangan balok kayu
• Kombinasi kayu dan besi baja
• Pasangan besi baja (steel arch, steel rib)
• Pasangan beton monolit
2. Material perkuatan
• Baut batuan (lihat Gambar 5.7)
• Beton tembak (shotcrete)
• Beton tembak dan anyaman kawat (wiremesh)

Gambar 5.7. Instalasi baut batuan.

TEKNIK PENAMBANGAN BAWAH TANAH V-10


TA-2121 SISTEM PENAMBANGAN

5.3.5. Sistem Pengangkutan Bawah Tanah


Sistem pengangkutan di tambang bawah tanah mempunyai beberapa fungsi
penting yaitu:
1. Mengangkut pekerja ke dalam tambang dan sebaliknya
2. Mengangkut peralatan dan material ke dalam tambang dan sebaliknya
Mengangkut bijih dan waste keluar tambang.

Oleh karena itu, sistem pengangkutan di tambang bawah tanah sangatlah vital
dalam kelangsungan produksi tambang. Berdasarkan peranannya, sistem
pengangkutan tambang bawah tanah dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :
1. Sistem pengangkutan utama (main haulage system):
• Sistem derek kabel (hoisting system)
• Angkutan rel (lokomotif dan lori, lori dan kabel)
• Truk jungkit (dumptruck)
• Ban berjalan (belt conveyor)
2. Sistem pengangkutan tambahan (auxilliary haulage system):
• Drag scraper
• Ore pass
• Unit Load-Haul-Dump (LHD)
• Ban berjalan
• Shuttle car (lihat Gambar 5.8)

Gambar 5.9 menunjukkan sebuah LHD yang dikendalikan oleh operator


menggunakan remote control sedang memuat bijih ke dalam dumptruck.
Sedangkan Gambar 5.10 menunjukkan tipikal dumptruck yang digunakan pada
tambang bawah tanah.
Suatu tambang bawah tanah biasanya memiliki beberapa stope yang
menghasilkan bijih lepas atau broken ore. Bijih lepas tersebut tidak secara
langsung diangkut ke permukaan tanah, tetapi dibawa melalui crosscut, atau
drift, atau level, dan dikumpulkan di suatu tempat penimbunan bawah tanah
(underground storage/pit bottom). Selanjutnya, bijih lepas dari penimbunan
bawah tanah di angkut ke permukaan melalui jalan masuk utama (shaft, tunnel,
adit) menggunakan sistem angkutan utama (main haulage).

TEKNIK PENAMBANGAN BAWAH TANAH V-11


TA-2121 SISTEM PENAMBANGAN

Gambar 5.8. Shuttle car pada tambang batubara bawah tanah.

Gambar 5.9. Proses pemuatan bijih oleh LHD keatas dumptruck.

TEKNIK PENAMBANGAN BAWAH TANAH V-12


TA-2121 SISTEM PENAMBANGAN

Gambar 5.10. Tipikal dumptruck yang digunakan pada proses pengangkutan


bawah tanah.

5.3.6. Sistem Ventilasi


Jika lubang bukaan semakin panjang, maka aliran udara bebas semakin
berkurang sehingga temperatur udara di dalam lubang bukaan semakin panas.
Udara di dalam lubang bukaan akan semakin lembab dan mengakibatkan
kondisi kerja tidak nyaman. Pekerja mengeluarkan banyak keringat, cepat lelah,
dan pusing karena kandungan oksigen dalam udara tambang semakin sedikit.
Kondisi ini dapat diatasi dengan suatu sistem ventilasi, yaitu mengalirkan udara
segar ke dalam tambang.
Tujuan dari sistem ventilasi dalam tambang bawah tanah adalah:
ƒ Untuk menjamin agar kandungan oksigen dalam udara tambang memenuhi
bagi kebutuhan pernapasan pekerja, untuk proses mesin-mesin yang
digunakan.
ƒ Agar tercapai temperatur udara yang nyaman sepanjang jam kerja.
ƒ Untuk menghilangkan atau menurunkan konsentrasi partikel debu dan gas
penggalian seperti debu batubara, debu silika, gas methane, gas sisa
peledakan, dsb.
ƒ Untuk menurunkan konsentrasi gas-gas yang mengganggu misalnya CO2,
gas berbahaya misalnya methan, dan gas beracun misalnya CO, NO, NO2.

TEKNIK PENAMBANGAN BAWAH TANAH V-13


TA-2121 SISTEM PENAMBANGAN

Teknik pengaliran udara segar ke dalam tambang ada dua macam, yaitu sistem
ventilasi alam dan sistem ventilasi buatan. Pada sistem ventilasi alam, udara
akan mengalir secara alamiah ke dalam tambang karena perbedaan temperatur
dan tekanan di kedua ujung lubang bukaan yang elevasinya berbeda.
Kemampuan sistem ini terbatas hanya untuk lubang bukaan yang sederhana
(tidak bercabang-cabang) dan dangkal. Pada sistem ventilasi buatan, udara
segar dimasukkan ke dalam tambang menggunakan kipas angin (fan)
bertenaga besar. Kipas angin ini dapat berfungsi sebagai pendorong udara
(blower) atau sebagai pengisap udara (exhauster).
Kebutuhan minimum oksigen dalam udara segar bagi seorang pekerja yang
harus disediakan oleh sistem ventilasi agar kondisi kerja relatif nyaman
ditunjukkan pada Tabel 5.1.

Tabel 5.1 Kebutuhan Udara Untuk Pekerja Tambang Bawah Tanah


Udara terhirup
Jenis Pernapasan Udara terhirup O2 Terkonsumsi Ratio
perpernafasan -4 3 -5 3
Kegiatan (hirupan/mnt) (x 10 m /det) (x 10 m /det) pernapasan
(x 103 mm3)
Istirahat 12 - 18 337 – 705 0,82 - 2,18 0,47 0,75
Kerja Biasa 30 1476 – 1968 7,64 - 9,83 3,3 0,90
Kerja Keras 40 2460 16,4 4,7 1,00

5.3.7. Sistem Penirisan


Untuk memindahkan air keluar tambang biasanya digunakan pompa dengan
kekuatan tertentu. Tapi sebelum dipompa keluar, air dikumpulkan dulu dalam
suatu ceruk (sump). Di tepi tiap lantai lubang bukaan dibuat paritan untuk
mengalirkan air menuju ceruk. Selanjutnya dari ceruk tersebut air dipompa, dan
dialirkan ke permukaan tanah melalui pipa-pipa.
Jenis pompa yang digunakan adalah pompa sentrifugal atau pompa
submersible. Jenis pompa submersible lebih menguntungkan karena pompa
akan mati secara otomatis jika air habis, dan akan hidup secara otomatis pula
jika permukaan air mencapai ketinggian katup isap dari pompa tersebut.

TEKNIK PENAMBANGAN BAWAH TANAH V-14


TA-2121 SISTEM PENAMBANGAN

5.3.8. Sistem Penerangan Lampu


Keadaan di dalam tambang bawah tanah akan selalu gelap baik siang maupun
malam. Untuk itu diperlukan jaringan penerangan lampu listrik dengan tujuan
untuk memperlancar aktivitas penambangan dan meningkatkan keselamatan
kerja (lihat Gambar 5.11).
Titik-titik lampu ditempatkan baik di jalan masuk utama, jalan angkut, maupun di
tempat penggalian berlangsung. Untuk menghindari terjadinya kebakaran
akibat hubungan pendek (short-circuiting), maka kabel yang digunakan harus
terbungkus dan terisolasi dengan baik.

5.3.9. Sistem Keselamatan Kerja


Keselamatan kerja merupakan kondisi yang harus diutamakan di dalam
tambang bawah tanah. Dalam membina sistem keselamatan kerja tambang,
pendekatan yang paling efektif ialah dengan cara mencegah atau
menghilangkan penyebab terjadinya kecelakaan. Jadi prinsip dasar dari
pencegahan kecelakaan adalah menghilangkan penyebab dari kecelakaan itu
sendiri.
Sarana keselamatan kerja, di samping alat pelindung diri (APD) seperti pakaian
kerja, helm, sepatu kerja, masker untuk debu/gas/sinar, di tambang bawah
tanah dilengkapi dengan sistem komunikasi. Sistem komunikasi ini mulai dari
yang sederhana seperti bunyi/suara, warna, gerakan tangan, sampai yang
modern seperti intercom dan telepon.
Menurut penelitian, penyebab terbesar dari kecelakaan ialah faktor manusia
(yaitu sekitar 90% dari jumlah kecelakaan yang terjadi), kemudian peralatan
(8%), dan kondisi kerja yang tidak aman (2%). Contoh kecelakaan akibat faktor
manusia misalnya pekerja terjatuh karena menaiki ban berjalan atau
menumpang alat angkut, terbentur karena tidak menggunakan topi (helm),
terkena ledakan, dsb. Sedangkan yang disebabkan oleh faktor peralatan
misalnya pekerja terbentuk alat gali karena sistem hidrolis tidak bekerja, rem
tidak berfungsi, dll. Selanjutnya, kecelakaan akibat kondisi kerja tidak aman
misalnya pekerja kejatuhan bongkah batu yang tiba-tiba jatuh dari atap
terowongan.
Oleh karena itu dalam setiap pekerjaan selalu ada prosedur kerja baku

TEKNIK PENAMBANGAN BAWAH TANAH V-15


TA-2121 SISTEM PENAMBANGAN

(Standard Operating Procedure = SOP) yang harus ditaati oleh setiap pekerja.
Apabila prosedur kerja baku itu ditaati, maka penyebab kecelakaan yang
diakibatkan oleh kelalaian dan kecerobohan pekerja dapat dihindari. Inilah kunci
pokok sistem keselamatan kerja yang juga berlaku di tambang bawah tanah.

Gambar 5.11. Contoh penggunaan lampu pada continuous miner


(Perhatikan ruangan yang gelap dibelakang continuous miner).

5.4. METODE PENAMBANGAN BAWAH TANAH


Pemilihan metoda penambangan bawah tanah yang didasarkan pada geometri
cadangan dan lingkungan geomekanikanya dapat dilihat pada Tabel 5.2.

Tabel 5.2 Pemilihan Metode Penambangan Bawah Tanah Berdasarkan


Kekuatan Bijih dan Batuan Serta Geometri Cadangan
Kekuatan bijih dan Klasifikasi sistem Geometri Metode
batuan penambangan cadangan Penambangan
Bijih : kuat sampai Tabular, datar, tipis,
Room & Pillar
moderat ukuran besar
Swa – Sangga Tabular, datar,
Stope & Pillar
Self – Supported tebal,ukuran besar

TEKNIK PENAMBANGAN BAWAH TANAH V-16


TA-2121 SISTEM PENAMBANGAN

Kekuatan bijih dan Klasifikasi sistem Geometri Metode


batuan penambangan cadangan Penambangan
Batuan : kompeten Tabular, miring,
(tidak runtuh meski tipis,ukuran Shrinkage Stoping
tidak disangga) sembarang
Tabular, miring,
Sub-level Stoping
tebalukuran besar
Bijih: Moderat Bentuk tak teratur,
sampai lemah miring, tipis, ukuran Cut & Fill Stoping
sembarang
Penyangga buatan Tabular, miring,
Stull Stoping
(Artifically supported) tipis, ukuran kecil
Batuan: Incompeten Bentuk, kemiringan
Square Set
(runtuh jika tidak ukuran sembarang,
Stoping
disangga) tebal
Bijih : Moderat Tabular, datar, tipis,
Longwall
sampai lemah ukuran besar
Ambrukan Tabular atau masif,
Sub-level caving
(Caving) miring,
Batuan : cavable Masif, miring, tebal,
Block Caving
(dapat ambruk) ukuran besar

TEKNIK PENAMBANGAN BAWAH TANAH V-17

Anda mungkin juga menyukai